Aera kini sudah dipulangkan dari rumah sakit dan kembali beristirahat di rumahnya. Keadaannyapun sudah semakin pulih setelah tiga hari menjalani rawat inap.
Sekarang, Aera beserta keluarganya tengah berkumpul di ruang keluarga sambil menonton TV. Semua orang terlihat sangat menikmati acara komedi yang sedang mereka tonton, kecuali Aera.
Fikirannya yang sedang tidak bersama dirinya kini terus bergelayut memikirkan kejadian kematian Gabriel dan James. Kedua temannya telah meninggal dengan keadaan yang menjanggal dan tragis.
Bahkan, kedua orang tuanya tidak tau kejadian sebenernya yang selama ini ia tutupi. Target utama Aera pun sudah tidak ada lagi karna James tiba-tiba harus kehilangan nyawanya dengan cara yang mengenaskan seperti kemarin.
‘Apa yang harus aku lakukan?’ Kata hati Aera, ‘apa aku bilang aja ya sama papa dan mama buat minta bantuan’ fikirnya lagi. Aera terus berperang dengan fikirannya hingga panggilan Boem Jin yang sej
“Penjelasan Boem Jin masuk akal menurut papa. Jadi, mau kalian sekarang gimana?”“Aera gak tenang pa kalo kasus penculikan Aera sampe kematian Gabriel dan James gak ada titik terang siapa pelakunya.”“Sayang… mama tau kamu khawatir dan pengen mecahin kasus ini. Cuma, mama khawatir sama keadaan kamu nanti. Kamu kemarin diculik berminggu-minggu, bahkan kamu masih belum bisa lupa sama setiap kejadian yang kamu alami disana. Mama takut psikis kamu gak kuat sayang kalo penyelidikan ini terus kamu lanjutin.” Ucap mama yang sangat khawatir dengan putri satu-satunya itu.“Eomma al-a, tapi ma aku tetep pengen menyelesaikan kasus ini sampe tuntas. Aku mau orang yang ada dibalik semua ini bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya. Ini bukan kejahatan yang main-main ma, bantuin Aera.. hmm?” Aera sudah terlihat sangat frustasi dengan keadaan yang membingungkan dirinya serta orang-orang terdekatnya. Aera merasa ingin meng
Alex dan Reynald kini tengah mempelajari kasus James yang baru saja terjadi. Terdapat beberapa keganjalan dari file rekaman kamera pengintai yang Boem Jin letakkan di dalam rumah James.“Kamu bisa liat potongan rekaman ini?” Tanya Alex ke Reynald.“Iya Sir, potongan vidionya terlalu jelas. Maybe, pelaku melakukannya dengan waktu yang sangat terburu-buru sehingga dia meninggalkan hasil yang bisa terlihat seperti ini.” Jawab Reynald menanggapi apa yang ditanyakan oleh Sirnya itu.“Yah, bisa jadi seperti itu.” Jawab Alex sambil menyudut rokoknya.“Jadi, mau dimulai dari mana Sir penyelidikan kita?” Tanya Reynald lagi ke Sirnya yang sedang melihat kearah luar jendela apartemen sahabatnya, Aaron.“Saya ngerasa dalang dari semua ini adalah orang yang kenal dekat dengan mereka, baik Gabriel, James, Aaron, Aera dan Dimas.”“Kenapa anda bisa berfikir seperti itu Sir?""Karna dar
Pukul tujuh malam, Aaron jadi mengantarkan Reynald ke bandara untuk mengejar penerbangannya ke Amrik jam sembilan.Hanya Aaron seorang yang mengantarkan anak buah sahabatnya itu, sedangkan Alex sedang mengerjakan sesuatu diapartemen Aaron.Selama perjalanan, Aaron merasa seperti ada yang mengikuti mobilnya. Iapun mencoba melihat siapa yang mengikutinya dari spion kiri dan kanan.“Mobil siapa sih itu,” ucapnya bergumam pada diri sendiri. Aaron pun mencoba menambah kecepatan mobilnya untuk melihat mobil yang ia curigai benar mengikutinya atau hanya perasaannya.Setelah menambah kecepatan, mobil sedan berwarna hitam yang ada dibelakang mobilnya pun ikut menambah kecepatannya seakan-akan tidak ingin kehilangan jejak mobil Aaron.Karna yakin ada yang tidak beres, Aaron mencoba melihat plat mobil sedan yang mengikutinya dan langsung menghubungi Alex.Tuut tuutt tuuutttDengan kecepatan yang sudah melewati batas wajar Aaron terus
KIM AREA POVDua minggu telah berlalu, bahkan Alex dan Reynald belum memberikan informasi apapun terkait perkembangan kasus ini. Entah karna ada yang mereka sembunyikan, atau memang belum ada kemajuan.Entahlah, yang jelas mereka semua menyuruhku untuk bisa lebih fokus dengan kuliahku dan juga diriku sendiri. Mereka takut kalau aku bisa stress hingga jatuh sakit jika terus-terusan ikut campur dalam proses penyelidikan. Jadi, karna kufikir mereka benara, akhirnya akupun mengikuti saran dan perintah mereka.Hari ini aku mencoba untuk kembali ke rutinitasku seperti sebelumnya, aku mencoba meyakini diriku bahwa mulai hari ini semua akan baik-baik saja.Meski aku sudah kehilangan dua orang temanku, meski aku sudah pernah mencurigai James sebagai dalang dari penculikanku serta pelaku dari kematian sahabatku, Gabriel, aku tetap merasa sangat sedih dan bersalah atas kematiannya yang sangat mengenaskan. Bahkan jauh mengenaskan dari k
Ketika melihat isi kota box yang sudah kubuka, akupun sangat kaget dengan isinya hingga kotak itu ku lempar dan aku terjatuh ke bawah.Mataku mulai berlinang air mata karna aku mulai merasakan takut yang dulu pernah ku rasakan, ‘ada apa ini?’‘kenapa aku mendapatkan teror seperti ini lagi?’Ucup dan Mala yang memang tengah bersamaku untuk unboxing kotak itu langsung menghampiriku dan membantuku untuk bangun. Mala masih setia memegangi tanganku agar aku gak terjatuh lagi, dan Ucup mencoba melihat isi dari kotak itu.Mahasiswa lain yang memang sudah ada didalam lab seketika mengerubungi kami dan ingin melihat apa yang tengah terjadi.“What the f*cking hell is this?” Ucap Ucup saat melihat kedalam kotak box nya.“I… I don’t know.” Jawabku dengan suara yang tercekat ditenggorokan. Air matakupun lolos begitu saja dari pelupuk mata, hingga Mala yang tau jika badanku mulai bergetar ketaku
AUTHOR POV Semua yang melihat isi kotak itu terkejut tak terkecuali termasuk detektif Aldi dan Alex.“Siapa yang menerima pakt ini Ra?” Tanya Alex setelah melihat isinya.“Mala, Lex.” Jawabku Aera sambil menunjuk dan melihat kearah Mala.Alex, Aaron dan detektif Aldi mengikuti arah tanganku. Mala pun menganggukkan kepala dan tersenyum kepada semua lelaki yang melihatnya. Lalu, detektif Aldi langsung mendekati Mala dan mengajukan beberapa pertanyaan.“Selamat siang Mala, saya detektif Aldi yang bertanggung jawab atas kasus ini.”“Iya pak, saya Mala teman sekelas Aera.”“Saya membutuhkan beberapa keterangan dari Anda sebagai saksi,” Ucap detektif Aldi yang sudah mengeluarkan buku note dan pena yang selalu ia bawa.“Iya pak, saya bersedia.”“Apa Anda bisa menjelaskan ciri-ciri orang yang mengantar?”&ld
Setelah seminggu Reynald kembali ke Amerika untuk membawa sample-sample yang ia dan Alex kumpulkan di TKP untuk diperiksa hasilnya oleh tim lab perusahaan Alex, hari ini Reynald dijadwalkan kembali ke Indonesia dengan membawa hasil yang telah ia dapatkan.Reynald dijemput langsung oleh Alex di bandara internasional Soekarno Hatta tanpa ditemani sahabatnya Aaron.Jadwal pesawat yang ditumpangi oleh Reynald akan landing pada pukul 17.15 WIB, sedangkan Alex sudah menunggu kedatangan Reynald dibandara dari pukul 16.35 WIB.Sengaja Alex berangkat lebih cepat karna takut akan terjebak macetnya kota Jakarta saat dijam pulang kantor seperti saat ini.Setelah menunggu cukup lama disebuah cafe yang ada di bandara, Reynald datang dengan membawa satu koper berukuran sedang.Kacamata hitam, kaos hitam polos, yang dipadukan dengan jaket kulit berwarna coklat serta celana jeans dan topi berwana hitam yang Reynald kenakan, membuat Reynald terlihat berkharisma keti
18.00 WIB Kini Alex, Reynald dan Aaron tengah berada di kantor kepolisian Jakarta Pusat untuk menemui detektif Aldi.Mereka akan memberikan hasil dari penyelidikan yang Alex dan timnya lakukan.“Selamat pagi Aaron.” Sapa detektif Aldi sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Aaron, Alex dan Reynald secara bergantian.Aaron pun menyambut uluran tangannya detektif Aldi, “selamat pagi pak.” Lalu dilanjutkan dengan Alex dan Reynald yang menyambut jabat tangannya detektif Aldi.“Jadi, apa yang membawa kalian kesini di jam segini?” tanya detektif Aldi.“Ah, saya mau menyerahkan ini,” ucap Alex sambil menyodorkan sebuah map coklat diatas meja.“Apa ini?” tanya detektif Aldi yang penasaran sambil mengambil map yang Alex sodorkan dan membukanya.“Kau bisa melihatnya sendiri,” ucap Alex singkat dan merekapun memberikan