Home / Thriller / WHO? / Pria Bertopeng

Share

Pria Bertopeng

Author: Sirius Star
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

JAMES POV

Hari ini gue mampir ke salah satu supermarket sehabis pulang kuliah untuk membeli beberapa stok minuman dan cemilan yang memang sudah habis, karena waktu Aaron nginep dirumah gue dadakan gak ada stok makanan apa-apa, jadi hari ini gue pengen ngisi penuh kulkas gue.

Satu setengah jam gue mengelilingi supermarket sambil mendorong troli. Gue ngambil beberapa jening daging, seperti daging sapi, ayam, gue juga ngambil beberapa jenis sayur dan paprika, minuman soda, snack, rokok, air mineral, dan bahan-bahan masakan lainnya yang menurut gue perlu untuk gue beli.

Setelah selesai membeli semua kebutuhan, guepun langsung balik ke unit apartemen gue.

Sesampainya di apartemen, guepun langsung meletakkan semua belanjaan di dapur dan gue memilih untuk membersihkan badan lebih dulu karna badan gue udah bau bahan-bahan kimia sehabis praktikum tadi.

Saat gue masuk ke kamar mandi, gue dibuat terkejut dengan tulisan berwarna

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • WHO?   James Death

    Gue masih berusaha untuk tetap sadar meskipun gue udah kehilangan banyak darah, kali ini gue diseret dan dibawa kedalam kamar mandi kamar gue. Dia mengikat tangan gue dengan kawat, dan menyumpal mulut gue dengan kain.Diapun mengisi bathup gue dengan penuh air, setelah air dalam bathup udah penuh, dia terus mengangkat badan gue dan dimasukkan kedalam bathup yang penuh dengan air panas.Rasa perih dan panas menjadi satu saat air panas itu menyentuh badan gue, belum lagi luka tusukan pisau belati yang ada diperut gue masih terbuka lebar karna ulahnya tadi. Gue hanya bisa menggigit kain yang ada dimulut gue dan berusaha berteriak agar ia mau mengangkat kepala gue keatas permukaan bathup.Setelah tiga menit dia menahan kepala gue didalam bathup, akhirnya pria itu mengangkat kepala gue keatas bathup. Gue berusaha mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Bahkan air dalam bathup sudah tidak sejernih sebelumnya, air ini sudah berubah berwarna merah. Yah, ini darah dari

    Last Updated : 2024-10-29
  • WHO?   Hal Yang Tak Terbayangkan

    RUMAH AERA “Apa yang dia lakukan di kamar mandi kamarnya James?” Tanya Aaron melontarkan pertanyaan ke Boem Jin.“Entahlah, kita tidak memasang kamera pengintai disana. Jadi aku tidak bisa memeriksanya.”“Ada rekaman lain?” Kini Aera yang bertanya.“Tidak ada, hingga saat ini hanya ini yang aku punya.” Jawab Boem Jin.“Kalo gitu, ayok liat rekaman terbaru yang sekarang.” Ajak Aera ke Boem Jin dan Aaron“Oh iya, mari kita liat lagi ngapain target kita sekarang.” Ucap Boem Jin sambil mengutak atik komputernya hingga muncul rekaman kamera pengintai yang dipasang dalam rumah James.“Kok sepi, James belum balik apa ya?” Tanya Aaron sambil melihat layar computer yang menampilkan rekaman ruangan unit apartemen James yang sepi.“Bisa jadi yang.” Jawab Aera menimpali pertanyaan kekasihnya itu.“Yau

    Last Updated : 2024-10-29
  • WHO?   Jasad James

    Setelah memutuskan untuk melihat James ke unit apartemennya secara langsung, Dimas, Aaron dan Aera langsung beranjak dari kantin dan langsung meluncur ke kediaman teman mereka yang tidak ada kabar dari kemarin hingga hari ini.Butuh waktu tiga puluh menit untuk mereka sampai di kompleks apartemen mewah yang ditempati James. Sesampainya mereka di basemant apartemen, Aaron dan Dimas langsung memarkirkan mobilnya bersebelahan dengan mobil milik James yang memang benar sedang ada ditempat.“Mobil nya bener nih ada disini.” Ucap Aera saat mereka sudah keluar dari mobil masing-masing.“Iya, kayanya emang kagak keluar seharian dia dari kemaren.” Jawab Dimas menimpali perkataan Aera tadi.“Yaudah yuk langsung ke atas aja.” Ajak Aera yang sudah menarik lengan kekasihnya itu.Aaron dan Dimas mengikuti Aera yang memimpin jalan menuju lift. Mereka memencet tombol lantai yang akan mereka tuju. Setelah lima menit dalam lift, a

    Last Updated : 2024-10-29
  • WHO?   Jasad James (2)

    Setelah mereka keluar dari unit apartemen James, Aaron dengan sigap menelfon Boem Jin melalui ponsel kekasihnya sebelum mereka kembali ke mobil mereka. Aaron meminta Boem Jin untuk datang ke apartemen James dan akan menceritakan apa yang terjadi ketika Boem Jin sudah sampai. Selesai mengabarkan Boem Jin, Aaron langsung mengajak Aera dan Dimas untuk kembali ke mobil mereka sambil menunggu kepolisian datang memeriksa TKP.Sedangkan unit apartemen James akan diurus oleh petugas keamanan apartemen sampai pihak polisi tiba dilokasi.Kini Aera masih terduduk lemas dengan pandangan kosong dikursi penumpang dalam mobil Aaron. Sedangkan Dimas dan Aaron hanya terdiam dikursi kemudi dan kursi belakang.Mereka bertiga masih tidak percaya dengan kejadian hari ini, karna mereka masih melihat James baik-baik saja kemarin. Tapi hari ini? Bahkan wajah dan tubuhnya saja sudah terpotong-potong dan tidak bisa dikenali lagi karna darah yang sudah melumuri seluruh ruangan dan potonga

    Last Updated : 2024-10-29
  • WHO?   UGD

    “Kapan kamu masuk kedalam ruangan itu?” Tanya detektif Aldi lagi ke Aera.“Sudah lumayan lama, saya tidak ingat jelasnya kapan. Yang jelas, saya masuk keruang rahasia milik James saat saya mulai curiga kalo ada yang aneh dengan James.”“Bisa kamu ikut saya kedalam untuk memeriksa ruangan itu?”Aera menatap Aaron untuk meminta persetujuan dan meyakinkan dirinya untuk memasuki unit apartemen temannya itu lagi.Dengan mantap, Aaron menganggukkan kepala dan meyakini Aera bahwa tidak apa-apa untuk memberitahukan soal ruang rahasia itu ke pihak kepolisian.Akhirnya, dengan mantap Aera menganggukkan kepala untuk ikut detektif Aldi masuk kembali kedalam unit apartemen James.“Oke, kalau begitu saya dan Aera akan kembali lagi keatas untuk memeriksa ruang rahasia yang pernah ia liat.” Ucap detektif Aldi.“Baik pak,” jawab Boem Jin, Aaron dan Dimas dengan serempak.Mereka tetap m

    Last Updated : 2024-10-29
  • WHO?   Rumah Dinas Kedubes

    Mama Aera terlihat terburu-buru dan berlari menuju UGD dari area parkiran rumah sakit. Saat dikabarkan oleh Boem Jin kalau Aera harus dirawat di UGD semalaman, mama dan papa Aera langsung bergegas menghampiri anak satu-satunya itu dengan perasaan yang was-was dan khawatir.Mama dan papa Aera belum tau permasalahan yang sebenarnya, jadi Boem Jin dan yang lain berniat akan menceritakannya saat mereka sudah sampai di rumah sakit.“Boem Jin-aaa…. Gimana keadaan Aera?” Tanya mama Aera dengan ter-engah-engah saat sudah sampai di UGD.“O! Imo, geuneun gwaenchanh-a.” Jawab Boem Jin yang masih setia menunggu Aera dengan Aaron dan Dimas.“Kenapa Aera bisa sampe kaya gini?” Kini papa Aera yang buka suara dan bertanya ke tiga laki-laki yang menjaga anak sulungnya itu.Semua orang yang ditanya seperti itu dengan papanya Aera saling berpandangan dan bingung harus memulai dari mana.“Ada apa Aaron?” Ta

    Last Updated : 2024-10-29
  • WHO?   Ruang Jenazah

    Orang tua James yang sudah diceritakan detail kejadiannya membuat mama James masih terbaring diranjang berukuran king size didalam kamarnya.Sedangkan papa James ikut dengan detektif Aldi serta dua rekannya menuju apartemen James untuk melihat situasi dan kondisi tempat tinggal putranya. Jasad tubuh James sudah dibawa ke rumah sakit bhayangkara, dan akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait pembunuhan yang terjadi.“Disini jasad James ditemukan oleh teman-temannya pak,” Jelas detektif Aldi.“Ba… bagaimana bisa ini?...” Ucap papa James yang tak percaya dengan kondisi kamar mandi didalam kamar putranya itu, “apa ini?” Tanyanya lagi sambil menuju ke alat besar yang ada dipojok kamar mandi.“Itu alat yang digunakan pelaku untuk memotong tubuh korban. James diikat dengan kawat panjang yang terhubung dengan alat ini, dan ketika alat ini dihidupkan, kawat itu akan tegulung dan otomatis akan memotong apa saja

    Last Updated : 2024-10-29
  • WHO?   Analogi Boem Jin

    Aera kini sudah dipulangkan dari rumah sakit dan kembali beristirahat di rumahnya. Keadaannyapun sudah semakin pulih setelah tiga hari menjalani rawat inap.Sekarang, Aera beserta keluarganya tengah berkumpul di ruang keluarga sambil menonton TV. Semua orang terlihat sangat menikmati acara komedi yang sedang mereka tonton, kecuali Aera.Fikirannya yang sedang tidak bersama dirinya kini terus bergelayut memikirkan kejadian kematian Gabriel dan James. Kedua temannya telah meninggal dengan keadaan yang menjanggal dan tragis.Bahkan, kedua orang tuanya tidak tau kejadian sebenernya yang selama ini ia tutupi. Target utama Aera pun sudah tidak ada lagi karna James tiba-tiba harus kehilangan nyawanya dengan cara yang mengenaskan seperti kemarin.‘Apa yang harus aku lakukan?’ Kata hati Aera, ‘apa aku bilang aja ya sama papa dan mama buat minta bantuan’ fikirnya lagi. Aera terus berperang dengan fikirannya hingga panggilan Boem Jin yang sej

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • WHO?   This is The End

    Semua orang terkejut saat mendengar suara peluru yang keluar dari pistol detektif Doni.Dimas terjatuh, ia mengembangkan senyumnya, “hahaha kau payah,”Mendengar celotehan Dimas, semuanya langsung ternganga tak percaya dengan apa yang mereka dengar.Mr. Charlos pun langsung memberikan instruksi kepada anak buahnya untuk memborgol Dimas,“Anda ditangkap karna telah melakukan pembunuhan berantai dan berencana kepada warga Negara Indonesia dan warga Negara Amerika. Anda berhak didampingi pengacara dan berhak diam saat sesi Interogasi nanti.”Kaki Dimas mengucur darah yang cukup banyak, Dizka pun mengikatkan kaki Dimas yang terkena tembakan dengan kain.“Aaahh,” Dimas meringis menahan sakit saat Dizka mengikat kakinya dengan kencang.“Akhirnya kau tertangkap wahai psikopat. Selamat menikmati tidur malam mu beralaskan lantai dingin di dalam sel.” Ucap Dizka dengan penuh nada mengejek setelah

  • WHO?   Terkepung

    01.00 AMSemua tim tengah menyiapkan peralatan yang akan mereka gunakan, mulai dari pakaian serba hitam, anti peluru, pistol, granat asap, dan lain-lain.“Semua sudah ready?” tanya Reynald.Semuanya mengangguk serempak,“Oke, let’s go!”Mereka memasuki mobil yang sudah disiapkan tim FBI dan tim Alex untuk menuju ke hutan pinus tempat lokasi persembunyian Dimas.Butuh waktu satu setengah jam dari tempat penginapan mereka untuk sampai ke lokasi.Anak buah Alex pun sudah siaga di lokasi dan menginfokan kalau Dimas dan anak buahnya tengah beristirahat karna tidak ada pergerakan dari mereka di dalam rumah.“Kita akan sampai jam berapa disana?” tanya Dizka,Reynald melihat jamnya, “Sekarang pukul 01.30, berarti kita akan sampai disana pukul tiga tepat.”Dizka pun mengangguk paham dan kembali terdiam. Ia melihat keluar jendela, matanya d

  • WHO?   Chicago

    O’HARE, BANDAR UDARA INTERNASIONAL CHICAGO, ILLINOISRombongan detektif Doni, Alex, Aaron, Renald, dan Jolie kini telah sampai di Bandar Udara Internasional O’Haro, Chicago pada malam hari.Mereka dijemput langsung oleh anak buah Alex yang memang sudah menunggu mereka tiba.“Welcome, Sir.” Sapa Aaron, anak buah Alex.“Hei, Aaron. Semua sudah siap?”“Yes, Sir. We are ready.”“Good. Antarkan para tim kepolisian Indonesia untuk menemui pihak polisi Amerika. Kita sudah membuat janji untuk itu bukan? mereka juga sudah mengurus perizinan disini.”“Yes, Sir.”“Follow me, Mr…?”“Doni,” ucap Doni memperkenalkan diri.Aaron pun menerima uluran tangannya dengan ramah. Lalu ia mengantarkan detektif Doni untuk menemui pihak kepolisian Amerika Serikat sebelum mereka bertemu pihak FBI.Bebe

  • WHO?   Ketemu

    Dua hari sudah berlalu, tidak hanya detektif Doni yang sangat menginginkan Dimas tertangkap. Melainkan, Alex pun sangat ingin menangkap Dimas dan menghabisinya.Alex dan Reynald masih terus berupaya untuk menemukan lokasi persembunyian Dimas.Entah bersembunyi dibelahan dunia mana Dimas kini berada, yang jelas, jejaknya tidak ditemukan sama sekali.Sampai pada akhirnya, Reynald menemukan petunjuk tentang Dimas yang melakukan perjalanan Luar Negrinya.“Sir, saya menemukan petunjuk Dimas berada dimana,” ucap Reynald kepada Sirnya yang kini tengah memeriksa beberapa dokumen.Alex menghentikan kegiatannya dan membenarkan posisi duduknya, “Where is him?”“Chicago, Illinois. Tiket keberangkatan satu bulan yang lalu.” Ucap Reynald sambil menyodorkan print out bukti tiket pesawat yang ber-atas namakan Dimas.Alex mengambil kertas yang Reynald sodorkan, ia pun langsung memeriksanya dengan detail.&ldq

  • WHO?   Sebuah Bom

    TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA JAKARTA Pagi ini, di Taman Makam Pahlawan tengah dilangsungkannya pemakaman detektif Aldi secara khidmat.Istri dan anak detektif Aldi tampak menahan tangisnya karna menghormati jasa suaminya yang selalu berjuang membela kebenaran dan menangkap para kriminal-kriminal yang selalu membayangkan nyawanya.Para pasukan polisi tengah bersiap melakukan penghormatan senjata sebagai tanda simbolis penurunan peti jenazah detektif Aldi.Sang Bendera Merah Putih pun masih setia menutupi atas peti jenazah detektif Aldi.Komandan upacara pun siap memberikan instruksi hormat senjata kepada para pasukan,“Kepada, arwah almarhum, hormat senjata…… gerak!”Door!!Suara tembakan melayang ke udara, suara terompet langsung mengalun serempak mengiringi penurunan peti jenazah kedalam liang lahat.Istri dan anak detekti Aldi tidak bisa menahan tangisnya lagi,

  • WHO?   The Last Night

    Hari sudah semakin malam. Siang tadi, kasus Adam sudah sampai ke tahap sidang pertama. Sedangkan anak buah Dimas yang lain masih menunggu giliran karna detektif Aldi masih berusaha untuk membuat mereka buka suara.Sudah lebih dari tiga bulan detektif Aldi dan tim nya mengerjakan kasus Aera, tapi masih belum menemukan titik terang dimana Dimas berada.Selama detektif Aldi mengerjakan kasus ini, ia dan timnya jadi jarang pulang kerumah mereka masing-masing. Sehingga, ia memutuskan untuk pulang kerumah nya dan beristirahat dirumah.Entah kenapa, sudah dua hari detektif Aldi merasa tidak fit. Mungkin karena kelelahan.“Saya malam ini ingin tidur dirumah dulu, kalian tetap disini dan terus pantau area apartemen Dimas!”“Baik, Pak.”“Pak, apa kau sedang tidak enak badan?” tanya Dizka.“Kayanya iya deh, gak enak aja rasanya badan saya dari kemaren. Makanya mau istirahat dirumah dulu.&rdqu

  • WHO?   Keinginan Terakhir

    Boem Jin kembali ke kamarnya dengan perasaan yang campur aduk, pikirannya melayang memikirkan keadaan sahabatnya yang makin tertekan karna masalah tak kunjung usai.Ia tahu, kalau Aera berusaha tegar selama ini karna Aera tidak mau membuat orang-orang yang dia sayang merasa kasihan dan terbebani sama keadaannya.Boem Jin tahu betul akan hal itu, karna ia sangat tahu bagaimana watak dan kepribadian sahabat cantiknya itu.Saat sedang memikirkan keadaan Aera, suara dering ponsel yang Boem Jin letakkan asal di atas kasurnya membuyarkan fikirannya.Nama, Aaron muncul didalam layar ponsel Boem Jin. Dengan cepat, Boem Jin pun mengangkat panggilan masuk dari kekasih sahabatnya itu.“Annyeong,” sapa Boem Jin lemas.“Halo, Boem Jin… kamu udah ngasih tau Aera soal kejadian Zafran?” tanya Aaron.“Hmm, aku barusan dari kamarnya dan memberitahunya.”“Dan dia…?”“Seper

  • WHO?   Terguncang, Lagi

    Selama perjalanan menuju kantor polisi, detektif Aldi merasa seperti ada yang mengikuti.Ia mencoba melihat kaca spion di kiri dan kanan nya, tapi tidak menemukan kendaraan yang mencurigakan.“Perasaan gue aja kali ya?” gumam detektif Aldi pada dirinya sendiri.Ia pun mencoba mengabaikan firasat gak enaknya dan menambah laju kecepatan mobil yang ia bawa.Sesampainya di kantor polisi, detektif Aldi langsung menghampiri ruang atasannya untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan yang diberikan oleh Keanu.“Selamat malam, Pak.” Sapa detektif Aldi sambil memberi hormat kepada Jendral Arif.“Malam, Aldi.”“Bagaimana?” tanya Jendral.“Hasil pemeriksaan atas insiden kematian Zafran di gudang sudah keluar, Pak.” Ucap detektif Aldi sambil menyerahkan berkas dokumennya.Jendral Arif langsung membuka map yang berisi laporan dari tim forensik, ia pun membaca lebih dulu sebelum m

  • WHO?   Hasil Pemeriksaan

    Aaron keluar dari kamar dengan berlari menuju ke kamar Alex, ia pun membuka pintu kamar Alex tanpa mengetuk lagi lebih dulu.Dengan ngos-ngosan, Aaron mencoba menenangkan dirinya yang masih berdiri didepan pintu.Sedangkan Alex, ia sedikit kaget karna aksi heboh sahabat gilanya itu, “Ada apaan sih, ngagetin aja dah lu.” Ucap Alex kesal.“Inih… detektif Aldi… nelfon gueh…,” ucap Aaron dengan terbata-bata.“Iya, terus masalahnya apa sampe lo kaya begitu?” Alex yang tadinya sedang rebahan, kini ia membenarkan posisinya untuk duduk dan siap mendengarkan apa yang akan sahabatnya itu beritahukan.Perasaan Alex juga merasa tidak enak, feelingnya merasakan bahwa hal yang buruk yang akan Aaron sampaikan saat ini padanya.“Salah satu anak buah Dimas yang kemarin kita ciduk dan kita bawa ke kantor polisi, pagi ini ditemukan tewan dengan kondisi mengenaskan…,”“Lehe

DMCA.com Protection Status