Setelah melihat sang istri dan juga Wili, sekarang Nick mengalihkan tatapannya pada Mela yang masih terus menatap pada keduanya, dengan aneh."Kenapa kamu menatap mereka seperti itu?" tanya Nick. Mendengar pertanyaan dari sang atasan, kedua bola mata Mela yang masih terus menatap pada Valen dan juga Wili, dimana keduanya tidak melihat keberadaannya dan juga Nick.Sekarang Mela beralih menatap pada sang atasan, bingung dengan sikap Nick yang seolah tidak cemburu dengan sang istri.Jelas-jelas istri dari atasannya tersebut, dengan mesra memeluk lengan pria lain. "Kamu pikir mereka memiliki hubungan?" Pertanyaan Nick membuat Mela langsung menautkan dahinya, mendapati sang atasan tahu isi hatinya. Karena tidak Mela pungkiri, dengan melihat Valen dan juga Wili, dirinya yakin keduanya memiliki hubungan."Jika kamu berfikir demikian, kamu salah. Mereka berdua sudah sangat lama bersahabat, dan dengan Valen memeluk lengan Wili, itu hal biasa." Nick menjelaskan pada Mela.Kemudian Nick mena
Tidak mendapat tanggapan dari apa yang dikatakannya, membuat Wili kini meraih satu lengan Viona sang istri, yang mulai menitikan air mata."Sayang aku—" Wili tidak jadi meneruskan ucapannya. Ketika tangan mungil sang istri menampar sebelah pipinya dengan keras.Marah, sedih, kecewa, benci, semua rasa itu menjadi satu di dalam diri Viona melihat apa yang seharusnya tidak dirinya lihat.Dengan kedua bola matanya sendiri, sang suami sedang bercinta dengan wanita lain, terlebih lagi wanita tersebut tak lain dan tak bukan adalah sahabat baiknya selama ini.Memang Viona pernah mencurigai keduanya memiliki hubungan, ketika melihat sang suami dan juga sahabatnya tersebut bermesraan dan itu lebih dari sekali.Tapi Viona selalu membuang jauh prasangkanya tersebut, tapi ternyata kecurigaannya tersebut sekarang terjawab sudah.Air mata tidak putus mengaliri kedua pipi Viona, entah apa yang harus dirinya lalukan melihat semuanya, apa lagi ia sedang mengandung anak dari sang suami."Sayang, maafkan
Mela memutar tubuhnya, untuk menatap pada Nick yang sudah duduk diatas sofa sambil mengedarkan tatapannya keseluruh penjuru ruangan.Kamar kost yang menurut Nick sangat kecil, yang lebarnya hanya sepertiga kamarnya.Tapi sepertinya sangat nyaman berada di dalam kamar kost tersebut, yang begitu rapi dan juga sangat wangi.Wangi parfum yang sering sang sekretaris gunakan, dan Nick sangat senang dengan wangi tersebut yang bisa menenangkannya.Nick kini mengalihkan tatapannya pada Mela, dan langsung menautkan dahinya melihat sekretarisnya itu hanya diam di tempat sambil menatap kearahnya."Kenapa hanya diam, cepat ganti pakaian!" perintah Nick. "Aku tidak mau tahu, kamu harus ikut pergi, mengerti!"Namun, Mela tidak menanggapi ucapannya. Yang ada, ia melipat kedua tangannya dengan tatapan terus tertuju pada Nick.Melihat reaksi dari Mela, membuat Nick beranjak dari duduknya. Kemudian berjalan mendekati sang sekretaris. "Kenapa?" tanya Nick.Kemudian dirinya mengulurkan tangannya untuk mem
Bara dan juga Daniel sama-sama menggelengkan kepalanya setelah mendengar apa yang Frans katakan.Sedangkan Nick menatap tajam pada dokter pribadinya sekaligus sahabatnya itu, yang sudah memberi tahu kebenaran tentangnya yang memang memiliki rasa pada Mela."Gila kau, Nick!""Betul, aku kira kamu sudah berubah setelah kecelakaan itu dan burung kamu mati suri, ternyata eh ternyata semakin suhu," Daniel membenarkan ucapan dari Bara."Sadar Nick, kamu sudah memiliki istri, mending dia buat aku saja, oke!"Nick mengalihkan tatapannya pada Bara, setelah mendengar apa yang dikatakannya. "Apa tidak ada pembahasan lain?" tanya Nick yang tidak ingin membahas hal tersebut.Meskipun Mela dan juga dokter Feni sudah tidak berada di meja tersebut, dan pergi untuk mengambil makanan. "Nick, Nick. Jangan bermain api jika kamu tidak ingin terbakar, kalau buat Bara tidak boleh, buat aku saja bagaimana?" Daniel tersenyum sambil mengangkat sebelah alisnya."Enak saja, buat aku Niel!""Aku saja Bar,""Aku
Nick tersenyum dan beranjak dari duduknya, berniat untuk menghampiri Mela yang baru saja ditinggal pergi oleh dokter Feni.Namun, senyum itu hilang. Belum juga Nick pergi melangkahkan kakinya untuk menghampiri Mela.Tiba-tiba entah dari mana munculnya, Wili sudah menempati kursi yang tadi di duduki oleh dokter Feni."Kurang ajar!" seru Nick.Mela terkejut dan menautkan keningnya mendapati Wili sudah duduk tidak jauh darinya."Hai cantikku, Mela." sapa Wili yang memang terobsesi pada Mela. "Malam ini kamu benar-benar cantik, dan kecantikan kamu mengalahkan bidadari."Gombalan yang Wili katakan, bukannya membuat Mela senang. Yang ada membuatnya ingin muntah."Jangan kurang ajar!" seru Mela, lalu menjauhkan tangannya yang masih berada di atas meja, ketika Wili ingin meraihnya."Ya ampun, jika kamu marah seperti ini. Kecantikan kamu bertambah berkali-kali lipat, Mel."Namun, Mela enggan untuk menanggapi ucapan dari Wili."Mel, lima ratus juta buat malam ini. Pasti kamu mau kan? Short time
Nick dan juga Mela yang sudah berada di dalam mobil dan duduk berdampingan di bangku penumpang, hanya diam tanpa mengatakan apa pun, setelah mobil yang Pak Remi kendarai sudah lebih dari sepuluh menit meninggalkan tempat acara.Nick sekarang menatap pada Mela dimana sekretarisnya tersebut sedang sibuk dengan layar ponsel disalah satu tangannya. "Mel," panggilnya.Mendengar sang atasan memanggil namanya, Mela menoleh pada Nick. "Iya Pak." sahutnya."Temani aku ya,"Mela menautkan keningnya. "Ke mana Pak?""Makan malam, aku sangat lapar, tadi belum sempat makan apa pun." jujur Nick, karena di tempat acara tadi dirinya tidak sama sekali menyentuh makanan, karena terus mengagumi sekretarisnya tersebut.Dan ternyata mengagumi orang yang kita cintai tidak membuat kenyang, tetap saja selain hati yang bahagia, perut juga harus diisi, karena cinta tidak membuat kenyang."Maaf Pak, aku tidak bisa.""Kenapa Mel?""Aku ingin segera kembali ke tempat kost," jawab Mela dan langsung memanggil Pak Re
Nick yang sudah duduk di salah satu sofa yang berada di ruang tengah unit apartemen sang sahabat Daniel.Hanya menyunggingkan senyum dari sebelah sudut bibirnya, setelah Daniel menceritakan tentang Valen sang istri dan juga Wili, ternyata berselingkuh.Tentu saja hal tersebut begitu mengejutkan bagi Nick, meskipun ia tidak mencintai Valen tapi dirinya benar-benar kecewa dengan sang istri.Bukan karena sudah mengkhianatinya, tapi lebih kasihan pada Viona yang sudah Valen dan Wili khianati, apa lagi wanita itu sedang hamil besar anak dari Wili.Dan Nick mengingat lagi, saat Viona menghampirinya ketika masih berada di acara sang sahabat. Pasti wanita itu ingin mengatakan apa yang baru saja Daniel katakan, sebelum Wili menghampirinya dan menarik tangan Viona menjauh."Nick, kenapa kamu tidak marah?" tanya Daniel yang tidak melihat kemarahan di raut wajah sang sahabat."Untuk apa." ucapnya."Valen sudah berselingkuh di belakang kamu Nick. Masa kamu tidak ada reaksi apa-apa dan malah tersen
"Sayang, kamu kenapa? Kenapa kamu berkata kasar padaku?" tanya Valen karena tiba-tiba sang suami berkata kasar padanya.Nick menghela nafas panjang, tidak seharusnya ia berkata kasar pada Valen.Percuma dirinya mengatakan jika Valen menjijikkan, atau pun memberi tahu sang mami jika istrinya tersebut berselingkuh dengan Wili.Karena Nick yakin, mami Julia tidak akan pernah percaya pada apa yang dikatakannya.Dan Nick akan mencari bukti yang akurat untuk memberi tahu sang mami siapa Valen yang sebenarnya. Agar ia bisa terlepas dari pernikahan yang tidak diinginkannya.Valen ingin meraih satu tangan Nick yang diam saja tanpa menjawab pertanyaannya, sebelum Nick menampiknya. "Sayang, kenapa kamu diam saja?" "Aku harus pergi ke kantor lebih awal," ujar Nick, kemudian masuk terlebih dahulu ke dalam kamar mandi, dan segera mengunci pintu agar Valen tidak bisa menyusulnya.Dan Nick memutuskan untuk mencari bukti terlebih dahulu sebelum membongkar siapa Valen.Valen menautkan keningnya setel