Beranda / Romansa / Wanita Bayaran / Wanita bernama Laila

Share

Wanita bernama Laila

Penulis: Alliya Khairz
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-11 15:05:29

Natalie tiba di sebuah rumah yang terbilang mewah. Tanpa segan Natalie langsung masuk, karena pagar yang tak terkunci. Sampai di depan pintu, Natalie mulai menekan bel. 

Tak ada tanda-tanda tuan rumah akan membuka pintu, hingga Natalie mengulang perbuatannya untuk yang keempat kalinya. 

Tak lama kemudian, pintu terbuka. Natalie menangkap wajah tak asing di balik pintu.

"Kau!" Wanita itu mengarahkan telunjuknya pada Natalie, dengan suara yang penuh tekanan emosi. 

Natalie hanya tersenyum menghadapi wanita itu.

"Jangan bertanya. Bukankan Rio sudah memberitahumu untuk bersiap-siap menyambutku, Celine?" Natalie memanas-manasi Celine.

"Ini tidak akan lama, Natalie. Aku pastikan Rio akan melihat wajah aslimu!" Celine mengancam.

"Oh ... aku akan menunggu dengan senang hati, Celine. Karena melihat musuh hancur tanpa perlawanan sangat tidak seru!" tantang Natalie, lalu dengan sombong menabrak tubuh Celine. 

"Awas kau, Natalie!" gumam Celine, penuh kebencian. 

"Hei, Celine! Bisa kau perlihatkan kamarku?" Natalie kembali memanggil Celine. 

"Cih!" Celine mencebik. Meski begitu, ia tetap memperlihatkan Natalie kamar untuknya. Dia takut Natalie akan mengadu yang tidak-tidak lagi pada Rio. 

***

     

     "Ugh ... aku lelah," keluh Natalie saat tiba di kamar.

"Aku harap perkerjaan ini tidak memakan waktu lama. Oh iya, sepertinya aku harus menelpon seseorang." Natalie lalu mengambil ponselnya, menekan kontak yang bertuliskan 'Nyonya Boss' di sana. 

"Hello ...." Telepon tersambung.

"Nyonya, sekarang aku sudah berhasil masuk ke dalam rumah Rio. Bisakah kau memberitahuku di mana Rio menyimpan berkas itu? Supaya aku bisa secepatnya meninggalkan rumah ini." Natalie coba meminta petunjuk.

"Dengar, Natalie. Jika aku tahu, aku juga tak akan repot-repot membayarmu untuk mendekati Rio," ujar suara di ujung sana.

"Ugh ... apa artinya aku masih harus mencari petunjuk di sini? Berapa lama lagi aku akan menderita di sini?" 

"Aku pikir setelah kau melihat rumah itu, kau akan berbalik mengejar Rio dan mengkhianatiku." Suara wanita itu terdengar meremehkan.

"Cih! Kau pikir aku buta, hingga harus mengejar pria seperti itu? Hanya wanita bodoh yang mau bersuamikan pria berengsek seperti itu." Kembali Natalie mencebik.

Hening. 

Tak terdengar lagi suara di ujung sana. Natalie mulai menyadari bahwa ucapannya agak keterlaluan. Ia lupa kalau wanita di telepon juga pernah memiliki hubungan spesial dengan lelaki yang ia sebut berengsek.

"Ugh ... maafkan aku, Nyonya. Maksudku bukan kau. Kau tentu saja lebih baik dari Celine. Setidaknya kau adalah istri pertama Rio. Bukan seperti wanita penggoda yang menaikkan derajatnya dengan merayu suami orang." Natalie berusaha menenangkan lawan bicaranya.

"Tidak. Kau benar, Natalie. Aku adalah salah satu dari wanita bodoh itu. Dulu aku sempat berpikir ingin merebut kembali apa yang harusnya menjadi milikku. Tadinya aku berpikir, Rio tak 'kan pergi jika Celine tak menggodanya. Tapi lihatlah, ia begitu mudah tergoda olehmu, bahkan berani menyakiti Celine." Wanita itu menumpahkan keluh kesahnya. 

"Sudahlah, Nyonya. Setidaknya sekarang kau telah melihat sosok asli dari mantan suamimu itu." Natalie coba menenangkan.

"Ya, terima kasih Natalie. Kau sudah menyadarkanku. Sekarang aku sudah tak menginginkan pria menjijikkan itu lagi. Tenang saja." 

"Hahaha ... aku tak sebaik itu, Nona. Aku hanya mengatakan itu karena kau membayarku. Kau mau kembali pun bukan urusanku," ujar Natalie lagi.

"Hah?! Kau ini… Memang pantas disebut wanita bayaran. Yang kau pikirkan hanya uang." Natalie hanya tertawa menanggapi ucapan wanita itu. 

Ada dua alasan kenapa Natalie mau melakukan hal seperti ini. Pertama, karena uang. Kedua, ia sangat membenci wanita penggoda. Karena masa kecilnya pernah dirampas oleh wanita seperti itu. 

***

Natalie hanyalah gadis biasa. Ibunya hanya seorang penjual kue. 

Selama ini sang ibu selalu berjuang membesarkan Natalie seorang diri, dalam trauma yang masih membekas. Natalie bukanlah gadis yang pintar, hingga bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya. Sejak SMP, ia berjuang mati-matian agar bisa tetap bersekolah. Yang artinya, ia tak memiliki waktu untuk sekedar bersenang-senang seperti remaja pada umumnya. 

Sepulang sekolah, sebisa mungkin ia membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah. Karena selain berjualan kue, ibunya juga menawarkan jasa mencuci kepada beberapa orang. Malam harinya, Natalie menghabiskan waktu di cafe, menjadi seorang pelayan di sana, meski terkadang ia sering mendapat tuduhan tak mengenakkan dari berbagai pihak. Hal itu tak menjadi masalah bagi Natalie. Karena apa yang mereka lihat, bukanlah seperti yang mereka pikirkan.

Hingga suatu hari, Natalie bertemu dengan seorang wanita yang menawarkan ia pekerjaan dengan bayaran menggiurkan. Dengan polosnya, Natalie mengiyakan ajakan wanita tersebut. 

Tepat di malam itu, Natalie terjebak dalam sebuah ruangan bersama dengan seorang pria tua. Natalie berusaha melarikan diri. Ia terus memohon agar dilepaskan. Tapi pria tua itu hanya menertawakan Natalie dan coba melecehkan Natalie. 

Natalie terus menangis, mencegah tangan pria itu membuka bajunya. 

Pria tua yang sudah dikuasai nafsu itu tak menghiraukan tangisan gadis kecil di hadapannya.

Dengan penuh perjuangan, Natalie berusaha berontak. Tapi tangan mungilnya tak mampu menahan kekuatan pria itu. Sebagian tubuhnya kini terlihat, sementara kedua tangannya masih berusaha menutupi tubuhnya yang setengah telanjang. 

Dalam tangis, ia terus memohon, sembari mengatakan, "Apa salahku? Apa salahku? Apa salahku?" 

Hingga tiba saat ia hampir menyerah, seseorang muncul dan memukul kepala pria tua itu dengan vas bunga. 

"Argh ...!" Jeritan pria tua itu membuat Natalie semakin ketakutan. 

Sementara orang yang memukul sekali lagi menghantam pria tua itu tepat di area sensitifnya. 

"Argh ... sialan! Si-siapa kau?!" hardik pria tua itu, seraya menahan rasa sakit di bagian bawahnya. 

Bugh-bugh-bugh!

Wanita itu terus-terusan menghajar pria tua yang telah terkapar di lantai. Wanita itu terlihat benar-benar menyeramkan.

"Pria berengsek tak tahu malu! Beraninya kau menyakiti gadis kecil di hadapanku! Sialan! Padahal aku ke sini sebagai tamu tak diundang, tapi malah melihat adegan menjijikkan! Sialan!" Wanita yang menutupi wajahnya dengan hoodie dan masker itu terus mengeluarkan makian.

Setelah puas, wanita itu menatap gadis kecil yang sedari tadi nampak ketakutan.

"Kau tak apa, gadis kecil?" tanyanya pada Natalie.

Natalie tak menjawab, hanya terus menitikkan air mata.

"Tenanglah! Pria ini sudah aku lumat-lumatkan," ujar wanita itu, membanggakan diri.

"Oh, ya. Aku Laila, panggil saja aku Madam," sambung wanita itu lagi, seraya mengulurkan tangan.

Natalie menyambut uluran tangan itu, lalu segera berdiri. Ada rasa aman saat wanita yang bernama Laila itu menyambutnya. 

Semenjak hari itu, Natalie selalu membuntuti Laila.

"Hei, anak kecil! Bisakah kau berhenti mengikuti!" hardik Laila kala itu.

Natalie kecil hanya menunduk, seraya menggeleng. 

"Dengar, ya. Kau tak bisa membuntutiku seperti ini. Aku punya misi yang berbahaya. Aku hanya kebetulan menolongmu, karena saat itu aku telah lebih dulu menyelinap masuk ke hotel pria tua itu. Sekarang, pulanglah!" usir Laila. 

Natalie tak mendengarkan perkataan Laila. Ia hanya terus berjalan di belakang Laila.

"Argh ... kau mau apa, sih? Aku bukan ibumu! Kenapa kau selalu mengikutiku?!" geram Laila. 

"Hiks ... hiks ... hu hu hu..." Natalie menangis, membuat Laila iba.

"Baiklah gadis kecil, apa maumu sebenarnya? Kenapa kau mengikutiku?" tanya Laila, sembari membungkukkan tubuhnya di hadapan gadis kecil itu.

Laila seperti mengerti apa yang dirasakan gadis itu kini. 

Namun ia tak tahu membujuknya dengan cara apa. Tangisan yang gadis kecil itu keluarkan sama persis dengan dirinya dulu. Tangisan yang menggambarkan keputusasaan serta rasa dendam.

.

.

.

Bab terkait

  • Wanita Bayaran   Pria Misterius

    Natalie kecil masih diam, hanya terus memperhatikan Laila yang mengeluarkan minuman dari tasnya, lalu mulai meneguk air mineral itu."Aku ingin melakukan pekerjaan sepertimu." Natalie memberanikan diri mengungkapkan keinginannya.Byur.Air menyembur keluar dari mulut Laila."Uhuk-uhuk-uhuk ...." Karena terkejut, Laila sampai terbatuk-batuk."Apa katamu?" Laila memastikan pendengarannya."Aku ingin sepertimu. Kau keren, ketika menghajar om gendut itu," ucap Natalie polos."Hahaha ... keren katamu? Kau bahkan tak tahu perjuangan seperti apa yang kulakukan hingga bisa seperti ini." Laila tertawa menanggapi ucapan gadis kecil di hadapannya.Natalie diam. Ia memang tak mengerti apa-apa saat ini. Tapi yang ia pikirkan hanyalah bagaimana cara melindungi diri. Sesaat Laila menatap ke arah gadis kecil di hadapannya. Ada rasa iba mengingat masa kecilnya hampir mirip dengan yang dialami gadis ini.Dia menghela napas panjang, la

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Wanita Bayaran   Semobil dengan pria asing

    "Apa kau tertarik dengan wanita itu, Rai?" Sebuah pertanyaan muncul dari meja lainnya."Tertarik? Pada wanita itu?" Lelaki yang dipanggil Rai itu, menunjuk ke arah Natalie."Kau pikir aku tak sadar, matamu terus menatap ke arah gadis itu,""Hei, kau jangan salah sangka! Apa kau pikir, aku akan tertarik dengan wanita seperti itu? Dia bukan seleraku!" sangkal Rei."Ckck ... jangan sampai aku tahu, kau diam-diam mencari tahu identitas wanita itu nantinya. Aku bersumpah, tak akan membantumu!""Oh ... ayo lah, Jeremy. Aku tahu kau tak akan tega." Rei menghipit leher Jeremy, kawan kecilnya itu.Sementara sorot matanya, tak lepas dari gadis seksi, yang sedari tadi terlihat mengoceh tak jelas.*** "Huh ... baiklah! Cukup senang-senangnya. Mari kita kembali ke medan perang." Natalie mengaitkan tas di tangannya, lalu mulai meninggalkan tempat.Ia berhenti di sebuah halte, menunggu taks

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • Wanita Bayaran   Tertangkap basah

    Cahaya pagi mulai terasa menusuk kulit serta penglihatan. Memaksa diri untuk segera membuka penglihatan."Uh ...." Natalie membuka mata, perlahan mengumpulkan kesadaran.Lama ia memperhatikan ruangan tempatnya tidur, lalu beralih ke selimut putih yang membungkus tubuhnya.Sontak ia terbangun, lalu hal pertama yang ia lakukan ialah membuka selimut. Memastikan pakaiannya masih lengkap."Fiuh ...." Natalie menarik napas lega."Sepertinya tak terjadi apa-apa," lanjutnya lagi."Tapi di mana aku?" Ia mulai meneliti setiap sudut ruangan yang serba putih itu. Ia memulai mengingat satu persatu kejadian yang berkaitan."Apa aku diculik?" pikir Natalie.Natalie lalu berdiri, membuka sebuah tirai besar yang menghalangi cahaya masuk. Nampak sebuah kolam renang di sana, dengan seorang pria yang tampak duduk santai dengan memegang laptop."Pasti dia penculiknya." Natalie lalu keluar dari kamar, akan menuju kolam renang itu.&n

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • Wanita Bayaran   Mari bermain

    Brak.Celine mendobrak pintu Natalie dengan bantuan beberapa pria kekar. Dengan tersenyum jahat, Celine memerintahkan pria-pria kekar itu menyeret Natalie keluar dari kamar."Seret wanita ini keluar! Cepat!" Perintah Celine."Baik, Nyonya!" Pria-pria itu hanya mengiyakan."Apa-apaan kau, Celine? Begini kah caramu memperlakukan tamu?" tanya Natalie, yang langsung bangkit dari tidur. Mendapati kamarnya telah dipenuhi beberapa orang."Cih! Kau menjadi tamu, hanya karena Rio menyukaimu. Tapi setelah ini, Rio tidak akan lagi memperlakukanmu dengan kasih sayang!" cebik Celine, dengan amarah yang membara."Apa maksudmu?! Apa kau pikir, aku akan pergi dari rumah ini hanya karena ancaman murahanmu itu, hah?!" Natalie bersikukuh, tak ingin pergi.Celine tak tinggal diam. Ia kemudian memperdengarkan sebuah rekaman yang ia ambil beberapa saat sebelumnya."Tidakkah ini cukup untuk membuatmu pergi?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Wanita Bayaran   Tentang Rai

    "Ah ... apa yang kau lakukan padaku, Natalie?" erang Celine, saat Natalie mengikat kedua tangannya, serta menyiramkan air di atas kepalanya."Tenanglah! Ini hanya air. Lagipula tidak beracun," ujar Natalie, santai."Kau gila, Natalie! Lepaskan aku!" bentak Celine lagi."Terserah! Sebelum kau mengatakan dengan jelas di mana Rio menyimpan berkas-berkas itu, aku tak 'kan melepasmu!" ancam Natalie."Sungguh, Natalie. Aku tak tahu apa-apa. Dengan posisiku saat ini, apa kau pikir Rio akan memberitahuku tentang itu." Celine mengiba.Natalie sejenak berpikir."Sial! Kau adalah nyonya di rumah ini! Kau adalah istri sah sekarang. Bagaimana bisa kau tidak tahu di mana suamimu menyimpan berkas penting seperti itu!" Natalie murka. Ia mulai tak bisa mengendalikan diri."Aku tidak berbohong. Aku sungguh tak tahu. Aku sama sekali tidak memikirkan hal itu. Selama ini aku hanya menginginkan posisi nyonya, sama sekali tidak memikirkan ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Wanita Bayaran   Karma

    "Bagus Natalie. Bagus sekali." Seorang wanita tampak memuji Natalie, usai ia menyerahkan beberapa berkas penting."Seperti yang kau tahu, Nyonya. Aku selalu profesional," puji Natalie pada diri sendiri."Aku tahu, kau tak 'kan mengecewakanku. Kupikir kau akan segera menyerah, karena di telpon tadi, kau mengatakan masih belum mendapatkan apa-apa," sindir wanita yang akrab disapa Denia itu.Deg.Jantung Natalie bagai ditombak, mendengar perkataan nyonya Denia yang begitu menusuk."Oh ... soal itu. Aku hanya ingin memberimu surprize, Nyonya. Bukankah kau merasa terkejut dengan kedatanganku yang tiba-tiba ini? Seperti yang kau lihat, misiku telah selesai." Natalie berusaha tenang dalam kebohongannya. Ia tak mau hanya karena sedikit keterlambatan, kliennya merasa tidak puas. Jaringan nyonya Denia sangat luas, jika Natalie bisa memuaskan klien satu ini, kemungkinan di masa depan ia tak 'kan susah mendapatkan misi lagi. Karena nyon

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04
  • Wanita Bayaran   Akar masalah

    Wanita paruh baya itu tersenyum, melihat wajah Celine yang mendadak pucat."Terkejut? Kau pasti tak 'kan mengira hari ini akan datang, bukan?" Wanita itu mencibir."Natalie ... apa maksudnya ini?" Celine yang dipenuhi rasa penasaran, mulai mempertanyakan."Apa kau sungguh ingin tahu, atau kau takut menebak?" Bukannya menjawab, Natalie malah sengaja memancing amarah Celine."Ka-kau!" Celine tak mampu berkata-kata, saking emosinya."Bagaimana rasanya menjadi istri yang dibuang, Celine? Sakit, bukan?" Denia kembali buka suara."Seperti itu lah yang kurasakan lima tahun lalu! Kau merebut segala yang kupunya hanya dengan modal tubuhmu itu! Kau menghancurkanku, hanya dengan mengandalkan wajahmu! Sekarang, akan kubuat kau merasakan, perasaan dibuang. Dan ...." Denia mengangkat wajah Celine menggunakan telunjuknya."Akan kuhancurkan wajah cantik ini, agar tak ada lagi kebahagiaan yang rusak karena wajah ini!" Denia mengatakan itu, dengan penu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Wanita Bayaran   Masa lalu Denia

    "Sialan! Argh ...." Rio yang stres, terus melampiaskan amarahnya pada stir mobil.Beberapa menit kemudian, ponselnya berbunyi. Tertera nama Celine di sana."Cih! Untuk apa wanita murahan ini menelponku? Semua gara-gara dia. Seandainya ia tidak muncul, aku tak 'kan kehilangan kendali seperti tadi. Sekarang, apa yang harus kulakukan? Denia pasti tidak akan memaafkanku." Rio merenung sesaat. Menyesali atas apa yang ia ucapkan pada Denia. Ia benar-benar takut, jika Denia mengetahui hubungan gelapnya dengan Celine.Sebagai seorang lelaki, terkadang ia ingin mendapat perlakuan mesra dari Denia. Tapi, karena Denia seorang wanita karir, membuat ia jarang berada di rumah. Rio merasa diperlakukan seperti lelaki bayaran. Sekarang ia justru terjebak karena ulahnya sendiri.Ponsel Rio masih terus berbunyi, dari kontak yang sama. Dengan terpaksa, Rio mengangkat panggilan itu."Halo." Suara serak Celine terdengar dari ujung sana.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06

Bab terbaru

  • Wanita Bayaran   Rai dan Jeremy

    Sore harinya Jeremy pulang, dengan membawa beberapa obat penurun panas dan pereda nyeri untuk Rai. Meski sebenarnya ia tak ingin menyia-nyiakan uang untuk orang tak dikenal, tapi sisi kemanusiaaannya tak tega jika harus membiarkan Rai dalam keadaan sengsara.Sesampainya di rumah, ia mulai berteriak,"Bu ... Bu." Ia memastikan, jika ibunya ada di rumah."Masuklah, Jemz. Jangan berteriak seperti itu." Ibu Jeremy menasehati."Bu, di mana pria itu? Ia belum mati, kan?" canda Jeremy.Plak."Aw ... sakit, Bu." Jeremy meringis, saat sebuah sapu mendarat di kepalanya."Jaga ucapanmu, Jemz. Kau tidak lihat, pria itu duduk di kursi tamu?!" Ibu Jeremy memelototi anaknya itu."Ups!" Jeremy menutup mulutnya, saat menoleh dan mendapati Rai yang tengah menatapnya sangar."Hei, Bro. Kau sudah bangun rupanya. Bagaimana perasaanmu? Apa kau masih bisa merasakan denyut jantungmu?" Jeremy masih saja bercanda, kemudi

  • Wanita Bayaran   Awal pertemuan

    "Argh ... sakit!" teriakan Celine, begitu menggelora di dalam kamar."Maafkan aku, Denia. Kumohon," pekik Celine, memelas.Ia merasakan hawa panas di sekitar wajah, juga selangkangannya. Ia bahkan tak mengingat jelas, kapan terakhir kali ia pingsan. Setiap terbangun, Celine selalu merasakan gatal di sekitar selangkangan, serta wajahnya. Ia tak tahan untuk tidak menggaruknya, membuat bagian yang sensitif itu terluka."Denia ... kumohon ampuni aku. Argh ... aku tak sanggup lagi, Denia. Kumohon, beri aku obat. Argh ...." Suara itu kemudian berubah menjadi tangis pilu.Denia hanya tersenyum puas, mendengar tangisan Celine. Ia merasa tak perlu mengotori tangannya untuk menyakiti Celine. Justru tangan Celine sendiri lah yang membuat luka di tubuhnya."Wah, wah, Nyonya. Aku sangat terkesan padamu. Kau bahkan belum menggunakan tanganmu untuk menyakiti Celine, tapi wanita itu malah teriak dengan hebohnya," puji Natalie, dengan nada menyindir. 

  • Wanita Bayaran   Masa lalu Denia

    "Sialan! Argh ...." Rio yang stres, terus melampiaskan amarahnya pada stir mobil.Beberapa menit kemudian, ponselnya berbunyi. Tertera nama Celine di sana."Cih! Untuk apa wanita murahan ini menelponku? Semua gara-gara dia. Seandainya ia tidak muncul, aku tak 'kan kehilangan kendali seperti tadi. Sekarang, apa yang harus kulakukan? Denia pasti tidak akan memaafkanku." Rio merenung sesaat. Menyesali atas apa yang ia ucapkan pada Denia. Ia benar-benar takut, jika Denia mengetahui hubungan gelapnya dengan Celine.Sebagai seorang lelaki, terkadang ia ingin mendapat perlakuan mesra dari Denia. Tapi, karena Denia seorang wanita karir, membuat ia jarang berada di rumah. Rio merasa diperlakukan seperti lelaki bayaran. Sekarang ia justru terjebak karena ulahnya sendiri.Ponsel Rio masih terus berbunyi, dari kontak yang sama. Dengan terpaksa, Rio mengangkat panggilan itu."Halo." Suara serak Celine terdengar dari ujung sana.

  • Wanita Bayaran   Akar masalah

    Wanita paruh baya itu tersenyum, melihat wajah Celine yang mendadak pucat."Terkejut? Kau pasti tak 'kan mengira hari ini akan datang, bukan?" Wanita itu mencibir."Natalie ... apa maksudnya ini?" Celine yang dipenuhi rasa penasaran, mulai mempertanyakan."Apa kau sungguh ingin tahu, atau kau takut menebak?" Bukannya menjawab, Natalie malah sengaja memancing amarah Celine."Ka-kau!" Celine tak mampu berkata-kata, saking emosinya."Bagaimana rasanya menjadi istri yang dibuang, Celine? Sakit, bukan?" Denia kembali buka suara."Seperti itu lah yang kurasakan lima tahun lalu! Kau merebut segala yang kupunya hanya dengan modal tubuhmu itu! Kau menghancurkanku, hanya dengan mengandalkan wajahmu! Sekarang, akan kubuat kau merasakan, perasaan dibuang. Dan ...." Denia mengangkat wajah Celine menggunakan telunjuknya."Akan kuhancurkan wajah cantik ini, agar tak ada lagi kebahagiaan yang rusak karena wajah ini!" Denia mengatakan itu, dengan penu

  • Wanita Bayaran   Karma

    "Bagus Natalie. Bagus sekali." Seorang wanita tampak memuji Natalie, usai ia menyerahkan beberapa berkas penting."Seperti yang kau tahu, Nyonya. Aku selalu profesional," puji Natalie pada diri sendiri."Aku tahu, kau tak 'kan mengecewakanku. Kupikir kau akan segera menyerah, karena di telpon tadi, kau mengatakan masih belum mendapatkan apa-apa," sindir wanita yang akrab disapa Denia itu.Deg.Jantung Natalie bagai ditombak, mendengar perkataan nyonya Denia yang begitu menusuk."Oh ... soal itu. Aku hanya ingin memberimu surprize, Nyonya. Bukankah kau merasa terkejut dengan kedatanganku yang tiba-tiba ini? Seperti yang kau lihat, misiku telah selesai." Natalie berusaha tenang dalam kebohongannya. Ia tak mau hanya karena sedikit keterlambatan, kliennya merasa tidak puas. Jaringan nyonya Denia sangat luas, jika Natalie bisa memuaskan klien satu ini, kemungkinan di masa depan ia tak 'kan susah mendapatkan misi lagi. Karena nyon

  • Wanita Bayaran   Tentang Rai

    "Ah ... apa yang kau lakukan padaku, Natalie?" erang Celine, saat Natalie mengikat kedua tangannya, serta menyiramkan air di atas kepalanya."Tenanglah! Ini hanya air. Lagipula tidak beracun," ujar Natalie, santai."Kau gila, Natalie! Lepaskan aku!" bentak Celine lagi."Terserah! Sebelum kau mengatakan dengan jelas di mana Rio menyimpan berkas-berkas itu, aku tak 'kan melepasmu!" ancam Natalie."Sungguh, Natalie. Aku tak tahu apa-apa. Dengan posisiku saat ini, apa kau pikir Rio akan memberitahuku tentang itu." Celine mengiba.Natalie sejenak berpikir."Sial! Kau adalah nyonya di rumah ini! Kau adalah istri sah sekarang. Bagaimana bisa kau tidak tahu di mana suamimu menyimpan berkas penting seperti itu!" Natalie murka. Ia mulai tak bisa mengendalikan diri."Aku tidak berbohong. Aku sungguh tak tahu. Aku sama sekali tidak memikirkan hal itu. Selama ini aku hanya menginginkan posisi nyonya, sama sekali tidak memikirkan ha

  • Wanita Bayaran   Mari bermain

    Brak.Celine mendobrak pintu Natalie dengan bantuan beberapa pria kekar. Dengan tersenyum jahat, Celine memerintahkan pria-pria kekar itu menyeret Natalie keluar dari kamar."Seret wanita ini keluar! Cepat!" Perintah Celine."Baik, Nyonya!" Pria-pria itu hanya mengiyakan."Apa-apaan kau, Celine? Begini kah caramu memperlakukan tamu?" tanya Natalie, yang langsung bangkit dari tidur. Mendapati kamarnya telah dipenuhi beberapa orang."Cih! Kau menjadi tamu, hanya karena Rio menyukaimu. Tapi setelah ini, Rio tidak akan lagi memperlakukanmu dengan kasih sayang!" cebik Celine, dengan amarah yang membara."Apa maksudmu?! Apa kau pikir, aku akan pergi dari rumah ini hanya karena ancaman murahanmu itu, hah?!" Natalie bersikukuh, tak ingin pergi.Celine tak tinggal diam. Ia kemudian memperdengarkan sebuah rekaman yang ia ambil beberapa saat sebelumnya."Tidakkah ini cukup untuk membuatmu pergi?"

  • Wanita Bayaran   Tertangkap basah

    Cahaya pagi mulai terasa menusuk kulit serta penglihatan. Memaksa diri untuk segera membuka penglihatan."Uh ...." Natalie membuka mata, perlahan mengumpulkan kesadaran.Lama ia memperhatikan ruangan tempatnya tidur, lalu beralih ke selimut putih yang membungkus tubuhnya.Sontak ia terbangun, lalu hal pertama yang ia lakukan ialah membuka selimut. Memastikan pakaiannya masih lengkap."Fiuh ...." Natalie menarik napas lega."Sepertinya tak terjadi apa-apa," lanjutnya lagi."Tapi di mana aku?" Ia mulai meneliti setiap sudut ruangan yang serba putih itu. Ia memulai mengingat satu persatu kejadian yang berkaitan."Apa aku diculik?" pikir Natalie.Natalie lalu berdiri, membuka sebuah tirai besar yang menghalangi cahaya masuk. Nampak sebuah kolam renang di sana, dengan seorang pria yang tampak duduk santai dengan memegang laptop."Pasti dia penculiknya." Natalie lalu keluar dari kamar, akan menuju kolam renang itu.&n

  • Wanita Bayaran   Semobil dengan pria asing

    "Apa kau tertarik dengan wanita itu, Rai?" Sebuah pertanyaan muncul dari meja lainnya."Tertarik? Pada wanita itu?" Lelaki yang dipanggil Rai itu, menunjuk ke arah Natalie."Kau pikir aku tak sadar, matamu terus menatap ke arah gadis itu,""Hei, kau jangan salah sangka! Apa kau pikir, aku akan tertarik dengan wanita seperti itu? Dia bukan seleraku!" sangkal Rei."Ckck ... jangan sampai aku tahu, kau diam-diam mencari tahu identitas wanita itu nantinya. Aku bersumpah, tak akan membantumu!""Oh ... ayo lah, Jeremy. Aku tahu kau tak akan tega." Rei menghipit leher Jeremy, kawan kecilnya itu.Sementara sorot matanya, tak lepas dari gadis seksi, yang sedari tadi terlihat mengoceh tak jelas.*** "Huh ... baiklah! Cukup senang-senangnya. Mari kita kembali ke medan perang." Natalie mengaitkan tas di tangannya, lalu mulai meninggalkan tempat.Ia berhenti di sebuah halte, menunggu taks

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status