Beranda / CEO / Wanita Incaran CEO Arogan / BAB 67 ~ KENCAN DADAKAN

Share

BAB 67 ~ KENCAN DADAKAN

Penulis: R_niThio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Debby menoleh pada sang mami. Kerutan di antara kedua alisnya belum sirna. “Kita duduk di sini, Mi? Mami nggak salah meja?” tanya Debby dengan berbisik di dekat telinga sang mami.

“Gak salah! Sudah, sana!” ucap Liliana sama lirihnya.

Debby merasakan sedikit dorongan pada pinggang belakangnya. Sebelum Debby beranjak untuk menempati kursi yang ditunjuk sang mami, wanita itu menatap ke seluruh area restoran. Tatapannya kembali jatuh pada sang mami yang tingginya terpaut sekitar tujuh sentimeter lebih pendek dari Debby.

“Tapi di sana masih banyak meja yang kosong, Mi. Kenapa di sini sih?” protes Debby masih dengan berbisik-bisik.

“Sudah, turuti saja kata-kata Mami. Ayo, sana!” desak Liliana.

Tak ingin membuat keributan di tempat umum, Debby terpaksa menuruti kemauan sang mami. Kursi kayu dengan sandaran tinggi itu sebenarnya memiliki bantalan empuk, tetapi gestur Debby seperti tengah menduduki bantalan paku atau bara api. Ia bergeming dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Amarah mulai
R_niThio

Khusus hari ini double update yakk sebagai permintaan maaf karena kemarin absen beberapa hari. Happy reading!!! Xie-xie

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 68 ~ SERIGALA BERBULU DOMBA

    “Oke! Tapi aku makan bukan karena kamu yang suruh, ya!” timpal Debby pada akhirnya. “Aku cuma nggak mau menyia-nyiakan berkat karena ada orang lain yang mungkin nggak seberuntung aku kalau makanan ini cuma berakhir di tong sampah!”Lelaki dengan rambut tak lebih dari satu sentimeter itu langsung tertawa. “Terserah kamu!”“Lagian kenapa sih pesan makanan sebanyak ini kalau yang makan cuma dua orang? Untung porsinya kecil. Kalau nggak habis, apa nggak sayang?”“Kenapa memangnya? Aku masih sanggup kok kalau cuma beli makanan kayak gini buat kamu. Kamu mau minta apa juga nanti kubelikan. Mobil? Rumah?”“Astaga!” Debby spontan tersenyum mencemooh. “Siapa juga yang mau minta-minta sama kamu?”“Aku tahu kalau kamu nggak senang sama pertemuan ini,” ucap lelaki itu dengan enteng. “Kelihat

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 69 ~ GALI KUBURAN

    Usaha Debby mencari taksi kosong sembari menjauhi restoran ternyata belum membuahkan hasil. Meskipun demikian, Debby akhirnya menghentikan langkah kakinya ketika dirasa sudah cukup jauh dan tak akan terlihat dari arah restoran. Peluh mulai mengaliri pelipis, leher, dan punggungnya. Napasnya pun sudah kembang kempis. Namun, itu semua tak dihiraukan oleh Debby.Dengan perasaan kebat-kebit, akhirnya Debby berhasil menghentikan sebuah taksi tak lama kemudian. Tangannya bahkan masih gemetar ketika Debby membuka pintu penumpang. Secepat kilat, Debby menghilang ke dalam kabin mobil.“Selamat siang, Neng,” sapa sang sopir begitu Debby menutup pintu. “Tujuannya mau ke mana, ya?”“Jalan aja dulu, Pak,” pinta Debby lemah.Sekonyong-konyong kelegaan membanjiri tubuhnya sampai rasanya ingin menangis. Begitu merasa aman di dalam mobil, adrenalin yang sejak tadi memaksanya untuk

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 70 ~ (BUKAN) SALAH KIRIM

    William baru saja menelan suapan terakhir dari menu makan siangnya—makan siang yang sedikit terlambat—ketika ponselnya mengeluarkan bunyi notifikasi pesan masuk. Tangan kirinya langsung meraih benda pipih tersebut sementara tangan kanannya tengah menopang gelas air minum tepat di bibir. Sembari minum, netra William melirik ponselnya. Seketika, ia terbatuk-batuk ketika mengetahui siapa pengirim pesan itu.Buru-buru William meletakkan gelas minumnya dan meraih selembar tisu. Perhatiannya kini tertuju sepenuhnya pada layar ponsel. Begitu terpananya William pada fakta bahwa Debby baru saja mengiriminya pesan terlebih dahulu membuat William tidak langsung membalas pesan tersebut. Lelaki itu hanya terpaku pada satu kata yang dikirim oleh Debby.“Hai.”Satu kata itu terus bergema di telinga William, padahal ia hanya membacanya dalam hati. Setelah beberapa saat, barulah William tersadar dan segera membala

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 71 ~ HATI YANG MELEYOT

    Debby bolak-balik mengetik lalu menghapus pesan yang baru saja ia ketik hingga beberapa kali. Ia tidak tahu bagaimana harus mengatakannya sampai akhirnya ia nekat mengirim saja pesan terakhir yang baru saja ia ketik. “Tapi kalau Bapak memang pengin menemani saya … apa tawaran Bapak untuk makan bersama masih berlaku?” Buru-buru, Debby menambahkan satu pesan lagi. “Anggap saja kalau saya lagi nggak mau makan sendirian.” Begitu menekan tombol kirim, Debby langsung mendesah panjang. “Aish! Kamu ini gimana sih? Apa yang ada di otakmu, Deb? Kenapa nekat banget?” Debby sengaja menjauhkan ponselnya. Ia tidak ingin langsung melihat jika ada pesan balasan dari pria itu. “Ah, bodoh amatlah! Sudah telanjur tercemplung, menyelam aja sekalian!” Debby menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Ia kembali mengerang, “Ya ampun, Deb! Kamu benar-benar gali kuburan sendiri deh!” Debby mengan

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 72 ~ WANITA LAIN

    “Nggak apa-apa kok, Om. Biar Ferdi bantu cari lagi sekarang.”Ketika mendengar sahutan dari lelaki berkepala hampir gundul itu, Debby tak bisa mencegah dirinya untuk tidak menggeram sengit. “Dasar gundul nggak tahu diri! Sudah diusir masih aja kepala batu! Sadar nggak sih kalau kamu lagi diusir sama Papi?”“Sudah, gak perlu, Nak Ferdi. Gak apa-apa.” Suara sang papi kembali terdengar dari dalam rumah.Masih dalam keadaan geram, Debby memutuskan untuk menunjukkan batang hidungnya sekarang. “Aku pulang,” sapa Debby di ambang pintu dengan sedikit ketus. Dari tempatnya berdiri, Debby bisa langsung melihat punggung sang papi. Jadi, ia memandang berkeliling hanya untuk menatap sekilas pada Ferdi dan sang mami. Tatapannya kembali jatuh pada sang papi yang sudah berbalik. “Aku pulang, Pi. Maaf sudah menyusahkan,” ucap Debby dengan lebih lembut.&ldqu

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 73 ~ BUKAN PELAKOR

    Detik berikutnya, Debby mendengar teriakan si wanita di ujung sambungan meski suaranya terdengar jauh dari ponsel. “Koko, ada yang telepon!”Debby tahu kalau ada yang menjawab seruan itu di ujung sana, tetapi ia tidak bisa menangkap dengan jelas jawaban apa yang dilontarkan oleh orang itu. Tak lama kemudian, suara si wanita kembali terdengar di telinga Debby. “Perempuan! Namanya di sini Bebi. Siapa sih, Ko? Pakai gambar hati segala.”Tiba-tiba indra pendengaran Debby menangkap suara yang tidak asing lagi. “Ck! Jangan usil, Chen! Sini ponselnya! Sudah sana!”“Aww!” Debby bisa mendengar dengan jelas teriak kesakitan dari wanita itu. “Ya ampun, Koko! Sakit, tahu!”“Ssst!” Suara maskulin kembali terdengar.Tiba-tiba satu pemikiran muncul di otak Debby. Matanya membeliak. “Oh, astaga!” seru Debby seray

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 74 ~ BERGUMUL

    Warning!! Mengandung adegan kekerasan. Bagi yang tidak nyaman dengan adegan tersebut bisa di-skip saja.*****Entah berapa lama Debby tertidur, tetapi ketika terbangun, kamarnya dalam keadaan gelap gulita. “Astaga! Gelap banget!” Debby mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia kemudian bangkit duduk. Namun, rasa sakit langsung mendera kepalanya. Debby mengerang dan kembali melemparkan tubuhnya ke belakang. Gerakan Debby yang tiba-tiba membuat kepalanya semakin sakit. Bibir Debby kembali mendesiskan erangan.Sambil memijat-mijat pelipisnya, Debby bergumam, “Apa aku tadi nggak menyalakan lampu tidur, ya? Apa mati lampu?” Dengan tangannya yang lain, Debby mulai meraba-raba sekitarnya. “Mana ponselku, ya? Jam berapa sih sekarang?”Setelah mengumpulkan memori, Debby baru teringat kalau dirinya meletakkan ponsel di atas nakas sebelum tidur. Kepalanya menoleh ke

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 75 ~ KALANG KABUT

    “Astaga! Debby!” seru Fanny begitu melewati pintu pagar dan melihat sahabatnya menggelongsor ke lantai. Beruntung Fanny berhasil menangkap tubuh Debby yang lunglai sebelum kepalanya menyentuh lantai, hanya saja berat tubuh Debby dan gravitasi bumi membuat Fanny juga ikut jatuh berlutut.“Aduh!” pekik Fanny kesakitan. Lututnya menghantam lantai berbatu koral sikat dengan cukup keras.Sambil meringis kesakitan, Fanny berusaha memosisikan tubuhnya supaya lebih nyaman menopang Debby meski ia harus duduk di lantai. Beruntung mobil Debby berada di sisi sebelah sana sehingga masih ada area kosong. Fanny segera memeriksa keadaan Debby. Ia terkesiap ketika tangannya meraba wajah bulat telur di hadapannya.“Ya ampun, Deb! Kamu panas banget! Duh, gimana ini?” seru Fanny dengan panik.Fanny menepuk-nepuk pelan wajah Debby supaya tersadar. Namun, Debby tetap bergeming. “D

Bab terbaru

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 190 ~ JUNGKIR BALIK TANGKAP INCARAN

    Jantung William tak bisa berhenti berdebar kencang. Meskipun ia sudah mengatur napas sedemikian rupa, tetap saja jantungnya masih bertingkah dengan brutal. Keempat jari tangan kanannya pun tak berhenti berderap di atas meja. Sebentar-sebentar netra sipitnya melirik arlojinya.“Ya, Tuhan! Kenapa kamu belum sampai juga, Baby?” desah William untuk ke sekian kalinya sejak lima menit yang lalu.Selain melirik arloji, lelaki itu juga berkali-kali menatap ke arah pintu. Pemandangan 360 derajat di sekelilingnya yang menampilkan gemerlap lampu ibu kota dari atap gedung tak mampu mengalihkan perhatian William.“Ya, Tuhan! Kalau tahu akan seperti ini, Koko gak akan mau menuruti permintaanmu tadi, Baby. Argh! Kenapa kamu gak mau Koko jemput aja sih?” gerutu William.Setelah gelisah hingga lima menit kemudian, akhirn

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 189 ~ KAMULAH DUNIAKU

    “Eh, Papi!” seru William dan Debby berbarengan.Keduanya sama-sama terkejut. William langsung menghentikan gerakan tangannya yang tengah menjepit dan memainkan bibir bawah kekasihnya. Tangan itu pun sontak menjauh dari bibir menggemaskan putri semata wayang Gunawan.“Maaf, Pi,” ucap William sambil sedikit menundukkan kepala sekaligus merutuki kelancangan tangannya dalam hati.“Hmm,” timpal Gunawan dengan suara sekaligus ekspresi datar. Lelaki paruh baya itu pun mendekat dan duduk di sofa.William melirik kekasihnya saat wanita itu menggeser duduknya sedikit menjauh. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus saja. William kembali menyesali tangannya yang tak bisa diam hingga membuat wanita itu harus menanggung malu di hadapan orang tuanya sendiri.“Sori,” bisik William tatkala Gunawan tak memperh

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 188 ~ TERTANGKAP BASAH

    William sangat terkejut mendengar penuturan Debby. Ia sama sekali tak mengira jika kekasihnya memiliki ketakutan sampai seperti itu. William mengulurkan tangan hendak menenangkan sang kekasih yang kembali berderai air mata. Ia terenyuh melihat wanita itu bahkan bernapas dengan tersengal-sengal.Namun, belum sempat merengkuh sang kekasih, William kembali dikejutkan dengan suara jeritan histeris yang terdengar tiba-tiba. William dan Debby yang masih menangis sontak menoleh berbarengan ke sumber suara.“Jangan lagi, ya, Tuhan! Jangan lagi!” desis seseorang yang baru saja tiba hingga berkali-kali.Dalam sekejap, suara tangis di sisi William pun lenyap, berganti dengan kesiap tajam. Lelaki itu pun tak kalah terperanjat saat menatap kedua sosok yang tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu. Satu orang memapah yang lainnya yang tampak tak baik-baik saja. Buru-buru William ban

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 187 ~ BUKAN ALERGI

    “Apa maksudmu, Baby?!” tuntut William yang kaget setengah mati.Jantungnya langsung menggila mendengar keputusan sepihak yang meluncur dari bibir mungil sang kekasih. Hati William menolak keras untuk mencerna maksud yang terkandung di dalamnya. Namun, otaknya jelas-jelas menerima pesan tersebut dengan sangat gamblang. Seketika, otaknya dipenuhi dengan kata-kata keramat yang sangat dihindari oleh lelaki itu.William pun langsung menyambar tangan Debby yang keburu membelakanginya. Namun, sebelum tubuh kekasihnya berbalik sepenuhnya, William masih sempat melihat kekasihnya menutup mulut dan mendengar suara isakan lirih. William langsung mengernyit. Hatinya sedikit terusik dengan sikap dan omongan Debby yang lagi-lagi saling bertolak belakang di saat bersamaan.“Baby?” panggil William dengan lebih lembut saat wanita itu tetap me

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 186 ~ UJUNG PENANTIAN

    William berusaha keras untuk tidak menyentuh wanita yang duduk di sampingnya—meski tak sedekat biasanya, apalagi saat wanita itu mengangguk tak mantap sambil menggigit bibir bawahnya.“Kurang lebih,” jawab Debby. “Aku sadar kalau aku selalu menghindar tiap kali Koko memintaku buat melangkah ke jenjang yang lebih serius. Kupikir aku bisa kayak gitu dulu buat sementara waktu. Tapi ternyata yang terakhir kemarin itu ....”Debby mengangkat bahu sambil tersenyum sendu sementara William agak terusik dengan sesuatu yang diucapkan kekasihnya. Ia pun menautkan kedua alisnya meski berusaha untuk tak menyela.“Aku nggak tahu apa yang terakhir itu yang paling parah,” lanjut Debby, “atau justru saking banyaknya Koko nimbun kekesalan jadi bikin Koko jaga jarak sama aku. Tapi apa pun itu, yang jelas aku mau minta maaf sama Koko soal ini. Bolak-balik aku selalu mengecewakan Koko. M

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 185 ~ IRIT BICARA BIKIN GALAU

    “Wow!” seru Debby yang masih takjub dengan kabar bahagia yang dibawa oleh sahabatnya. Ujung-ujung bibir Debby sudah terangkat sejak tadi.“Jadi, benar ini dari Ko Niel?” tanya Debby lagi sembari mencermati sebentuk cincin bermata berlian tunggal yang tersemat pada jari manis tangan Fanny.Wanita berambut sebahu itu sekarang sudah duduk di hadapannya. Namun, Debby belum melepas genggaman tangannya sejak dirinya melihat kilau sebuah cincin baru yang ia tahu belum pernah dikenakan oleh Fanny sebelumnya.Debby ikut berbahagia untuk Fanny yang senyumnya juga tak pernah lekang dari wajah perseginya sejak muncul di hadapan Debby. “Aku benar-benar ikut senang, Fan. Ya ampun. Selamat, ya, Say. Selamat. Omong-omong, kapan Ko Niel melamar?”“Uhm ... baru hari Sabtu kemarin sih,” ucap Fanny dengan pipi merona.

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 184 ~ PAMER CINCIN

    Di hadapan William, kini tersaji semangkuk bubur ayam tanpa kuah bumbu. Hanya ada bubur nasi yang sudah bercampur dengan potongan daging ayam dengan pugasan kulit pangsit goreng, irisan seledri, tongcai, dan cakwe. Kekasihnya bahkan juga menyediakan kecap asin di mangkuk terpisah yang ukurannya jauh lebih kecil.William kembali termangu sambil menatap sajian itu. Hatinya benar-benar terbelah dua. Ia merasa sangat bahagia sekaligus frustrasi. Baru kali ini, ia dilayani untuk sarapan sampai sedemikian rupa, apalagi oleh wanita yang sangat dicintai dan diinginkannya. Selain sosok sang mami tentu saja.“Kenapa cuma dilihat aja, Ko? Oh, astaga! Apa Koko nggak suka bubur ayam?”Suara merdu sang kekasih menyentak angan William. Ia gelagapan sesaat sebelum menimpali, “Oh, gak apa-apa kok, Baby. Siapa bilang Koko gak suka bubur ayam? Koko cuma lagi

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 183 ~ DI PERSIMPANGAN

    William memang memutuskan untuk bersikap biasa saja sebelum mengetahui dengan pasti apa keinginan kekasihnya dari hubungan mereka ini. Namun, tetap saja lelaki itu tak bisa menahan ujung-ujung bibirnya yang mulai terangkat setelah mendengar pesan suara dari Debby. Ia pun melempar tubuhnya ke matras sambil terkekeh kecil.“Ya, Tuhan. Seperti ini nih yang bikin Koko gak bisa berpaling dari kamu, Baby. Bagaimana kelak Koko bisa hidup tanpamu?”Tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi. Ada satu lagi pesan suara yang masuk dari kekasihnya.“Ko Billy? Koko baik-baik aja? Kenapa nggak ada respons, Ko? Aku tahu Koko sudah buka pesan suaraku. Jangan nakut-nakutin aku, Ko. Aku mencemaskan Koko. Kalau Koko butuh aku, bilang aja. Aku bakal menemani Koko. Aku sayang sama Koko.”Lagi-lagi William tak bisa menahan senyum. Namun, se

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 182 ~ ALARM GARIS KERAS

    William terjun ke dalam air dan langsung menghilang di bawah permukaan air yang seketika bergolak seakan baru saja terjadi gempa bumi. Setelah satu-dua menit, tiba-tiba William kembali muncul ke permukaan dengan gerakan yang kembali mengentak keras. Permukaan air pun kembali berguncang sementara air memercik ke mana-mana saat kepala William menengadah ke langit malam dengan gerakan cepat.Bibir William langsung terbuka lebar dengan suara tarikan napas yang terdengar sangat jelas. Sejurus kemudian, dadanya bergerak naik turun dengan sangat cepat. Ia sengaja menahan napas selama berada di dalam air. Egonya tengah tertantang untuk menguji batas kemampuan dirinya.Tanpa mengambil jeda untuk menetralkan debar jantungnya yang masih menggila, William kembali masuk ke dalam air setelah menghirup napas dalam-dalam. Kali ini, ia meluncur dengan cepat seperti ikan di bawah permukaan air yang langs

DMCA.com Protection Status