Home / Romansa / Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya / Bab 3 - Kembali Ke Indonesia

Share

Bab 3 - Kembali Ke Indonesia

Author: SyaSyi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Kuharap Papi cepat mati! Hari ini aku akan bertemu si Yusuf, teman kebanggan papi itu. Aku ingin lihat dia serangan jantung juga. Hahaha….”

Bram tertawa puas lalu pergi meninggalkan Susilo di tempat tidur.

Ini sudah beberapa minggu sejak pria itu ampal. Dia memang berhasil melewati masa kritisnya. Namun sayangnya, Susilo mengalami stroke berat.

Tubuhnya tak dapat digerakkan dan Susilo tak lagi bisa bicara. Jadi, Bram-lah yang kini memegang posisi kepemimpinannya dengan arogan.

Parahnya, sang istri juga menjadi berubah. Diana tak sabar merawat sang suami dan justru tampak mendekati pria lain.

Segala urusan Susilo diserahkan pada perawat.

"Selama ini, aku selalu membahagiakan kalian dengan fasilitas mewah. Ya Allah apa salahku? Mengapa engkau uji seperti ini? Di mana Inara sebenarnya? Mengapa aku merasa, ada sesuatu yang istri dan anakku tutupi dariku?" batin Susilo pedih.

Air matanya menetes satu per satu.

Kini, dia bahkan tak tahu bagaimana caranya menemui Yusuf, sahabatnya, nanti. Entah apa yang anaknya akan perbuat. Dia harap Yusuf dapat melewatinya.

Sayangnya, seperti dirinya, Yusuf juga tak kuasa kala mendengar laporan palsu Bram.

Terlebih, pria itu memanas-manasi ayah Inara, hingga emosinya maksimal.

Pria itu terkena serangan jantung dan meninggal di tempat … meninggalkan sang istri yang begitu kebingungan karena kehilangan dua orang yang dia cintai sekaligus. Dan juga … harus membesarkan adik Inara yang masih SMA.

Informasi ini dengan cepat menuju ke Rizky dan Inara.

Keduanya tercengang.

Tak lama, gurat kemarahan begitu dalam di wajah Inara. “Rizky. Aku akan melakukan apa pun untuk membalas Bram dan dua kroconya itu.”

***

"Apa kamu sudah siap untuk menginjakkan kaki ke Indonesia?"

Rizky menghampiri Inara yang kini sudah terlihat lebih segar dengan wajah baru dan juga penampilan baru.

Inara yang sekarang, memiliki kecantikan dewasa. Penampilannya juga begitu seksi.

Hari ini adalah permulaan.

Setelah tiga bulan melakukan pemulihan, dia akan kembali ke Indonesia.

Rizky bahkan sudah menyiapkan identitas baru untuknya sebagai Felisa dan membuat dokumen-dokumen pendukung.

“Tentu saja,” jawab Inara mantap. Naif di matanya menghilang. Dia bagaikan terlahir kembali. Tampak sekali, dia tak ingin menjadi wanita lemah seperti dulu, yang bisa diinjak-injak harga dirinya.

Melihat itu, Rizky tersenyum. "Baiklah. Jangan sampai rencana kita terbongkar. Mereka tak boleh tahu, kalau kamu adalah Inara, termasuk keluargamu. Semua harus kamu lakukan demi bisa membalaskan dendam kamu kepada mereka!"

Inara mengangguk.

Tak lama, keduanya pun dalam penerbangan menuju Indonesia.

Meski demikian, diam-diam, perempuan itu berusaha menyiapkan mentalnya untuk tidak lemah di hadapan mantan suaminya.

Dendam, harus terbalaskan.

Dia akan menjadi sekretaris Rizky.

Dari sana, dia akan perlahan mendekati Bram dan menghancurkan hubungannya dengan Monica.

"Sementara waktu, kamu tinggal di apartemen milikku," ucap Rizky begitu di dalam mobil yang menjemput mereka di bandara Soekarno Hatta.

Deg!

"Apa? Di apartemenmu?" Inara mengungkap keterkejutannya. Kini dia menatap bingung ke arah Rizky. “Ki–kita tinggal bersama?

"Memangnya, kamu mau tinggal bersamaku?" goda Rizky membuat wajah Inara memerah.

Dia memang tetap menyukai Inara yang dulu. Wanita sederhana, yang cantik alami.

Meskipun Inara yang sekarang sangat berubah. Namun, rasa cintanya kepada Inara tetap sama, seperti dulu.

Rizky langsung menangkap tangan Inara, saat Inara hendak memukulnya.

Netra mereka saling bertemu.

Kebersamaan mereka menyadarkan Inara bahwa dia masih mencintai Rizky. Namun, perempuan itu sadar kalau orang tua Rizky tak menyukainya. Jadi, Inara mencoba menyembunyikan perasaannya itu.

Dia pun mengalihkan pandangannya cepat dari Rizky.

"Kamu tak perlu khawatir. Kita akan tinggal di beda apartemen. Mulai besok, kamu sudah bisa bekerja di perusahaanku. Aku akan membuat sebuah acara dan aku akan mengundang mantan suami kamu. Apa kamu sudah siap?"

"Iya, aku sudah siap. Aku pun sudah tak sabar, ingin membalaskan dendamku kepadanya," Inara langsung menjawabnya.

Suasana tampak hening seketika.

Meski demikian, keduanya menikmati perjalanan mereka.

Rizky senang, bisa dekat lagi dengan wanita dia cintai.

Dia yakin orang tuanya akan setuju jika dia mengenalkan Felisa. Namun, Rizky tak ingin terburu-buru. Dia ingin fokus membantu Inara membalaskan dendamnya.

"Ekhem….” Dehaman Inara memecah keheningan.

Rizky menaikkan alisnya dan menoleh pada perempuan itu.

“Apa aku bisa mendapatkan gaji jika berkerja padamu? Maaf, aku terlalu merepotkan, tapi aku membutuhkan uang untuk kuberikan pada orang tuaku. Aku juga butuh uang untuk kehidupan sehari-hari."

Inara menggaruk tengkuknya tak gatal. Ia terpaksa harus mengatakan itu kepada Rizky.

"Tak perlu khawatir masalah itu. Setiap bulannya, aku akan memberikan gaji delapan juta. Dan untuk biaya hidupmu, aku yang menanggungnya. Aku akan memberikan kamu tabungan dan juga black card yang bisa kamu gunakan untuk membeli semua yang kamu butuhkan.”

“Untuk penampilan, aku juga sudah menyiapkan pakaian dan penunjang lainnya. Setiap harinya, kamu harus terlihat cantik dan ekhem seksi," jelas Rizky lagi.

Mendengar itu, Inara sontak terkejut.

Ini sama saja seperti Rizky membiayai hidupnya sebagai orang suami…?

"Tidak, tidak! Kamu tak perlu berlebihan seperti itu. Kamu sudah terlalu banyak mengeluarkan uang untukku. Aku takut tak bisa membayarnya. Lagipula, gimana kalau nanti orang tua kamu tahu. Mereka pasti akan sangat marah padamu. Kamu cukup memberikan aku uang delapan juta, sesuai gaji aku. Aku tak ingin, kamu menyebutku wanita matre."

Rizky seketika tertawa. "Ternyata, kamu itu tak pernah berubah ya! Selalu saja menolak jika aku bersikap baik kepadamu. Tenang saja, ini keinginanku untuk menolongmu. Jadi, jangan sungkan," ujarnya cepat.

Namun, pria itu senang karena tahu wanita yang dicintainya benar-benar masih sama.

CIT!

“Pak, kita sudah sampai.” Ucapan sang sopir membuyarkan percakapan keduanya.

"Ayo kita turun!” ajak Rizky cepat.

“Kamu berani di apartemen sendiri, kan? Atau mau aku temani?" godanya.

Wajah Inara semakin memerah.

Segera saja, perempuan itu menunduk–menyembunyikannya.

Hal itu membuat Rizky semakin gemas. “Maaf, bercandaku keterlaluan. Yang penting, jangan biarkan siapapun masuk selain aku.”

Inara mengangguk.

Dia yakin semua itu yang terbaik untuknya.

"Jika kamu membutuhkan sesuatu, segera hubungi aku! Tetap waspada, jika berangkat ke kantor! Maaf, besok kita tak bisa berangkat bersama. Kita bertemu di perusahaan. Bilang sama resepsionis di sana, kalau kamu adalah sepupu aku!"

Setelah menjelaskan beberapa hal penting terkait apartemen, Rizky pun pamit pulang.

Dia ingin beristirahat karena besok dia sudah mulai bekerja kembali.

Tak lama, Inara pun menuju kamar. Dia membaringkan tubuhnya di ranjang dan mulai memejamkan matanya.

Banyak hal yang dia pikirkan, seperti rencana memberikan uang untuk orang tuanya dan juga balas dendam.

Namun, apa yang dikatakan papanya Rizky kepadanya dululah yang begitu terngiang.

Pria paruh baya itu meminta Rizky untuk menerima perjodohan dengan anak relasinya yang sepadan dengan mereka.

"Aku tak akan merusak hubungan kamu dengannya karena aku tak ingin kisahku terulang lagi oleh istrimu nanti," gumamnya mengingatkan diri meski sadar bahwa perasaannya pada Rizky sepertinya tumbuh kembali.

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
sepertinya Rizky g jadi Nikah y?
goodnovel comment avatar
MariamMariam
inara kamu hrus kuat....
goodnovel comment avatar
Diajheng
bangkittt inaraaa Alhamdulillah banget ada Rizky yang mensupport mu luar biasa... membantu segalanyaaa.. duhh ini sihh rejeki nomplok nara.. bangkit mulai besok kerja jadi sekertaris Rizky dan memulai misi balas dendam
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 4 - Pertemuan Inara dengan Bram

    Sesuai janji, Inara pun pergi ke perusahaan Rizky setelah bersiap-siap sejak pukul 4 pagi.Kini, sebuah gedung pencakar langit di daerah bisnis Jakarta menyambut Inara.Perempuan cantik itu terdiam.Perusahaan milik Rizky tampak jauh lebih besar dari milik keluarga mantan suaminya dulu. Hal ini membuat Inara semakin gugup kala mengingat bahwa dia akan menjalani hari pertama bekerja di sana.Namun, dia menguatkan diri. Dengan elegan, dia menuju ke bagian resepsionis."Permisi Mba, saya sepupu Pak Rizky. Apa saya bisa bertemu dengannya?" sapa Inara sopan.Sang resepsionis memperhatikan Inara yang tampak cantik dan seksi, serta barang-barang branded melekat di tubuhnya.Ada kekaguman di mata resepsionis itu pada Inara. Namun, gadis itu tak terlalu menyadarinya."Sebentar ya, Kak. Pak Rizky belum sampai kantor," jelas sang resepsionis cepat. Inara pun menganggukkan kepalanyaUntungnya, tak lama kemudian Rizky datang. Pria tampan itu mengajak Inara masuk ke ruangannya. Sesuai dengan renc

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 5 - Pembalasan dimulai

    Inara tersenyum. Diam-diam, dia bersorak dalam hati karena Bram sudah mulai masuk perangkapnya."Dia bosku di perusahaan tempatku bekerja. Dia memang kerap mengajak aku, untuk menemani dia. Sebaiknya, kamu pergi dari sini! Nanti istri kamu akan marah padamu, jika melihat kamu mengobrol padaku," sahut Inara pura-pura bodoh."Istri? Aku sudah bercerai, dia meninggalkan aku dengan selingkuhannya. Wanita yang datang bersamaku, bukan istriku. Dia hanya sedang dekat denganku. Tapi, sepertinya aku akan tergoda denganmu. Apa aku boleh berkenalan denganmu? Siapa nama kamu? Saat bertemu kamu, aku merasa seperti sudah mengenal kamu dekat. Mungkinkah, aku jatuh cinta pada pandangan pertama," ucap Bram dengan tak tahu malunya.Inara tertawa. Ucapan Bram begitu lucu terdengar di telinga Inara. Dia tak menyangka, kalau Bram akan secepat itu tergoda dengannya. Sungguh menjijikan!"Ternyata, kamu bukan laki-laki yang setia. Aku kira, setelah kamu melenyapkan aku. Kamu akan menikahi kekasih tercintamu

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 6 - Kegilaan Mami Diana

    Rizky tersenyum mengingat wajah Inara yang tampak terkejut.Rasanya, pria itu ingin memeluknya dan tak melepaskan Inara selamanya. Sayangnya, dia masih harus menahan diri.Rizky pun mencoba fokus ke rencana berikutnya."Assalamualaikum."Sesuai janjinya pada Inara, Rizky datang menemui ibunya. "Waalaikumsalam," balas wanita paruh baya itu, tetapi wajahnya terkejut kala menyadari siapa pria di depannya, "Rizky?"Pria tampan itu sontak melebarkan senyumannya. Ternyata, dugaannya tak salah. Ibu Inara memang masih mengingatnya, meskipun dia gagal menikah dengan anaknya. Tentu saja, ini kesempatan baginya untuk mendekati Bunda Annisa. Tak butuh waktu lama, Rizky diajak masuk ke dalam rumah. Mereka kini sudah berada di ruang tamu. "Bunda kenapa?" Rizky bertanya. Entah mengapa, Bunda Annisa seketika menangis. Melihat Rizky, dia menjadi teringat anaknya yang belum juga ditemukan. "Pasti kamu ingin menemui Inara 'kan? Inara hilang, Nak," ucap Bunda Annisa sembari sesegukan, "mantan sua

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 7 - Kecemburuan Rizky

    Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.Itulah yang terjadi pada Mami Diana dan Bram.Cinta dapat membutakan mata ibu dan anak itu, seperti saat ini."Felisa?" kejut Bram menyadari wanita yang menarik hatinya sedang berada di ojek online. Dia langsung melajukan mobilnya kencang dan berhenti di depan motor Felisa.CITTT!Supir ojek pun akhirnya langsung mengerem secara mendadak."Mobil siapa sih? Bikin orang celaka saja!" gerutu Inara.Namun, perempuan itu seketika terkejut saat melihat Bram turun dari mobil menghampiri dia. Pria itu tampak arogan dan penuh kepercayaan diri.Inara menghela napas. Bram memang memiliki wajah tampan, tapi masih kalah jika dibandingkan Rizky. Kekayaan Rizky pun lebih melimpah, tetapi dia rendah hati.Inara menggelengkan kepalanya karena pikirannya terus saja ke Rizky."Hai, akhirnya kita bertemu lagi," ucap Bram yang terlihat tersenyum. "Sayangnya, aku tak suka dengan pertemuan kita ini. Kamu hampir saja membuat aku kecelakaan," sahut Inara ketus. Bram tersen

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 8 - Perasaan Apakah Ini?

    Bram dan Inara tampak terkejut.Pria itu bahkan seketika marah. "Anda itu hanya bosnya, tak ada hak akan hidupnya! Saya akan menikahi Felisa, dan menyuruh dia berhenti dari perusahaan Anda. Saya akan memberikan dia fasilitas mewah. Membayar berkali-kali lipat gajinya di perusahaan Anda!" ucap Bram dengan sombongnya."Selama Anda belum meninggalkan kekasih Anda, Saya tak akan mengizinkan sekretaris saya bersama Anda! Felisa wanita baik-baik. Bukan wanita murahan yang hanya Anda jadikan tempat pelampiasan nafsu saja!"Ucapan Rizky yang tepat sasaran membuat wajah Bram terlihat memerah. Dia juga tampak mengepalkan tangannya."Tak perlu marah seperti itu! Ada harga yang harus terbayar. Jangan menganggap wanita bisa dibayar dengan uang, yang rela menyerahkan tubuhnya semudah itu," sindir Rizky. Rizky langsung menarik tangan Inara meninggalkan restoran itu. "Brengsek!"Bram tak terima. Dia berniat untuk bertindak nekat memaksa Inara menikah dengannya. Di dalam mobil Inara tampak bertengka

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 9 - Selingkuh

    "Sayang, sepertinya aku butuh liburan. Apa kamu bisa memberikan aku uang?" rayu Monika. Ide yang bagus bagi Bram. Dengan seperti ini, dia bisa dekat dengan Inara. "Ya, pergilah! Kamu butuh liburan menjelang pernikahan kita. Apa 10 juta cukup?" ujar Bram. "20 juta. 10 juga tak akan cukup," sahut Monika. Bram tak ingin berdebat. Dia langsung transfer sejumlah uang yang Monika inginkan. Monika tampak tersenyum bahagia. Akhirnya dia bisa pergi berlibur dengan selingkuhannya. Hubungannya dengan Bram akhir-akhir ini begitu menjenuhkan. Dia membutuhkan liburan. Monika tampak sudah bersiap-siap. Dia tak peduli pada Bram yang terlihat cuek kepadanya. Bagi Monika yang terpenting, Bram masih terus memberikan dia uang. Memenuhi keinginannya. "Sayang, apa kamu tak ingin mengantarkan aku ke bandara?" Monika tampak berbasa-basi. Dia yakin, Bram tak akan mau. "Maaf, aku tak bisa mengantarkan kamu! Aku harus segera sampai di kantor secepatnya. Have fun ya liburannya. Kabari aku, jika kamu mau

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 10 - Seperti Inara

    "Yeay!" teriak Bram dan Diana bahagia.Rencana mereka berhasil! Meskipun perbuatan yang mereka lakukan salah, keduanya sudah gelap mata. Mami Diana bahkan bersedia membantu Bram terlepas dari Monika. Jadi, di sinilah Bram berniat menemui Felisa, dan menunjukkan keseriusannya. Bram memang seperti tak waras, jika sudah jatuh cinta dengan wanita. Padahal dulu, dia begitu mencintai Monika, dan kini kedudukannya sudah di ganti Felisa. "Biarkan saja dia senang-senang dulu Bram. Setelah dia pulang, Mami baru akan menemui dia. Coba kamu ajak wanita itu ke rumah! Mami ingin mengenal, wanita yang membuat kamu begitu tergila-gila," Mami Diana berkata kepada sang anak.Susilo kini hanya bisa diam tak berdaya. Berharap ada orang iba kepadanya, dan menyelamatkan dia. Jika Allah mengizinkan dan memberikan dia kesempatan hidup. Dia ingin membalas semua perbuatan anak dan istrinya. Dia tak rela perusahaan miliknya bangkrut, karena anaknya. Rizky mengerem mobilnya secara mendadak, membuat Inara ka

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 11 - Kecurigaan Bram

    Mami Diana menyambut "Felisa" dengan baik, seperti yang dilakukan kepada Inara dulu di awal pertemuan. Dia terlihat seperti sosok wanita yang lembut, dan ramah.Terkadang, Inara masih merasa seperti mimpi. Bagaimana bisa wanita yang awalnya terlihat baik itu, bisa begitu jahat. "Ternyata, benar apa yang dikatakan Bram. Kamu sangat cantik dan seksi, Fel. Pantas saja anak Mami begitu tergila-gila sama kamu. Semoga saja, kamu mau menikah dengan Bram," ucap Mami Diana bersikap manis ketika mereka berada di meja makan untuk dinner.Inara pun mengangguk dan tersenyum manis. " Terima kasih, Tante. Ehm, tapi maaf. Aku tak bisa jika Bram masih menjalin hubungan dengan kekasihnya. Aku tak ingin disebut perebut kekasih orang karena aku paling tak suka perselingkuhan," sahutnya.Bram menjadi tersedak. Dia merasa tertampar dengan ucapan perempuan itu.Untungnya, sang mami langsung sigap memberikan Bram air putih. "Terima kasih, Mi."Inara tersenyum dalam hati melihat itu.Dia pun memulai seranga

Latest chapter

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 100 - Jebakan Monika

    "Mengapa kamu ada di kamar saya? Dasar pembantu tak tahu diri. Kamu sengaja ya mengambil kesempatan, di saat istri saya sedang tak ada?" Gio berkata sinis. "Saya ini korban Bapak. Bapak yang memaksa saya untuk melakukan. Bapak sudah melecehkan saya," sahut Monika terisak tangis. Dia berakting, seolah dia pihak yang dirugikan. "Bapak mabuk saat pulang ke rumah, dan bapak memaksa saya karena mengira saya adalah Bu Sita," jelas Monika membuat Gio merasa tersudut. "Baiklah, saya akan bayar uang tutup mulut untuk kamu. Anggap saja, semalam saya habis menyewa kamu. Jangan pernah katakan pada siapapun, apa yang terjadi pada kita! Anggap semua gak pernah terjadi diantara kita," ucap Gio sombong. Dia mengusir Monika dari kamarnya. Gio mengerutuki kebodohannya. Bisa-bisanya dia melakukan dengan seorang pembantu. "Kalau saya nanti hamil gimana Pak? Semalam, Bapak melakukannya tidak hanya satu kali. Bapak juga membuangnya di dalam," Monika berkata. "Tak perlu khawatir! Istri saya dan selin

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 99 - Bertengkar

    "Jawab Mas! Aku ingin dengar kejujuran kamu," Sita memaksa suaminya menjawab. Gio terlihat hanya diam. Namun, merasa gusar. Namanya bangkai yang ditutupi, pada akhirnya akan terbongkar. Sita terlihat kecewa di benar-benar syok, tak percaya suaminya akan selingkuh darinya. Sita menangis. Dia sudah tak sanggup menahan air matanya lagi. Wanita mana yang tak merasa sakit, saat mengetahui suami tercintanya ternyata bermain api di belakangnya. "Kalau Mas tak menjawab, berarti benar. Mas selingkuh. Aku ingin kita cerai," ucap Sita tegas. Meskipun selama ini suaminya selalu memberikan kemewahan. Dia tetap manusia biasa yang memiliki hati dan perasaan. Dia merasa tak terima. Melihat sang istri memasukkan barang-barangnya, Gio terlihat panik. Dia langsung beranjak turun menghampiri istrinya. Kemudian memeluknya dari belakang. "Aku mohon, maafkan aku! Aku khilaf. Aku janji tak akan mengulanginya lagi. Aku cinta sama kamu," Gio memohon agar Sita mau memaafkan dirinya. Sita membalikkan tubu

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 98 - Merayu

    Gio sudah terbangun, dan tak melihat sang istri di kamarnya. "Kemana dia?" Gio berkata. Dia memilih untuk mandi dahulu, sebelum mencari keberadaan sang istri. Kemarin-kemarin, dia kurang tidur. Hingga baru sekarang dia merasa lemas. Dia kerap berolahraga ranjang, selama bersama Liana kemarin. Kini dia sudah merasa lebih segar. Gio langsung keluar dari kamar dan mencari keberadaan sang istri. Namun, di luar pun sang istri tak ada. "Kemana Ibu?" Tanya Gio kepada Monika. Dia masih saja bersikap dingin kepada Monika. "Ibu pergi lagi, Pak. Tak lama Bapak pulang," jawab Monika. Tanpa berbasa-basi lagi, Gio langsung kembali ke kamar lagi. "Sepertinya, Sita sangat marah. Tak biasanya dia seperti itu."Gio mencoba menghubungi sang istri melalui ponsel pintarnya. Namun, berkali-kali dia menghubungi sang istri. Sang istri tak mengangkatnya. "Si*al! Berani-beraninya dia mengabaikan telepon dariku," umpat Gio. Wajah Gio terlihat sangat kesal. Selama ini, sang istri tak pernah berani bersik

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 97 - Suami Siaga

    Setelah di rawat selama tiga hari, hari ini Inara dan kedua anaknya sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Kondisi Inara sudah membaik, hanya tinggal pemulihan saja. Rizky sudah mengurus administrasi kepulangan sang istri. "Sekarang, kita sudah boleh pulang," ujar Rizky kepada sang istri. Inara tampak sumringah. Akhirnya, dia bisa merasakan tidur nyenyak di rumah. Meskipun dia di rawat di ruang eksekutif, tetap saja lebih nyaman tidur di kasur empuk di rumah. "Apa semua sudah dibawa? Tak ada yang ketinggalan lagi?" Tanya Rizky kepada baby sister kedua anaknya. "Sudah, Pak," jawab salah seorang baby sister. Rizky sudah menyiapkan kursi roda, untuk sang istri turun nanti ke lobby. Dia khawatir sang istri belum kuat berjalan. "Sudah mas, aku jalan saja! Aku kuat kok, Mas. Mas gak usah khawatir," ucap Inara menyakinkan. "Gak apa-apa. Kamu duduk di sini aja, biar mas dorong," Rizky berkata. Rizky mempekerjakan dua orang baby sister untuk membantu sang istri, mengurus kedua anaknya. Di

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 96 - Kelahiran Buah Hati

    Suasana tampak tegang, Inara dan Rizky kini sudah berada di ruang operasi. Sejak tadi Rizky menggenggam tangan istrinya erat, menguatkannya. "Jangan tegang ya! Ada mas di samping kamu," bisik Rizky dan Inara tampak menganggukkan kepalanya lemah. Operasi mulai berjalan. Rizky dapat melihat perjuangan sang istri, untuk melahirkan kedua buah hatinya. Sejak tadi dia tak melepas genggamannya, dan membisikkan kata-kata cinta untuk menguatkan istrinya. Suara penuh haru, saat satu persatu anak mereka terlahir ke dunia. Suara tangis kedua anak mereka terdengar. Rizky sampai meneteskan air matanya. Mereka kini sudah menjadi orang tua. "Selamat ya Sayang, kamu sudah menjadi seorang ibu. Alhamdulillah anak kita terlahir dengan selamat, sehat, dan tanpa kurang satupun. I love you," Rizky membisikkannya di telinga istrinya. Dokter meletakkan bayi mereka secara bergantian, di dada Inara untuk dilakukan inisiasi dini. Setelah selesai, kedua bayi mungil itu diambil kembali untuk dibersihkan. Sete

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 95 - Selingkuh

    "Mas—" Ucapannya terhenti. Inara mengurungkan niatnya untuk bicara. "Kenapa? Kok berhenti ngomongnya?" Rizky bertanya lembut kepada sang istri. Bukannya menjawab, Inara justru menatapnya lekat. Rizky menautkan alisnya, seolah bertanya gerangan apa yang ingin istrinya katakan. "Kalau umur aku gak panjang gimana? Apa kamu akan menikah kembali dengan wanita lain? Mencari ibu sambung untuk kedua anak kita," akhirnya Inara mengungkapnya. Mendengar penuturan sang istri, Rizky merasa tak suka. "Aku gak suka kamu bicara seperti itu. Sampai kapanpun hanya kamu istri aku dan ibu Anak-anak kita. Kamu harus ingat perjuangan cinta kita sampai ke titik sekarang ini. Kita sama-sama berat melewatinya. Udah ya, jangan bicara seperti itu! Kita berdoa, semoga operasi sesar kamu besok berjalan lancar. Kamu dan kedua anak kita selamat dan sehat. Kita bisa berkumpul bersama," ucap Rizky panjang lebar. Inara terdiam. Perasaannya menjelang persalinan, semakin deg-degan. Dia khawatir, nyawanya tak tertol

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 94 - Menyambut Kelahiran Kedua Buah Hati

    "Sayang, sepertinya aku besok harus berangkat ke Yogyakarta untuk beberapa hari. Ada pekerjaan yang gak bisa aku tinggalkan," ucap Gio yang kini masih memeluk istrinya. Sita memiliki wajah yang cantik. Dia juga memiliki body dan juga kulitnya yang putih mulus. Tentu saja Gio tak sembarangan memilih seorang istri. "Jadi, aku di tinggal lagi?" Sita terlihat kesal, memanyunkan bibirnya. Lagi-lagi dia harus di tinggal kembali. Padahal, baru hari ini suaminya pulang, dan besok harus pergi lagi meninggalkan dia. "Sabar ya, Sayang! Seperti biasa, aku tak akan lama ke sananya. Setelah urusan selesai, aku akan segera pulang. Aku pun tak akan kuat berpisah dengan kamu," rayu Gio. "Sebagai permintaan maaf aku. Aku akan memberikan kamu uang 100 juta. Kamu bisa gunakan uang itu, untuk shopping atau apapun. Bebas terserah yang kamu mau," ucap Gio lagi. Tentu saja mata Sita langsung berbinar-binar mendengarnya. Dia merasa senang, karena suaminya akan memberikan dia uang, untuk membeli yang dia

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 93 - Iri

    "Kapan gue bisa hidup enak lagi sih? Cape gue hidup susah terus," gerutu Monika. Setelah diusir dari rumah Arsyila, kini Monika bekerja menjadi ART di tempat lain. "Monika," teriak sang majikan. "Bisa gak sih, gak usah teriak-teriak. Mentang-mentang orang kaya, sombong banget," umpat Monika dalam hati. Dia tak ingat dirinya dulu. Begitu sombongnya dia. Bahkan dia dulu begitu menghina Inara, dengan sebutan "orang kampung." "Ya Nyonya, sebentar," sahut Monika. Dia pun langsung lari menghampiri majikannya. Jika dia tak segera mendatangi majikannya itu, pastinya Sita akan mengomel padanya. Kini Monika sudah berdiri di hadapan sang majikan. Sita menatapnya tajam. "Ada apa ya Nyonya, memanggil saya?" tanya Monika dengan wajah menunduk. "Kamu tanya ada apa? Ini baju saya kenapa bisa begini? Kamu itu bisa kerja gak sih? Kalau memang gak bisa. Lebih baik kamu saya pecat. Saya butuh pembantu yang berpengalaman," ucap Sita sombong.Monika dibuat tak berdaya. Mungkin, ini balasan untuknya.

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 92 - Baby Boy dan Baby Girl

    Baik Rizky maupun Inara sudah terlihat bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit. Rizky memilih menunggu sang istri, di depan ruang TV. Setelah selesai memakai hijabnya, Inara berjalan keluar menghampiri suaminya. "Ayo Mas, kita berangkat sekarang!" Inara mengajak sang suami. Dia langsung keluar bersama. Rizky meminta sang supir mengantarkan mereka ke rumah sakit. Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit. Kali ini Rizky memilih menggunakan supir pribadi. "Semoga, kedua anak kita dalam keadaan sehat. Aku khawatir sekali," Rizky membuka pembicaraan. "Aamiin. Aku juga berharap demikian, Mas," sahut Inara.Mobil yang membawa mereka sudah sampai di rumah sakit. Rizky dan Inara turun di lobby rumah sakit, dan mereka langsung masuk ke dalam menuju tempat administrasi pendaftaran. "Kamu duduk aja di sana! Biar aku yang urus pendaftaran," ucap Rizky dan Inara mengiyakan. Inara langsung mencari tempat duduk, menunggu suaminya selesai mendaftar. Seperti biasanya, Rizky yang a

DMCA.com Protection Status