Share

Bab 11 - Kecurigaan Bram

Penulis: SyaSyi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mami Diana menyambut "Felisa" dengan baik, seperti yang dilakukan kepada Inara dulu di awal pertemuan.

Dia terlihat seperti sosok wanita yang lembut, dan ramah.

Terkadang, Inara masih merasa seperti mimpi. Bagaimana bisa wanita yang awalnya terlihat baik itu, bisa begitu jahat.

"Ternyata, benar apa yang dikatakan Bram. Kamu sangat cantik dan seksi, Fel. Pantas saja anak Mami begitu tergila-gila sama kamu. Semoga saja, kamu mau menikah dengan Bram," ucap Mami Diana bersikap manis ketika mereka berada di meja makan untuk dinner.

Inara pun mengangguk dan tersenyum manis. " Terima kasih, Tante. Ehm, tapi maaf. Aku tak bisa jika Bram masih menjalin hubungan dengan kekasihnya. Aku tak ingin disebut perebut kekasih orang karena aku paling tak suka perselingkuhan," sahutnya.

Bram menjadi tersedak. Dia merasa tertampar dengan ucapan perempuan itu.

Untungnya, sang mami langsung sigap memberikan Bram air putih.

"Terima kasih, Mi."

Inara tersenyum dalam hati melihat itu.

Dia pun memulai serangan keduanya. "Kamu kenapa? Apa kamu dulu selingkuh dari pasanganmu? Jika ya, tolong menjauh. Aku tak ingin memiliki suami tukang selingkuh yang hanya menyakiti hati istrinya," ucap Inara lembut, tapi lagi-lagi menohok Bram.

Wajah pria itu langsung berubah pucat pasi. Dia juga terlihat gugup.

Namun, dia tak ingin melepaskan "Felisa".

Menyadari itu, Mami Diana langsung bertindak. Wanita itu pun berkata, "Oh... Untuk itu, kamu tak perlu khawatir. Bram itu tipe laki-laki yang setia. Hanya saja, dia kurang beruntung dalam percintaan. Mantan istrinya pergi meninggalkan dia dengan selingkuhannya. Bram sempat tak ingin menjalin hubungan dengan seorang wanita, sampai akhirnya dia bertemu dengan Monika. Tapi ternyata, Monika pun tak tulus mencintainya. Dia hanya mengincar harta kekayaan Bram saja."

"Maka dari itu, Mami meminta Bram untuk memutuskan hubungannya dengan Monika. Mami merasa kamu wanita yang baik dan serasi untuk Bram," tambahnya, "pasti, kalau kalian memiliki anak, anak kalian sangat cantik dan tampan."

Bram mengangguk.

Keduanya tampak kompak, sama seperti yang dilakukan saat Bram masih berstatus suami Inara.

Inara hanya bisa mengehela nafas, berusaha sabar. Kelakuan ibu-anak ini luar biasa!

'Sebentar lagi, giliran kamu yang dibuang seperti aku dulu. Bersiaplah Monika!'

Inara tersenyum dalam hati.

Cepat atau lambat dia akan melihat Monika di tendang oleh Bram. Terlebih, jika Bram tahu kelakuan Monika di luar sana.

"Kamu memanggil Mami jangan Tante dong! Panggil Mami saja, biar terdengar lebih akrab," pinta Diana kepada Felisa.

"Maaf, aku gak bisa Tan. Aku belum bisa menerima Bram. Aku ingin Bram memutuskan hubungan dengan Monika dihadapkan aku. Agar aku merasa yakin, kalau dia mereka benar-benar putus!" pinta Inara.

Bram dan sang mami tampak saling menatap, seakan saling bertanya. Siapa yang akan mencoba menjelaskan kepada Inara.

Sungguh permintaan yang sulit dilakukan Bram. Monika bisa saja membongkar semua yang terjadi di hadapan Inara, karena tak terima.

"Monika itu wanita yang keras. Bisa saja dia melukai kamu, saat itu juga. Mami yang akan jamin, kalau Bram sudah benar-benar putus darinya. Kamu tak perlu khawatirkan itu!" Mami Diana yang mencoba memberi pengertian kepada Inara.

"Lebih baik aku mundur, jika serumit itu!" Inara mengancam.

Tentu saja Bram tak mau hal itu terjadi. Dia ingin mendapatkan Felisa. Jika cara baik-baik tak bisa, Bram berniat menjebak Inara. Hingga akhirnya Inara tak bisa terlepas darinya.

Bram belum berhasil mendapatkan Inara. Inara tampak mengulur-ulur waktu, karena dia memang tak benar-benar menginginkan Bram.

Tiba-tiba saja Inara merasa pusing, bayangan apa yang terjadi waktu itu dengannya hadir di pikirannya. Wajahnya terlihat pucat, dan keringat dingin bercucuran membasahi wajahnya.

"Kamu kenapa?" tanya Bram yang melihat perubahan di wajah Inara.

"Aku ingin pulang! Tiba-tiba saja kepalaku pusing. Permisi," ucap Inara.

"Tunggu, aku akan antarkan kamu!"

Bram tak mengizinkan Inara pulang sendiri. Dia yang akan mengantarkan Inara. Akhirnya, mereka pamit pulang kepada Mami Diana. Namun, Inara tak mencium tangan mantan mertuanya itu. Dia tak ingin berkontak fisik. Dia takut, dia akan semakin parah.

"Ya Allah, aku mohon kuatkan aku! Aku harus bisa menghancurkan mereka!"

Mereka sudah dalam perjalanan pulang. Inara tampak memegangi kepalanya.

Bram berniat licik. Ini kesempatan baginya!

Bram membelokkan mobilnya ke sebuah hotel. Tentu saja hal itu membuat Inara semakin panik.

"Aku ingin pulang! Mengapa kamu membawa aku ke hotel?" tanya Inara. Dia begitu ketakutan.

"Kita bermalam di sini! Aku akan menyembuhkan sakit yang kamu rasa," sahut Bram tersenyum mesum.

Meskipun Inara tak fokus, karena merasa sakit yang luar biasa. Tapi, dia bisa melihat wajah licik Bram.

"Kamu jangan macam-macam! Aku bukan wanita murahan, seperti kekasihmu itu! Berhenti, aku turun di sini!" pekik Inara.

"Sudahlah Baby, jangan munafik! Kita sama-sama sudah dewasa. Temani aku malam ini! Kita habiskan malam ini bersama. Aku ingin buktikan rasa cintaku kepadamu!" rayu Bram.

Inara mencoba melepaskan diri.

"Ya Allah aku mohon, lindungi aku!" ucap Inara dalam hati.

Untungnya, Rizky mempekerjakan dua orang bodyguard yang akan melindungi Inara. Dia selalu mengikuti kemanapun Inara pergi.

Bram menarik tangan Inara dengan paksa dan kasar. Rasa trauma yang dia rasa semakin menjadi. Memori Bram menarik dirinya paksa waktu itu semakin terngiang.

"Lepaskan Nona Felisa!" ucap seorang Bodyguard.

Bram terperanjat kaget, saat mendengar suara barito itu.

"Siapa kalian? Jangan ganggu kesenangan kami!" Bram bersikap jagoan.

"Nona Felisa, menjadi tanggung jawab kami! Kami bodyguard-nya. Jangan berani mengganggunya! Kecuali ... kamu siap tulang-tulang kamu patah!" ancam seorang bodyguard.

Mata Bram membulat sempurna. Mengingat gaji seorang sekretaris, harusnya tak akan mampu membayar pengawal seperti ini.

'Sebenarnya, siapa dia? Mengapa dia memiliki bodyguard? Apa dia benar-benar hanya sekretaris biasa?' Bram bermonolog dalam hati.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Rini Rachmawati
wih untung itu ada bodyguard jika tidak entah apa yg terjadi dengan inara
goodnovel comment avatar
Risty Hamzah
Aduuuuhh klo trauma inara kmbuh mulu gmn mau bales dendam nya inara
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Syahreza
wah untung sih si risky gercep nyediain baju juga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 12 - Laki-laki Yang Sama

    Bram hanya bisa menatap kepergian Inara bersama kedua laki-laki berbadan besar-yang mengaku bodyguardnya. Dia masih dibuat tercengang-tak percaya. "Aku ingin tahu, siapa sebenarnya kamu?"Bram melajukan kendaraan menuju apartemen tempat dia tinggal bersama Monika. Tak butuh waktu lama, dia sudah sampai. Dia langsung menuju unit apartemennya. Suasana tampak sepi, karena Monika belum kembali dari berlibur. "Menjenuhkan sekali! Andai Felisa menjadi istriku, pasti aku tak kesepian seperti ini," ucap Bram sambil melempar jas yang dia kenakan ke sofa yang berada di ruang TV. Dia pun akhirnya memilih untuk mandi. "Apa Felisa wanita simpanan CEO perusahaan Aditama? Rasanya tak mungkin, jika dia hanya seorang sekretaris biasa. Huhf, selalu gagal aku mendekatinya!" Bram masih terus bertanya-tanya. Apa yang terjadi tadi, sungguh di luar nalarnya. Pikirannya menjadi kacau. Lamunannya terhenti, karena ponselnya berdering. Dia raih benda pipi itu di atas nakasnya. Ternyata, Monika yang mengh

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 13 - Terbongkar

    "Kamu jangan salah paham dulu! Aku ini sedang berbicara dengan teman kuliahku. Ada masalah akademik yang harus aku selesaikan. Setelah kita pulang berlibur, aku harus segera mengurusnya," jelas Romeo bohong. Tentu saja dia memilih berbohong. Apa jadinya nanti, jika Monika tahu? Kalau dia selama ini menjalin hubungan dengan seorang nenek-nenek. Dia lakukan demi uang. "Ayo kita ke kamar! Kita lanjutkan yang tadi sempat tertunda. Maaf, sudah membuat kamu kesal. Makanya sekarang, aku ingin membuat kamu senang," rayu Romeo yang langsung menarik tangan Monika- mengajaknya ke kamar. Tanpa basa-basi terlebih dahulu, Romeo sudah langsung melucuti pakaian Monika. Membuat tubuh Monika dalam keadaan polos. Setelah itu, dia pun melakukan hal yang sama. Kini tubuh mereka berdua sudah sama-sama polos. Berbeda halnya dengan mereka yang sedang melambung tinggi ke angkasa, Mami Diana justru merasa kesal. Merasa diabaikan. Padahal dia kerap memberikan uang yang banyak kepada Romeo. "Aku tak akan mel

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 14 - Pertemuan Bram Dengan Romeo

    Monika sudah sampai di Jakarta, dia langsung berpisah di bandara dengan Romeo. Mereka akan kembali ke kehidupan mereka masing-masing. "Sayang, aku sudah kembali. Sekarang, aku sudah sampai di apartemen. Aku tunggu ya! I love you," Monika menuliskan pesan chat kepada Bram. Sambil menunggu Bram kembali, Monika memutuskan untuk berendam di bathtub untuk merilekskan tubuhnya. Tubuhnya terasa remuk, karena ulah Romeo. Hal yang sama dilakukan Romeo. Sesampainya di kosannya. Romeo pun langsung menghubungi Mami Diana. Mendengar kekasihnya sudah kembali, dia merasa begitu senang. Diana mengajak Romeo ke rumah, untuk makan malam bersama. Sekaligus dia ingin mengenalkan Romeo kepada anaknya. Romeo menyambutnya dengan senang hati. Namun sebelumnya, dia meminta Mami Diana mengirimkan uang sebanyak 5 juta ke rekeningnya. Dengan alasan, dia ingin pulang kampung menemui orang tuanya untuk membicarakan tentang pernikahannya kepada orang tuanya. "Benar 'kah, kamu akan melakukan hal itu? Kamu yakin

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 15 - Memutuskan Hubungan

    "Mampus gue! Ternyata dia anak Diana. Gue harus hati-hati ini. Kalau tidak, bisa gagal rencana gue untuk mengeruk harta nenek-nenek ini," Romeo bermonolog dalam hati. "Kamu kenapa Bram?" tanya sang mami. Perasaan Romeo kala itu menjadi tegang. Terlebih ekspresi wajah Bram, penuh tanda tanya menatap ke arahnya. "Sebelumnya, apa kita pernah bertemu? Melihat lo, rasanya gue gak aneh. Jangan bilang, lo mau mainin mami gue ya! Kalau sampai hal itu terjadi, lo akan berhadapan sama gue!" Bram berucap to the point kepada Romeo. Melihat ketegangan anaknya dengan kekasihnya, Mami Diana mencoba mencairkannya. Dia mengajak mereka untuk makan malam dulu. Kini mereka sudah di meja makan. Bram terlihat hanya diam. Dia merasa tak suka melihat kemesraan maminya dengan berondongnya. Dia pun dengan Monika tak seperti itu. Prang!Bram membanting sendok dan garpunya dengan kasar, dan beranjak bangkit. Membuat Mami Diana dan Romeo terperanjat kaget, dan menatap ke arah Bram. "Kamu ini kenapa sih?" pe

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 16 - Penderitaan Monika Dimulai

    "Teman kampus. Biasa, mereka suka iseng. Sudahlah, tak penting! Aku tak ingin merusak momen kebersamaan kita. Lupakan saja," ucap Romeo berbohong. Romeo memilih menonaktifkan ponselnya. Dia tak ingin Mami Diana curiga, kalau dia menjalin hubungan dengan wanita lain. Selain dengannya. Dia masih membutuhkan uang Mami Diana. "Sial, sekarang nomornya tak aktif.""Ya Tuhan, aku harus kemana ini. Kalian berdua begitu menyebalkan," ucap Monika. Dengan perasaan terpaksa, Monika pergi meninggalkan apartemen Bram. Dia menjadi dendam kepada Bram. "Jika aku tak bisa memiliki kamu, dia pun tak boleh memiliki kamu!"Monika tak habis pikir, mengapa Bram bisa mendapatkan foto-foto itu. Dia yakin, kalau ini semua rencana Bram untuk bisa bersama Felisa. Tanpa Monika bisa menuntutnya. "Aku pikir, kamu tak akan menyuruh orang untuk mengikuti aku. Aku memang benar-benar bodoh! Aku menjadi kehilangan segalanya. Romeo juga menyebalkan, disaat aku membutuhkannya. Dia tak bisa dihubungi," Monika bermonolo

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 17 - Menjalin Hubungan Dengan Keduanya

    "Pasti kamu terkejut 'kan? Kami berdua akan menikah. Kamu kesini mau ngapain? Bukankah hubungan kamu sudah berakhir dengan Bram? Itu tandanya, aku sudah tak ada hubungan lagi denganmu," ucap Mami Diana dengan sombongnya. "Brengsek! Dia menipuku. Ternyata, dia menjalin hubungan dengan Nenek-nenek itu. Ehm, apa aku bilang saja ya tentang hubungan aku dengannya? Biar sekalian hancur semua," Monika bermonolog dalam hati. "Hei, mengapa kamu diam? Sudah sana pergi! Jangan pernah tampakkan wajah kamu di depanku lagi! Aku tak ingin melihatmu lagi," Mami Diana mengusir Monika. Monika merasa geram, dia merasa terhina! "Jangan terlalu bangga! Apa Anda sudah mengenal lebih jauh, siapa laki-laki di sebelah Anda saat ini?" sindir Monika. Wajah Romeo berubah pucat. Bom atom sepertinya akan segera meledak. Terlebih saat ini, Diana menatapnya lekat. "Jangan dengarkan apapun yang dia bicarakan! Dia itu merasa iri dengan hubungan kita. Apalagi kamu mengusirnya dari sini," ucap Romeo. Romeo mencoba

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 18 - Menumpang Hidup

    Akhirnya, Monika ikut bersama Romeo. Selama dalam perjalanan, Monika terlihat hanya diam saja. Dia juga lebih memilih menatap ke arah jalanan. Bukan itu saja, Monika juga terlihat menghempaskan tangan Romeo. Saat Romeo bersikap usil, berusaha menggodanya"Ayo, kita turun! Apa kamu mau ikut supirnya saja?" goda Romeo sambil memainkan alisnya. Romeo terkekeh melihat ekspresi wajah Monika yang baginya begitu menggemaskan. Sebenarnya, dia memiliki perasaan cinta kepada Monika. Namun sayangnya, Monika masih saja ingin mempertahankan Bram. Hingga akhirnya, mau tak mau Romeo harus membuang perasaannya cintanya kepada Monika. Bram memiliki segalanya, sangat berbeda dengan Romeo. Tentu saja, dia tak ingin hanya makan cinta saja. Terlebih, Romeo seorang gigolo. Dia tak percaya, kalau Romeo mencintainya. Monika selalu menghindar, jika Romeo berkata cinta kepadanya. "Ayo masuk! Memangnya, kamu mau di sini terus? Kosan aku memang tak semewah apartemen mantan kekasih kamu. Tapi paling tidak, kamu

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 19 - Memilih Memendamnya

    "Katakan saja, tak usah berbohong!" sindir Rizky."Sejak awal aku menikah dengannya, aku memang tak pernah mencintai dia. Aku hanya terpaksa menerima perjodohan dengannya. Apalagi, saat seperti sekarang ini. Tujuan aku hanya ingin membalaskan dendam kepadanya. Sebenarnya aku—" Inara menghentikan ucapannya. "Ada apa?" tanya Rizky. Namun, Inara justru menggelengkan kepalanya.Tiba-tiba saja, dia teringat apa yang dilakukan orang tua Rizky kepadanya dulu. Hingga akhirnya Inara memilih untuk diam, dan memendam perasaannya. Sebenarnya Rizky berharap Inara mengatakan perasaannya kepadanya. Namun akhirnya, Rizky mencoba mengerti. Yang terpenting baginya saat ini, Inara tak pernah mencintai Bram. "Ya sudah, tak usah dibahas lagi!" ucap Rizky. "Aku akan menunggu, sampai saatnya tiba! Semoga saja kita bisa berjodoh!" Rizky berkata dalam hati. Saat ini, Pak Susilo sudah berada di rumah sakit di Singapura. Dengan bantuan Rizky, Inara ingin menyembuhkan mantan mertuanya itu. Selama ini Pak Sus

Bab terbaru

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 100 - Jebakan Monika

    "Mengapa kamu ada di kamar saya? Dasar pembantu tak tahu diri. Kamu sengaja ya mengambil kesempatan, di saat istri saya sedang tak ada?" Gio berkata sinis. "Saya ini korban Bapak. Bapak yang memaksa saya untuk melakukan. Bapak sudah melecehkan saya," sahut Monika terisak tangis. Dia berakting, seolah dia pihak yang dirugikan. "Bapak mabuk saat pulang ke rumah, dan bapak memaksa saya karena mengira saya adalah Bu Sita," jelas Monika membuat Gio merasa tersudut. "Baiklah, saya akan bayar uang tutup mulut untuk kamu. Anggap saja, semalam saya habis menyewa kamu. Jangan pernah katakan pada siapapun, apa yang terjadi pada kita! Anggap semua gak pernah terjadi diantara kita," ucap Gio sombong. Dia mengusir Monika dari kamarnya. Gio mengerutuki kebodohannya. Bisa-bisanya dia melakukan dengan seorang pembantu. "Kalau saya nanti hamil gimana Pak? Semalam, Bapak melakukannya tidak hanya satu kali. Bapak juga membuangnya di dalam," Monika berkata. "Tak perlu khawatir! Istri saya dan selin

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 99 - Bertengkar

    "Jawab Mas! Aku ingin dengar kejujuran kamu," Sita memaksa suaminya menjawab. Gio terlihat hanya diam. Namun, merasa gusar. Namanya bangkai yang ditutupi, pada akhirnya akan terbongkar. Sita terlihat kecewa di benar-benar syok, tak percaya suaminya akan selingkuh darinya. Sita menangis. Dia sudah tak sanggup menahan air matanya lagi. Wanita mana yang tak merasa sakit, saat mengetahui suami tercintanya ternyata bermain api di belakangnya. "Kalau Mas tak menjawab, berarti benar. Mas selingkuh. Aku ingin kita cerai," ucap Sita tegas. Meskipun selama ini suaminya selalu memberikan kemewahan. Dia tetap manusia biasa yang memiliki hati dan perasaan. Dia merasa tak terima. Melihat sang istri memasukkan barang-barangnya, Gio terlihat panik. Dia langsung beranjak turun menghampiri istrinya. Kemudian memeluknya dari belakang. "Aku mohon, maafkan aku! Aku khilaf. Aku janji tak akan mengulanginya lagi. Aku cinta sama kamu," Gio memohon agar Sita mau memaafkan dirinya. Sita membalikkan tubu

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 98 - Merayu

    Gio sudah terbangun, dan tak melihat sang istri di kamarnya. "Kemana dia?" Gio berkata. Dia memilih untuk mandi dahulu, sebelum mencari keberadaan sang istri. Kemarin-kemarin, dia kurang tidur. Hingga baru sekarang dia merasa lemas. Dia kerap berolahraga ranjang, selama bersama Liana kemarin. Kini dia sudah merasa lebih segar. Gio langsung keluar dari kamar dan mencari keberadaan sang istri. Namun, di luar pun sang istri tak ada. "Kemana Ibu?" Tanya Gio kepada Monika. Dia masih saja bersikap dingin kepada Monika. "Ibu pergi lagi, Pak. Tak lama Bapak pulang," jawab Monika. Tanpa berbasa-basi lagi, Gio langsung kembali ke kamar lagi. "Sepertinya, Sita sangat marah. Tak biasanya dia seperti itu."Gio mencoba menghubungi sang istri melalui ponsel pintarnya. Namun, berkali-kali dia menghubungi sang istri. Sang istri tak mengangkatnya. "Si*al! Berani-beraninya dia mengabaikan telepon dariku," umpat Gio. Wajah Gio terlihat sangat kesal. Selama ini, sang istri tak pernah berani bersik

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 97 - Suami Siaga

    Setelah di rawat selama tiga hari, hari ini Inara dan kedua anaknya sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Kondisi Inara sudah membaik, hanya tinggal pemulihan saja. Rizky sudah mengurus administrasi kepulangan sang istri. "Sekarang, kita sudah boleh pulang," ujar Rizky kepada sang istri. Inara tampak sumringah. Akhirnya, dia bisa merasakan tidur nyenyak di rumah. Meskipun dia di rawat di ruang eksekutif, tetap saja lebih nyaman tidur di kasur empuk di rumah. "Apa semua sudah dibawa? Tak ada yang ketinggalan lagi?" Tanya Rizky kepada baby sister kedua anaknya. "Sudah, Pak," jawab salah seorang baby sister. Rizky sudah menyiapkan kursi roda, untuk sang istri turun nanti ke lobby. Dia khawatir sang istri belum kuat berjalan. "Sudah mas, aku jalan saja! Aku kuat kok, Mas. Mas gak usah khawatir," ucap Inara menyakinkan. "Gak apa-apa. Kamu duduk di sini aja, biar mas dorong," Rizky berkata. Rizky mempekerjakan dua orang baby sister untuk membantu sang istri, mengurus kedua anaknya. Di

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 96 - Kelahiran Buah Hati

    Suasana tampak tegang, Inara dan Rizky kini sudah berada di ruang operasi. Sejak tadi Rizky menggenggam tangan istrinya erat, menguatkannya. "Jangan tegang ya! Ada mas di samping kamu," bisik Rizky dan Inara tampak menganggukkan kepalanya lemah. Operasi mulai berjalan. Rizky dapat melihat perjuangan sang istri, untuk melahirkan kedua buah hatinya. Sejak tadi dia tak melepas genggamannya, dan membisikkan kata-kata cinta untuk menguatkan istrinya. Suara penuh haru, saat satu persatu anak mereka terlahir ke dunia. Suara tangis kedua anak mereka terdengar. Rizky sampai meneteskan air matanya. Mereka kini sudah menjadi orang tua. "Selamat ya Sayang, kamu sudah menjadi seorang ibu. Alhamdulillah anak kita terlahir dengan selamat, sehat, dan tanpa kurang satupun. I love you," Rizky membisikkannya di telinga istrinya. Dokter meletakkan bayi mereka secara bergantian, di dada Inara untuk dilakukan inisiasi dini. Setelah selesai, kedua bayi mungil itu diambil kembali untuk dibersihkan. Sete

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 95 - Selingkuh

    "Mas—" Ucapannya terhenti. Inara mengurungkan niatnya untuk bicara. "Kenapa? Kok berhenti ngomongnya?" Rizky bertanya lembut kepada sang istri. Bukannya menjawab, Inara justru menatapnya lekat. Rizky menautkan alisnya, seolah bertanya gerangan apa yang ingin istrinya katakan. "Kalau umur aku gak panjang gimana? Apa kamu akan menikah kembali dengan wanita lain? Mencari ibu sambung untuk kedua anak kita," akhirnya Inara mengungkapnya. Mendengar penuturan sang istri, Rizky merasa tak suka. "Aku gak suka kamu bicara seperti itu. Sampai kapanpun hanya kamu istri aku dan ibu Anak-anak kita. Kamu harus ingat perjuangan cinta kita sampai ke titik sekarang ini. Kita sama-sama berat melewatinya. Udah ya, jangan bicara seperti itu! Kita berdoa, semoga operasi sesar kamu besok berjalan lancar. Kamu dan kedua anak kita selamat dan sehat. Kita bisa berkumpul bersama," ucap Rizky panjang lebar. Inara terdiam. Perasaannya menjelang persalinan, semakin deg-degan. Dia khawatir, nyawanya tak tertol

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 94 - Menyambut Kelahiran Kedua Buah Hati

    "Sayang, sepertinya aku besok harus berangkat ke Yogyakarta untuk beberapa hari. Ada pekerjaan yang gak bisa aku tinggalkan," ucap Gio yang kini masih memeluk istrinya. Sita memiliki wajah yang cantik. Dia juga memiliki body dan juga kulitnya yang putih mulus. Tentu saja Gio tak sembarangan memilih seorang istri. "Jadi, aku di tinggal lagi?" Sita terlihat kesal, memanyunkan bibirnya. Lagi-lagi dia harus di tinggal kembali. Padahal, baru hari ini suaminya pulang, dan besok harus pergi lagi meninggalkan dia. "Sabar ya, Sayang! Seperti biasa, aku tak akan lama ke sananya. Setelah urusan selesai, aku akan segera pulang. Aku pun tak akan kuat berpisah dengan kamu," rayu Gio. "Sebagai permintaan maaf aku. Aku akan memberikan kamu uang 100 juta. Kamu bisa gunakan uang itu, untuk shopping atau apapun. Bebas terserah yang kamu mau," ucap Gio lagi. Tentu saja mata Sita langsung berbinar-binar mendengarnya. Dia merasa senang, karena suaminya akan memberikan dia uang, untuk membeli yang dia

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 93 - Iri

    "Kapan gue bisa hidup enak lagi sih? Cape gue hidup susah terus," gerutu Monika. Setelah diusir dari rumah Arsyila, kini Monika bekerja menjadi ART di tempat lain. "Monika," teriak sang majikan. "Bisa gak sih, gak usah teriak-teriak. Mentang-mentang orang kaya, sombong banget," umpat Monika dalam hati. Dia tak ingat dirinya dulu. Begitu sombongnya dia. Bahkan dia dulu begitu menghina Inara, dengan sebutan "orang kampung." "Ya Nyonya, sebentar," sahut Monika. Dia pun langsung lari menghampiri majikannya. Jika dia tak segera mendatangi majikannya itu, pastinya Sita akan mengomel padanya. Kini Monika sudah berdiri di hadapan sang majikan. Sita menatapnya tajam. "Ada apa ya Nyonya, memanggil saya?" tanya Monika dengan wajah menunduk. "Kamu tanya ada apa? Ini baju saya kenapa bisa begini? Kamu itu bisa kerja gak sih? Kalau memang gak bisa. Lebih baik kamu saya pecat. Saya butuh pembantu yang berpengalaman," ucap Sita sombong.Monika dibuat tak berdaya. Mungkin, ini balasan untuknya.

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 92 - Baby Boy dan Baby Girl

    Baik Rizky maupun Inara sudah terlihat bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit. Rizky memilih menunggu sang istri, di depan ruang TV. Setelah selesai memakai hijabnya, Inara berjalan keluar menghampiri suaminya. "Ayo Mas, kita berangkat sekarang!" Inara mengajak sang suami. Dia langsung keluar bersama. Rizky meminta sang supir mengantarkan mereka ke rumah sakit. Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit. Kali ini Rizky memilih menggunakan supir pribadi. "Semoga, kedua anak kita dalam keadaan sehat. Aku khawatir sekali," Rizky membuka pembicaraan. "Aamiin. Aku juga berharap demikian, Mas," sahut Inara.Mobil yang membawa mereka sudah sampai di rumah sakit. Rizky dan Inara turun di lobby rumah sakit, dan mereka langsung masuk ke dalam menuju tempat administrasi pendaftaran. "Kamu duduk aja di sana! Biar aku yang urus pendaftaran," ucap Rizky dan Inara mengiyakan. Inara langsung mencari tempat duduk, menunggu suaminya selesai mendaftar. Seperti biasanya, Rizky yang a

DMCA.com Protection Status