Share

109-DOKTER

Penulis: pujangga manik
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-31 10:06:16

Aki Karma yang tampak panik seketika langsung turun dari mobil yang dia kendarai pada pagi itu, dan ternyata seseorang yang menstop mobil Aki Karma adalah Pak Ardi.

Dengan bajunya yang lusuh dan penuh darah dia berlari mencari bantuan kepada warga, dan orang yang pertama kali dia temui adalah Aki Karma dengan mobilnya yang memasuki Kampung Sepuh pada pagi itu.

“Pak Ardi kenapa? Kenapa penuh darah seperti itu? ” Kata Aki Karma yang kaget melihat Pak Ardi yang penuh darah di bajunya.

“Ujang Ki, Ujang. Kumpulkan para warga di kampung, Kita harus bantu Ujang segera! ” Kata Pak Ardi yang tampak panik.

Tunggu, tunggu sebentar, aku coba parkirin mobil terlebih dahulu di tanah lapang seberang ruma

pujangga manik

Terima kasih sudah menjadi pembaca setia WARUNG TENGAH MALAM Jangan lupa support WARUNG TENGAH MALAM di dalam event Goodnovelvaganza di media sosial resmi .. tata cara supportnya ada dipostingan tersebut.. Vote dan Komen bintang lima ya supaya saya masih tetap semangat untuk uploab bab terbaru terima kasih.

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • WARUNG TENGAH MALAM   110-OTORITAS

    Semua warga yang berada dalam kerumunan tersebut tampak kaget, atas apa yang dikatakan Pak Ardi pada pagi itu. Ekspresi para warga terlihat tidak percaya, dan juga banyak warga yang berbisik kepada warga di sebelahnya dan membicarakan tentang Pak Ardi yang berada di depannya. Aki Karma hanya bisa terdiam ketika Pak Ardi berbicara tentang hal itu, para warga mungkin menyangka bahwa Pak Ardi melakukan ritual di Gunung Sepuh yang mengakibatkan aku yang tidak sadarkan diri. “Tapi...." Seketika Pak Ardi kembali berbicara, dia mencoba menarik perhatian dari para warga yang sedang berkerumun di sana. “Apa yang terjadi kemarin malam, akan saya beritahu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-31
  • WARUNG TENGAH MALAM   111-BERCERITA

    KringKringKringTiba-tiba telepon berbunyi dari saku celana Pak Ardi yang sedang duduk di depan warung yang ditemani Aki Karma. Aki Karma pun mempersilahkan Pak Ardi untuk mengangkat telepon itu terlebih dahulu di tengah-tengah obrolan yang sedang berlangsung dari mereka berdua.“Pak, Pak, halo Pak. Nyambung gak Pak? ”Terdengar suara Agus yang berteriak-teriak di dalam telepon yang terdengar keras di speaker HP Pak Ardi.“Kresek, kresek Gus. Tapi kedengeran meskipun tidak jelas, gimana gus? Sudah bawa temanmu yang Dokter itu?” Kata Pak Ardi sembari duduk dan merokok di depan wa

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • WARUNG TENGAH MALAM   112-TERSESAT

    Pak Caca sebenarnya tidak suka dengan semua warga yang tinggal di Kampung Sepuh, atas semua rumor yang beredar di masyarakat luas tentang keangkeran Gunung Sepuh dengan segala ritual yang terjadi di dalam nya, serta peraturan tentang kampung yang tidak boleh berkegiatan di malam hari. Karena atas rumor negatif yang sudah tersebar itulah. membuatnya sebagai namanya sebagai Kepala Desa tercoreng di depan para Kepala Desa yang lain, karena Kepala Desa yang lain beranggapan bahwa dirinya memelihara dan mengelola suatu tempat yang dipakai untuk sesuatu yang diluar dari ajaran yang mereka anut. Namun apa daya, Pak Caca sendiri ketakutan ketika berhadapan dengan orang-orang di Kampung Sepuh, karena dia juga takut apabila dia warga Kampung Sepuh tidak menyukainya, dan tiba-tiba mengirim ses

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • WARUNG TENGAH MALAM   113-TERHIPNOTIS

    Persawahan di sore hari sangatlah berbeda dengan persawahan di siang hari, dengan jarang manusia yang melewati jalanan setapak itu. Kecuali para petani yang bekerja disana, selebihnya hanya ada sawah dan kebun yang membentang luas yang membelah dua kampung yang berjauhan. Hati Oha pada saat itu sangat tidak karuan, bagaimana tidak. Dia terlalu asyik bermain bola bersama teman-temanya yang berada di persawahan Kampung Parigi, sehingga pada sore hari tiba, dia baru pulang ke rumahnya ketika malam tiba. Dia sering kali diceritakan tentang angkernya Kampung Sepuh ketika gelap oleh Bapaknya, Pak Asep, dan setiap kali dia bermain di Kampung Parigi, dia harus segera pulang dan sampai ke Kampung Sepuh sebelum hari gelap. Karena dia tidak mau ketika di jalan bertemu dengan makhluk-makhluk yang biasanya berkeliaran di sek

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-02
  • WARUNG TENGAH MALAM   114-JAGA MALAM

    “Pak Oha main bola dengan teman-teman di Kampung Parigi ya,” Kata Oha sambil berlari mengambil sandal ke arah luar. “Iya hati-hati, jangan pulang terlalu malam,” Kata Pak Asep yang terlihat sedang merokok di depan rumah pada siang itu. *** Kembali beberapa jam sebelum Oha bertemu dengan wanita di persawahan ketika sore hari tiba. Saat ini Kampung Sepuh sedang ramai, karena aku masih tidak sadarkan diri. Meskipun matahari sudah berada tepat di atas kepala. Kali ini di depan sudah ada Pak Caca yang datang dengan motor dinasnya menemui Pak Ardi yang kali ini menunggu hasil dari pemeriksaan Dokter yang anaknya bawa dari kota. Seorang Dokter yang menjadi Dokter pribadi keluarga mereka, sekaligus teman dari Agus. Karena umurny

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-02
  • WARUNG TENGAH MALAM   115-300.000,-

    Keramaian di sekitar rumah dan warung tempat aku tinggal yang terjadi tadi siang, kini tidak tampak lagi. Para warga kini pulang ke rumahnya masing-masing, setelah tadi berkumpul kembali di sore hari atas permintaan Pak Ardi. Setelah mengetahui keadaanku saat ini dari seorang dokter yang dipanggil khusus oleh Pak ardi, membuat para warga dan Ibu pun saat ini sedikit lebih tenang. Karena menurutnya, tidak ada yang salah denganku pada saat itu, namun aku masih belum sadarkan diri akibat kehabisan energi dan kelelahan yang sangat parah, sehingga aku seakan-akan sedang tertidur dan Ibu hanya tinggal menungguku untuk bangun. Pak Ardi juga menjelaskan tentang apa yang terjadi pada malam itu. Semua kejadian

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-03
  • WARUNG TENGAH MALAM   116-MEMASAK

    Malam semakin larut, sepi dan sunyi menemani Mang Darman dan Mang Rusdi yang masih tetap berjaga di dalam warung itu. Mereka sebenarnya takut, namun karena ada tawaran yang menggiurkan dari Pak Ardi. Mereka mencoba menghilangkan ketakutan mereka demi beberapa lembaran uang merah dan uang biru yang mereka dapatkan di esok hari. Mang Rusdi sedang asyik duduk di depan warung, dengan ditemani secangkir kopi dan rokok yang menemaninya pada malam itu. Juga radio tua yang sengaja dia bawa dari rumah sebagai hiburan untuk mengusir sepi. Dengan suara lagu dangdut yang tidak terlalu jelas terdengar, namun hal itu bisa menjadi hiburan satu-satunya untuk mengusir sepi ketika mereka berjaga. Mengingat Kampung Sepuh ada

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-03
  • WARUNG TENGAH MALAM   117-PERMEN

    Mang Rusdi terlihat panik dengan berlari ke arah belakang warung dengan terburu-buru, tumpahan ampas kopi dan mie rebus yang terlihat kotor di bajunya, bahkan radio yang menyala kini terlihat padam karena kena tumpahan air mie yang berada dekat dengan radio it. Namun sepertinya Mang Rusdi tidak peduli. Dia terus berlari dengan rasa takut yang sangat terlihat dari wajahnya yang nampak panik ke ruangan belakang menghampiri Mang Darman yang berada di sana. Ruangan belakang adalah ruangan kecil di belakang warung. Sebuah ruangan kecil yang memanjang, tempat menyimpan barang dagangan yang ditumpuk memanjang. Di sebelah kiri terdapat kamar mandi kecil dan di sebelahnya terdapat ruangan kecil tanpa pintu yang di dalamnya terdapat kompor kecil, panci untuk memasak air dan beberapa alat makan serta gelas. Biasanya tempat

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-04

Bab terbaru

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 4 - AKHIR CERITA

    Waktu semakin malam, aku dan Iman kini berjalan melewati rumah-rumah di Kampung Sepuh menuju warung. Sekarang para warga bisa berjalan dengan santainya pada malam hari, bahkan tanpa bantuan senter sekalipun, karena baru beberapa bulan yang lalu jalanan Kampung Sepuh dipasangin lampu jalan bertenaga surya untuk penerangan. Ya siapa lagi kalau ada andil Pak Ardi di dalamnya, Pak Ardi benar-benar ingin merubah Kampung Sepuh agar bisa disamakan dengan kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Sehingga apapun yang dia lakukan agar Kampung Sepuh bisa terlihat lebih modern dan bisa diterima oleh masyarakat yang masih menganggap Kampung Sepuh itu adalah Kampung Keramat. Ketika aku sampai, rupanya Ujang sudah duduk di depan warung. dengan aura yang kini tampak berbeda dari yang aku temui di siang hari. Aku yang baru sampai dipersilakan untuk duduk dan bersila, dan akupun secara tidak sadar mengikuti apa yang dia perintahkan. “Aku akan menunjukan A Sidik sesuatu.

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 3 - SUASANA MALAM

    Obrolan yang sangat panjang di depan warung tersebut membuatku terkesima, oleh cerita-cerita Ujang yang dia dapatkan dari pengalamannya sendiri ataupun dari para warga yang mengalami kejadian-kejadian diluar nalar yang terjadi di Kampung Sepuh ini.Setelah perjanjian yang mengikat mereka terputus, para warga mulai beradaptasi kembali dengan suasana malam. Dan sekarang mereka sudah terbiasa dengan malam hari di Kampung Sepuh yang kini sedang aku kunjungi.Disana pula aku mendapatkan beberapa cerita yang tidak aku tulis dalam cerita, cerita-cerita yang menyeramkan terutama ketika menyangkut Ujang pada masa kecil dengan mitos-mitos dan pantangan-pantangan yang ada di sekitar mereka.Pulau Jawa bagian selatan masih penuh misteri, dengan landscape pegunungan yang membentang hingga ke Pantai Selatan. Membuatnya banyak mitos dan kejadian-kejadian yang diluar nalar, yang sering kali bersinggungan dengan manusia yang hidup di dalamnya.Dan bagiku, itu adalah penga

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 2 - TAWARAN

    Sebuah warung kecil, yang awalnya aku tuangkan dalam Kata-kata yang menjadi cerita hingga saat ini. Kini aku lihat sendiri bentuknya, sebuah warung yang dulunya hanya berada dalam imajinasiku sendiri. Kini, aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri.Bekas-bekas runtuhnya warung yang aku ceritakan masih tersisa, dengan banyaknya genteng-genteng yang rusak karena hangus terbakar disusun dan disimpan di rumah Ujang. Warung itu tampak baru, karena setelah kejadian yang menimpa Ujang. Pak Ardi dan para warga sepakat membangun kembali warung tersebut.Warung yang kini aku lihat ini, adalah salah satu point utama dalam ceritaku. Dimana, banyak kejadian yang silih berganti muncul dan harus di hadapi oleh Ujang dan warga Kampung Sepuh.“Kang!” Kataku sambil berdiri dan menyapa Ujang yang mendekatiku.Ujang hanya tersenyum, sifatnya yang agak pendiam terlihat jelas olehku. Ujang tidak setampan atau setinggi orang-orang yang menjadi karakter utama di da

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 1 - AKU (PENULIS)

    “Dik, rumah orang tua kamu dimana sih, aku dah nungguin di Alf*mart deket rumah kamu. ” Sebuah text W* tiba-tiba muncul di HP ku pada pagi itu. Dan ketika aku baca, ternyata Iman sudah sampai di Ciwidey tempat dimana orang tua ku tinggal. Hari ini adalah hari minggu di akhir Februari. Dan pada hari ini, aku sengaja mengosongkan jadwalku untuk berkunjung ke Kampung Sepuh bersama dengan Iman, anak dari Mang Rusdi yang kini bekerja di tempat yang sama denganku. Aku berkunjung ke Kampung Sepuh, semata-mata untuk bersilaturahmi kepada semua warga yang ada disana. Karena sudah memberiku izin untuk membuat cerita tentang mereka, termasuk dengan segala yang terjadi di dalamnya. Iman dan Mang Rusdi adalah dua orang yang namanya sama dengan cerita yang aku buat. Sedangkan sisanya, aku sengaja memberi nama baru. Dan itu sudah sesuai dengan kesepakatan mereka ketika aku membuat cerita ini. “Ok, tunggu nanti aku kesana, beli aja makanan ama minuman buat ol

  • WARUNG TENGAH MALAM   267-TUTUP

    Kini,Semuanya kembali normal, Tidak semua orang tahu akan cerita ini. Bahkan hanya beberapa orang yang aku percaya yang mengetahui tentang apa yang terjadi tentang pertarunganku dan Kala pada saat itu.Karena apabila aku bercerita kepada semua orang, pasti banyak orang yang tidak percaya. Karena menganggap itu hanyalah fantasi dan ilusi semata dari seseorang yang kehilangan kakinya di Gunung Sepuh.Namun, berbeda dengan Mang Rusdi dan Mang Darman. Yang kini sering kali menghabiskan waktunya untuk menemaniku di dalam warung, bahkan istri Mang Rusdi sering kali membantuku di rumah untuk sekedar membersihkan rumah dan memastikan aku bisa makan dengan lahap di hari itu.Karena mereka sadar, aku kini hanya sendirian di Kampung Sepuh. Sudah tidak ada lagi orang tua yang menjadi panutanku saat ini. Sehingga mereka secara sukarela membantuku dan menganggapku sebagai bagian dari keluarga mereka yang tidak boleh mereka abaikan.“Mang, nongkrong wae di

  • WARUNG TENGAH MALAM   266-HANCUR

    Dua minggu kemudian.Warung yang sudah hancur akibat aku bakar, kini kembali berdiri. Lengkap dengan etalase yang sudah diperbaiki dan barang-barang yang dagangan yang mengisi penuh etalase dan rak-rak dagangan di warungku ini.Dan suasana sore hari yang penuh dengan hilir mudik warga kampung yang pulang dari sawah dan ladang terlihat olehku yang kini menjaga lagi warung yang sudah aku buat kembali bersama para warga dengan bantuan modal dari Pak Ardi.Aku seperti biasa kini sedang duduk dan bercengkrama dengan Mang Rusdi dan Mang Darman yang baru pulang dari berkeliling kampung untuk berdagang. Canda dan tawa menghiasi obrolan-obrolan tersebut karena sesekali Mang Darman berceloteh dan bercanda atas apa yang dia lakukan.Mereka berdua sudah mengetahui kejadian yang menimpaku di tempat itu, bahkan pertarungan ku dengan Kala di Gunung Sepuh. Dan itu membuat mereka tercengang karena mereka tidak mengetahui bahwa ada makhluk yang seperti itu di Gunung Sepuh.

  • WARUNG TENGAH MALAM   265-SELAMAT

    Aku kembali berdiri, di tengah-tengah hamparan rerumputan yang luas. Dengan salah satu pohon besar yang ada di puncak yang terlihat olehku dari kejauhan. Rerumputan itu kini tampak lebih hijau dari sebelumnya, dan tidak terlihat lagi ilalang-ilalang yang tinggi menjulang hingga menutupi badanku saat itu. Panas yang terik, dengan angin segar yang berhembus dari pegunungan membuatku merasakan suatu perasaan yang sangat lega. Entah mengapa. Hatiku kini terasa sangat tenang ketika berada di tempat ini. Aku pun berjalan, melewati rerumputan tersebut dengan kakiku yang tidak memakai alas kaki sama sekali. Mencoba untuk berjalan dan duduk kembali di pohon besar yang berdiri di tengah-tengah rerumputan di atas sana. Jalanan yang kulalui sangat begitu mulus, tidak ada serangga-serangga yang menggigit kakiku, tidak ada jalanan yang becek bercampur lumpur. Juga tidak ada lagi lubang yang membuatku terperosok. Semuanya sangatlah berbeda, aku seper

  • WARUNG TENGAH MALAM   264-DETAK JANTUNG

    Pandangan ku tiba-tiba gelap, aku sudah tidak bisa merasakan apapun lagi. Aku yang sudah pasrah kini hanya bisa membiarkan tubuhku yang tertutup oleh tanah yang menimpaku seketika dari atas sana. Dan para warga yang menyaksikan hal itu secara langsung tiba-tiba panik dan langsung berteriak memanggilku. “UJANGGGGGGGG!!!” Mang Rusdi yang pertama berlari ke arah tanah longsoran tersebut dan memindahkan batu, ranting-ranting dan tanah untuk mencariku dengan kedua tangannya. Begitu juga dengan Aki Karma, Mang Dadang, dan Mang Uha serta warga-warga yang lainnya yang membantu memindahkan semua material longsor yang menutupi tubuhku, dan berharap aku masih bisa bertahan dengan tubuh yang tertutup oleh longsoran tanah tersebut. Sedangkan Pak Ardi, dia langsung menelpon anaknya dan Pak Caca untuk segera meminta bantuan. Karena kini situasinya sangat berbeda, Pak Ardi membutuhkan lebih banyak orang agar bisa lebih cepat menyelamatkan aku yang berada di d

  • WARUNG TENGAH MALAM   263-MUNCUL

    Mereka semua berlari masuk ke dalam hutan Gunung Sepuh yang masih terlihat gelap dan menyeramkan, dengan aura mistis yang kental dan terasa oleh semua warga Kampung Sepuh pada pagi itu.Meskipun waktu itu adalah waktu di mana pagi akan menjelang, namun tetap saja. aura-aura mistis yang terasa oleh para warga yang sedang berlari ke dalam sangatlah terasa.Apalagi dari mereka semua, hampir sebagian besar belum pernah keluar pada dalam gelap semasa hidupnya, mereka sudah terbuai oleh bantal dan selimut tebal dari mereka lahir hingga saat ini, dan mereka mematuhi larangan untuk keluar rumah hingga pagi tiba. Sehingga mereka tidak mengetahui rasanya masuk ke dalam hutan pada saat-saat seperti ini.“JANGGGG, UJANGGGG!!!!!”Mang Rusdi berteriak-teriak sambil berlari. Senternya di arahkan ke segala arah, mencoba mencariku di dalam gelapnya hutan Gunung Sepuh yang luas tersebut. Para warga lainnya juga melakukan hal yang sama, mereka berlari sambil men

DMCA.com Protection Status