Home / Romansa / Wagiman / Hari Bahagia Agus

Share

Hari Bahagia Agus

Author: achmad irawan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Mannn.. bangun Maaaann, menurutmu ini bagus gak?” tanya Agus membangunkan tidurku.

“Apa sih Gus masih pagi berisik banget,” jawabku dengan jengkel.

“Pagi apa Man..!!! Udah sore ini!!!” balas Agus dengan nyolot.

Aku melihat jam dinding  dan ternyata memang sudah sekitar jam 3 sore, tidurku benar-benar pulas hari ini. Mungkin karena terlalu lelah, semalam warung bener-bener ramai sampai tidak sempat untuk duduk. Agus membangunkan aku dengan menujukan kotak kecil yang aku sendiri tidak begitu jelas apa itu.

“Apa itu Gus?” tanyaku ke Agus.

“Lihat Man, ini cicin buat Devi,” jawab Agus sambil menujukan cicin emas yang dia bawa.

“Hahh.. Emas asli Gus?” tanyaku dengan ragu.

“Iya dong Man tapi Cuma 2 gram,” jawab Agus dengan bangga.

“Serius Gus mau ngasi itu?” tanyaku dengan tegas ke Agus.

“Iya Man, doain aku diterima ya nanti,” jawab
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Danes Ultraman
wagiman..... tarif unlock mu kemahalan. andai 8/bab pasti banyak yg baca.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Wagiman   Senyuman Meresahkan

    Pagi hari ini aku bangun cukup pagi, sesuatu yang sederhana tapi sulit aku lakukan beberapa bulan ini. Bukan karena aku malas, tapi aku saja pulang kadang-kadang sudah hampir larut pagi. Aku melihat Agus masih tertidur pulas, aku tidak berani membangunkan dia untuk menanyakan gimana acara makan malam sama Devi apakah sesuai dengan rencana.Aku pergi keluar untuk mencari sarapan, kali ini aku lumayan jauh mencarinya sambil jalan-jalan mencari udara segar di pagi hari. Aku berhenti di sebuah warung pecel yang cukup rame di sekitar kampus UB, aku penasaran apa yang membuat warung ini rame.“Mannn…!!!” terdengar suara sapa seorang dari belakang.Aku menoleh dan mencoba mencari tahu siapa orang yang memanggilku, ternyata dia adalah Cindy.“Hayy.. Cin,” jawabku sembari tersenyum.“Jauh banget man cari sarapan?” tanya Cindy sembari memukul pundaku.“Iya Cin, sambil jalan-jalan sekalian main ketempat

  • Wagiman   Berhak Khawatir

    Cindy adalah nama yang mulai akrab ditelingaku dalam beberapa hari ini, ada peran Agus yang tidak terlihat dalam hubungan aku dengan Cindy. Semenjak Devi berpacaran dengan Agus jelas Devi lebih sering keluar dan main dengan Agus, padahal dulu Cindy dan Devi sering menghabiskan waktu Bersama.Cindy beberapa kali minta tolong untuk di antar kebeberapa tempat, karena memang di Malang ini dia tidak membawa kendaraan. Dulu dia sering minta tolong ke Devi untuk mengantar, setelah Devi punya pasangan Cindy merasa tidak enak kalau mau merepotkan temanya yang sedang kasmaran. Kalau aku sih tidak keberatan selagi bisa, apa lagi itu adalah kesempatan aku untuk bisa lebih dekat dengan Cindy.Cantik, pandai dan sederhana adalah gambaran singkat untuk Cindy, apakah dia seperti Sari? Aku pikir mereka memiliki banyak persamaan, hanya ada satu yang membuat berbeda. Cindy orang yang sangat ramah dan mudah akrab, sedangkan Sari cenderung tertutup dan pendiam.Suara telephone

  • Wagiman   Jangan Bercanda

    “Hehehe... Bercanda ya Man,” ucap Cindy sambil tertawa.“Hehehe.. Iya Cind,” jawabku dengan senyum yang mulai berubah.Lucu sekali cara bercandamu Cindy, membuat mulutku tertawa dan hatiku menangis.Kalian mungkin tahu rasanya suka dengan seseorang yang memperlakukanmu dengan baik, tapi kalian tidak yakin bahwa kebaikan itu hanya ditujukan untukmu. Bisa saja memang dia bersikap baik ke semua temannya. Ingin sekali nekat mengungkapkan perasaan agar lega tidak ada beban dalam hati, tapi banyak pertimbangan yang menghantui. Aku tidak takut untuk ditolak oleh Cindy, yang membuat aku takut adalah ketika Cindy tahu bahwa aku memiliki harapan khusus dalam pertemanan ini yang membuat Cindy berubah menjauh karena merasa tidak nyaman.“Man... Mann,” tegur Cindy mengacaukan lamunanku.“Ohh.. iy... iya Cin,” jawabku dengan kaget.“Are you oke?” tanya Cindy.“Haahh apa itu?” jawabku b

  • Wagiman   Penasaran

    Suara berisik orang berlari membangunkan aku dari tidur, aku tidak tahu apa yang terjadi di depanku karena dalam setengah sadar aku hanya bisa melihat beberapa orang terlihat panic. Aku mencoba membuka mata sepenuhnya, tapi malah aku melihat Agus tergeletak tidur di depan mataku.Sepertinya ini masih cukup pagi atau mungkin ini masih malam, aku belum melihat cahaya matahari saat ini. Saat aku mencoba bangun ternyata badanku terselimuti oleh jaket Cindy, mungkin ini yang membuat tidurku begitu nyenyak. Aroma parfum Cindy yang khas membuatku nyaman. Aku mencoba membangunkan Agus yang tertidur di depanku.“Gus bangun Gus,” ucapku sembari menggoyangkan badan Agus.“Hmmm..,” jawab Agus sambil memejamkan mata.Aku tidak tahu sejak kapan makhluk ini berada di sini, aku mencoba mengingat malam hari aku tertidur mungkin sekitar jam 11 malam dan itu belum ada Agus, hanya ada David. Berarti bisa jadi Agus datang lebih malam dari itu. Setelah aku inga

  • Wagiman   Akhirnya

    Siang ini Cindy tampak lebih segar dari sebelumnya, senyum manisnya sudah mulai sering terlihat di antara obrolan kita. Meski senyuman dia tetap menggambarkan ada rasa sakit yang masih tertahan. Sudah hampir 2 hari aku belum pulang dan aku juga menggunakan baju yang sama dari awal aku masuk tempat ini, aku sudah tidak terlalu peduli lagi dengan penampilan saat ini, yang terpenting adalah kesembuhan Cindy. Malam hari Agus tiba-tiba datang ke sini karena diberi tahu oleh Devi kalau aku di rumah sakit menjaga Cindy sendirian, karena saat ini Devi memang sedang cukup sibuk banyak tugas dan harus membantu mengerjakan tugas Cindy yang sedang sakit. Agus datang dengan tujuan menjenguk Cindy dan menemaniku menjaga Cindy supaya aku bisa pulang untuk ganti baju atau sekedar istirahat, tapi aku tidak ingin meninggalkan Cindy disini dengan siapapun, bahkan dengan Agus teman dekatku. Sebisa mungkin aku akan terus menemani Cindy sampai sembuh, karena mungkin ini adalah kesempatan aku untuk lebih

  • Wagiman   Terimakasih David

    “Selamat ya mbak Cindy hari ini sudah bisa pulang,” kata dokter setelah memeriksa kondisi Cindy.Tepat dihari ke empat kami diperbolehkan untuk pulang, aku bingung antara senang atau sedih. Aku senang karena Cindy sudah sembuh tapi aku juga sedih karena tidak bisa menghabiskan waktu bersama lagi dengan Cindy.Cindy mengganti baju dibantu dengan Devi sedangkan aku hanya diluar saja bersama David, kali ini aku tidak terlalu mempermasalahkan kehadiran David karena aku sudah tahu siapa dia. Aku mulai mengenal beberapa hal tentang David, mulai dari dia yang kuliah di Universitas Brawijaya Malang sampai dia yang kuliah mengambil jurusan managemen bisnis. Ketika tahu kalau David kuliah di Universitas Brawijaya membuat aku langsung teringat akan sosok Sari, aku mencoba menanyakan David sekarang sudah semester berapa dan ternyata sama satu angkatan dengan Sari. David ternyata memang anak yang menyenangkan saat aku ajak ngobrol dia tidak hanya sekedar menjawab lalu

  • Wagiman   Tidur Untuk Bermimpi

    Suara telephone membangunkan pagiku, aku bergegas mengangkatnya dengan mata terpejam.“Man bisa ketemu hari ini?” Ucap Cindy di awal telephone.“Kapan?” tanyaku kaget.“Sekarang ya! Ada yang mau aku omongin,” jawab Cindy dengan gugup.“Iya Cin,” ucapku singkat.Aku bergegas bersiap-siap untuk menuju tempat kos Cindy, sesampainya di tempat kos Cindy aku melihat dia sedang duduk di teras dengan dandan yang sudah siap.Aku membunyikan klakson untuk memberi tanda kehadiran aku, Cindy melihatku lalu berdiri sambil tersenyum. Dia tampak begitu ceria dan semangat, Cindy langsung menghampiri motorku lalu duduk dibelakang dan memegang pinggangku.“Ayo Man kita ke Café biasanya,” ucap Cindy dengan semangat.“Iya Cind,” jawabku singkat.Aku merasa gugup karena baru kali ini saat membonceng Cindy dia memegang pinggangku, kami mulai ngobrol dan tanpa sengaja dagu Cind

  • Wagiman   Akhirnya Diterima

    Selamat Bapak Wagiman anda diterima menjadi karyawan BMI, untuk perjanjian kerja dan tanda tangan kontrak silahkan hadir besok pagi jam 08.00 di kantor Cabang BMI Malang.Alhamdulillah aku benar-benar senang mendapat pesan tersebut dihandphone ku, akhirnya aku bekerja juga di Kota Malang setelah hampir 8 bulan aku berada di Kota Malang dengan bekerja serabutan akhirnya aku bisa bekerja dikantoran.Aku memberi tahu Agus sipengangguran kalau aku sudah keterima kerja dikantor, seperti yang aku harapkan respon dia biasa saja. Tidak ada ucapan selamat atau ekspresi senang, dia hanya bilang “Siiippp Man,” dengan muka datar dan modal memberi jempol.Aku tidak perduli dengan respon itu karena aku tahu Agus ya seperti itu anaknya, aku dengan mencoba menghubungi Cindy.“Iya Halloo Man,” suara Cindy mengangkat telephone.“Cin aku keterima kerja di kantor BMI,” ucapku dengan sangat antusias.“Waaaahh selamat ya Man, mulai k

Latest chapter

  • Wagiman   Pesona Andhini

    “Ayo Gim balik,” ucap Vina memecah keheningan.“Oh iyaaa,” jawabku singkat.Suasana memang seperti berbeda saat aku dan Vina beranjak pulang, seolah udara semakin dingin dan cahaya lampu kota yang semakin redup. Mungkin karena perjalanan kali ini kami lalui tanpa ada canda dan tanpa ada tutur kata yang terucap, yang menemani perjalan pulang hanya keheningan dan suara angin malam yang tidak seindah biasanya.“Vin Maaf ya,” ucapku ketika sampai dikos Vina.“Udah gak apa-apa, santai aja. Oh iya aku masuk dulu ya Gim, thanks untuk hari ini,” jawab Vina sembari masuk membuka pagar kosnya.Hmmm.. sepertinya tidak ada yang sedang baik-baik saja dalam keadaan sekarang yang sepertinya serba salah, aku sedang berfikir bagaimana caranya supaya dapat memperbaiki hubunganku dengan Vina yang sepertinya bermasalah.Sepanjang jalan menuju pulang aku mencoba berfikir bagaimana cara memperbaiki hubungan, sampai ditengah p

  • Wagiman   Andhini

    Selang satu hari setelah aku dan Vina membuat kesepakatan untuk membantu Ezza tanpa sengaja aku melihat Vina sedang asik ngobrol dengan Andhini cewek incaran Ezza, dari jauh aku melihat mereka cukup akrab entah bagaimana cara Vina mendekati Andhini tapi yang terlihat didepan mataku seolah tidak ada rasa kaku dari obrolan mereka berdua.“Giiimmm…,” teriak Vina yang mengetahui kehadiranku.“Siniii Gim,” ucap Vina sembari mengayunkan tanganya.Aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala sembari berjalan mendekati Vina dan Andhini di lorong kampus.“Kenalin Gim ini temenku,” ucap Vina sembari menarik tanganku.“Ohh.. iy.. iya Vin,” jawabku dengan terkejut karena semudah itu Vina menyuruh aku untuk kenalan dengan Andhini.“Andhini kak,” ucap Andhini sembari menjulurkan tangan kearah aku.“Gim.. Gimman,” jawabku dengan gugup karena jujur ketika melihat And

  • Wagiman   Ezza Cupu

    Dua hari telah berlalu setelah semua yang aku perintahkan ke Ezza, dia datang lagi menghampiriku sembari menceritakan semua informasi yang dia dapat tentang cewek yang dia suka.Cewek malang yang di sukai oleh Ezza itu bernama Andhini Natasya Putri Purnomo dia adalah mahasiswi baru jurusan management bisnis dia berasal dari Kalimantan Utara tempatnya dari Nunukan, Adhini adalah anak pertama dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang penguasaha dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Bahkan Ezza juga menceritakan tanggal lahir Andhini lengkap dengan tanggal lahir keluarganya beserta alamat keluarga Andhini tinggal sesuai dengan catatan yang dia bawa.“Wahhhh keren kamu Za bisa tahu sedetail itu,” ucapku memuji data observasi Ezza yang sangat lengkap.“Hehehehe, ini sih gampang Man,” jawab Ezza sembari memegang kerah bajunya.“Eh kamu tahu makanan kesukaan dia gak?” tanyaku dengan antusias.“Enggak,” jawab Ezza

  • Wagiman   Tugas Baru

    Melihat dari jauh cewek incaran Ezza membuat aku merasa pesimis dan merasa Ezza adalah cowok yang tidak tahu diri karena selera cewek dia yang terlampau tinggi. Cewek incaran Ezza memiliki paras cantik, modis dan terlihat selalu ceria berbanding terbalik dengan Ezza yang cupu, pemalu dan lebih sering murung.“Man giamana bajuku bagus gak?” tiba-tiba Ezza datang di hadapanku dengan baju anehnya.“Hahhh.., Oh Bagus Za,” jawabku dengan singkat.“Gimana Man?” tanya Ezza lagi dengan antusias.“Gimana apanya?” jawabku pura-pura bodoh.“Apa tugas awalku untuk deketin dia?” tanya Ezza dengan percaya diri.Sial sekali, kenapa aku merasa tertekan dengan semangat Ezza untuk punya pacar. Membuat aku harus berfikir bagaimana solusianya supaya Ezza tidak kecewa ke dua kalinya.“Nanti dulu deh Za aku masih cari strategi,” jawabku memasang muka serius.“Oh gitu, oke deh Man kalau

  • Wagiman   Tugas Mulia

    “Gim kamu bisa temenin aku beli baju?”“Gim kamu mau gak nemenin aku cari kado?”“Gim malam ini nongkrong yuk?”“Gim ayo nanti makan malam bareng?”“Gim sibuk gak? Aku bosen,”Itu adalah beberapa contoh ucapan yang semakin sering aku dengar dari mulut Vina dan yang aneh adalah aku mulai menikmati moment itu dan sama sekali tidak merasa keberatan akan hal itu.Sore hari saat aku sedang duduk santai dikedai kopi depan kampus, Vina datang dengan mobilnya dan dia berhenti tepat didepan gerbang kampus. Setelah aku melihat Vina keluar dan ternyata dia keluar dari bangku penumpang, suara gaduh bisikan teman-teman yang ada disekitarku membuat aku kurang begitu fokus tapi sekilas aku lihat mobil Vina dikemudikan oleh seorang cewek, karena perawakanya yang putih dan berambut panjang.Untunglah yang memakai mobil Vina bukan cowok, sehingga membuat mentalku masih tetap terjaga untuk sedikit berharap d

  • Wagiman   Mencoba Sadar

    Semenjak aku meminjam uang Vina hubungan kami semakin dekat, aku merasa harus terus bersikap baik dengan Vina supaya tidak di anggap orang yang tidak tahu balas budi. Meskipun sebelumnya aku juga baik dengan Vina, tapi setelah kebaikan Vina aku merasa harus lebih baik lagi.Beberapa hari ini aku semakin sering di ajak keluar oleh Vina entah hanya sekedar makan atau nongkrong sampai larut malam, aku tidak tahu alasan Vina yang semakin sering mengajak aku untuk keluar. Antara dia tahu aku tidak akan menolak ajakanya karena aku punya hutang atau memang tidak ada pilihan lain selain aku.“Gim nanti kamu kuliah sampai jam berapa?” tanya Vina ketika kami bertemu diparkiran kampus.“Hmmm.. cuma sampai jam enam sore aja Vin, kenapa?” jawabku sembari bertanya balik.“Ayo nanti sore kita nonton,” ajak Vina dengan antusias.“Haahh.. nanti?” tanyaku memastikan.“Iya nanti malam, bisa ya?” jawab Vina dengan

  • Wagiman   Drama Uang Semesteran

    Hari demi hari mulai berlalu, aku masih belum mendapatkan tambahan uang satu juta untuk biaya semesteran kuliah aku. Kepala sudah mulai semakin tegang lagi karena waktu yang semakin terbatas, ada satu solusi yang sepertinya akan aku pakai. Tapi mungkin solusi ini cukup beresiko, aku berencana meminjam uang perusahaan untuk tambahan uang semesteran, mungkin ini sangat beresiko tapi bagaimana lagi aku sudah tidak punya solusi lagi untuk mencari dana tambahan.Ketika pimpinan datang aku mencoba mengawasi raut wajahnya, apakah sedang dalam kondisi senang atau dalam kondisi yang kurang baik. Setelah aku perhatikan seharian ini sepertinya pimpinan dalam kondisi kurang baik karena tidak ada senyum sama sekali sepanjang hari, sehingga aku memutuskan untuk mengurungkan niatku berbicara hari ini.Dikampus teman-temanku sibuk dan mengeluh masalah tugas dan pembelajaran sedangkan aku masih harus sibuk dengan bayar kuliah, tapi beruntungnya aku punya teman-teman yang sangat paham denga

  • Wagiman   Biaya Kuliah

    Sore ini aku menunggu jam kuliah dengan Vina dikantin kampus, entah kenapa memang beberapa jadwal kami sering bersama.“Man kamu punya pacar?” tanya Vina tiba-tiba kepadaku.“Enggak, kenapa?” jawabku sembari bertanya balik.“Oh.. enggak apa-apa,” ucap Vina singkat.Iya aku dan Vina semakin hari memang semakin dekat, aku tidak tahu apakah ini proses pendekatan atau memang proses pertemanan kami yang seperti ini. Aku merasa memang Vina menaruh rasa denganku, salah satunya selain seringnya kami chat bersama sampai larut malam Vina juga tidak pernah nolak kalau aku ajak keluar, entah hanya nongkrong tidak jelas atau berhubungan dengan dunia model. Beberapa temanku sampai penasarana dengan hubungan aku dan Vina, temanku Ryan pernah bertanya tentang hubungan kami.“Kamu beneran gak ada hubungan apa-apa sama Vina?” tanya Ryan saat kami nongrkong berdua.“Hmmm enggak ada,” jawabku singkat.“

  • Wagiman   Dunia Baru

    Aku mulai menjalani dunia baruku di dunia model, tapi kehidupanku yang lain masih sama tentang pekerjaan dan kuliah tidak pernah tergantikan. Yang sedikit berbeda adalah aku sekarang ke kampus dengan motor sport yang gagah berbeda dengan bulan lalu aku datang ke kampus dengan motor tuaku. Aku sangat bangga dengan motor yang baru aku beli, bukan hanya karena model yang bagus tapi juga motor ini aku beli dari jerih payahku. Ehhh.. tapi tunggu dulu, motor ini belum lunas, bahkan aku belum mengawali cicilan pertama, jadi mungkin motor ini belum sepenuhnya menjadi miliki. Jadi aku ganti alasanku bangga adalah karena motor ini keren dan cocok dengan apa yang aku mau, aku merasa hampir setiap perjalanan cewek-cewek melihatku dengan motor baru dengan rasa kagum. Entah itu kenyataan atau hanya aku saja yang terlalu percaya diri, tapi aku mulai menikmati semua itu. Heheheh.. Setiap hari aku cuci motorku sampai tidak ada noda tersisa, kotor sedikit langsung aku bersihkan bahkan hampir se

DMCA.com Protection Status