Share

46. Become soft

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-16 15:00:24

Selena melirik ke bawah, baru menyadari betapa besar kemeja itu di tubuhnya. Ia mendengus. "Aku tidak mau menemui orang tuaku dengan pakaian kusut. Lagi pula, ini lebih nyaman."

Matthias terkekeh, lalu mematikan rokoknya di asbak. "Kalau kau mendekat, aku jamin aromamu akan bercampur dengan asap ini. Daddy-mu bisa langsung menuduhku memperlakukanmu dengan tidak baik."

Selena mendengus. "Tumben sekali, seolah kau peduli dengan apa yang Daddy pikirkan."

Matthias berjalan mendekatinya dengan langkah santai, sorot matanya mengunci milik Selena.

"Jadi?" tanya Matthias, menyilangkan tangan di dada. "Kau ingin menemui mereka sekarang dengan rambut basah dan wajah masih merah seperti ini? Kau yakin Daddy-mu tidak akan menebak sesuatu yang aneh?"

Selena membuka mulut untuk membalas, tetapi Matthias sudah lebih dulu mencondongkan tubuhnya, berbisik di telinganya dengan suara rendah yang menggoda. "Atau… kau ingin membuatnya semakin yakin bahwa aku mem

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   47. With Him

    “Mommy! Daddy!"Dengan cepat, Selena berlari dan langsung memeluk mereka erat. Ia bisa merasakan kehangatan serta kelegaan dari keluarganya."Oh sayangku," suara ibunya terdengar penuh haru. "Kau baik-baik saja?""Aku baik-baik saja, Mom" gumam Selena, matanya sedikit berkaca-kaca.Ayahnya, Dylan, menepuk kepala Selena dengan lembut. "Tak terluka sedikipun?” tanya Dylan protektif“Tidak Dad”Selena tersenyum kecil, mengeratkan pelukannya. Ia sangat merindukan keluarganya, dan akhirnya bisa kembali ke dalam dekapan mereka membuat hatinya terasa lebih tenang.Lumia yang berdiri di sampingnya ikut menghela napas lega sebelum akhirnya ikut memeluk Selena. "Kau benar-benar membuat kami cemas, tahu?" gumamnya, suaranya terdengar sedikit gemetar.“Em Selena sayang..” Dylan mulai berbicara “malam ini kembalilah ke Milan dengan Matthias” ucapnyaSelena terkejut mendengar kata-kata a

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   48. Jangan takut denganku

    Perjalanan ke Milan terasa seperti mimpi yang aneh bagi Selena. Ia tak menyangka akan kembali secepat ini, dan terlebih lagi—bersama Matthias. Saat mereka akhirnya tiba di apartemennya, perasaan asing menyelimutinya. Tempat itu masih sama, tapi semuanya terasa berbeda.Selena membuka pintu dan melangkah masuk, meletakkan tasnya di sofa. Ia menoleh ke Matthias yang berdiri di ambang pintu, tampak santai seolah tempat ini juga miliknya.“Kau tidak pergi?” tanya Selena, sedikit ragu. Ia pikir Matthias hanya akan mengantarnya, bukan… tinggal.Matthias bersandar di kusen pintu dengan ekspresi santai yang khas. “Kenapa aku harus pergi?”Selena mengerutkan kening. “Karena ini apartemenku?”Matthias terkekeh, berjalan masuk tanpa diundang. “Dan sekarang juga tempatku.”Selena menatapnya dengan mata membesar. “Apa?”Matthias melemparkan jaketnya ke sofa sebelum menoleh de

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   49. Tak sadar terlena

    Pagi-pagi sekali, Selena terbangun dengan perasaan aneh.Matanya masih berat, tapi tubuhnya terasa lebih ringan dari semalam. Ada sesuatu yang berbeda. Lalu, dia sadar.Sebelahnya kosong.Ia menoleh, melihat tempat tidur di sampingnya sudah dingin. Matthias tidak ada.Selena mengerutkan kening sebelum perlahan bangkit dari ranjang. Kakinya melangkah keluar kamar dengan pelan, sampai suara samar-samar terdengar dari ruang tamu.Ia berjalan mendekat dan melihat Matthias berdiri di dekat jendela, berbicara di telepon. Tubuhnya tegap, satu tangan di saku celana, ekspresinya serius.“Aku mengerti” kata Matthias dengan suara rendah. “Dia aman denganku.”Selena diam di ambang pintu, menatap pria itu dengan rasa penasaran yang tumbuh.“Ya, aku akan cari cara lain” lanjut Matthias. “Papa pastikan saja mereka tetap di tempat, jangan bergerak sampai aku memberi sinyal.”Sesaat hening.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   50. Shopping

    Selena keluar dari kamar beberapa menit kemudian dengan kemeja oversized berwarna putih dan celana pendek dari brand LV dengan warna yang senada. Rambutnya hanya dikuncir ala messy-bun, tapi tetap terlihat manis dan eleganMatthias meliriknya dari ujung kepala hingga ujung kaki, lalu bersiul pelan. “Kau berdandan hanya untukku, Princess?”Selena mendengus, meraih tasnya di sofa. “Kau pikir ini berdandan?” tanyanya heran. Padahal Selena hanya memoles skincare dan lipstik dibibirnyaMatthias menyeringai, berjalan mendekat dengan langkah santai. “Kalau ini bukan berdandan, lalu apa? Kau bahkan memakai lipstik.”Selena mendesah, menatapnya dengan tatapan malas. “Aku hanya tidak ingin terlihat seperti mayat hidup.”Matthias terkekeh, lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh dagunya, mengamati bibir Selena yang sedikit berkilau karena lipstik tipisnya. “Cukup menggoda” gumamnya, sebelum akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   1. Meet again

    Matthias menekan tombol bel untuk ketiga kalinya, tetapi tetap tidak ada jawaban. Dengan kesabaran yang mulai terkikis, ia mengeluarkan ponselnya. Menghubungi adik perempuannya yang sejak tadi tak kunjung membukakan pintu“Buka pintunya" Ucap Matthias tanpa basa basi dengan nada datarnya begitu panggilan terhubung“Oh, kau sudah sampai, kak?”“Cepat buka pintunya sebelum aku marah padamu, Hiri" Matthias menjawab sambil melirik pintu yang tetap tertutup rapat di depannya“Emm ini, aku sedang di luar. Ada urusan mendadak. Masuk saja, password pintunya 1007#. Aku lupa bilang pada Selena kalau kau datang dan sepertinya dijam segini dia ada di ruang olahraga” Hiriety menambahkan dengan nada santai.“Selena?”“Iya kau pasti akan senang bertemu dengannya, aku tutup telponnya ya kak, kita bicara dirumah saja”Matthias menghela napas, dia hendak bertanya lebih lanjut tapi adik kandungnya itu sudah memutuskan panggilan sebelum ia mendapat jawaban.Akhirnya, Matthias memasukkan kode yang diberik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   2. Hai Selena

    Brak!!Selena bersandar di pintu kamarnya, menghembuskan napas panjang sambil memejamkan mata. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba mengendalikan pikiran yang berputar di kepalanya. Tubuhnya menempel pada pintu kayu yang dingin, tetapi jantungnya berdegup begitu cepat, seolah-olah sedang berlomba dengan waktu.“Sialan! Matthias Walton sialan! Kenapa dia muncul dengan panampilan begitu!!! Astaga!! dia terlalu tampan untuk seseorang makhluk fana” gumam Selena lirih.Di pukul pelan pipinya dengan kedua tangan hingga wajahnya yang memerah semakin terasa panas. “Tarik napas, Selena. Kau bukan remaja belasan tahun lagi. Kau perempuan dewasa, usiamu sudah 22 tahun Selena, sadarlah!! Pria tampan bukan hanya Matthias saja. Ingat kekasihmu!!” doktrinnyaSelena menggelengkan kepalanya keras-keras, seolah mencoba mengusir bayangan Matthias yang terus menghantui pikirannya. Ia berjalan ke meja rias dan menatap bayangannya di cermin. Wajahnya me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   3. Always mine

    “Kakak tinggal disini saja”DUAR!! Pernyataan sepihak yang dilontarkan Hiriety jelas memicu lonjakan emosi dalam diri Selena. Matanya membelalak, sementara Matthias yang duduk di sofa seberangnya menaikkan alis, senyuman samar terlukis di wajahnya, menikmati situasi yang jelas akan meledak.“Rie, kau tidak serius, kan?” tanya Selena, nadanya tegang tapi mencoba tetap tenang.Hiriety memiringkan kepala, ekspresinya polos seperti anak kecil yang baru saja meminta permen. “Kenapa tidak? Kak Matthias kan tidak punya tempat tinggal sementara di Milan. Lagipula, apartemen ini besar sekali, Selena. Ada kamar tamu yang kosong. Rasanya aneh kalau tidak dimanfaatkan.”“Itu bukan masalah tempat, Rie” Selena berusaha menahan diri, meski suaranya mulai meninggi. “Ini soal kenyamanan. Dan aku tidak nyaman berbagi ruang dengan… dia.”“Aku tidak mau kak Matthias tinggal di hotel ataupun tempat lain disaat adiknya berada di apartemen mewah yang cukup luas untuk ditinggali” Lanjut Hiriety tak peduli“H

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   4. Sweet psycho

    “Selena Sayang”“Mark!” Ekspresi Selena langsung berbinar saat melihat Mark menunggu di dekat mobilnya. Ia berlari kecil menghampiri pria itu, senyumnya tak pernah semanis ini setelah hari yang melelahkan.Mark membuka pintu mobil untuknya, lalu menunduk sedikit, menggodanya. “Hari yang panjang, ya?”“Seperti biasa” jawab Selena, masuk ke dalam mobil dan meletakkan tasnya di kursi belakang. “Tapi kau pasti tahu cara membuat hariku lebih baik kan?”Mark tersenyum, duduk di kursi kemudi. “Kalau begitu, izinkan aku melakukannya.”Tanpa berkata apa-apa, Mark mendekat dan mengecup bibir Selena. Awalnya lembut, penuh kasih. Selena membalas, menikmati momen itu. Namun, ciuman itu perlahan berubah lebih intens, dan tangan Mark mulai menyusuri tubuh Selena, turun ke pinggangnya.Selena tertegun, menahan tangan Mark dengan lembut namun tegas. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   50. Shopping

    Selena keluar dari kamar beberapa menit kemudian dengan kemeja oversized berwarna putih dan celana pendek dari brand LV dengan warna yang senada. Rambutnya hanya dikuncir ala messy-bun, tapi tetap terlihat manis dan eleganMatthias meliriknya dari ujung kepala hingga ujung kaki, lalu bersiul pelan. “Kau berdandan hanya untukku, Princess?”Selena mendengus, meraih tasnya di sofa. “Kau pikir ini berdandan?” tanyanya heran. Padahal Selena hanya memoles skincare dan lipstik dibibirnyaMatthias menyeringai, berjalan mendekat dengan langkah santai. “Kalau ini bukan berdandan, lalu apa? Kau bahkan memakai lipstik.”Selena mendesah, menatapnya dengan tatapan malas. “Aku hanya tidak ingin terlihat seperti mayat hidup.”Matthias terkekeh, lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh dagunya, mengamati bibir Selena yang sedikit berkilau karena lipstik tipisnya. “Cukup menggoda” gumamnya, sebelum akhirnya

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   49. Tak sadar terlena

    Pagi-pagi sekali, Selena terbangun dengan perasaan aneh.Matanya masih berat, tapi tubuhnya terasa lebih ringan dari semalam. Ada sesuatu yang berbeda. Lalu, dia sadar.Sebelahnya kosong.Ia menoleh, melihat tempat tidur di sampingnya sudah dingin. Matthias tidak ada.Selena mengerutkan kening sebelum perlahan bangkit dari ranjang. Kakinya melangkah keluar kamar dengan pelan, sampai suara samar-samar terdengar dari ruang tamu.Ia berjalan mendekat dan melihat Matthias berdiri di dekat jendela, berbicara di telepon. Tubuhnya tegap, satu tangan di saku celana, ekspresinya serius.“Aku mengerti” kata Matthias dengan suara rendah. “Dia aman denganku.”Selena diam di ambang pintu, menatap pria itu dengan rasa penasaran yang tumbuh.“Ya, aku akan cari cara lain” lanjut Matthias. “Papa pastikan saja mereka tetap di tempat, jangan bergerak sampai aku memberi sinyal.”Sesaat hening.

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   48. Jangan takut denganku

    Perjalanan ke Milan terasa seperti mimpi yang aneh bagi Selena. Ia tak menyangka akan kembali secepat ini, dan terlebih lagi—bersama Matthias. Saat mereka akhirnya tiba di apartemennya, perasaan asing menyelimutinya. Tempat itu masih sama, tapi semuanya terasa berbeda.Selena membuka pintu dan melangkah masuk, meletakkan tasnya di sofa. Ia menoleh ke Matthias yang berdiri di ambang pintu, tampak santai seolah tempat ini juga miliknya.“Kau tidak pergi?” tanya Selena, sedikit ragu. Ia pikir Matthias hanya akan mengantarnya, bukan… tinggal.Matthias bersandar di kusen pintu dengan ekspresi santai yang khas. “Kenapa aku harus pergi?”Selena mengerutkan kening. “Karena ini apartemenku?”Matthias terkekeh, berjalan masuk tanpa diundang. “Dan sekarang juga tempatku.”Selena menatapnya dengan mata membesar. “Apa?”Matthias melemparkan jaketnya ke sofa sebelum menoleh de

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   47. With Him

    “Mommy! Daddy!"Dengan cepat, Selena berlari dan langsung memeluk mereka erat. Ia bisa merasakan kehangatan serta kelegaan dari keluarganya."Oh sayangku," suara ibunya terdengar penuh haru. "Kau baik-baik saja?""Aku baik-baik saja, Mom" gumam Selena, matanya sedikit berkaca-kaca.Ayahnya, Dylan, menepuk kepala Selena dengan lembut. "Tak terluka sedikipun?” tanya Dylan protektif“Tidak Dad”Selena tersenyum kecil, mengeratkan pelukannya. Ia sangat merindukan keluarganya, dan akhirnya bisa kembali ke dalam dekapan mereka membuat hatinya terasa lebih tenang.Lumia yang berdiri di sampingnya ikut menghela napas lega sebelum akhirnya ikut memeluk Selena. "Kau benar-benar membuat kami cemas, tahu?" gumamnya, suaranya terdengar sedikit gemetar.“Em Selena sayang..” Dylan mulai berbicara “malam ini kembalilah ke Milan dengan Matthias” ucapnyaSelena terkejut mendengar kata-kata a

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   46. Become soft

    Selena melirik ke bawah, baru menyadari betapa besar kemeja itu di tubuhnya. Ia mendengus. "Aku tidak mau menemui orang tuaku dengan pakaian kusut. Lagi pula, ini lebih nyaman."Matthias terkekeh, lalu mematikan rokoknya di asbak. "Kalau kau mendekat, aku jamin aromamu akan bercampur dengan asap ini. Daddy-mu bisa langsung menuduhku memperlakukanmu dengan tidak baik."Selena mendengus. "Tumben sekali, seolah kau peduli dengan apa yang Daddy pikirkan."Matthias berjalan mendekatinya dengan langkah santai, sorot matanya mengunci milik Selena."Jadi?" tanya Matthias, menyilangkan tangan di dada. "Kau ingin menemui mereka sekarang dengan rambut basah dan wajah masih merah seperti ini? Kau yakin Daddy-mu tidak akan menebak sesuatu yang aneh?"Selena membuka mulut untuk membalas, tetapi Matthias sudah lebih dulu mencondongkan tubuhnya, berbisik di telinganya dengan suara rendah yang menggoda. "Atau… kau ingin membuatnya semakin yakin bahwa aku mem

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   45. Excitement

    Selena membuka matanya perlahan, kelopak matanya terasa berat, seolah ia baru saja terlelap setelah pertarungan panjang melawan pikirannya sendiri. Cahaya redup dari lampu di sudut ruangan memberikan kesan hangat yang anehnya menenangkan.Detik berikutnya, ia menyadari sesuatu—sesuatu yang membuat napasnya tertahan.Ada lengan kokoh yang melingkar di pinggangnya, menariknya erat dalam kehangatan yang asing tapi familiar.Matthias.Selena menoleh perlahan, jantungnya mulai berdebar tak karuan saat melihat wajah Matthias begitu dekat dengannya. Pria itu tertidur, napasnya teratur, dadanya naik turun dengan ritme yang stabil. Ekspresinya jauh lebih tenang dibandingkan biasanya, tidak ada seringai tajam atau tatapan penuh intensitas yang selalu membuatnya gugup.Pikiran Selena berusaha mengingat bagaimana ia bisa berakhir di sini, di ranjang Matthias, dalam pelukan pria itu. Yang terakhir ia ingat, mereka berbicara tentang perlindungan, tentang a

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   44. Enemy

    "Kau tak mendapatkannya?" Suara itu dingin, penuh kemarahan yang tertahan.Pria itu berdiri di dalam ruangan remang-remang, menatap layar besar yang menampilkan siaran langsung dari kekacauan yang terjadi di pesta pertunangan Selena dan Matthias. Tangannya mengepal kuat, kukunya hampir menancap ke telapak tangannya sendiri.Di hadapannya, seseorang berseragam hitam berlutut, kepalanya tertunduk dalam ketakutan. "Maafkan kami, Tuan. Caid Walton sudah mengantisipasi semuanya. Putranya membawa Selena pergi sebelum kami sempat menyentuhnya."Pria itu menghela napas panjang, mencoba meredam emosinya. Namun, matanya yang gelap bersinar penuh obsesi."Matthias Vercent Walton... kau pikir kau bisa memiliki Selena begitu saja?" gumamnya, suaranya bergetar oleh amarah yang mendidih.Dia berbalik, mengambil segelas anggur merah dari meja marmer di dekatnya, menyesapnya perlahan. Kemudian, dia menatap puluhan foto yang terbingkai rapi di atas meja—foto S

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   43. Dunia kita

    DOR!BUM...Selena hampir tidak bisa memproses apa yang baru saja terjadi. Sebuah ledakan dan suara tembakan yang sangat keras, suara tembakan yang seakan-akan mengoyak udara di sekitarnya.Tubuh Selena terlonjak, dan untuk sesaat dunia seakan berputar. Matanya membelalak, menatap Hiriety yang masih menggenggam tangannya dengan cengkeraman yang lebih kuat dari sebelumnya.Wajah Hiriety yang tadinya tampak acuh dan santai kini berubah menjadi ekspresi yang sulit diungkapkan. Ada kegilaan yang tersembunyi di balik senyumnya yang semakin lebar, dan itu adalah sesuatu yang membuat darah Selena terasa membeku.“Selamat datang di dunia kita, Selena...” suara Hiriety terdengar seperti bisikan yang penuh dengan makna yang tidak bisa dijelaskan, suara itu justru semakin menakutkan setelah suara tembakan itu.“Rie”Selena menatapnya, tak tahu harus berkata apa. Dunia yang selama ini ia kenal, dunia yang ia anggap aman, k

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   42. His Fiance

    Pesta pertunangan Selena tak bisa dikatakan sederhana, Selena sendiri tak yakin bagaimana mereka menyiapkan segalanya dengan cepat.Kurang dari dua hari sejak dia setuju untuk bertunangan dengan Matthias. Pesta mewah ini telah terselenggara dengan sempurna. Gaun putih gading yang membalut tubuhnya terasa begitu pas, seolah memang telah disiapkan khusus untuknya sejak lama. Namun, tidak ada yang terasa nyata bagi Selena—semua ini terjadi terlalu cepat, terlalu tiba-tiba, hingga ia bahkan belum sempat memahami apa yang sebenarnya ia rasakan.Kerumunan tamu berseliweran di aula besar yang dihiasi lampu kristal dan bunga-bunga mahal. Musik klasik mengalun lembut di latar belakang, melengkapi kemewahan malam ini. Semua orang yang hadir tampak bersuka cita, memberikan ucapan selamat seolah ini adalah perayaan yang memang dinantikan.Tapi Selena?Selena merasa seperti burung dalam sangkar emas.Matthias berdiri di sampingnya, tangan kekarnya melingk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status