Beranda / Horor / WARUNG TENGAH MALAM / 215-TERIKAT AKAR

Share

215-TERIKAT AKAR

Penulis: pujangga manik
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-06 12:53:44

Jurig Jarian, adalah salah satu makhluk yang suka berdiam diri di tempat-tempat yang kotor. Mereka biasanya menyukai tempat-tempat yang jorok ataupun tempat lembab, berbau busuk dan penuh dengan sampah atau tempat-tempat yang sunyi dan tidak terkena sinar matahari.

Sangat jarang sekali para manusia bertemu dengan jurig jarian dalam hidup mereka, karena jurig jarian ini jarang sekali menampakan dirinya kepada manusia. Dan dari bentuknya, jurig jarian banyak sekali versi menurut orang yang melihat mereka secara langsung.

Ada yang berbentuk anak kecil, nenek-nenek, kakek-kakek, atau wanita buruk rupa, bahkan ada juga yang melihat mereka yang mewujudkan dirinya seperti yang Pak Ardi dan Mang Dadang lihat.

Namun semuanya mempunyai ciri khas yang sama, yaitu badan yang penuh dengan benjolan-benjolan yang berbau busuk di sekujur tubuhnya, juga beberapa dari benjolan itu keluar nanah, bahkan terlihat banyak belatung-belatung yang hidup dari benjolan-benjolan tersebut

pujangga manik

Terima kasih sudah membaca WARUNG TENGAH MALAM Kali ini saya coba upload 2 bab kembali ya, semoga besok dan seterusnya bisa kembali rutin upload 2 bab ya mohon dukungannya tetap vote dan komen agar saya semangat terus untuk upload bab-bab terbaru terima kasih

| 3
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dwi Handoko
𝓶𝓪𝓷𝓽𝓪𝓫
goodnovel comment avatar
Siti Maysaroh
seram mahluk gunungnya kaya vampir film luar negeri.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • WARUNG TENGAH MALAM   216-RIBUT

    Tubuh Mang Darman serasa terjebak, dia sekarang tidak bisa berbuat apa-apa dengan keadaannya yang sekarang. Tubuhnya terikat dengan erat oleh akar pohon yang sangat kuat sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali. Meskipun begitu, Mang Darman tetap berusaha untuk bisa melepaskan diri dari jeratan akar tersebut dengan sekuat tenaga. Karena dirinya tidak mau menjadi santapan para makhluk yang sebentar lagi akan mencabut jiwanya dan menyantap tubuhnya yang terjebak di tempat ini. Mang Darman baru mengetahui bahwa makhluk-makhluk seperti itu ternyata bisa berbuat hal-hal semacam ini, dia jadi berpikir apa yang akan anaknya lakukan ketika dulu dia terjebak di situasi seperti dirinya saat ini. Hahahahaha Hihihihihihi Hihihihihihi “Aya Jelema euy. (Ada manusia nih. )” “Hayu urang dahar, potong keun leungeun jeung sukuna meh teu bisa kabur. (Ayo kita makan, potong tangan dan kakinya biar tidak bisa kabur.)” Sua

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06
  • WARUNG TENGAH MALAM   217-SESEORANG YANG DATANG

    Banyak yang tidak bisa kita jelaskan apabila kita masuk ke alam yang berbeda, makhluk-makhluk yang hanya bisa kita dengar dan kita baca dari cerita-cerita yang tersebar di internet saat ini, semuanya tampak seperti palsu dan hanya cerita belaka, apalagi menyangkut dengan suatu suasana yang berbeda ketika kita terjebak di suatu tempat yang tidak bisa kita jelaskan secara gamblang di depan banyak orang. Banyak orang yang menganggap bahwa Gunung Sepuh adalah gunung biasa dengan semua keanehan di dalamnya, namun banyak pula yang berkata bahwa Gunung Sepuh adalah gunung yang dikeramatkan karena banyak sekali makhluk-makhluk yang menghasut dan menjebak manusia untuk masuk di dalamnya. Dan Kampung Sepuh sendiri adalah salah satu bagian dari Gunung Sepuh ketika wilayah tersebut masih berupa hutan belantara dengan banyaknya manusia yang datang ke Gunung Sepuh dengan segala kepercayaannya pada saat itu. Sehingga meskipun kini hutan tersebut sudah menjadi sebuah kampung

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-07
  • WARUNG TENGAH MALAM   218-TERPOTONG

    ARGGGGGGHHH Trakkkk Nyi Bodas seketika menghentakan ekornya dengan sekuat tenaga tepat di depan Mang Darman, sehingga terlihat bekas dari hentakan tersebut yang membentuk sebuah retakan-retakan kayu di atas panggung. Nyi Bodas akhirnya meninggalkan Mang Darman dan berbalik ke belakang, bersamaan dengan beberapa makhluk yang masih berkumpul di dekat panggung. “SAHA ETA ANU WAWANIANAN NGAGANGGU PARA MAKHLUK ANU AYA DIDIEU? (SIAPA ITU YANG BERANI MENGGANGGU PARA MAKHLUK YANG ADA DI SINI? )” “MANEH! (KAMU! )” Kata Nyi Bodas yang menunjuk ke arah makhluk yang masih berdiri di pinggir panggung dengan tangannya yang berupa akar pohon yang masih mengikat Mang Darman dengan sangat erat. “JAGAAN IEU JELEMA, ULAH NEPIKA LEUPAS, URANG EREK KATUKANG HEULA JANG NEANGAN ANU NGA GANGGU DIDIEU! (JAGA MANUSIA INI, JANGAN SAMPAI LEPAS, AKU AKAN KEBELAKANG DAHULU UNTUK MENCARI YANG MENGGANGGU DI SINI! )” Nyi Bodas tampak sangat marah, sisik-sisik

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-07
  • WARUNG TENGAH MALAM   219-EMPAT HARI

    Brak Akar-akar yang mengikat Mang Darman seketika terlepas dan menghilang seperti pasir yang terbang tersapu oleh angin dan membuat Mang Darman yang masih terpejam akhirnya terjatuh dan terduduk lemas di atas panggung tersebut. Mang Darman yang tidak mengetahui apapun hanya bisa menutupi wajahnya dengan rasa takut sambil terus-menerus memejamkan matanya. Apalagi setelah mendengar teriakan-teriakan dan suara gaduh yang dia dengar oleh telinganya yang masih berfungsi meskipun kini hanya sebelah, karena telinganya yang satunya lagi mengeluarkan darah yang membuatnya tidak bisa mendengar dengan jelas. Tubuhnya semakin bergetar hebat, dia tidak tahu apa yang terjadi dan dia hanya bisa pasrah atas apapun yang menimpanya saat ini. Hingga, “Mang Darman! ” Sebuah suara yang Mang Darman kenal terdengar olehnya. Namun Mang Darman tahu, banyak sekali tipu muslihat dari para makhluk gunung untuk bisa mengelabui manusia, jangankan untuk mengubah sua

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-08
  • WARUNG TENGAH MALAM   220-RUMAH PAK ARDI

    “Hah? empat hari Jang? ” Mang Darman mendadak kebingungan dengan ucapanku yang mengatakan bahwa dirinya terjebak di dalam Pasar Jurig itu selama empat hari lamanya. Padahal dia sendiri merasakan bahwa malam belum berganti pagi di dalam sana, dan dia hanya merasakan bahwa dirinya terjebak di dalam Pasar Jurig itu selama beberapa jam saja. Memang banyak yang menyangka bahwa alam gaib dan alam yang kita tempati mempunyai waktu yang sama, padahal tidak seperti itu, konsep waktu di alam gaib sangatlah berbeda. Sehingga banyak sekali kejadian ketika mereka terjebak di alam tersebut, waktu terasa sangat lambat. Namun di alam yang sebenarnya, mereka sudah beberapa hari menghilang tanpa mereka sadari. Mang Darman semakin bertambah heran, ketika melihat sekeliling Kampung Sepuh yang kini tampak berbeda sekali dengan Kampung Sepuh yang terakhir dia lihat ketika menjaga malam. “Kenapa kampung kita jadi seperti ini Jang? ” Kata Mang Darman yang semakin heran denga

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-08
  • WARUNG TENGAH MALAM   221-DATANG DI SAAT YANG SALAH

    Gunung Sepuh kini masih terlihat gelap gulita, dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi dengan hewan-hewan malam yang saling bersahutan satu dengan yang lainnya. Menciptakan suatu harmoni alam yang sangat berbeda dengan aura yang mencekam karena tidak ada sama sekali sumber cahaya yang bisa menembus beberapa tempat di Gunung Sepuh. Meskipun malam ini cahaya bulan terlihat sangat terang, namun di beberapa bagian, Gunung Sepuh yang penuh akan pepohonan rindang yang menjulang hingga ke atas. Cahaya dari sinar bulan tersebut tidak bisa menembus dasar hutan, sehingga kegelapan yang mutlak tercipta dengan banyaknya mata-mata hewan dan makhluk yang menyala apabila kita melihatnya dalam kegelapan. Krosak Krosak Krosak Tampak ada dua orang yang berjalan melewati hutan Gunung Sepuh malam ini, dua orang yang tampaknya mempunyai maksud tertentu karena sengaja datang ke Gunung Sepuh dengan barang bawaan yang mereka bawa. “Kang, Kang Jaya. Apa bener

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-09
  • WARUNG TENGAH MALAM   222-TERSELAMATKAN

    Suara-suara keras itu tampaknya membuat Kang Ocin dan Kang Jaya sedikit kaget. Bagaimana tidak, di dalam hutan yang seharusnya sunyi dan senyap tersebut secara tiba-tiba muncul suara-suara gaduh dari jalanan setapak yang mengarah ke arah kampung. Dan secara tiba-tiba Kang Ocin yang ketakutan tiba-tiba melihat sesuatu yang tampaknya tidak ingin dia lihat dalam seumur hidupnya. Tampak dari jalanan yang gelap tersebut, muncul beberapa makhluk yang melayang melewati pepohonan hutan dengan sangat cepat. Wajahnya yang tertutup rambut dan hanya terlihat beberapa bagian kecil wajahnya yang tampak tidak jelas, dengan baju putih dan merah yang mereka gunakan. Membuat Kang Ocin seketika mengetahui bahwa makhluk yang sedang melayang ke arahnya itu adalah kuntilanak yang terlihat sangat banyak. Baru kali ini dia melihat puluhan kuntilanak yang terbang menjauhi arah suara yang terdengar keras olehnya. Meskipun awalnya dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ag

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-09
  • WARUNG TENGAH MALAM   223-BERTEMU

    Drap, drap, drap, “Kang itu siapa ya? ” “Kenapa menyuruh kita pergi dari gunung ini. ” “Kalau kita pergi, bagaimana dengan ritual nya? ” Kata Kang Ocin yang mencoba bertanya ke Kang Jaya yang ikut berlari bersamanya. Namun tidak ada jawaban sama sekali dari Kang Jaya atas apa yang ditanyakan oleh Kang Ocin, wajah Kang Jaya tampaknya kini berubah drastis, wajahnya mendadak panik atas apa yang terjadi. Dan Kang Ocin yang ikut berlari bersamanya terus-menerus bertanya mengenai masalah ritual yang belum selesai mereka jalani. “Sttt berisik, diam dulu, aku lagi mikir ini.," Kata Kang Jaya yang tampak jengkel akibat Kang Ocin yang bertanya terus-menerus. Dia tidak menyangka bahwa sosok buaya putih yang mewujudkan dirinya menjadi wanita cantik dan membantunya dalam usahanya selama ini, tiba-tiba musnah begitu saja akibat kejadian yang tampaknya baru kali ini dia alami sendiri. Bagaimana tidak, sudah setahun Kang Jaya melakukan perjanj

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-10

Bab terbaru

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 4 - AKHIR CERITA

    Waktu semakin malam, aku dan Iman kini berjalan melewati rumah-rumah di Kampung Sepuh menuju warung. Sekarang para warga bisa berjalan dengan santainya pada malam hari, bahkan tanpa bantuan senter sekalipun, karena baru beberapa bulan yang lalu jalanan Kampung Sepuh dipasangin lampu jalan bertenaga surya untuk penerangan. Ya siapa lagi kalau ada andil Pak Ardi di dalamnya, Pak Ardi benar-benar ingin merubah Kampung Sepuh agar bisa disamakan dengan kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Sehingga apapun yang dia lakukan agar Kampung Sepuh bisa terlihat lebih modern dan bisa diterima oleh masyarakat yang masih menganggap Kampung Sepuh itu adalah Kampung Keramat. Ketika aku sampai, rupanya Ujang sudah duduk di depan warung. dengan aura yang kini tampak berbeda dari yang aku temui di siang hari. Aku yang baru sampai dipersilakan untuk duduk dan bersila, dan akupun secara tidak sadar mengikuti apa yang dia perintahkan. “Aku akan menunjukan A Sidik sesuatu.

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 3 - SUASANA MALAM

    Obrolan yang sangat panjang di depan warung tersebut membuatku terkesima, oleh cerita-cerita Ujang yang dia dapatkan dari pengalamannya sendiri ataupun dari para warga yang mengalami kejadian-kejadian diluar nalar yang terjadi di Kampung Sepuh ini.Setelah perjanjian yang mengikat mereka terputus, para warga mulai beradaptasi kembali dengan suasana malam. Dan sekarang mereka sudah terbiasa dengan malam hari di Kampung Sepuh yang kini sedang aku kunjungi.Disana pula aku mendapatkan beberapa cerita yang tidak aku tulis dalam cerita, cerita-cerita yang menyeramkan terutama ketika menyangkut Ujang pada masa kecil dengan mitos-mitos dan pantangan-pantangan yang ada di sekitar mereka.Pulau Jawa bagian selatan masih penuh misteri, dengan landscape pegunungan yang membentang hingga ke Pantai Selatan. Membuatnya banyak mitos dan kejadian-kejadian yang diluar nalar, yang sering kali bersinggungan dengan manusia yang hidup di dalamnya.Dan bagiku, itu adalah penga

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 2 - TAWARAN

    Sebuah warung kecil, yang awalnya aku tuangkan dalam Kata-kata yang menjadi cerita hingga saat ini. Kini aku lihat sendiri bentuknya, sebuah warung yang dulunya hanya berada dalam imajinasiku sendiri. Kini, aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri.Bekas-bekas runtuhnya warung yang aku ceritakan masih tersisa, dengan banyaknya genteng-genteng yang rusak karena hangus terbakar disusun dan disimpan di rumah Ujang. Warung itu tampak baru, karena setelah kejadian yang menimpa Ujang. Pak Ardi dan para warga sepakat membangun kembali warung tersebut.Warung yang kini aku lihat ini, adalah salah satu point utama dalam ceritaku. Dimana, banyak kejadian yang silih berganti muncul dan harus di hadapi oleh Ujang dan warga Kampung Sepuh.“Kang!” Kataku sambil berdiri dan menyapa Ujang yang mendekatiku.Ujang hanya tersenyum, sifatnya yang agak pendiam terlihat jelas olehku. Ujang tidak setampan atau setinggi orang-orang yang menjadi karakter utama di da

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 1 - AKU (PENULIS)

    “Dik, rumah orang tua kamu dimana sih, aku dah nungguin di Alf*mart deket rumah kamu. ” Sebuah text W* tiba-tiba muncul di HP ku pada pagi itu. Dan ketika aku baca, ternyata Iman sudah sampai di Ciwidey tempat dimana orang tua ku tinggal. Hari ini adalah hari minggu di akhir Februari. Dan pada hari ini, aku sengaja mengosongkan jadwalku untuk berkunjung ke Kampung Sepuh bersama dengan Iman, anak dari Mang Rusdi yang kini bekerja di tempat yang sama denganku. Aku berkunjung ke Kampung Sepuh, semata-mata untuk bersilaturahmi kepada semua warga yang ada disana. Karena sudah memberiku izin untuk membuat cerita tentang mereka, termasuk dengan segala yang terjadi di dalamnya. Iman dan Mang Rusdi adalah dua orang yang namanya sama dengan cerita yang aku buat. Sedangkan sisanya, aku sengaja memberi nama baru. Dan itu sudah sesuai dengan kesepakatan mereka ketika aku membuat cerita ini. “Ok, tunggu nanti aku kesana, beli aja makanan ama minuman buat ol

  • WARUNG TENGAH MALAM   267-TUTUP

    Kini,Semuanya kembali normal, Tidak semua orang tahu akan cerita ini. Bahkan hanya beberapa orang yang aku percaya yang mengetahui tentang apa yang terjadi tentang pertarunganku dan Kala pada saat itu.Karena apabila aku bercerita kepada semua orang, pasti banyak orang yang tidak percaya. Karena menganggap itu hanyalah fantasi dan ilusi semata dari seseorang yang kehilangan kakinya di Gunung Sepuh.Namun, berbeda dengan Mang Rusdi dan Mang Darman. Yang kini sering kali menghabiskan waktunya untuk menemaniku di dalam warung, bahkan istri Mang Rusdi sering kali membantuku di rumah untuk sekedar membersihkan rumah dan memastikan aku bisa makan dengan lahap di hari itu.Karena mereka sadar, aku kini hanya sendirian di Kampung Sepuh. Sudah tidak ada lagi orang tua yang menjadi panutanku saat ini. Sehingga mereka secara sukarela membantuku dan menganggapku sebagai bagian dari keluarga mereka yang tidak boleh mereka abaikan.“Mang, nongkrong wae di

  • WARUNG TENGAH MALAM   266-HANCUR

    Dua minggu kemudian.Warung yang sudah hancur akibat aku bakar, kini kembali berdiri. Lengkap dengan etalase yang sudah diperbaiki dan barang-barang yang dagangan yang mengisi penuh etalase dan rak-rak dagangan di warungku ini.Dan suasana sore hari yang penuh dengan hilir mudik warga kampung yang pulang dari sawah dan ladang terlihat olehku yang kini menjaga lagi warung yang sudah aku buat kembali bersama para warga dengan bantuan modal dari Pak Ardi.Aku seperti biasa kini sedang duduk dan bercengkrama dengan Mang Rusdi dan Mang Darman yang baru pulang dari berkeliling kampung untuk berdagang. Canda dan tawa menghiasi obrolan-obrolan tersebut karena sesekali Mang Darman berceloteh dan bercanda atas apa yang dia lakukan.Mereka berdua sudah mengetahui kejadian yang menimpaku di tempat itu, bahkan pertarungan ku dengan Kala di Gunung Sepuh. Dan itu membuat mereka tercengang karena mereka tidak mengetahui bahwa ada makhluk yang seperti itu di Gunung Sepuh.

  • WARUNG TENGAH MALAM   265-SELAMAT

    Aku kembali berdiri, di tengah-tengah hamparan rerumputan yang luas. Dengan salah satu pohon besar yang ada di puncak yang terlihat olehku dari kejauhan. Rerumputan itu kini tampak lebih hijau dari sebelumnya, dan tidak terlihat lagi ilalang-ilalang yang tinggi menjulang hingga menutupi badanku saat itu. Panas yang terik, dengan angin segar yang berhembus dari pegunungan membuatku merasakan suatu perasaan yang sangat lega. Entah mengapa. Hatiku kini terasa sangat tenang ketika berada di tempat ini. Aku pun berjalan, melewati rerumputan tersebut dengan kakiku yang tidak memakai alas kaki sama sekali. Mencoba untuk berjalan dan duduk kembali di pohon besar yang berdiri di tengah-tengah rerumputan di atas sana. Jalanan yang kulalui sangat begitu mulus, tidak ada serangga-serangga yang menggigit kakiku, tidak ada jalanan yang becek bercampur lumpur. Juga tidak ada lagi lubang yang membuatku terperosok. Semuanya sangatlah berbeda, aku seper

  • WARUNG TENGAH MALAM   264-DETAK JANTUNG

    Pandangan ku tiba-tiba gelap, aku sudah tidak bisa merasakan apapun lagi. Aku yang sudah pasrah kini hanya bisa membiarkan tubuhku yang tertutup oleh tanah yang menimpaku seketika dari atas sana. Dan para warga yang menyaksikan hal itu secara langsung tiba-tiba panik dan langsung berteriak memanggilku. “UJANGGGGGGGG!!!” Mang Rusdi yang pertama berlari ke arah tanah longsoran tersebut dan memindahkan batu, ranting-ranting dan tanah untuk mencariku dengan kedua tangannya. Begitu juga dengan Aki Karma, Mang Dadang, dan Mang Uha serta warga-warga yang lainnya yang membantu memindahkan semua material longsor yang menutupi tubuhku, dan berharap aku masih bisa bertahan dengan tubuh yang tertutup oleh longsoran tanah tersebut. Sedangkan Pak Ardi, dia langsung menelpon anaknya dan Pak Caca untuk segera meminta bantuan. Karena kini situasinya sangat berbeda, Pak Ardi membutuhkan lebih banyak orang agar bisa lebih cepat menyelamatkan aku yang berada di d

  • WARUNG TENGAH MALAM   263-MUNCUL

    Mereka semua berlari masuk ke dalam hutan Gunung Sepuh yang masih terlihat gelap dan menyeramkan, dengan aura mistis yang kental dan terasa oleh semua warga Kampung Sepuh pada pagi itu.Meskipun waktu itu adalah waktu di mana pagi akan menjelang, namun tetap saja. aura-aura mistis yang terasa oleh para warga yang sedang berlari ke dalam sangatlah terasa.Apalagi dari mereka semua, hampir sebagian besar belum pernah keluar pada dalam gelap semasa hidupnya, mereka sudah terbuai oleh bantal dan selimut tebal dari mereka lahir hingga saat ini, dan mereka mematuhi larangan untuk keluar rumah hingga pagi tiba. Sehingga mereka tidak mengetahui rasanya masuk ke dalam hutan pada saat-saat seperti ini.“JANGGGG, UJANGGGG!!!!!”Mang Rusdi berteriak-teriak sambil berlari. Senternya di arahkan ke segala arah, mencoba mencariku di dalam gelapnya hutan Gunung Sepuh yang luas tersebut. Para warga lainnya juga melakukan hal yang sama, mereka berlari sambil men

DMCA.com Protection Status