Share

Bab 46 - Pink Beach

Penulis: Ocean Na Vinli
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Beberapa hari kemudian.

Bergeser ke bagian Indonesia bagian Timur, tepatnya di Labuan Bajo, tempat di mana sepetak surga berdentang, membuat mata setiap orang yang memandang akan berdecak kagum sejenak. Di pulau kecil ini terdapat gunung dan hamparan bukit-bukit kecil. Sebelum pergi ke Milan, panorama indah ini akan menjadi tempat kegiatan para model untuk beberapa hari ke depan.

Para model, tim instruktur, dan pihak penyelenggara acara telah tiba di resort yang diperuntukkan untuk para model menjalani masa karantina.

Naila tak berhenti berdecak kagum, melihat bukit-bukit kecil luas membentang di hadapannya sekarang, melalui jendela kamar.

Ia dan Anna baru saja masuk ke dalam kamar. Ruangan seluas 4 x 6 ini akan menjadi tempat mereka berlindung. Di sisi kanan dan kiri terdapat dua tempat tidur saling berhadapan.

"Indahnya," ucap Naila tanpa mengalihkan pandangan mata.

"Iya, baguskan. Oh ya ampun baru saja sampai kita akan pemotretan sebentar lagi!"

Sementara Anna tengah berbaring
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 47 - Aku Menyukaimu

    "Ali." Dengan sekuat tenaga Naila mendorong dada bidang Ali. Gurat kepanikan tergambar jelas di wajahnya kala Jackson memanggil namanya berulang kali sekarang. Berbeda dengan Ali, tenang dan santai. Pria itu malah menaikkan retsleting Naila yang masih terbuka lebar tadi. Kini gaun itu sudah tertutup dengan sempurna. "Al, aku mohon pergilah sekarang ke sana," ucap Naila sambil matanya celingak-celinguk ke arah tenda sisi kanan. Raut wajah Ali berubah drastis, menjadi dingin. "Mengapa aku harus pergi?" "Astaga, Ali. Kalau Jackson melihatmu di sini, pasti akan menjadi tanda tanya besar. Aku mohon, Al. Pergi ya." Naila semakin gusar lantas berusaha menuntun Ali untuk keluar ke sisi kiri. Namun, Ali menahan tangan Naila. "Aku mohon Al, kegiatan baru saja dimulai, aku tak mau membuat masalah," ucap Naila lagi. "Talitha, aku masuk ya." Suara Jackson kembali terdengar di luar. Ali menyerah. Dengkusan kesal keluar dari hidung mancungnya seketika. "Sebaiknya kamu keluar, jangan sampai dia

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 48 - Karena Aku Suaminya

    "Ya, tidak apa-apa, Anna." Naila tersadar jika tubuhnya dan Jackson saling menempel saat ini. Dengan tergesa-gesa ia memundurkan langkah kaki kemudian melempar senyum kaku pada Jackson. "Baguslah, aku benar-benar minta maaf." Anna tampak salah tingkah sebab Jackson masih menatap tajam ke arahnya sekarang. Naila mengangguk pelan.Jackson mendengkus kesal. Kedatangan Anna membuat suasana hatinya buruk seketika. Suasana mendadak hening, Naila dan Anna saling memandang satu sama lain sekarang. Keduanya tampak salah tingkah karena Jackson malah melirik-lirik ke arah mereka, dengan raut wajah masam. Anna semakin salah tingkah kala melihat mimik muka Jackson seakan tak menyukai kehadirannya. Dia melempar tatapan penuh tanda tanya pada Naila, penasaran, apa yang membuat Jackson marah padanya. Namun, Naila tak memberi jawaban. Dia malah tersenyum lebar hingga menampilkan gigi putihnya."Oh ya, aku hampir saja lupa, sekarang giliran kamu untuk pemotretan, Talitha." Anna baru saja teringat t

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 49 - Kompetisi Dimulai

    Tak ada sahutan, ekspresi Jackson tak dapat terbaca sama sekali saat ini. Ali semakin mencengkeram kerah kemeja Jackson."Apa kamu mendengarkan aku hah?!" teriak Ali hingga Roni memusatkan perhatian ke arah Ali dan Jackson. Sedari tadi Roni disuruh Ali, memeriksa kesiapan acara fashion show untuk nanti malam di i-pad. "Haha!" Suara tawa Jackson tiba-tiba berkumandang di sekitar. Sebuah tawa yang membuat rahang Ali semakin mengeras. Apalagi kini Jackson telah berhasil menyentak kasar tangannya. Kali ini giliran Jackson yang mencengkram kerah kemeja Ali. Atmosfer semakin terasa panas dan mencekam. Kedua pria yang mempunyai watak sama, saling menatap tajam satu sama lain. "Sepertinya kamu suka sekali membuat cerita, Ali. Jelas-jelas nama istrimu Naila Taleetha, kamu pikir aku tidak mencari informasi tentang desas-desus kamu yang sudah memiliki istri! Dasar laki-laki bajingan! Berani sekali kamu mempermainkan perasaan Talitha!" seru Jackson dengan mata melotot keluar.Ali tersenyum s

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 50 - Kecewa

    Musik berhenti tiba-tiba, berganti dengan suara riuh terdengar di sekitar. Para penonton, juri dan para model melebarkan mata, melihat Naila yang hampir saja terjatuh ditolong oleh Ali barusan. Beberapa detik sebelumnya, Ali merasa ada yang janggal pada Naila. Karena saat keluar dari tirai Naila dalam keadaan baik-baik saja. Namun, sepertinya pakaian yang digunakan Naila membuatnya kesulitan berjalan. Lantas tanpa pikir panjang Ali mengerakkan kaki mendekati panggung dan menangkap tubuh Naila."Nai, kamu tak apa-apa, 'kan?" tanya Ali.Naila membuka mata kala mendengar suara Ali di sekitar. Dia pikir akan terjatuh tadi. Namun, Ali menolongnya dengan menggendongnya seperti bridal style. Perhatian Naila tiba-tiba teralihkan saat mendengar suara bisik-bisik orang di sekitar, yang menggunjingnya dan Ali. Sementara itu di lain sisi, seorang wanita berambut pendek mengepalkan kedua tangannya. Shakira dan beberapa model lainnya pun tampak syok. Mereka mulai bergosip yang tidak-tidak tentan

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 51 - Bersamamu, Di Bawah Hujan

    Jedar!Hujan semakin mengalir deras dari atas sana dan kilatan menyambar-nyambar satu sama lain, menciptakan sebuah percikan aliran yang mampu membuat para manusia memekik ketakutan. Begitulah keadaan di dalam tenda di sebelah kanan lapangan pacuan kuda. Para model berteriak histeris sambil menutup telinga masing-masing. Seorang pria bertubuh lumayan kekar berlarian keluar dari tenda tiba-tiba. Ketika melihat tuannya tengah bersiap-siap menunggangi kuda di depan sana. "Tuan Jackson anda mau kemana?" tanya sekretaris Jackson, bernama Marco. Dalam keadaan gusar, Jackson menoleh ke bawah. "Aku harus pergi mencari wanitaku.""Tidak! Anda tidak boleh pergi! Besok saja mencari model itu, apa anda tidak melihat sekarang hujan deras!" Marco langsung berdiri di hadapan kuda dan membentangkan kedua tangannya.Jackson mulai tersulut emosi. Rahangnya mulai mengeras. "Diam! Apa hakmu hah! Minggir, aku mau pergi!" pekiknya, menggelegar. "Aku memiliki hak penuh atas apa yang akan anda lakukan sel

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 52 - Menghindar

    Dengan tangan terkepal erat, Jackson menatap dingin Ali. Meski dia tahu Naila adalah istri Ali. Namun, dia tak peduli. Pria itu berniat merebut Naila dari Ali."Tuan, hentikanlah, biarkan Tuan Ali lewat, kasihan Talitha, sepertinya dia membutuhkan pertolongan." Marco menarik kuat tangan Jackson hingga Jackson mundur beberapa langkah. Jackson terdiam sesaat. Ali berdecak kesal kemudian. "Ck!" Saat melihat ada celah dia pun melewati Jackson begitu saja hendak membawa Naila ke rumah sakit. Roni bergegas mengekori tuannya dari belakang sambil sesekali melirik-lirik Marco. Rahang Jackson mengendur perlahan saat melihat wajah pucat Naila barusan. Tanpa pikir panjang ia mengikuti langkah kaki Ali ingin mengetahui keadaan Naila. Sedangkan para model melemparkan pandangan satu sama lain dan mulai berkomentar. "Astaga, apa kalian dengar tadi, Tuan Ali mengatakan Talitha miliknya?" tanya salah satu model berkulit sawo matang sambil mengedarkan pandangan ke arah teman-temannya. "Iya, Tuan Al

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 53 - Tak Menyangka

    "Aku benar-benar sibuk! Mengapa kamu menuduhku!" teriak Anna dengan suara bergetar pelan. Dari bola mata wanita itu terpancar kekecewaan mendalam.Naila tak habis pikir, Anna masih tetap berkilah. Bagaimana tidak dia menuduh Anna, gerak-gerik Anna tampak mencurigakan. Apalagi beberapa hari lalu, dia melihat Anna bersama Shakira. Suara teriakan Naila dan Anna lantas membuat para model dan pengunjung resort yang melintas di lorong, memusatkan perhatian ke arah mereka. "Bukankah kamu bisa meminta izin dengan managermu! Bagaimana aku tidak menuduhmu, sejak kejadian kemarin kamu menghindariku terus?!" seru Naila. Mata Anna mulai berkabut. Wanita itu tampak menahan tangisnya. "Aku benar-benar sibuk, Talitha! Mengapa kamu tidak percaya, kamu tahu sendiri kan managerku itu ga—"Shakira memotong perkataan Anna seketika."Ya ampun Anna, mengapa kamu sangat licik! Dengan teman sendiri saja kamu seperti itu! Padahal jelas-jelas kemarin kamu bersantai-santai tuh. Kasihan sekali Naila memiliki t

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 54 - Rencana Terakhir

    Melihat Anna ditampar Ali, Naila amat terkejut. Begitupula dengan Shakira dan dua model lainnya. Dengan tergopoh-gopoh Naila bangkit berdiri kemudian memegang tangan Ali berharap Ali tak lagi memperpanjang masalah. Dia tak mau karena ulahnya Anna mendapatkan hukuman. Walau Anna sudah menusuknya dari belakang selama ini. Ia menebak jika Anna melihat kedekatannya antara Ali selama ini alhasil Anna melalukan sesuatu untuk membuatnya celaka. "Ali, sudahlah," kata Naila sambil berusaha menarik tangan Ali. Namun, Ali tak mendengar. Mata setajam elang itu tak mengalihkannya dari Anna. "Berani-beraninya kamu menyakiti Talitha, hah?!" teriak Ali membuat tangis Anna semakin meluruh. "Maafkan aku Tuan Ali ...." Rasa pedas dan panas di pipi Anna, tak sebanding dengan rasa sakit di hatinya kala mendapatkan tamparan dari seseorang yang dipuja-pujanya sejak dulu."Ali, ayo!" seru Naila. Dengan sekuat tenaga Naila menarik tangan Ali dan akhirnya berhasil. Sebelum berlalu pergi Ali mendengus seje

Bab terbaru

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 124 (AA) - Membuktikan Padamu

    "Jangan pergi! Jangan mengucapkan kata-kata pergi, Anna!" Adnan memeluk erat Anna dari belakang. Mendengar kata pergi yang terucap dari bibir Anna, membuatnya resah. Adnan tak akan mau hal itu terjadi.Anna membalik cepat. Lalu menatap tajam. Tampaknya kekesalan Anna belum mereda. "Iya, kalau kamu tidak membuktikan perkataanmu, maka aku akan pergi!"Adnan langsung mendekap tubuh Anna dengan sangat erat. "Tidak, tidak Sayang, percayalah padaku, aku akan membuktikannya, kamu lihat saja nanti," ucapnya sambil berkali-kali melabuhkan kecupan di kening Anna."Iya, awas saja kamu berulah, bukan hanya Damar yang akan aku remukkan, tubuhmu pun aku akan hancurkan dengan teflon!" kata Anna, ketus.Adnan malah terkekeh-kekeh. Teringat dengan malam di mana Anna memukul-mukul sang wanita malam dengan teflon. "Iya, iya Sayang, itu kan kalau berulah, aku akan membuktikannya padamu, lihat saja nanti."Anna mendengus lantas melirik tajam Adnan. Namun, di mata Adnan, wajah Anna nampak menggemaskan."Say

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 123 (AA) - Aku Mencintaimu

    Mata Anna melebar kala Adnan menangkup kedua pipinya dan membungkamnya dengan sebuah kecupan. Dia hendak memberontak. Namun, tubuhnya mendadak lumpuh. Anna tak mengerti dengan situasi saat ini. Tadi, Adnan memarahinya. Tetapi, sekarang malah menciumnya. Dengan mata masih terbuka, Anna dapat merasakan Adnan menjelajahi isi mulutnya dengan melilitkan lidahnya perlahan-lahan. Dalam hitungan detik, Adnan menurunkan tangan lalu mendekap tubuh Anna. Anna terdiam, sambil mendongak, menatap Adnan dengan air mata masih mengalir pelan di pipi. "Siapa nama pria yang menyentuhmu, Anna? Apa kamu sangat mencintainya?" Kali ini suara Adnan terdengar lebih lembut, sinar matanya pun tak berapi-api seperti tadi.Anna hendak memberitahu namun sebenarnya dia pun tidak tahu siapa nama asli pria tersebut. "Apa nama samarannya Mr. D?" tanya Adnan lagi sambil menempelkan keningnya ke kening Anna.Dahi Anna langsung mengerut kuat. "Bagaimana kamu bisa tahu nama samarannya? Iya, aku sangat mencintainya, di

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 122 (AA) - Murka

    Lima menit sebelumnya, Adnan mendapat panggilan dari Bruno, sang sekretaris, bahwa akan diadakan rapat di restaurant. Adnan pun bergegas turun ke bawah, melihat sosok yang amat dia kenali bersama seorang pria. Saat ini, Adnan dapat merasakan dadanya terbakar membara, menahan cemburu, melihat tangan Anna disentuh oleh seorang pria. 'Siapa pria itu? Apa dia yang menyentuh tubuh Anna!' Tanpa pikir panjang, Adnan melangkah cepat hendak melihat apa yang dilakukan Anna. Dengan jarak aman, Adnan melirik-lirik ke depan. Memandang Anna dan sosok itu berjalan cepat ke bangunan di samping. Adnan terpaksa bersembunyi di balik pilar sambil sesekali menyembulkan kepala hendak mengintip.'Apa yang mereka bicarakan?'Di ujung sana, Adnan dapat melihat Anna dan pria tersebut terlibat pembicaraan serius. Adnan menajamkan pendengaran tapi karena suara kendaraan di jalan raya, menghalanginya. 'Sial, hampir saja!'Dengan buru-buru Adnan menggerakkan kepala kala matanya sedikit lagi bertemu dengan mata

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 121 (AA) - Cemburu

    Anna begitu ketakutan, melihat ayahya berdiri dengan raut wajah merah padam. Sementara Adnan mundur beberapa langkah kala mendengar Anna memanggil pria paruh baya di belakang dengan sebutan ayah. Anna berdiri sambil mengusap pelan bibirnya sesaat."Mengapa Ayah ada di sini?"Sebuah pertanyaan bodoh meluncur bebas dari bibir Anna tiba-tiba. Wanita itu lupa bila ayahnya terkadang akan datang ke apartment sekadar menengok keadaannya. "Kamu belum menjawab pertanyaan ayah barusan! Siapa yang hamil dan siapa pria ini hah!" tanya Ramdan sambil melirik Anna dan Adnan secara bergantian.Anna tak langsung menjawab tengah mencari kata-kata untuk bisa berkilah. Akan tetapi, belum sempat dia menanggapi, Adnan terlebih dahulu membuka suara hingga membuat mata Anna terbelalak."Saya suami Anna, Pak. Tadi saya hanya memberi pendapat saja jika Anna siapa tahu saja sedang hamil," jelas Adnan, dengan raut wajah datar. "Apa?!"Ramdan amat terkejut. Kedua tungkai kakinya mulai lemah. Lantas dengan perl

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 120 (AA) - Kedatangan Seseorang Tak Terduga

    Adnan semakin mendekat hingga membuat Anna panik setengah mati. Bagaimana tidak, tatapan pria itu seakan ingin memangsanya. Tanpa sadar Anna meneguk ludah berulang kali kala melihat otot-otot perut Adnan terlihat menggoda saat ini. 'Astaga, apa kamu sudah gila, sadarlah dia pria brengsek yang suka celap-celup!' Anna menggeleng cepat, mengusir pikiran nakalnya sesaat. Lalu, menyilangkan tangan di depan dada berusaha menyembunyikan buah dadanya yang tak mengenakan dalaman sama sekali. "Hei, pria mesum! Berhenti atau aku akan menendang burungmu itu!" seru Anna tiba-tiba. Adnan mengindahkan perkataan Anna, malah menyeringai tajam. "Jangan sok jual mahal, Anna. Kamu yang membuat aku seperti ini. Lagipula aku ini suamimu, jadi wajar-wajar saja jika aku menyentuh tubuhmu.""Cih! Aku tak sudi tubuhku disentuh oleh pria mesum sepertimu, tubuhku hanya boleh disentuh oleh pria yang pertama kali menjamah tubuhku!" Perkataan Anna membuat dada Adnan bergemuruh. Langkahnya terhenti seketika. "

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 119 (AA) - Seatap

    Anna membuka mata seketika saat tak dapat merasakan tamparan mendarat di pipinya barusan. Ia langsung melirik ke samping, melihat Naila malah berdiri tepat di hadapan Adnan. Adnan terlihat sangat terkejut dengan pergerakkan Naila yang menurutnya sangat cepat dan tidak dapat diprediksi itu. Dengan wajah menahan kesal, ia menatap Naila. "Kenapa kamu menamparku?" tanya Adnan sambil mengusap pipinya yang pedas. "Itu karena kamu sudah menyentuh tubuh temanku, Adnan!" seru Naila.Adnan ingin menyahut. Namun, tatapan tajam Ali yang berada di belakang, membuat Adnan bungkam. Ali baru saja tiba bersama Anya.Dalam hitungan detik, Naila mengalihkan pandangan kepada Anna lalu mendekat. Anna merasa bersalah, tatapan Naila menyiratkan kekecewaan. "Naila, maafkan aku karena tidak memberitahu kamu tentang permasalahanku, aku benar-benar minta maaf."Naila membuang napas kasar kemudian memegang kedua tangan Anna. "Kamu membuatku kecewa, Anna. Padahal kita bisa mencari bersama-sama solusinya, tapi

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 118 (AA) - Menikah

    "Maksud Tante dengan kekasihku ya?"Anna memaksa tersenyum meski jantungnya sudah dag dig dug, seperti genderang perang. Dia menerka-nerka apa Anya sudah mengetahui kejadian semalam, entahlah. Anna berharap tidak.Anya tersenyum lebar, senyumannya membuat Anna panik. "Tentu saja dengan anak Tante, masa dengan kekasihmu."Anna menelan ludah berulang kali, terlihat gugup. "Tapi Tante mengapa harus menikah sama Adnan, aku punya kekasih, Tante?"Anya tersenyum penuh arti. "Kamu pikir Tante tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian semalam."Sekarang, senyum wanita paruh baya di hadapannya membuat Anna menarik napas panjang. "Memangnya semalam ada apa, Tante?"Anna masih mencoba mengelak. Meski keringat dingin menjalar di telapak tangannya saat ini. "Sudahlah, tak usah banyak tanya, ayo ikut Tante sebentar!" Tanpa mendengarkan balasan Anna, wanita yang wajahnya masih terlihat segar itu menarik tangan Anna keluar dan menyeretnya ke suatu tempat.Anna nampak panik, bertanya pada Anya mau

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 117 (AA) - Jangan Sampai

    Demi mengatasi rasa gugupnya, Anna meneguk ludah berulang kali. Bagaimana tidak, Anya sedang melayangkan tatapan menyelidik padanya sekarang. "Anna, Green, siapa yang tidur dengan Adnan?" Anya mengulangi pertanyaan kala Anna maupun Green terdiam. Anne melirik Green sekilas lalu terkekeh hambar. "Bukan Adnan anak Tante kok, Adnan kekasihku, nama belakangnya Adnan juga, hehe.""Iya, Adnan pacar Anna, Tante." Green menyenggol cepat lengan Anna sambil melempar senyum kecut pada Anya pula. Selama ini, Anya mengira Anna memiliki kekasih. Anna dipaksa Naila unfuk berbohong. Naila sangat tak setuju bila Anna menikah dengan pria seperti Adnan. Meskipun begitu, Anya kerapkali meminta Anna membawa pacarnya ke rumah sekadar ingin tahu. Dan pada akhirnya ia berbohong lagi mengatakan jika kekasihnya berkerja menjadi abdi negara di perbatasan dan hanya pulang di waktu tertentu. Semenjak saat itu, Anya tak pernah lagi bertanya."Nama kekasihmu Adnan juga, Anna?" tanya Anya."Iya, Tante," balas Anna

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 116 (AA) - Tidur Dengan Siapa?

    "Anna, kamu ada di dalam 'kan?" kata Naila lagi dari luar. Anna semakin gusar. Tampak panik sekaligus kebingungan. Mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Namun, kepalanya semakin pusing. Matanya berkeliling sejenak di ruangan, melihat dress yang dikenakan saat menghadiri bridal shower Green nampak robek. Lalu melihat juga pakaian seorang pria berserakkan di mana-mana. Siapalagi kalau bukan punya Adnan. Anna yakin bila terjadi sesuatu di antara mereka semalam. Apalagi tubuh keduanya dalam keadaan polos sekarang. Di seberang ranjang, Adnan pun terlihat bingung. Sedari tadi mengamati keadaan kamar. "Anna?" Suara Naila terdengar lagi. Lamunan Anna buyar."I-ya Naila, tunggu sebentar!" balasnya setengah berteriak. Lantas dengan cepat menoleh ke arah Adnan. Matanya langsung menutup, melihat Adnan belum menutup burungnya."Adnan, cepat sembunyi dan pakai bajumu itu!" perintah Anna lalu mengambil celana dalam Adnan sambil menahan jijik. Kemudian tanpa melihat ke belakang, dia

DMCA.com Protection Status