Nadin yang sudah berada di meja kerjanya segera beranjak dari duduknya, untuk menyambut kedatangan atasannya yang berjalan menuju ruang kerjanya, tentu diikuti oleh Mela dari belakang.Dan baru kali ini selama bekerja dengan Nick, Nadin mendapati atasannya tersebut datang begitu siang.Dimana jam meja yang berada di atas meja kerja Nadin sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.Karena biasanya jika jam sembilan pagi Nick belum sampai kantor, berarti atasannya tersebut tidak masuk kerja."Selamat pagi menjelang siang Pak," sapa Nadin, saat Nick berjalan tepat di depan meja kerjanya.Nick hanya melirik pada sekretarisnya tersebut yang beberapa hari lagi akan cuti melahirkan, dan terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang kerjanya.Setelah sang atasan masuk ke dalam ruangannya, Nadin duduk kembali di kursi kerjanya, sambil menoleh pada Mela yang juga sudah duduk di kursinya."Mel, kenapa kamu datang terlambat? Dan ya, kenapa kamu bersama dengan pak Nick?" tanya Nadin penasaran."Aku ba
Begitu–pun dengan Vian, yang langsung menoleh pada sumber suara yang tidak asing baginya.Setelahnya ia beranjak dari duduknya, ketika atasannya itu berjalan mendekati meja dimana ia dan juga Vian masih berada."Maksud Pak Nick?" tanya Vian yang tadi mendengar dengan jelas jika atasannya tersebut mengatakan, Mela menginap di apartemennya."Mela semalam menginap di apartemen milikku," Nick mengulangi perkataan sebelumnya. "Aku tidak tega melihat karyawanku pulang tengah malam seorang diri, apa lagi dia perempuan." jelas Nick.Vian yang tahu atasannya tersebut sangat baik pada semua karyawan, percaya dengan ucapannya. "Terima kasih Pak." ucap Vian.Nick tidak ingin menanggapi ucapan dari Vian, dan memilih pergi menuju sebuah Meja tempat yang selalu ia tempati ketika makan siang dia kafe tersebut.Kafe yang sering di datangi para petinggi perusahaan, karena harga makanan di kafe tersebut tergolong mahal untuk para karyawannya biasa.Vian mengalihkan tatapannya pada Mela yang masih berdir
Nick tersenyum mendengar tanggapan dari Mela. "Pembantu?""Ya, ucapan Pak Nick barusan seolah-oleh memintaku menempati apartemen, sekaligus memintaku membersihkannya, dan maaf aku tidak mau!""Aku tidak mengatakan hal tersebut, mungkin kamu salah tangkap.""Tapi Pak—""Dua hari sekali petugas cleaning service langganan, selalu datang untuk membersihkan apartemen, jadi kamu tidak perlu kuatir jika tinggal di sana," jelas Nick memotong perkataan dari Mela."Maaf, aku tidak bisa tinggal di apartemen Pak Nick," ujar Mela, yang benar-benar tidak ingin tinggal di apartemen Nick.Meskipun atasannya tersebut memang baik pada semua karyawan, dan menyediakan tempat tinggal untuk karyawan yang rumahnya jauh.Tapi jujur, Mela tidak tertarik dengan tawaran Nick tersebut, karena jika ia tinggal di apartemen atasannya, dirinya tidak bebas, karena kapan saja pasti Nick akan berkunjung ke apartemen itu."Kenapa tidak bisa?" tanya Nick penasaran."Tidak ada alasan." jawab Mela. "Lebih baik Pak Nick mak
Entah ke apotek mana pak Remi membeli obat, dan sudah hampir satu jam dia belum kembali juga.Membuat Mela terus mendekap tubuh Nick yang sudah bertelanjang dada untuk melakukan skin to skin pada atasannya tersebut berharap demamnya segera turun.Tanpa Mela sadari, dirinya tertidur sambil terus memeluk tubuh Nick.Pak Remi yang baru tidak di unit apartemen Nick tepat jam dua belas malam, segera menuju kamar sang atasan, dengan langkah gontai, saat sebelah kakinya terluka, setelah tadi dirinya yang baru saja keluar dari dalam mobil ingin menuju apotek, tiba-tiba ada motor yang menabraknya.Membuat Pak Remi segera dibawa ke klinik setempat untuk mendapat penanganan. Hingga dirinya tidak sempat menghubungi Nick atau pun Mela.Pak Remi menghentikan langkah kakinya tepat di ambang pintu kamar sang atasan yang tidak tertutup rapat.Dan kedua bola matanya melihat Mela dan juga Nick saling berpelukan di atas kasur.Membuat pak Remi kembali melangkahkan kakinya mendekati tempat tidur.Karena i
Mendengar seruan Nick berbarengan dengan gebrakan meja, membuat Mela terkejut.Begitupun dengan Wili, yang tidak jadi meraih tangan Mela, dan sekarang menoleh pada Nick yang sudah beranjak dari duduknya.Senyum sinis tersungging dari sebelah sudut bibir Wili ketika menatap Nick.Entah mengapa Wili merasa Nick ada main dengan Mela yang ia ketahui adalah seorang wanita penghibur yang begitu wow, sehingga banyak pria hidung belang tidak pikir panjang merogoh kocek yang begitu banyak untuk menghabiskan malam dengan Mela, meskipun hanya short time.Termasuk dengan Wili yang pernah bermalam dengan Mela, meskipun baru sekali, dirinya ingin lagi menikmati tubuh Mela yang benar-benar berbeda dengan wanita pada umumnya."Mel, silakan kembali bekerja!" perintah Nick.Entah mengapa ia tidak rela jika Wili menyentuh tubuh sekretarisnya tersebut, aneh bukan?Tentu saja tidak aneh, setelah Nick mengingat sebagian ingatannya yang sempat hilang.Jujur Ia saat ini merasa memiliki perasaan pada Mela, y
Sudah hampir satu jam, Valen dan juga Wili bermandi peluh diatas ranjang akibat aktivitas panas yang keduanya lakukan.Dan sekarang keduanya memutuskan untuk mengakhiri aktifitas tersebut, setelah Valen dan juga Wili sama-sama mendapat apa yang keduanya inginkan dari aktifitas tersebut.Wili menatap pada Valen yang baru saja merebahkan tubuhnya tepat disampingnya. "Gila, punya kamu tidak sesempit dulu, Len. Apa punya Nick lebih besar dari pada milikku?""Percuma besar jika tidak digunakan dengan baik!" sahut Valen kesal.Memang ia akui, senjata milik suaminya itu lebih besar dan juga panjang di banding punya Wili."Jadi mending punya aku dong, Len?"Valen memiringkan tubuhnya, untuk menatap Wili yang baru bertanya padanya. Lalu satu tangannya ia ulurkan untuk membelai pipi pria yang berstatus sahabatnya, buka hanya itu saja. Pria tersebut juga berstatus sebagai suami sang sahabat Viona."Tentu saja punya kamu paling oke, meskipun ukurannya standar,""Yang penting tahan lama, kan?""Ya
Pak Johan yang datang bersama dengan mami Julia, segera menghampiri majikannya tersebut, apa lagi mendengarnya mengatakan pelacur.Yang harusnya tidak mami Julia katakan di depan umum, meskipun kenyataannya Mela pernah menjadi pelacur.Karena jika orang lain tahu dengan apa yang mami Julia katakan, bukan hanya Mela yang akan ketahuan siapa dirinya, tapi para mata-mata dan juga telinga yang berada di setiap tembok perusahaan tersebut akan tahu tentang Nick yang pernah mengalami impoten, dan pernah menghabiskan malam dengan Mela."Nyonya, mari silakan." Pak Johan mempersilakan mami Julia untuk melangkahkan kakinya kembali menuju ruang kerja Nick.Sebelum melangkah kembali, mami Julia menatap tajam pada Mela.Membuat Mela bertanya tanya, apakah wanita paruh baya yang Nadin katakan adalah mami dari sang atasan. Tahu mengenai masa lalunya, atau dia tahu dirinya dan juga Nick pernah menghabiskan malam, hingga mengatakan kata pelacur pada Mela.Nadin menarik satu tangan Mela untuk duduk di
Mela yang memang sudah sangat lapar karena tidak jadi makan malam dengan Vian, dan meminta kakak tirinya itu, membawa pulang makanan yang Mela pesan lewat ojek online, agar Vian bisa makan malam dengan Vera.Mela kini segera memakan makanan yang baru saja di letakan diatas meja oleh pelayan.Tanpa menyadari jika Nick sedang menatapnya tanpa berkedip.Tatapan penuh harap, jika wanita yang sedang ditatapnya akan menjadi miliknya, tidak peduli jika Nick sudah berstatus sebagai suami orang.Tapi jujur bagi Nick, jika ia disuruh memilih antara sang istri atau Mela.Tentu saja Nick akan memilih Mela, wanita yang tidak dirinya pungkiri sangat berkesan dalam hidupnya, tidak peduli dengan masa lalunya.Toh semua orang punya masa lalu, termasuk dengan dirinya. Sekarang Nick menautkan kedua alisnya, ketika melihat Mela tiba-tiba menghentikan makan malamnya, lalu memijat keningnya."Mel, kamu baik-baik saja?" tanya Nick.Namun, tidak mendapat jawaban dari Mela yang terus memegangi keningnya, en