WANITA PANGGILAN 28 A
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Bibir yang bertambah nyeri membuat pikirannya terbuka untuk mencari tahu siapa Lian Erza. Siapa tahu ada celah untuk mematahkan hubungan keduanya dari jalan lain. Kepalanya pun tiba-tiba terpikirkan satu ide.
"Tidak mungkin jika wanita seperti Mayasha akan diterima dalam keluarganya. Ah, mungkin cara ini akan lebih baik," gumamnya sembari terus melajukan kendaraannya sampai di rumah. Senyumnya sedikit merekah membayangkan idenya kali ini kemungkinan akan berhasil.
Nevan melirik sekilas keadaan tokonya yang masih ramai dengan para remaja. Memang warungnya difasilitasi Wi-Fi, jadi itu menarik pelanggan khususnya remaja untuk singgah ke warungnya.
Dengan masih mengenakan helm, Nevan mendekat ke arah wanita yang terbilang cantik dan berbisik, "Jam sembilan nanti warungnya tutup aj
WANITA PANGGILAN 28 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSementara di tempat lain, pria yang hampir mati ketakutan karena kecemasan masih duduk menunggu kesadaran Mayasha. Marvin dan Elena masih setia menemami. Namun, mereka tidak bisa mengatakan apa pun untuk Lian. Mereka semua bahkan melupakan orang yang telah membuat Mayasha tidak sadarkan diri.Meski hanya wanita hi-na di mata orang lain, tetapi mendapat perlakuan seperti ini membuat Elena naik darah. Padahal selama beberapa hari ini mereka berjuang mati-matian menolak semua panggilan hanya untuk mewujudkan kehidupan lebih baik.Namun, sekarang ....Rasa sedih, kasian, kecewa bercampur menjadi satu kesatuan rasa yang siap membunuh perlahan.Lian benar-benar takut kehilangannya. Bulir bening tidak terasa menetes membasahi pipi. Ada penyesalan kenapa tidak sege
WANITA PANGGILAN 29 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMenemukan pria yang menyentuh dan memperlakukan lembut layaknya ratu di waktu yang tidak tepat rasanya seperti terhimpit bebatuan besar. Sakit dan sesak. Apalagi jika terlihat jurang yang kemungkinan bisa memisahkan cinta dan mimpi. Bayangan kerapuhan berujung kehancuran pastilah sudah menunggu di depan mata.Mayasha menyadari tubuh dan pekerjaannya adalah sesuatu yang pasti tidak disukai oleh orang tua mana pun. Termasuk, ibunya Lian. Ia bisa membayangkan bagaimana reaksinya jika tahu masalah ini dari orang lain. Ketakutan untuk terluka kedua kali bahkan mungkin lebih parah seketika menari di ujung mata."Bagaimana kalau ibunya Lian tahu dari orang lain? Jujur pun sama aja bunuh diri," batin Mayasha menimbang keputusan mana yang baik.Menjalin hubungan pernikahan memang baik
WANITA PANGGILAN 29 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraMerasa aneh dengan sikap wanita di belakangnya, Lian menoleh. Tidak biasanya Mayasha mengumbar ungkapan cinta lebih dulu. Namun, hatinya bahagia bisa mendengar itu dari bibir mungilnya. Karena selama ini hanya dirinya yang mengungkapkan rasa."I love you too so much. Aku tidak akan membagi cinta ini. Karena memang telah dikuasai tentangmu. Ya udah, kamu bobo. Udah malem," jawab Lian sembari meletakkan ponsel di meja kecil dekat tempat tidur. Lalu merebahkan diri di samping wanitanya.Keduanya tidur saling berpelukan. Sampai kedua mata mereka terpejam, kedua tangan itu tetap saling mengerat satu sama lain.~~Di tempat lain, Marvin terpaksa harus mencari alasan agar kepulangannya tidak mendapat omelan dari sang istri. Pesanannya gagal, tidak
WANITA PANGGILAN 30 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengetahui hal yang selama ini tidak diketahui rasanya seperti mendapat hadiah salah kirim. Kaget dan bingung. Bagaimana mungkin sebatas bawahan dan atasan bisa menimbulkan rasa.Padahal jarang berinteraksi satu sama lain. Berbeda jika bersama Mayasha. Nevan bisa menyentuhnya dalam sekali pertemuan dan bercerita tentang hidup. Hanya bedanya hati wanita itu selalu tertutup untuk cinta.Namun, sekarang Sasmita ...."Maksud kamu apa? Kamu menyukaiku? Sejak kapan?" tanya Nevan tanpa henti.Bukannya menjawab, Sasmita malah mendekat dan menghirup aroma wangi tubuh pria yang melihatnya aneh. Kepalanya terangkat hingga pandangan mata seolah bertemu di satu titik yang sama.Jemarinya membelai rahang bawah sang
WANITA PANGGILAN 30 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang sejak awal berniat membuat Lian menangis merintih melalui ibunya menarik napas dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Kedua mata menatapnya tanpa berkedip."Begini ... saya ingin membicarakan soal Lian. Apa Tante tahu siapa wanita yang tengah dekat dengannya?" tanya Nevan ingin memancing sejauh mana Mayasha masuk dalam keluarga Ezar.Ibunya Lian mulai paham ke mana arah pembicaraan ini. Di matanya wanita yang bisa membuat senyum anaknya kembali berarti punya tempat spesial tanpa bisa diganggu gugat. Namun, mendengar pertanyaan pria di depannya membuat tanda tanya besar karena selama ini Lian tidak pernah memberi tahu apa pun tentangnya."Maksudnya apa? Tolong, kalau bicara jangan bertele-tele. Bisa langsung ke intinya," pintanya tidak sabar. Entah kenapa hatinya mendadak tidak ena
WANITA PANGGILAN 31 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Dalam hidup itu selalu ada hal yang bertolak belakang dan berjalan sesuai kehendak alam. Layaknya hitam selalu ada putih, dan ada tawa juga tangis. Sama halnya dengan cinta, selalu ada bahagia dan luka yang mewarnai. Luka yang diakibatkan karena keegoisan semata. Lian masih mencoba bertarung melawan kenyataan keduanya yang berada di depan mata. Ketakutan yang selama ini mengusik ketenangan jiwa akhirnya terjadi, yakni keben-cian sang ibu pada wanita seperti Mayasha. Padahal untuk menjadi seperti demikian pasti ada alasan kuat di balik keputusan gi-la itu. Meksi tahu itu adalah kesalahan, tetapi egonya tergadai untuk bertahan melawan kerasnya kehidupan. Entah kenapa dirinya juga terbawa seperti pria yang telah membuat ibunya ke
WANITA PANGGILAN 31 B Oleh; Kenong Auliya Zhafira Lian hanya bergeming. Tenggorokannya seakan tercekat mendengar ucapan wanita di depannya yang mendekati kebenaran. Memang rasa itu pernah hampir membunuhnya saat Mayasha tidak membalas pesannya beberapa hari. Bahkan akalnya setengah gila saat bayangan itu menari di pelupuk mata. "Kamu tahu, Li ... berhubungan dengan pasangan yang memiliki jalan kelam itu tidak mudah. Ibu tidak mau kamu mati perlahan menahan ribuan panah cemburu yang jelas menembus di tempat sama berkali-kali. Jadi, Ibu mohon ... akhirilah hubunganmu dengan Mayasha. Sungguh, Ibu tidak keberatan jika soal kasta, tapi ini soal norma. Kamu pasti tidak ingin terjadi sesuatu jika suatu saat nanti dia menjadi bahan ejekan di masyarakat karena pekerjaannya. Ibu beri waktu kamu tiga hari untuk menyelesaikan hubungan ini," sambung sang ibu lalu beranjak meninggalkan pria yang men
WANITA PANGGILAN 32 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraBerteman dalam kurun waktu cukup lama pasti meninggalkan banyak kesan untuk sebuah persahabatan. Di mana dapat membaca bahasa tubuh dan mengenal karakter masing-masing dengan begitu mudah. Tidak ada gunanya jika menutupi apa yang tersembunyi di balik aura wajah.Pilihan bercerita atau memendam merupakan hal sulit jika berhadapan keduanya dalam satu waktu. Begitu juga dengan Lian, ia tidak tahu harus menjawab apa ketika pria di sebelahnya menanyakan hal yang belum tahu jawabannya.Marvin mulai tidak sabar menunggu. Wajah itu sudah cukup mewakili kalau memang telah terjadi sesuatu."Kenapa diam? Terjadi sesuatu?" tanya Marvin kedua kali.Pria yang masih tidak tahu jawabannya itu mendongak, menatap teman sekaligus tetangga rumahnya. "Aku nggak tahu harus cerita apa gi
WANITA PANGGILANLast Episode FOleh: Kenong Auliya ZhafiraPermainan selesai dengan nilai tidak kalah jauh. Hanya selisih sepuluh angka. Lian mengakui kelihaian pria di sebelahnya dalam memasukkan bola basket. Ternyata ada yang lebih pintar dari dirinya. Namun, Lian cukup berbesar hati. Baginya kemenangan sesungguhnya adalah memiliki Mayasha—wanita yang kini tengah menatapnya penuh cinta dari arah lain."Selamat, Van. Kamu hebat juga! Aku akui kekalahanku dalam hal ini," ucap Lian sambil menyodorkan tangannya sebagi ucapan selamat.Nevan menyambut tangan itu dan menjabatnya hangat. "Kamu juga hebat! Bisa menaklukkan wanita di sana," jawabnya sambil menunjuk wanita yang tengah menemani bocah bermain balap motor."Kamu bisa aja. Ya udah, aku tinggal dulu. Selamat menikmati waktu berdua. Wanita di sebelahmu juga tidak
WANITA PANGGILANLast Episode EOleh: Kenong Auliya ZhafiraLian menghentikan langkah di deretan kursi nomor dua. Tanpa disangka bersebelahan dengan Nevan dan Sasmita. Begitu juga Keya dan Marvin tengah berjalan menuju deretan kursi yang sama."Nevan? Tak kira tidak datang. Terima kasih sudah membantu kemarin," ucap Lian berbasa-basi."Datang dong! Aku yang harusnya terima kasih karena telah memberi kesempatan untuk menghapus kesalahan lalu. Apalagi diberi kesempatan untuk ikut bergabung dalam acara ini," jawabnya merendah.Mayasha hanya sebagai pendengar yang baik ketika sang pria bicara. Diam adalah lebih baik. Sedangkan Sasmita mendadak canggung karena duduk bersebelahan seperti ini.Wanita yang dulu pernah menorehkan luka ikut bergabung dengan duduk di tengahnya. Marvin pun sam
WANITA PANGGILANLast Episode DOleh: Kenong Auliya ZhafiraMayasha memeluk wanita yang telah berkali-kali meminta kata maaf. Ia sadar setiap wanita atau istri memiliki kadar ketahanan berbeda dalam menerima badai yang menghantam biduk rumah tangganya. Jadi, ia tidak ingin lagi membicarakan hal yang telah berlalu. Menjalani hidup setelah itu adalah yang terpenting."Ibu nggak perlu minta maaf terus. Aku udah menerima semua takdir ini sejak dulu. Aku tidak mau menghakimi dan menyalahkan siapa pun. Lebih baik kita saling menggenggam seperti ini. Saling menguatkan untuk ikatan yang sudah seharusnya," jawab Mayasha sembari mengusap punggung yang mungkin dulu pernah begitu rapuh. "Sekarang kita keluar ya? Takut Lian dan Tante Elsa udah nunggu. Nggak enak ...," imbuhnya, lalu melepas pelukan.Wanita yang kini lebih baik dalam menerima garis Tuhan
WANITA PANGGILANLast Episode COleh: Kenong Auliya ZhafiraPerlahan, tangannya membuka pintu kamar. Wanita yang mengaku dirinya ibu ternyata sudah menutup matanya lebih dulu. Wajahnya terlihat masih cantik, mirip Tante Elsa—ibunya Lian. Mayasha mengamati wajah itu dalam cahaya remang lampu kamar. Ada gurat lelah terlihat di bawah matanya."Apa selama ini dia memendam rindu sepertiku? Kenapa wajahnya terlihat begitu lelah?" tanya Mayasha dalam hati, lalu merebahkan diri di sebelah ibunya.Ada debar di dada ketika melihat raga wanita yang selama ini dirindukan setengah hati, tengah berbaring di satu tempat tidur. Perlahan, satu jemari memeluk perut sang ibu. Lalu memejamkan mata dan berdoa keadaan ini bisa selalu ada untuk jangka waktu yang lama. Hingga nanti tetap mengenggam jemarinya erat saat kehidupan kembali menguji.Ketika dua ora
WANITA PANGGILANLast Episode BOleh: Kenong Auliya ZhafiraIni pertama kali wanitanya memuji apa yang ia lakukan di hadapan sang ibu. Padahal dulu hal ini yang membuat semua luka tercipta. Namun, semuanya telah berlalu, persis seperti goresan luka yang akan mengering seiring berjalannya waktu."Ehem! Jadi, aku dapet pujian nih ...?" tanya Lian pura-pura tersipu untuk mengukir senyum di sudut bibir wanitanya. "Bajuku kok, tiba-tiba sempit ya?" ujarnya lagi sembari meraba bajunya sendiri.Seketika semua orang tertawa melihat tingkah pria yang tengah berada di puncak bahagia. Bukan karena bertemu kembali dengan wanitanya, melainkan karena berada di antara orang-orang terkasih tanpa ada lagi luka yang tertanam di hati.Ibunya Lian pun baru menyadari, tidak semua wanita seperti Mayasha akan terus terkungkung dalam gelapnya hati,
WANITA PANGGILANLast Episode AOleh: Kenong Auliya ZhafiraBertemu kembali seseorang yang kehadiranya mirip sebuah bayang hitam hanya akan menyisakan keraguan. Bukan ragu akan sosoknya, melainkan ragu akan kasih sayangnya. Apabila cinta itu telah mengakar kuat, maka tidak akan mungkin membiarkan orang itu menangis dan terluka.Mayasha tidak mendapatkan semua itu semasa kecil dari wanita di depannya. Nyatanya ia tetap pergi meski tangisannya berusaha menahan.Melihat putri yang selama ini ia lukai sekaligus ia rindukan terdiam, Maya memutuskan bersujud di kaki anaknya. Memohon ampunan untuk semua kesalahan karena telah tega meninggalkan keluarganya."Ibu minta maaf, Sha ... Ibu salah meninggalkan kamu. Ibu mohon ampun," ucapnya dengan air mata yang terus menetes membasahi pipi.Mayasha masih t
WANITA PANGGILAN 52 DOleh: Kenong Auliya ZhafiraPerlahan, sang pria mengenggam erat jemari yang terasa dingin, lalu menariknya berjalan bersama menuju rumahnya. Lian sesekali melempar senyum karena kali ini sangat yakin akan membuat wanitanya menjadi orang paling bahagia di dunia.Mayasha terus memanjatkan doa dalam hati agar pertemuan kali ini tidak berakhir seperti sebelumnya. Sorot mata sang pria terpancar penuh keyakinan, membuat rasa takut menghilang perlahan."Kamu nggak usah gugup. Ada aku di sini." Lian kembali memberi semangat sebelum mengetuk pintu rumahnya.Wanita di sebelahnya hanya mengangguk, mencoba percaya akan semua ucapan pria yang tidak lelah bersemayam di hati meski fsldm kesunyian. Karena memang hanya itu yang bisa ia lakukan."Assalamu'alaikum, Bu ... Lian pulang." Pria
WANITA PANGGILAN 52 COleh: Kenong Auliya ZhafiraLian menerima kunci itu sembari menata debar dalam dada yang kembali bertalu. Bisa berdua tanpa penganggu setelah tidak melihatnya dalam jangka waktu lama membuat gejolaknya naik perlahan. Rasa gerogi tiba-tiba merenggut logika."Ehem! Kita masuk," ucap Lian untuk menutupi hatinya yang mulai menggila.Wanita yang bisa merasakan perubahan itu hanya diam ketika jemarinya ditarik pelan untuk menuju rumah yang pernah ia tinggalkan. Langkahnya terus mengikuti hingga sampai berada di ruang tamu.Mayasha melihat puluhan bingkisan hampir menghiasai setengah ruang tamu. Hatinya penasaran bingkisan sebanyak itu akan digunakan untuk apa."Li, kamu mau mengadakan acara apa? Kok, banyak banget bingkisan ini?" tanyanya sembari menatap sang pria
WANITA PANGGILAN 52 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraPatah hati kedua kali dalam keadaan berbeda membuat Mayasha lebih kuat dan tetap berjalan lurus sejak pria bernama Lian Erza mengulurkan tangannya penuh cinta. Mengenggam erat jemarinya penuh kasih, dan melepasnya tanpa penyesalan. Mayasha merasa kali ini hatinya lebih kuat dan tenang, tidak seperti dulu.Keya dan Marvin tidak henti mengucap syukur karena bisa melihat sahabat yang dulu ia lukai tidak kembali tenggelam bersama gelapnya dunia. Bagi mereka, Lian adalah lelaki paling pantas menjaga berlian yang sempat terjatuh di kubangan lumpur. Karena nyatanya hanya Lian lah yang mampu membersihkan berlian itu menjadi kembali bersinar dengan segenap perasaannya.Elena—teman yang menemani masa sulit pun tidak kuasa menahan air mata bisa mempertemukan Mayasha dan Lian lewat dengan hina. Karena ca