Beranda / Rumah Tangga / Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai / Bab 1. Pria Miskin itu Ternyata Sultan

Share

Bab 1. Pria Miskin itu Ternyata Sultan

Penulis: C_heline
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-27 22:30:27

"Anjirlah, lu nggak tau apa seberapa kesal gue? Masa gue udah booking kamar sama pesan makanan, eh nggak taunya si cowok nggak tau diri itu malah kabur. Emang gilak tuh orang. Harusnya bilang dari awal kalo emang kere. Bayar kamar 150 aja mikirnya kejauhan. Dasar cowok nggak guna. Sialan!"

Andara bersungut-sungut atas kejadian yang baru saja dia alami. Di temani sang sahabat yang memang sengaja datang hanya untuk mendengar celotehan Andara ini, benar-benar sukses membuat telinga temannya itu terasa bengkak.

"Udah sih, ngapain marah-marah coba? Sesuai apa kata elu, kamar cuma 150, kan nggak rugi-rugi amat. Doa'in aja ntar malam dapat job lagi. Biasanya, kan malam Minggu gini banyak tuh yang nangkring di lampu merah. Nggak usah kesal, udah! Kayak nggak ada lakik lain aja," tanggap Missa, mencoba menenangkan.

Andara seketika saja meringis mendengarkan kata-kata Missa tadi. Apa katanya? Berdoa? Andara bergidik lucu untuk yang itu.

"Terus gimana sekarang? Lu ada job nggak? Karena uang gue udah habis nih buat booking kamar," tukas Andara sambil melorotkan kimononya. Meninggalkan celana pendek juga tank top yang mencetak tubuh.

"Duh, gue juga bingung nih, Dar, dapat uang dari mana ya? Mana besok kita harus bayar kosan lagi. Ya dewa... capek banget hidup jadi orang. Pengen jadi bintang gue kadang-kadang," sahut Missa ikut mengeluh. Berbeda dengan Andara, Missa lebih memilih merebahkan tubuh di atas kasur hotel seharga kipas angin hadiah pasar malam.

Andara yang baru saja ingin menyapu kulitnya dengan body lotion, tiba-tiba saja di interupsi oleh pesan singkat yang muncul di layar ponselnya. Penasaran, buru-buru dia meraih benda persegi tersebut guna melihat pesan siapa yang baru masuk.

'Lun, ada job nih buat lu. Datang ke kafe sekarang, buru! Banyak konglomerat di sini. Jangan sampe kehabisan!'

"Alhamdulillah... Akhirnya kita kebagian rejeki, Mis. Wuuuu..." serunya setelah selesai membaca pesan singkat tersebut.

Missa sontak saja melirik Andara dengan kepala yang meneleng. "Segila-gilanya gue, lu lebih stres, Dar. Job haram di katain Alhamdulillah. Nggak-nggak memang lu." Alih-alih ikut senang, Missa justru lebih tertarik mengomentari kata-kata Andara yang di luar galaksi.

Lagi-lagi, Andara hanya nyengir kuda. "Biasa lah Sis, namanya juga refleks," jawab Andara tidak kehabisan kata-kata.

Missa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Baru teringat lagi akan job yang baru di katakan Andara tadi.

"Oh iya, job apaan yang lu maksud tadi? Berapa orang nih? Biar gue bisa siap-siap setel badan. Duh... capek Gusti olahraga malam-malam," tanyanya tak luput dari keluhan.

"Nggak tau gue. Kata si Kon tadi banyak pengusaha konglomerat. Belum tau juga sih, mau apa nggak. Kita coba-coba aja dulu. Kalo emang iya semua tuh laki-laki orang kaya, gue jabanin dah sampe pagi juga. Asal besoknya gue bisa belanja di Dior plus LV. Huff... nggak sabar banget njirr..." angan Andara membayangkan hasil yang akan dia dapatkan.

"Ya udah, buruan! Kita ke sana sekarang. Kali ini gue nggak akan buka harga lima puluh, tapi lima juta!" tukas Missa, ikut semangat.

"Gue lima puluh aja sih. Asal ada bonus sekali servis," tanggap Andara yang lantas tertawa.

***

Sesuai agenda juga lokasi yang di berikan Konen—masih satu kolam dengan Andara—kedua perempuan itu sudah tiba di lokasi. Kafe Yara yang terletak di bagian sudut kota. Lumayan terkenal di kalangan anak-anak bebas seperti mereka.

Andara langsung saja melengos masuk ke dalam, mencari keberadaan Konen. Sepertinya benar apa kata laki-laki itu, di sini sedang banyak terdampar para laki-laki usia matang dengan setelan jas yang mewah. Tidak salah lagi, mereka pasti si pria dengan uang berlimpah.

"Woi Kon, gimana?" seru Andara begitu melihat wajah lebar laki-laki itu.

"Sini buruan!" Konen menarik tangan Andara yang di belakangnya ada Missa yang turut mengekori. "Lu pada tau nggak? Usut punya usut, ternyata semua orang-orang yang lu liat di sana itu masih sebatas kacung alias pesuruh. Si Tuan yang memfasilitasi semua ini belum muncul. Katanya akan tiba dua puluh menit lagi," kata Konen begitu situasi terlihat aman.

"Benaran, Cok? Gilak, gilak, nggak kebayang seberapa banyak tuh duit si Tuan Kacung. Tapi tujuan dia ke sini mau ngapain? Jangan bilang dia mau berantas kafe Yara? Bisa jadi kuman kita kalau kafe ini di bongkar," tanggap Andara.

"Anjai... tumben-tubenan lu punya pikiran kritis macam gitu. Biasanya biar Intel yang datang juga lu jabanin," komentar Missa, sangat tahu tabiat temannya itu.

"Udah-udah!" Konen mengibaskan tangan. "Dengerin gue. Gue dapat kabarnya dari teman gue salah satu orang yang nunjukin kafe Yara buat bahan pertimbangan untuk Si Sultan. Kalian tau nggak, dia mau cari apa ke sini?"

Andara dan Missa kompak menggeleng.

"Dia mau cari cewe yang bisa di bawa ke Dubai sono. Buat di jadiiin teman tidur tiap malem. Katanya sih gitu. Kalau emang iya, kalian berdua daftar aja. Kan lumayan tuh tinggal di Dubai. Siapa tau juga biaya hidupnya di penuhi oleh si Sultan. Gimana?" sambung Konen menjabarkan informasi yang dia dapatkan.

"Dubai?" beo Andara.

"Iya Dubai. Nih orang berasal dari sono. Bukan main lagi tuh dompetnya. Gas ajalah. Rejeki nomplok ini mah," sahut Konen, tidak berhenti sumringah.

"Gimana sama lu? Mau?" tanya Missa pada Andara.

"Gimana ya, gais... gue ikut nggak nih?" gumam Andara, malah jadi bingung sendiri.

"Udah coba aja. Siapa tau beruntung," sahut Missa membungkus dalam-dalam keraguan Andara.

Beberapa menit mencoba menimbang segala sesuatu tersebut, akhirnya yang di tunggu-tunggu pun memunculkan batang hidungnya. Dari jarak ketiga sahabat itu, dapat mereka lihat bagaimana orang-orang mendadak hormat pada sosok yang baru saja muncul. Ya, tidak salah lagi, pasti dia si Sultan Dubai yang dibicarakan.

**

Andara memilih ikut mendaftarkan diri sebagai calon yang akan di bawa ke Dubai. Dia sudah mempersiapkan diri dengan tampilan paling anggun yang dia berikan. Konen dan Missa tak luput membantu persiapan Andara untuk bertemu dengan si Sultan tersebut.

Hingga tibalah di puncaknya. Seluruh perempuan yang mencalonkan diri, berbaris di depan si Sultan yang sedang duduk di sofa sambil menaikkan satu kakinya di kaki yang lain. Matanya begitu datar mengeja satu-satu wajah-wajah perempuan di depannya.

Hampir saja Andara terlambat. Di barisan paling ujung dari arah mata si Sultan menyisir, buru-buru Andara menempati posisi. Dia merapikan lebih dulu rambutnya sebelum akhirnya sepasang mata yang penasaran dengan rupa si Tuan Kacung itu, menetap pada pahatan wajah yang menurutnya tidak asing.

"Kamu saja yang ikut saya. Yang lain boleh pergi," kata pria kaya itu persis saat matanya mengarah pada Andara.

Kaget semakin kaget perasaan Andara, kala dirinya terpilih. Sosok yang ada di depan Andara saat ini adalah laki-laki yang kabur waktu itu saat kamar dan makanan sudah di pesan. Tapi siapa sangka? Kalau dia ini ternyata seorang Sultan Dubai yang di incar banyak perempuan mata duitan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Shintia22422
sejauh ini masih menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 2. Perjanjian dan Kesepakatan

    "Gue pikir lu orang miskin. Rupanya kaya," ucap Andara pada pria di depannya. Keduanya sedang duduk disalah satu meja di Kafe. Pria itu tidak menanggapi. Dia justru memberikan satu lembar kertas dibungkus map di atas meja pada Andara. "Baca kontraknya. Setelah itu, tandatangani. Lusa kita berangkat ke Dubai." Pria di sana menjelaskan secara singkat. Andara menurunkan pandangan dari wajah Risyad ke meja. Jemari lentiknya meraih kertas yang katanya berisikan kontrak. Andara mana paham tentang beginian. Dia hanya sedang berpura-pura elegan saja, agar nanti terlihat sepadan dengan apa yang akan ditawarkan oleh si pria. "Buset! Ini tulisan apa mantra? Mana ngerti gue astaga..." gumamnya dalam hati, begitu melihat bacaan dikertas."Duh maaf ya, gue cuma paham bahasa asing, Korea Selatan. Yang lainnya gue kurang ngerti," kata Andara sembarang sambil meletakkan kembali kertas ke posisi awal. "Nae jib-e meomulmyeonseo maeil bam naleul manjogsikyeo jusibsio." Andai saja Andara sedang ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 3. Akar Permasalahan

    "Bagaimana kalau kita memperluas Mextech Grup dengan mengambil salah satu proyek yang sedang banyak ditawarkan? Mungkin saya rasa tidak akan merugikan kita dalam aspek mana pun.""Tapi bukankah ada pihak ketiga yang akan ikut ambil alih dalam pengambilan proyek ini? Saya banyak membaca laporan dari beberapa dewan direksi, bahwa dana yang mereka tawarkan itu juga cukup fantastis. Apa sebaiknya kita tidak perlu gegabah? Juga proyek ini tidak terlalu dibutuhkan oleh Mextech G, hanya akan membuang-buang waktu menurut saya pribadi." "Itu benar. Pihak ketiga itu berasal dari pasar-pasar yang sudah luas. Saya sedang tidak berniat menjangkau seberapa luas dan berpengaruhnya Mextech saat ini, hanya saja, grup-grup dari pihak ketiga itu bukan tanding untuk kita. Saya rasa, abaikan saja untuk yang ini. Bagaimana kalau kita fokus untuk membesarkan pasar dalam lokal saja? Seperti memperbanyak toko dan juga merekrut beberapa desainer terkenal untuk membentuk lagi brand-brand yang berkualitas." Sh

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 4. Ancaman Sang Penguasa

    Pertemuan yang sudah diagendakan oleh pimpinan Intext akhirnya berlangsung. Sesuai apa katanya, pertemuan ini akan mengundang beberapa rekan bisnis yang sudah tidak asing lagi diranahnya. Juga tentang anak dan menantunya yang harus turut ikut menghadiri. Entah apa sebenarnya maksud dan tujuan pertemuan ini, yang pastinya, laki-laki berusia lanjut itu ingin memberikan sesuatu yang dianggap ancaman lebih pada orang yang hendak dia inginkan kejelasannya. "Bagaimana, apa bisa kita mulai acara pertemuan ini?" tanya salah satu rekan yang hadir. Salah satu owner grup yang beken diranahnya."Tentu saja. Semuanya sudah hadir, silakan berikan beberapa statment kalian," jawab Lukas Enembe, pimpinan Intext. Sementara orang-orang sedang fokus pada acara pertemuan yang terasa sangat intim dan lekat akan pembahasan yang serius, di sisi lain ada dua orang yang sedang menebak-nebak begitu keras, apa sebenarnya yang hendak direncakan oleh Lukas lagi. Risyad dan Shama sama-sama terlihat sedang berusa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 5. Instruksi

    "Hal pertama yang harus lu lakuin! Jangan bujuk istri lu apa pun yang terjadi!" "Kamu sudah gila? Bagaimana mungkin saya tidak membujuk istri saya. Dia itu perempuan yang baik dan ada banyak orang yang hendak menjatuhkannya. Mana bisa saya hanya diam saja," protes Risyad, tidak suka statment Andara. Andara lagi-lagi membuang napas frustrasi. Di dalam kamar yang cukup luas ini, dia dan si pria kaya sedang membahas rencana yang akan mereka lakukan. Namun, Andara selalu saja dibuat geram akan kebodohan natural dari Risyad. "Lu tau nggak, kenapa kita dipertemukan sama Tuhan?" tanya Andara. "Kita tidak dipertemukan! Saya yang mencari kamu," jawab Risyad, menentang. "Ya lu emang cari, tapi lu mana tau yang bakalan lu dapatin itu gue. Bisa aja launtie lain," kukuh Andara. Risyad yang sedang duduk di kursi satu orang di depannya hanya menghela napas. Tampaknya masih terbebani akan keadaan Shama yang marah. Demi membuat kepalanya tenang, Risyad pun membiarkan Andara melanjutkan kalimatnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 6. Skenario Absurd Andara

    Risyad hanya ingin Shama membalas cintanya. Dia tidak peduli meski seberapa buruk kini perempuan itu memperlakukannya, yang terpenting adalah, Shama tahu dan sadar bahwa cinta Risyad hanyalah untuknya seorang. Sebelum bertemu dengan Andara, tujuan awal Risyad mengunjungi Indonesia hanyalah sebatas perjalanan bisnis. Namun, usai pertemuan dengan beberapa rekan di sana, banyak teman yang mengusulkan pada Risyad untuk mencoba hal baru yang akan menentukan apakah Shama bisa menerimanya atau tidak.Dan cara itu adalah, mencari gadis yang rela dijadikan kelinci percobaan. Perempuan yang kastanya lebih rendah dari Shama. Gunanya agar Shama bisa membuat dirinya seolah tidak terkalahkan dan mungkin akan berakhir menunjukkan pada Risyad kalau dirinyalah yang paling pantas menjadi nyonya Risyad Al Maktoum. **Andara terbangun dari alam bawah sadarnya. Tidurnya lelap tadi malam, hanya saja tidak terlalu nyaman. Sofa memang tidak terlalu dianjurkan untuk tempat mengistirahatkan tubuh. Badannya s

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 7. Cinta itu Pembodohan

    Risyad keluar lebih dulu. Sepasang matanya langsung saja menangkap potret Shama tengah duduk sendiri di meja makan sambil mengaduk-aduk salad sayur di depannya. Laki-laki itu terus memperhatikan istrinya yang terlihat sedang memendam banyak masalah. Shama melamun. Dia hilang dari tempatnya saat ini. "Kenapa tidak makan? Kamu sakit?" ujar Risyad sambil mendekat. Shama lantas menoleh malas. Tatapan sinis penuh kebencian itu terpampang jelas. Daripada besarnya kebencian Shama pada sang ayah mertua, sebenarnya Shama jauh lebih membenci Risyad mau sebaik apa pun sikap laki-laki itu. "Puas? Ada lagi yang kau inginkan, Risyad?" Alih-alih menjawab, Shama lebih tertarik mengajak Risyad kembali berperang. Sosok jangkung yang mengenakan jas biru polos itu menunda duduk di kursi. Mendengar tanya Shama membuatnya mendadak ingat kejadian pagi ini. Risyad menghela napas, kini dilema. Harusnya bukan ini hasil yang diterima Risyad. Laki-laki itu tidak menyadari akan seburuk ini tanggapan Shama ten

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 8. Obat Perangsang

    Andara berjalan dengan perasaan jengkel yang masih tersimpan. Tangannya masih tersisa jejak saos salad yang sempat membersihkan kepala Risyad. Tak sengaja, keduanya orang itu kembali berpapasan dengan keadaan Risyad yang sudah kembali rapi dan bersih. Jas birunya berubah jadi kemeja hitam.Andara bergeming begitu menatap Risyad yang diam di depannya. Sementara Risyad melirik tangan Andara yang kotor. Melihat betapa berantakannya kini Andara, dengan kemeja yang kebesaran, rambut acak-acakan, dan kaki jenjang hingga pahanya tak tertutup apa-apa, membuat Risyad inisiatif memberikan kartu kreditnya. "Ajak sopir belanja. Kamu sudah seperti orang gila," titahnya sambil menyodorkan kartu kredit. Alis Andara langsung menyatu, dengan bibir yang sinis. Tatapannya masih sama pada Risyad. Jengkel. "Dih, lu nggak nyadar? Yang gila itu elu, buka gue!" cetus Andara membalas. "Jangan membantah. Di rumah tidak ada yang memasak juga. Kamu boleh beli apa pun dan makan apa pun di luar. Ini kesepakatan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 9. Ciuman Berharga

    Risyad benar-benar tidak menanggapi serius apa yang baru saja dikatakan Andara. Baginya, Andara itu tetap gadis 'gila' yang mengatakan suatu hal yang tak mendasar. Itu kenapa Risyad hanya menghela napas lalu melupakan peringatan Andara. Dia kembali pada rekannya yang menunggu. Begitu tiba di kursinya lagi, dari jarak yang berbeda Andara satu kali lagi memastikan kalau Risyad benar-benar tidak percaya padanya. Dan benar saja, laki-laki itu sudah kembali duduk dan siap meneguk wine miliknya. "Gilak ya tu orang!" sungut Andara dalam hati. Dia melihat dengan jelas bagaimana Risyad meneguk dengan santai minuman 'beracun' itu. Anggap saja hari ini Risyad sedang beruntung, atau Andara yang lagi baik-baiknya. Gadis itu siap di anggap tolol karena tetap diam mengawasi Risyad untuk memastikan laki-laki itu aman. Andara tahu dimenit keberapa obat itu akan bereaksi. Itu kenapa Andara memilih diam sejenak dan kembali duduk di tempat yang jaraknya lebih dekat, tanpa Risyad tahu. Risyad akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22

Bab terbaru

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 45 . End

    Kabar kehamilan Shama sudah beredar luas bahkan sampai ke telinga sang suami. Risyad yang kala itu tengah berjuang sekuat tenaga, langsung saja dibuat gagal fokus karena tidak percaya atas kabar yang sudah beredar. Hendak berlari dari tempatnya, Risyad pun diberhentikan oleh kehadiran sang ayah yang sudah ada didepan mata. "Ayah, apa yang terjadi?""Mari sudahi kesepakatan yang kemarin. Kamu akan tetap menjadi pemenangnya, Risyad," ujar sang ayah. "Apa-apaan ini, Ayah? Aku tidak ingin berlalu curang. tolong jangan buat aku tidak mempercayai kalian lagi!" tekan Risyad."Apa yang kau maksud?" "Shama tidak hamil! Kalau pun dia hamil, yang jelas itu bukan anakku!" "Risyad!" "Apa, Ayah!" balas Risyad ikut berteriak. "Aku sudah sangat cukup sabar menghadapi kalian. Jangan coba-coba usik lagi kebahagiaanku, Ayah. Atau jika memang itu terjadi, maka aku akan meninggalkan mama keluarga ini!" Lukas terkekeh sumbang, tak percaya atas perkataan sang putra. "Apa katamu?" "Apa yang sudah Ayah

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 44

    Risyad pun mulai menjalani titah dari sang ayah. Bagaimana pun caranya, dia tidak boleh gagal dalam tugas ini. Risyad sudah sangat muak dengan kehidupannya yang kemarin. Itulah kenapa Risyad akan menempuh segala cara agar kesepakatan dengan ayahnya segera berakhir. Di sisi lain, Shama terus saja dibuat tidak tenang dengan segala perencanaan ayah mertuanya. Dia yakin pada kinerja Risyad, sangat tidak mungkin suaminya yang tidak dia inginkan itu kalah dalam pertarungan ini. Mengingat tentang latar belakang Risyad yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya, mana mungkin semudah itu kalah. Tak punya pilihan lain, Shama pun mencari jalan lain untuk menggagalkan rencana suaminya. Dia memang tidak menginginkan Risyad, akan tetapi lebih tidak menginginkan jika dirinya gagal menjadi pemegang saham utama di perusahaan yang sudah dia kelola. Shama pun segera menghubungi lawan dari perusahaan yang akan bersaing dengan Risyad. Setalah sepakat bertemu, Shama pun buru-buru pergi dan siap membua

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 43. Penawaran

    Emosi, Shama pun melampiaskan amarahnya dengan mencampakkan ponsel sembarang arah. Tidak hanya Risyad, tapi laki-laki yang sempat stau ranjang dengannya kemarin pun ikut-ikutan membuatnya tersulut emosi yang kian membuncah. **Bagi Lukas, memiliki seorang penerus adalah hal yang sangat penting. Dan yang pastinya, seorang penerus itu harus lahir dari rahim yang memang mumpuni dalam hal apa pun juga tentunya dari latar belakang yang paling baik. Itulah kenapa Lukas memaksa Shama untuk tetap memberikannya seorang cucu, walau Lukas sekarang tahu kalau anaknya sudah mulai berpindah haluan. "Siapa gadis yang terus bersama Risyad? Ada hubungan apa mereka?" tanya Lukas pada salah satu ajudan yang baru dia panggil. "Sejauh ini kami hanya bisa memastikan kalau gadis itu hanya sebatas pelayan saja, Pak. Karena sejak kemarin, saya melihat kalau gadis itu di bawa ke mansion pribadi Tuan Lukas untuk dijadikan tukang bersih-bersih." "Kau yakin? Aku akan membekukan seluruh akses apa pun yang meny

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 42. Bucin

    Baru saja matahari menyambut, suara nyaring dari arah dapur sudah menyapa telinga Shama. Dia menyempatkan melirik jarum jam dan mendapati hari sudah pukul delapan pagi. Hendak kembali memejamkan mata, suara yang seperti gesekan benda berbahan stainless membuatnya tak tenang lagi untuk melanjutkan tidurnya. Shama segera bangun dan berjalan satu jurus ke arah dapur untuk melihat siapa agaknya yang sedang mengganggu tidurnya. "Kau masih bisa menunggu, kan? Aku akan selesai sebentar lagi." Suara bariton Risyad segera menghentikan langkahnya. Pria yang masih berstatus suaminya itu ternyata dalang di balik suara nyaring itu. Dia sedang sibuk memasak dan terlihat asyik bertukar dialog dengan orang yang dia ajak berbicara. Shama sedikit memiringkan kepalanya guna melihat siapa yang sedang berbicara dengan suaminya. Mendadak dengkusan kecil keluar dari bibirnya saat layar ponsel Risyad menampilkan gambar Andara yang rupanya tengah melakukan panggilan video. Tampak keduanya cukup bahagia te

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 41. Pertarungan Dimulai

    Risyad kembali aktif di perusahaan setelah sebelumnya dia terkesan acuh tak acuh. Seperti apa janji sang ayah, jika dia bisa mengambil proyek ibu kota, maka Lukas tidak boleh lagi mengurusi hidupnya. Itulah hal yang membuat Risyad bersemangat untuk melanjutkan hidupnya. Ada sebuah tekad yang muncul untuk bahagia yang diujung angan. Berbeda dengan Risyad, Shama justru sedang merasa berjalan di tepi jurang. Apa pun yang dia lihat hanyalah ancaman kematian. Seperti bom yang di atur, hanya tinggal menunggu waktu untuk meledak. Seperti itulah kira-kira keadaan Shama saat ini. Dia hanya tinggal menunggu waktu kapan Risyad akan membuangnya karena pria itu sudah mulai sadar akan keadaan.Shama melempar berkas perceraian guna meluapkan emosinya. Sedari tadi dia terus saja mondar-mandir hanya untuk menenangkan diri, berusaha menyakinkan dirinya kalau Risyad tetaplah mencintainya. Akan tetapi, satu detik keyakinan itu terus saja melayang kala mengingat lagi bagaimana kini perubahan suaminya itu

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 40. Kembalinya Risyad

    Perubahan Risyad benar-benar berpengaruh bukan hanya pada sikapnya, tapi juga pada kemampuan bisnisnya yang mulai kembali terlihat. Sikap karismatik yang kemarin sempat lenyap, kini kembali muncul. Sisi dingin dan terang-terangan menjadi 'harimau' musuh, mulai membuat jajaran petinggi Al Maktoum heran dan meneguk ludah."Saya tidak akan bersikap lembek lagi pada siapa pun. Pastikan proyek ini berpengaruh. Kalau tidak, buang saja. Membuang orang-orang yang tidak berguna lebih baik dari pada membuang waktu. Kalian mengerti?" tegas Risyad. Orang-orang yang mengikuti rapat mengangguk patuh. Sebelum menyudahi rapat tersebut, seseorang mengangkat tangan bertanya, "Bagaimana jika proyek ini gagal hanya karena latar belakang calon partner kita ini tidak terlalu baik?" "Kau di pecat! Tinggalkan Al Maktoum sekarang!" Alih-alih menjawab, Risyad justru memberhentikan pria itu. Sontak saja semua orang tercengang, kaget. Apalagi si pria berkacamata itu. Jantungnya serasa melompat dari tempat, ka

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 39. Mansion Megah

    Sebuah mansion megah di lokasi yang cukup tertutup untuk kalangan orang biasa, kini terpampang jelas di depan mata Andara juga Sasa. Gedung megah itu memamerkan keindahan dunia yang sesungguhnya. Sejak tadi kedua kaki mereka melangkah, hanya kemewahan yang terpampang. Dari halaman yang luas, lobi yang megah, hingga isi rumah yang super menakjubkan benar-benar menyapa kedua mata dua perempuan itu. "Aku sudah memastikan semua keamanan rumah ini. Kalian bisa tinggal dengan tenang tanpa harus takut apa-apa. Kalau ada yang kurang, katakan saja padaku sekarang. Aku kubuat seperti yang kalian mau," ujar Risyad pada dua perempuan di depannya. Tentunya yang masih tercengang tak percaya. "I-ini buat kami? Maksudnya, kami tinggal di sini?" tanya Andara, malah gugup. Risyad mengangguk, mengiyakan, "Kenapa? Ada yang tidak kau suka? Katakan sekarang."Andara dan Sasa yang masih saja berdiri dengan pancaran tatap tak percaya, tiba-tiba satu hati untuk saling memandang. Jika Sasa saja masih kaget,

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 38. Surat Perceraian

    Satu hari penuh Shama berdiam diri di dalam kamarnya. Semua keadaan yang sedang terjadi benar-benar merusak suasana hati juga pikirannya. Entah angin apa yang menerpanya hingga semua terasa begitu mengkhianati. Perempuan itu bahkan enggan membuka tirai jendela kamarnya walau mentari sudah di puncak kepala.Kejadian kemarin masih saja menjadi alasan kenapa Shama merasa stres berkepanjangan. Dia tidak yakin kalau dia bisa tidur dengan pria asing bahkan saingannya di dunia bisnis. Ah, itu benar-benar menjengkelkan! Saat sedang merutuki diri di atas ranjangnya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar. Dengan tatapan malas dominasi kilat jengkel Shama menatap pintu cokelat tersebut. "Kalau tidak terlalu penting, jangan mengetuk!" hardiknya, berteriak. "Ah ... maaf, Nyonya. Tapi ini ada kiriman dari Tuan Risyad. Beliau berpesan untuk langsung memberikannya pada Anda," jelas seseorang dari balik pintu. Hal yang membuat Shama segera melepaskan selimut yang membungkusnya lantas berlari

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 37. Pengakuan

    Bunyi dentuman kecil dari barang yang terjatuh mengajak atmosfer yang tadinya masih terasa sensual, kini canggung kala suara barusan berasal dari tas selempang Sasa yang sudah tergeletak di lantai. Begitu mendapati Sasa berdiri di ambang pintu dengan pandangan ke arah mereka, buru-buru keduanya bangun dan berdiri kini saling menatap. "Sasa, kamu sudah pulang?" tanya Andara jadi terdengar sedikit lebih garing. Dia meringis kecil, sambil sesekali melirik Risyad di dekatnya. Bagaimana bisa keduanya tidak merasa malu, saat Sasa melihat mereka sedang berciuman. Itu hal yang paling ditutupi Andara apalagi dengan Risyad yang notabenenya adalah partner kerja juga sahabat perempuan di sana. "Ka-kalian ...." Sasa justru lebih kaget. Dia bahkan tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. "Jangan berlebihan seperti itu." Risyad bersuara sambil berjalan menghampiri. "Bagaimana perjalananmu, apa semuanya baik-baik saja?" lanjutnya berusaha mengalihkan pembicaraan. "Oh iya, semua baik-baik saja ta

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status