Share

98-GUBUK

Penulis: pujangga manik
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-20 10:34:08

Banyak sekali cara untuk manusia yang ingin sekali mendapatkan kekayaan yang sangat instan, terutama bagi orang yang mempunyai tujuan tertentu dalam hidupnya, dan kekayaan sangatlah penting bagi mereka untuk menjadi salah satu syarat mencapai hal itu.

Dan inilah yang dilakukan Pak Ardi kurang lebih 20 tahun ke belakang, setelah dirinya lulus dan menjadi Sarjana Politik dengan beasiswa dan hasil akhir yang baik.

Cita-citanya dari kecil adalah menjadi politisi, dan Pak Ardi sudah memiliki otak yang cerdas sedari kecil. Sehingga tak jarang dia seringkali menyabet penghargaan dan memenangkan lomba debat sewaktu sekolah, dan mendapatkan beasiswa untuk kuliah ilmu politik di ibu kota.

Namun kenyataannya, impiannya harus sirna. Selain kepintar

pujangga manik

Terima kasih sudah menjadi pembaca setia WARUNG TENGAH MALAM Jangan lupa support WARUNG TENGAH MALAM di dalam event Goodnovelvaganza di media sosial resmi .. tata cara supportnya ada dipostingan tersebut.. Vote dan Komen bintang lima ya supaya saya masih tetap semangat untuk uploab bab terbaru terima kasih

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
m shidiq
sepertinya hehe
goodnovel comment avatar
m shidiq
tergantung pembacanya mau di banyakin ga episodenya hehe
goodnovel comment avatar
naura nadhifa
hai, masih banyak ya episode nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • WARUNG TENGAH MALAM   99-POTONGAN

    Nenek-nenek itu melambaikan tangannya yang sudah keriput, mencoba mengajak Pak Ardi dan Anton mendekati gubuk itu. Anton yang sudah tahu maksud kedatangannya ke gubuk itu berjalan mendekati nenek itu dengan santainya.Namun berbeda dengan Pak Ardi, pikirannya yang selama ini memikirkan hal-hal yang logis mendadak terhenti.“Mana mungkin ada nenek-nenek yang diam di gubuk tua di tengah hutan begini," pikir Pak ArdiNamun hal itu di tepis kembali oleh Anton.“Heh! ”“Jangan melamun, bahaya!” Kata Anton kembali memperingatkan Pak Ardi.“Hayu kita ke dalam aja, dia sudah d

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • WARUNG TENGAH MALAM   100-RENOVASI

    Sebuah gubuk kecil di tengah hutan Gunung Sepuh yang gelap gulita, gubuk yang berada di ujung sebuah tebing curam yang menjulang tinggi tanpa ada satupun gubuk yang lain di sekitarnya. Namun ternyata itu bukanlah gubuk biasa, itu adalah suatu tempat yang diyakini oleh para manusia sebagai gubuk ritual kandang bubrah yang datang ke Gunung Sepuh. Gubuk itu terlihat biasa dari luar, Anton yang diajak keluar ruangan oleh nenek penghuni gubuk itu hanya bisa menunggu diluar gubuk selama tiga hari lamanya. Tidur beralaskan tanah dan beratapkan pepohonan rindang yang menemaninya selama tiga hari itu. Sedangkan nenek tersebut kembali masuk ke dalam gubuk ketika Anton menunggu diluar, Anton sendiri sengaja tidak memberitahukan apa yang terjadi pada temannya ketika menginap. Karena dia tidak mau, temannya secara tiba-tiba m

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-22
  • WARUNG TENGAH MALAM   101-TUBUH

    Hihihihihihi... Hihihihihihi... Sosok wanita yang sedang tertawa itu adalah kuntilanak, dari tadi duduk di warung dan menunduk dengan rambutnya yang menutupi wajahnya hanya tertawa melihat Bapak berbicara seperti itu kepada Pak Ardi. Namun Bapak dan Pak Ardi seperti sudah tidak memperdulikan kuntilanak yang sedang duduk itu, karena mereka tahu bahwa wanita itu bukanlah manusia seperti mereka berdua. “Si Bapak eta mah, geus bolak-balik ngaliwatan gerbang. Unggal kaluar ti Gunung Sepuh anu nuturkeun teh beuki loba, teuing kumaha lamun engke pas paehna, dipotongan meureun awakna jang di bagi-bagi. (Si Bapak itu, sudah bolak-balik melewati gerbang. Tiap keluar dari Gunung Sepuh yang ngikutin tambah banyak, tidak tahu gimana nanti setelah mati, mungkin dipotong-potong bad

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-23
  • WARUNG TENGAH MALAM   102-KEPALA

    Trak Trak Trak Langit, warung, rumah, jalan, pohon berubah seperti retakan-retakan tipis yang melayang di udara. Dan secara bertahap retakan itu semakin membesar dan membesar hingga mengelilingi Bapak dan Pak Ardi yang ada di sana. Retakan-retakan itu seketika runtuh, menjadi serpihan-serpihan kecil seperti kaca yang dipecahkan oleh benda keras, dan pecahan-pecahanya itu jatuh ke tanah dan seketika menghilang ketika pecahan itu menyentuh tanah. Pak Ardi sungguh kaget atas apa yang dilakukan Bapak, dan dia melihat seluruh tempat di sekitarnya seketika berubah. Suasananya kini nampak tambah menyeramkan, Kampung Sepuh mendadak berubah menjadi Kampung yang lain. Dan hal itu adalah hal yang baru saja dilihat pertama kali oleh Pak Ardi. Rumah-rumah yang berdiri di kampung seketika menjadi rumah-rumah yang tampak kosong, dengan dinding yang terbuat dari kayu dan bilik, juga dengan cahaya obor yang menyala di depan rumah. Dan t

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-24
  • WARUNG TENGAH MALAM   103-KOPI

    “Bapak, Bapak? Kok sinyalnya ga jelas pak. Hiks hiks. ” “Bapak cepat pulang Pak! ” Pak Ardi tampak kaget atas apa yang dibicarakan Agus lewat telepon yang berdering sesaat setelah dia dan Bapak keluar dari Gunung Sepuh. Tangan Pak Ardi bergetar hebat, keringat dingin muncul di wajahnya. Meskipun terdengar suara Agus yang sedang memanggil-manggil dirinya di telepon, dia tidak bisa berkata-kata, telepon yang digenggamnya pun terjatuh begitu saja dan wajah Pak Ardi pun terlihat sangat syok menahan kesedihan yang dia rasakan sekarang. Orang tuanya yang selama ini dia bantu setelah di PHK dari tempat kerjanya, dan selalu menjadi penyemangat Pak Ardi untuk menggapai cita-citanya kini sudah tidak bernyawa. Apalagi posisi dirinya saat ini tidak berada di dekat orang tuanya. Bapak hanya terdiam melihat Pak Ardi, dia juga menyesali apa yang dia perbuat. Bapak sepertinya kalah cepat dengan makhluk-makhluk di Gunung Sepuh yang lebih dulu mengikat orang tu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-25
  • WARUNG TENGAH MALAM   104-LUKA BAKAR

    Sebuah ruangan kecil berukuran 3 x 3 meter dengan lampu yang menyala sangat redup, terlihat beberapa benda pusaka yang berjajar sangat rapi di sudut ruangan itu. Juga banyak ornamen-ornamen yang menyeramkan menggantung di dinding dan langit-langit ruangan yang memberikan kesan mistis yang mendalam bagi siapa pun yang datang ke ruangan tersebut.Didalamnya hanya terdapat Mbah Walang yang sedang duduk bersila, bersamaan dengan barang-barang yang ada di depannya. Sebuah tempat berwarna emas dengan bara api di dalamnya, juga kembang tujuh rupa yang tersebar di seluruh ruangan itu, serta benda-benda tajam yang dibungkus oleh kain kafan berwarna putih yang sudah kotor.Mbah Walang tampaknya kali ini sedang serius, matanya terpejam juga tangannya yang lihai yang sedang terlihat menabur abu ke dalam dupa yang menyala itu. Sehingga muncul sebuah asap yang mengepul di da

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-26
  • WARUNG TENGAH MALAM   105-HANTAMAN

    Aku berada di posisi yang sangat tidak diuntungkan. Di dalam warung ada Pak Ardi yang kini kondisinya tidak sadarkan diri, dengan darah yang terlihat membekas di sekitar mulutnya.Dan aku juga melihat di depan warung, ada Sima dengan kondisi yang penuh luka di sekujur tubuhnya, bulu-bulu putih yang ada padanya kini memerah. Menandakan, banyaknya luka yang diterima olehnya.Juga di beberapa bagian, terdapat luka bakar yang membekas di sekujur tubuhnya.Nafasnya juga kini terengah-engah, sepertinya Sima sudah bertarung habis-habisan dengan banaspati yang ada di depannya, dan beberapa serangan dari banaspati itu nampaknya terkena Pak Ardi yang tidak tahu apa-apa. Sehingga menyebabkan dirinya muntah darah seperti itu.Sima sepertinya tidak memperdulikan aku dan Pak Ardi yang berada di dalam warung, dia seperti ini semata-mata menjaga Ibu dari gangguan santet yang mungkin saja akan menjadi target oleh banaspati itu.Sebuah pengorbanan yang besar sebagai

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • WARUNG TENGAH MALAM   106-BIRU

    Buta atau dalam bahasa sanskerta disebut Bhuta, adalah sebutan bagi para makhluk yang mempunyai tubuh raksasa yang sangat besar, buta digambarkan sebagai makhluk penculik anak kecil dalam cerita-cerita rakyat, dan buta juga digambarkan sebagai makhluk yang jahat di dalam pewayangan.Buta dalam filosofi sunda adalah seseorang yang gelap mata atas semua kejahatan yang dilakukannya, dia tidak melihat apa yang terjadi di dalam lingkunganya, dan semua yang dia lakukan hanyalah untuk kesenangan dia semata. Tidak peduli dengan orang lain yang menderita.Namun apa yang kulihat adalah buta yang sebenarnya bukan seorang manusia yang jahat sehingga menjadi gelap mata, buta yang tinggi besar melebihi pepohonan yang tinggi yang berada di depan warung.Sebuah raksasa, yang hanya dengan satu hempasan tangannya saja, mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28

Bab terbaru

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 4 - AKHIR CERITA

    Waktu semakin malam, aku dan Iman kini berjalan melewati rumah-rumah di Kampung Sepuh menuju warung. Sekarang para warga bisa berjalan dengan santainya pada malam hari, bahkan tanpa bantuan senter sekalipun, karena baru beberapa bulan yang lalu jalanan Kampung Sepuh dipasangin lampu jalan bertenaga surya untuk penerangan. Ya siapa lagi kalau ada andil Pak Ardi di dalamnya, Pak Ardi benar-benar ingin merubah Kampung Sepuh agar bisa disamakan dengan kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Sehingga apapun yang dia lakukan agar Kampung Sepuh bisa terlihat lebih modern dan bisa diterima oleh masyarakat yang masih menganggap Kampung Sepuh itu adalah Kampung Keramat. Ketika aku sampai, rupanya Ujang sudah duduk di depan warung. dengan aura yang kini tampak berbeda dari yang aku temui di siang hari. Aku yang baru sampai dipersilakan untuk duduk dan bersila, dan akupun secara tidak sadar mengikuti apa yang dia perintahkan. “Aku akan menunjukan A Sidik sesuatu.

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 3 - SUASANA MALAM

    Obrolan yang sangat panjang di depan warung tersebut membuatku terkesima, oleh cerita-cerita Ujang yang dia dapatkan dari pengalamannya sendiri ataupun dari para warga yang mengalami kejadian-kejadian diluar nalar yang terjadi di Kampung Sepuh ini.Setelah perjanjian yang mengikat mereka terputus, para warga mulai beradaptasi kembali dengan suasana malam. Dan sekarang mereka sudah terbiasa dengan malam hari di Kampung Sepuh yang kini sedang aku kunjungi.Disana pula aku mendapatkan beberapa cerita yang tidak aku tulis dalam cerita, cerita-cerita yang menyeramkan terutama ketika menyangkut Ujang pada masa kecil dengan mitos-mitos dan pantangan-pantangan yang ada di sekitar mereka.Pulau Jawa bagian selatan masih penuh misteri, dengan landscape pegunungan yang membentang hingga ke Pantai Selatan. Membuatnya banyak mitos dan kejadian-kejadian yang diluar nalar, yang sering kali bersinggungan dengan manusia yang hidup di dalamnya.Dan bagiku, itu adalah penga

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 2 - TAWARAN

    Sebuah warung kecil, yang awalnya aku tuangkan dalam Kata-kata yang menjadi cerita hingga saat ini. Kini aku lihat sendiri bentuknya, sebuah warung yang dulunya hanya berada dalam imajinasiku sendiri. Kini, aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri.Bekas-bekas runtuhnya warung yang aku ceritakan masih tersisa, dengan banyaknya genteng-genteng yang rusak karena hangus terbakar disusun dan disimpan di rumah Ujang. Warung itu tampak baru, karena setelah kejadian yang menimpa Ujang. Pak Ardi dan para warga sepakat membangun kembali warung tersebut.Warung yang kini aku lihat ini, adalah salah satu point utama dalam ceritaku. Dimana, banyak kejadian yang silih berganti muncul dan harus di hadapi oleh Ujang dan warga Kampung Sepuh.“Kang!” Kataku sambil berdiri dan menyapa Ujang yang mendekatiku.Ujang hanya tersenyum, sifatnya yang agak pendiam terlihat jelas olehku. Ujang tidak setampan atau setinggi orang-orang yang menjadi karakter utama di da

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 1 - AKU (PENULIS)

    “Dik, rumah orang tua kamu dimana sih, aku dah nungguin di Alf*mart deket rumah kamu. ” Sebuah text W* tiba-tiba muncul di HP ku pada pagi itu. Dan ketika aku baca, ternyata Iman sudah sampai di Ciwidey tempat dimana orang tua ku tinggal. Hari ini adalah hari minggu di akhir Februari. Dan pada hari ini, aku sengaja mengosongkan jadwalku untuk berkunjung ke Kampung Sepuh bersama dengan Iman, anak dari Mang Rusdi yang kini bekerja di tempat yang sama denganku. Aku berkunjung ke Kampung Sepuh, semata-mata untuk bersilaturahmi kepada semua warga yang ada disana. Karena sudah memberiku izin untuk membuat cerita tentang mereka, termasuk dengan segala yang terjadi di dalamnya. Iman dan Mang Rusdi adalah dua orang yang namanya sama dengan cerita yang aku buat. Sedangkan sisanya, aku sengaja memberi nama baru. Dan itu sudah sesuai dengan kesepakatan mereka ketika aku membuat cerita ini. “Ok, tunggu nanti aku kesana, beli aja makanan ama minuman buat ol

  • WARUNG TENGAH MALAM   267-TUTUP

    Kini,Semuanya kembali normal, Tidak semua orang tahu akan cerita ini. Bahkan hanya beberapa orang yang aku percaya yang mengetahui tentang apa yang terjadi tentang pertarunganku dan Kala pada saat itu.Karena apabila aku bercerita kepada semua orang, pasti banyak orang yang tidak percaya. Karena menganggap itu hanyalah fantasi dan ilusi semata dari seseorang yang kehilangan kakinya di Gunung Sepuh.Namun, berbeda dengan Mang Rusdi dan Mang Darman. Yang kini sering kali menghabiskan waktunya untuk menemaniku di dalam warung, bahkan istri Mang Rusdi sering kali membantuku di rumah untuk sekedar membersihkan rumah dan memastikan aku bisa makan dengan lahap di hari itu.Karena mereka sadar, aku kini hanya sendirian di Kampung Sepuh. Sudah tidak ada lagi orang tua yang menjadi panutanku saat ini. Sehingga mereka secara sukarela membantuku dan menganggapku sebagai bagian dari keluarga mereka yang tidak boleh mereka abaikan.“Mang, nongkrong wae di

  • WARUNG TENGAH MALAM   266-HANCUR

    Dua minggu kemudian.Warung yang sudah hancur akibat aku bakar, kini kembali berdiri. Lengkap dengan etalase yang sudah diperbaiki dan barang-barang yang dagangan yang mengisi penuh etalase dan rak-rak dagangan di warungku ini.Dan suasana sore hari yang penuh dengan hilir mudik warga kampung yang pulang dari sawah dan ladang terlihat olehku yang kini menjaga lagi warung yang sudah aku buat kembali bersama para warga dengan bantuan modal dari Pak Ardi.Aku seperti biasa kini sedang duduk dan bercengkrama dengan Mang Rusdi dan Mang Darman yang baru pulang dari berkeliling kampung untuk berdagang. Canda dan tawa menghiasi obrolan-obrolan tersebut karena sesekali Mang Darman berceloteh dan bercanda atas apa yang dia lakukan.Mereka berdua sudah mengetahui kejadian yang menimpaku di tempat itu, bahkan pertarungan ku dengan Kala di Gunung Sepuh. Dan itu membuat mereka tercengang karena mereka tidak mengetahui bahwa ada makhluk yang seperti itu di Gunung Sepuh.

  • WARUNG TENGAH MALAM   265-SELAMAT

    Aku kembali berdiri, di tengah-tengah hamparan rerumputan yang luas. Dengan salah satu pohon besar yang ada di puncak yang terlihat olehku dari kejauhan. Rerumputan itu kini tampak lebih hijau dari sebelumnya, dan tidak terlihat lagi ilalang-ilalang yang tinggi menjulang hingga menutupi badanku saat itu. Panas yang terik, dengan angin segar yang berhembus dari pegunungan membuatku merasakan suatu perasaan yang sangat lega. Entah mengapa. Hatiku kini terasa sangat tenang ketika berada di tempat ini. Aku pun berjalan, melewati rerumputan tersebut dengan kakiku yang tidak memakai alas kaki sama sekali. Mencoba untuk berjalan dan duduk kembali di pohon besar yang berdiri di tengah-tengah rerumputan di atas sana. Jalanan yang kulalui sangat begitu mulus, tidak ada serangga-serangga yang menggigit kakiku, tidak ada jalanan yang becek bercampur lumpur. Juga tidak ada lagi lubang yang membuatku terperosok. Semuanya sangatlah berbeda, aku seper

  • WARUNG TENGAH MALAM   264-DETAK JANTUNG

    Pandangan ku tiba-tiba gelap, aku sudah tidak bisa merasakan apapun lagi. Aku yang sudah pasrah kini hanya bisa membiarkan tubuhku yang tertutup oleh tanah yang menimpaku seketika dari atas sana. Dan para warga yang menyaksikan hal itu secara langsung tiba-tiba panik dan langsung berteriak memanggilku. “UJANGGGGGGGG!!!” Mang Rusdi yang pertama berlari ke arah tanah longsoran tersebut dan memindahkan batu, ranting-ranting dan tanah untuk mencariku dengan kedua tangannya. Begitu juga dengan Aki Karma, Mang Dadang, dan Mang Uha serta warga-warga yang lainnya yang membantu memindahkan semua material longsor yang menutupi tubuhku, dan berharap aku masih bisa bertahan dengan tubuh yang tertutup oleh longsoran tanah tersebut. Sedangkan Pak Ardi, dia langsung menelpon anaknya dan Pak Caca untuk segera meminta bantuan. Karena kini situasinya sangat berbeda, Pak Ardi membutuhkan lebih banyak orang agar bisa lebih cepat menyelamatkan aku yang berada di d

  • WARUNG TENGAH MALAM   263-MUNCUL

    Mereka semua berlari masuk ke dalam hutan Gunung Sepuh yang masih terlihat gelap dan menyeramkan, dengan aura mistis yang kental dan terasa oleh semua warga Kampung Sepuh pada pagi itu.Meskipun waktu itu adalah waktu di mana pagi akan menjelang, namun tetap saja. aura-aura mistis yang terasa oleh para warga yang sedang berlari ke dalam sangatlah terasa.Apalagi dari mereka semua, hampir sebagian besar belum pernah keluar pada dalam gelap semasa hidupnya, mereka sudah terbuai oleh bantal dan selimut tebal dari mereka lahir hingga saat ini, dan mereka mematuhi larangan untuk keluar rumah hingga pagi tiba. Sehingga mereka tidak mengetahui rasanya masuk ke dalam hutan pada saat-saat seperti ini.“JANGGGG, UJANGGGG!!!!!”Mang Rusdi berteriak-teriak sambil berlari. Senternya di arahkan ke segala arah, mencoba mencariku di dalam gelapnya hutan Gunung Sepuh yang luas tersebut. Para warga lainnya juga melakukan hal yang sama, mereka berlari sambil men

DMCA.com Protection Status