Share

Diijinkan Pergi

Aster mengunci diri di kamar. Dia menolak untuk turun makan malam. Safira juga tidak memaksa. Dia hanya memastikan Aster tidak kelaparan dengan memberitahu kalau kapan pun Aster sudah berselera makan, dia bisa ke ruang makan.

Memang benar, tengah malam Aster keluar kamar. Awalnya dia tidak hendak menuju ruang makan. Tetapi mendengar langkah lain di belakang, Aster mengganti arah.

Dia menuju ruang makan. Di meja makan masih tersaji makanan yang ditutup tudung saji. Aster pun mengambil piring. Dia hanya mengambil sayur dan lauk.

"Aster, sedang makan?" tanya Safira pelan. Dia menuju dapur.

Aster mendongak. "Iya, Ma. Apa aku membuat berisik?" jawab Aster cemas.

"Tidak, Sayang. Makanlah. Aku mau buat teh," sahut Safira lalu sibuk membuat secangkir teh.

Lapar membuat Aster bisa mengesampingkan marahnya sejenak. Dia makan tenang meski kemudian Safira ikut duduk di seberangnya. Tengah menikmati teh tengah malam.

Suara denting sendok pelan mengetuk piring. Aster pun mengunyah tan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status