Share

103-KOPI

Penulis: pujangga manik
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-25 11:31:10

“Bapak, Bapak? Kok sinyalnya ga jelas pak. Hiks hiks. ”

“Bapak cepat pulang Pak! ”

Pak Ardi tampak kaget atas apa yang dibicarakan Agus lewat telepon yang berdering sesaat setelah dia dan Bapak keluar dari Gunung Sepuh.

Tangan Pak Ardi bergetar hebat, keringat dingin muncul di wajahnya. Meskipun terdengar suara Agus yang sedang memanggil-manggil dirinya di telepon, dia tidak bisa berkata-kata, telepon yang digenggamnya pun terjatuh begitu saja dan wajah Pak Ardi pun terlihat sangat syok menahan kesedihan yang dia rasakan sekarang.

Orang tuanya yang selama ini dia bantu setelah di PHK dari tempat kerjanya, dan selalu menjadi penyemangat Pak Ardi untuk menggapai cita-citanya kini sudah tidak bernyawa. Apalagi posisi dirinya saat ini tidak berada di dekat orang tuanya.

Bapak hanya terdiam melihat Pak Ardi, dia juga menyesali apa yang dia perbuat. Bapak sepertinya kalah cepat dengan makhluk-makhluk di Gunung Sepuh yang lebih dulu mengikat orang tu

pujangga manik

Terima kasih sudah menjadi pembaca setia WARUNG TENGAH MALAM Jangan lupa support WARUNG TENGAH MALAM di dalam event Goodnovelvaganza di media sosial resmi .. tata cara supportnya ada dipostingan tersebut.. Vote dan Komen bintang lima ya supaya saya masih tetap semangat untuk uploab bab terbaru terima kasih.

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Dhania
kenak santetnya ki walang
goodnovel comment avatar
m shidiq
kita coba usahakan ya...
goodnovel comment avatar
Noor Ainah Annuqayah
klonya bisa jangan satu bab saja....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • WARUNG TENGAH MALAM   104-LUKA BAKAR

    Sebuah ruangan kecil berukuran 3 x 3 meter dengan lampu yang menyala sangat redup, terlihat beberapa benda pusaka yang berjajar sangat rapi di sudut ruangan itu. Juga banyak ornamen-ornamen yang menyeramkan menggantung di dinding dan langit-langit ruangan yang memberikan kesan mistis yang mendalam bagi siapa pun yang datang ke ruangan tersebut.Didalamnya hanya terdapat Mbah Walang yang sedang duduk bersila, bersamaan dengan barang-barang yang ada di depannya. Sebuah tempat berwarna emas dengan bara api di dalamnya, juga kembang tujuh rupa yang tersebar di seluruh ruangan itu, serta benda-benda tajam yang dibungkus oleh kain kafan berwarna putih yang sudah kotor.Mbah Walang tampaknya kali ini sedang serius, matanya terpejam juga tangannya yang lihai yang sedang terlihat menabur abu ke dalam dupa yang menyala itu. Sehingga muncul sebuah asap yang mengepul di da

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-26
  • WARUNG TENGAH MALAM   105-HANTAMAN

    Aku berada di posisi yang sangat tidak diuntungkan. Di dalam warung ada Pak Ardi yang kini kondisinya tidak sadarkan diri, dengan darah yang terlihat membekas di sekitar mulutnya.Dan aku juga melihat di depan warung, ada Sima dengan kondisi yang penuh luka di sekujur tubuhnya, bulu-bulu putih yang ada padanya kini memerah. Menandakan, banyaknya luka yang diterima olehnya.Juga di beberapa bagian, terdapat luka bakar yang membekas di sekujur tubuhnya.Nafasnya juga kini terengah-engah, sepertinya Sima sudah bertarung habis-habisan dengan banaspati yang ada di depannya, dan beberapa serangan dari banaspati itu nampaknya terkena Pak Ardi yang tidak tahu apa-apa. Sehingga menyebabkan dirinya muntah darah seperti itu.Sima sepertinya tidak memperdulikan aku dan Pak Ardi yang berada di dalam warung, dia seperti ini semata-mata menjaga Ibu dari gangguan santet yang mungkin saja akan menjadi target oleh banaspati itu.Sebuah pengorbanan yang besar sebagai

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • WARUNG TENGAH MALAM   106-BIRU

    Buta atau dalam bahasa sanskerta disebut Bhuta, adalah sebutan bagi para makhluk yang mempunyai tubuh raksasa yang sangat besar, buta digambarkan sebagai makhluk penculik anak kecil dalam cerita-cerita rakyat, dan buta juga digambarkan sebagai makhluk yang jahat di dalam pewayangan.Buta dalam filosofi sunda adalah seseorang yang gelap mata atas semua kejahatan yang dilakukannya, dia tidak melihat apa yang terjadi di dalam lingkunganya, dan semua yang dia lakukan hanyalah untuk kesenangan dia semata. Tidak peduli dengan orang lain yang menderita.Namun apa yang kulihat adalah buta yang sebenarnya bukan seorang manusia yang jahat sehingga menjadi gelap mata, buta yang tinggi besar melebihi pepohonan yang tinggi yang berada di depan warung.Sebuah raksasa, yang hanya dengan satu hempasan tangannya saja, mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28
  • WARUNG TENGAH MALAM   107-HADIAH

    Braaakkk Kala menabrak pepohonan yang berada di seberang jalanan dan tersungkur di semak-semak yang berada di sana. Aku yang belum mengerti atas apa yang terjadi pada tubuhku hanya bisa terdiam. Aku tidak tahu kenapa Kala bisa terpental seperti itu, padahal aku tidak menyentuhnya sama sekali. Yang kulihat hanyalah sebuah cahaya biru dari badanku yang menjalar ke arah tangan dan kemudian menghilang secara sekejap, namun sesaat cahaya itu menghilang tiba-tiba setelah Kala terpental dan tersungkur di semak-semak di seberang warung. Namun aku tidak terlalu lama memikirkan hal itu, aku langsung berlari ke arah Sima yang tersungkur dengan luka bakar di sekujur tubuhnya, asap hitam yang mengepul di dalam tubuhnya terlihat jelas dan bau gosong dari luka bakar yang menjalar ke seluruh badannya tercium olehku pada saat itu. Aku mencoba untuk mengangkatnya dan membawa ke dekat warung, namun rasa panas dari badannya masih terasa. Sehingga aku kesulitan un

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-29
  • WARUNG TENGAH MALAM   108-KOBARAN API

    Ruangan kecil yang menjadi tempat Mbah Walang melakukan ritual santet kini tidak tampak rapi lagi, semua barang-barang dan ornamen yang ada di sana berserakan kemana-mana. Bunga tujuh rupa yang berserakan juga tiba-tiba layu dan terbakar dengan sendirinya. Dan terlihat sebuah lubang besar menganga di ruangan itu. Seperti ada yang berusaha masuk ke dalam ruangan dan mendobrak dinding sehingga hancur. Namun tampaknya Mbah Walang tidak terlihat kembali di sana, yang terlihat hanyalah tetesan darah yang menetes keluar ruangan. Ruangan itu bukanlah sebuah ruangan yang berada di dalam rumah. Tapi ruangan khusus yang Mbah Walang buat di tengah-tengah hutan bambu yang jauh dari permukiman penduduk tempat dia tinggal. Sehingga segala aktivitas p

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • WARUNG TENGAH MALAM   109-DOKTER

    Aki Karma yang tampak panik seketika langsung turun dari mobil yang dia kendarai pada pagi itu, dan ternyata seseorang yang menstop mobil Aki Karma adalah Pak Ardi. Dengan bajunya yang lusuh dan penuh darah dia berlari mencari bantuan kepada warga, dan orang yang pertama kali dia temui adalah Aki Karma dengan mobilnya yang memasuki Kampung Sepuh pada pagi itu. “Pak Ardi kenapa? Kenapa penuh darah seperti itu? ” Kata Aki Karma yang kaget melihat Pak Ardi yang penuh darah di bajunya. “Ujang Ki, Ujang. Kumpulkan para warga di kampung, Kita harus bantu Ujang segera! ” Kata Pak Ardi yang tampak panik. “Tunggu, tunggu sebentar, aku coba parkirin mobil terlebih dahulu di tanah lapang seberang ruma

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-31
  • WARUNG TENGAH MALAM   110-OTORITAS

    Semua warga yang berada dalam kerumunan tersebut tampak kaget, atas apa yang dikatakan Pak Ardi pada pagi itu. Ekspresi para warga terlihat tidak percaya, dan juga banyak warga yang berbisik kepada warga di sebelahnya dan membicarakan tentang Pak Ardi yang berada di depannya. Aki Karma hanya bisa terdiam ketika Pak Ardi berbicara tentang hal itu, para warga mungkin menyangka bahwa Pak Ardi melakukan ritual di Gunung Sepuh yang mengakibatkan aku yang tidak sadarkan diri. “Tapi...." Seketika Pak Ardi kembali berbicara, dia mencoba menarik perhatian dari para warga yang sedang berkerumun di sana. “Apa yang terjadi kemarin malam, akan saya beritahu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-31
  • WARUNG TENGAH MALAM   111-BERCERITA

    KringKringKringTiba-tiba telepon berbunyi dari saku celana Pak Ardi yang sedang duduk di depan warung yang ditemani Aki Karma. Aki Karma pun mempersilahkan Pak Ardi untuk mengangkat telepon itu terlebih dahulu di tengah-tengah obrolan yang sedang berlangsung dari mereka berdua.“Pak, Pak, halo Pak. Nyambung gak Pak? ”Terdengar suara Agus yang berteriak-teriak di dalam telepon yang terdengar keras di speaker HP Pak Ardi.“Kresek, kresek Gus. Tapi kedengeran meskipun tidak jelas, gimana gus? Sudah bawa temanmu yang Dokter itu?” Kata Pak Ardi sembari duduk dan merokok di depan wa

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01

Bab terbaru

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 4 - AKHIR CERITA

    Waktu semakin malam, aku dan Iman kini berjalan melewati rumah-rumah di Kampung Sepuh menuju warung. Sekarang para warga bisa berjalan dengan santainya pada malam hari, bahkan tanpa bantuan senter sekalipun, karena baru beberapa bulan yang lalu jalanan Kampung Sepuh dipasangin lampu jalan bertenaga surya untuk penerangan. Ya siapa lagi kalau ada andil Pak Ardi di dalamnya, Pak Ardi benar-benar ingin merubah Kampung Sepuh agar bisa disamakan dengan kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Sehingga apapun yang dia lakukan agar Kampung Sepuh bisa terlihat lebih modern dan bisa diterima oleh masyarakat yang masih menganggap Kampung Sepuh itu adalah Kampung Keramat. Ketika aku sampai, rupanya Ujang sudah duduk di depan warung. dengan aura yang kini tampak berbeda dari yang aku temui di siang hari. Aku yang baru sampai dipersilakan untuk duduk dan bersila, dan akupun secara tidak sadar mengikuti apa yang dia perintahkan. “Aku akan menunjukan A Sidik sesuatu.

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 3 - SUASANA MALAM

    Obrolan yang sangat panjang di depan warung tersebut membuatku terkesima, oleh cerita-cerita Ujang yang dia dapatkan dari pengalamannya sendiri ataupun dari para warga yang mengalami kejadian-kejadian diluar nalar yang terjadi di Kampung Sepuh ini.Setelah perjanjian yang mengikat mereka terputus, para warga mulai beradaptasi kembali dengan suasana malam. Dan sekarang mereka sudah terbiasa dengan malam hari di Kampung Sepuh yang kini sedang aku kunjungi.Disana pula aku mendapatkan beberapa cerita yang tidak aku tulis dalam cerita, cerita-cerita yang menyeramkan terutama ketika menyangkut Ujang pada masa kecil dengan mitos-mitos dan pantangan-pantangan yang ada di sekitar mereka.Pulau Jawa bagian selatan masih penuh misteri, dengan landscape pegunungan yang membentang hingga ke Pantai Selatan. Membuatnya banyak mitos dan kejadian-kejadian yang diluar nalar, yang sering kali bersinggungan dengan manusia yang hidup di dalamnya.Dan bagiku, itu adalah penga

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 2 - TAWARAN

    Sebuah warung kecil, yang awalnya aku tuangkan dalam Kata-kata yang menjadi cerita hingga saat ini. Kini aku lihat sendiri bentuknya, sebuah warung yang dulunya hanya berada dalam imajinasiku sendiri. Kini, aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri.Bekas-bekas runtuhnya warung yang aku ceritakan masih tersisa, dengan banyaknya genteng-genteng yang rusak karena hangus terbakar disusun dan disimpan di rumah Ujang. Warung itu tampak baru, karena setelah kejadian yang menimpa Ujang. Pak Ardi dan para warga sepakat membangun kembali warung tersebut.Warung yang kini aku lihat ini, adalah salah satu point utama dalam ceritaku. Dimana, banyak kejadian yang silih berganti muncul dan harus di hadapi oleh Ujang dan warga Kampung Sepuh.“Kang!” Kataku sambil berdiri dan menyapa Ujang yang mendekatiku.Ujang hanya tersenyum, sifatnya yang agak pendiam terlihat jelas olehku. Ujang tidak setampan atau setinggi orang-orang yang menjadi karakter utama di da

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 1 - AKU (PENULIS)

    “Dik, rumah orang tua kamu dimana sih, aku dah nungguin di Alf*mart deket rumah kamu. ” Sebuah text W* tiba-tiba muncul di HP ku pada pagi itu. Dan ketika aku baca, ternyata Iman sudah sampai di Ciwidey tempat dimana orang tua ku tinggal. Hari ini adalah hari minggu di akhir Februari. Dan pada hari ini, aku sengaja mengosongkan jadwalku untuk berkunjung ke Kampung Sepuh bersama dengan Iman, anak dari Mang Rusdi yang kini bekerja di tempat yang sama denganku. Aku berkunjung ke Kampung Sepuh, semata-mata untuk bersilaturahmi kepada semua warga yang ada disana. Karena sudah memberiku izin untuk membuat cerita tentang mereka, termasuk dengan segala yang terjadi di dalamnya. Iman dan Mang Rusdi adalah dua orang yang namanya sama dengan cerita yang aku buat. Sedangkan sisanya, aku sengaja memberi nama baru. Dan itu sudah sesuai dengan kesepakatan mereka ketika aku membuat cerita ini. “Ok, tunggu nanti aku kesana, beli aja makanan ama minuman buat ol

  • WARUNG TENGAH MALAM   267-TUTUP

    Kini,Semuanya kembali normal, Tidak semua orang tahu akan cerita ini. Bahkan hanya beberapa orang yang aku percaya yang mengetahui tentang apa yang terjadi tentang pertarunganku dan Kala pada saat itu.Karena apabila aku bercerita kepada semua orang, pasti banyak orang yang tidak percaya. Karena menganggap itu hanyalah fantasi dan ilusi semata dari seseorang yang kehilangan kakinya di Gunung Sepuh.Namun, berbeda dengan Mang Rusdi dan Mang Darman. Yang kini sering kali menghabiskan waktunya untuk menemaniku di dalam warung, bahkan istri Mang Rusdi sering kali membantuku di rumah untuk sekedar membersihkan rumah dan memastikan aku bisa makan dengan lahap di hari itu.Karena mereka sadar, aku kini hanya sendirian di Kampung Sepuh. Sudah tidak ada lagi orang tua yang menjadi panutanku saat ini. Sehingga mereka secara sukarela membantuku dan menganggapku sebagai bagian dari keluarga mereka yang tidak boleh mereka abaikan.“Mang, nongkrong wae di

  • WARUNG TENGAH MALAM   266-HANCUR

    Dua minggu kemudian.Warung yang sudah hancur akibat aku bakar, kini kembali berdiri. Lengkap dengan etalase yang sudah diperbaiki dan barang-barang yang dagangan yang mengisi penuh etalase dan rak-rak dagangan di warungku ini.Dan suasana sore hari yang penuh dengan hilir mudik warga kampung yang pulang dari sawah dan ladang terlihat olehku yang kini menjaga lagi warung yang sudah aku buat kembali bersama para warga dengan bantuan modal dari Pak Ardi.Aku seperti biasa kini sedang duduk dan bercengkrama dengan Mang Rusdi dan Mang Darman yang baru pulang dari berkeliling kampung untuk berdagang. Canda dan tawa menghiasi obrolan-obrolan tersebut karena sesekali Mang Darman berceloteh dan bercanda atas apa yang dia lakukan.Mereka berdua sudah mengetahui kejadian yang menimpaku di tempat itu, bahkan pertarungan ku dengan Kala di Gunung Sepuh. Dan itu membuat mereka tercengang karena mereka tidak mengetahui bahwa ada makhluk yang seperti itu di Gunung Sepuh.

  • WARUNG TENGAH MALAM   265-SELAMAT

    Aku kembali berdiri, di tengah-tengah hamparan rerumputan yang luas. Dengan salah satu pohon besar yang ada di puncak yang terlihat olehku dari kejauhan. Rerumputan itu kini tampak lebih hijau dari sebelumnya, dan tidak terlihat lagi ilalang-ilalang yang tinggi menjulang hingga menutupi badanku saat itu. Panas yang terik, dengan angin segar yang berhembus dari pegunungan membuatku merasakan suatu perasaan yang sangat lega. Entah mengapa. Hatiku kini terasa sangat tenang ketika berada di tempat ini. Aku pun berjalan, melewati rerumputan tersebut dengan kakiku yang tidak memakai alas kaki sama sekali. Mencoba untuk berjalan dan duduk kembali di pohon besar yang berdiri di tengah-tengah rerumputan di atas sana. Jalanan yang kulalui sangat begitu mulus, tidak ada serangga-serangga yang menggigit kakiku, tidak ada jalanan yang becek bercampur lumpur. Juga tidak ada lagi lubang yang membuatku terperosok. Semuanya sangatlah berbeda, aku seper

  • WARUNG TENGAH MALAM   264-DETAK JANTUNG

    Pandangan ku tiba-tiba gelap, aku sudah tidak bisa merasakan apapun lagi. Aku yang sudah pasrah kini hanya bisa membiarkan tubuhku yang tertutup oleh tanah yang menimpaku seketika dari atas sana. Dan para warga yang menyaksikan hal itu secara langsung tiba-tiba panik dan langsung berteriak memanggilku. “UJANGGGGGGGG!!!” Mang Rusdi yang pertama berlari ke arah tanah longsoran tersebut dan memindahkan batu, ranting-ranting dan tanah untuk mencariku dengan kedua tangannya. Begitu juga dengan Aki Karma, Mang Dadang, dan Mang Uha serta warga-warga yang lainnya yang membantu memindahkan semua material longsor yang menutupi tubuhku, dan berharap aku masih bisa bertahan dengan tubuh yang tertutup oleh longsoran tanah tersebut. Sedangkan Pak Ardi, dia langsung menelpon anaknya dan Pak Caca untuk segera meminta bantuan. Karena kini situasinya sangat berbeda, Pak Ardi membutuhkan lebih banyak orang agar bisa lebih cepat menyelamatkan aku yang berada di d

  • WARUNG TENGAH MALAM   263-MUNCUL

    Mereka semua berlari masuk ke dalam hutan Gunung Sepuh yang masih terlihat gelap dan menyeramkan, dengan aura mistis yang kental dan terasa oleh semua warga Kampung Sepuh pada pagi itu.Meskipun waktu itu adalah waktu di mana pagi akan menjelang, namun tetap saja. aura-aura mistis yang terasa oleh para warga yang sedang berlari ke dalam sangatlah terasa.Apalagi dari mereka semua, hampir sebagian besar belum pernah keluar pada dalam gelap semasa hidupnya, mereka sudah terbuai oleh bantal dan selimut tebal dari mereka lahir hingga saat ini, dan mereka mematuhi larangan untuk keluar rumah hingga pagi tiba. Sehingga mereka tidak mengetahui rasanya masuk ke dalam hutan pada saat-saat seperti ini.“JANGGGG, UJANGGGG!!!!!”Mang Rusdi berteriak-teriak sambil berlari. Senternya di arahkan ke segala arah, mencoba mencariku di dalam gelapnya hutan Gunung Sepuh yang luas tersebut. Para warga lainnya juga melakukan hal yang sama, mereka berlari sambil men

DMCA.com Protection Status