Rencana Dandi untuk mempertemukan Suci dengan Mars gagal hari itu, dikarenakan Suci yang tak kunjung muncul ke ruang kerja Dandi.Nyatanya, Suci malah mampir ke kost-kostan Jasmine, yang baru Dandi ketahui adalah teman kuliah Suci dulu.Jadilah, Dandi pun kini harus kembali memutar otak mencari waktu yang tepat untuk mempertemukan kembali Suci dengan Mars secara kebetulan, karena Suci yang memang terus saja berkelit setiap kali Dandi mengajak sang adik menemui Mars.Dan kedekatan yang terjalin di antara Suci dengan Gio akhir-akhir ini justru membuat Dandi jadi semakin pusing tujuh keliling.Alhasil, usai berembuk bersama Adiba dan Frans, akhirnya, Dandi dkk memutuskan untuk mempertemukan Mars dan Suci di acara makan malam keluarga di mana Dandi dan Adiba hendak merayakan anniversary pernikahan mereka.Menyiapkan segalanya dengan matang, Dandi tentu tak ingin rencananya kali ini gagal lagi.Lelaki itu bahkan rela mengeluarkan kocek dengan jumlah fantastis hanya untuk menyewa sebuah res
Sama halnya dengan apa yang Dandi katakan pada Mars soal rencana perayaan Anniversary pernikahannya dengan Adiba, hari ini, Dandi meminta Suci datang ke Resto Tazima begitu pekerjaannya di kantor selesai.Suci yang memang tak tahu menahu kapan tepatnya Dandi dan Adiba menikah, jelas menyambut antusias rencana Dandi untuk memberikan surprise pada sang istri."Nanti, kalau kamu udah selesai nyalon sama Diba, kamu langsung aja ajak Adiba ke Resto Tazima, ya? Kakak mau ke toko perhiasan dulu beli hadiah untuk Diba," tutur Dandi di telepon saat itu."Ish, lagian ngasih info dadakan begini, tau gitu kan Suci pulang aja dari tadi siang, biar bisa langsung nyalon sama Mba Diba. Kakak nggak tau aja, kalau cewek nyalon kan lama?" Gerutu Suci di seberang yang sedikit kesal karena Dandi baru memberitahu perihal acara surprise ini saat hari sudah menjelang sore."Nggak apa-apa, kan acaranya malem. Sekarang Diba udah di salon langganan kalian kok, kamu nyusul aja ke sana. Adiba juga udah beliin kam
Bagi Mars, menunggu itu membosankan.Terlebih jika dia harus menunggu sendirian.Setelah berpuluh pesan dia kirim pada Dandi, serta beberapa kali panggilan, sayangnya telepon itu tak juga dijawab oleh si pemilik nomor.Alhasil, Mars hanya bisa pasrah menunggu kedatangan Dandi beserta keluarganya di restoran sepi ini.Tak habis pikir dengan apa yang sebenarnya Dandi rencanakan untuk istrinya, Mars hanya heran, kenapa Dandi justru mengundangnya untuk datang ke resto ini jika memang Dandi mau melewati Dinner romantis berdua dengan Adiba saja?Terkadang, jalan pikiran Dandi itu memang sulit ditebak. Tidak hanya sikapnya saja yang absurd tapi pikirannya juga.Mars masih terdiam di tempat duduknya di meja kecil yang memang hanya pas untuk dua orang saja.Menatap hidangan lezat yang terdapat di sana satu persatu meski, Mars tak sama sekali berani untuk menyicipinya karena ini jelas bukan acara pribadinya. Lagi pula, dari cara penyajian dan bentuknya yang begitu cantik saja, Mars sudah bisa m
"Suci?" gumam Mars masih dengan tatapannya yang lekat tertuju lurus ke arah Suci.Masih dalam keadaan percaya dan tidak atas apa yang dilihatnya, Mars terus berpikir bahwa ini memang hanya halusinasi semata. Hanya saja, tatapan sendu Suci seperti belati saat itu. Mars bisa merasakan rasa sakit yang begitu hebat dibalik tatapan itu.Mars hendak melangkah untuk mendekat, namun pergerakan Suci yang waspada hingga memundurkan langkahnya, membuat Mars paham bahwa apa yang dia lihat memang nyata.Suci benar-benar nyata ada di hadapannya, sekarang.Saat Mars sadar bahwa Suci tak lagi berjalan dengan bantuan tongkat, Mars pun berpikir, apa itu artinya..."Kamu, sudah bisa melihat?" tanya Mars langsung yang jadi urung melangkah.Menelan salivanya dengan susah payah, Suci tak juga bereaksi apa pun selain langkah mundur yang dia ambil tadi sebagai isyarat agar Mars tak mendekatinya.Wanita itu terlalu bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.Kenapa Mars bisa ada di sini?Kemana Mba Adiba?Dan
"Kamu pun memiliki seorang adik perempuan, Mars. Hitta, adikmu kan? Dan, apa yang akan kamu lakukan jika posisi Hitta ada di posisiku? Hamil dari seorang lelaki yang dia pikir adalah suaminya saat dia dalam keadaan buta dan hilang ingatan? Coba katakan? Apa yang akan kamu lakukan, Mars? JAWAB!""PASTINYA, MARS AKAN MELAKUKAN HAL YANG SAMA SEPERTI APA YANG KINI KAKAK LAKUKAN, SUCI!"Dan teriakan Dandi dari arah pintu utama memecah keheningan di antara Mars dan Suci, hingga kedua manusia itu pun reflek menoleh ke arah suara.Dilihatnya Dandi berjalan bersama Adiba meniti langkah di atas karpet merah yang tadi dilalui Mars dan Suci."Maaf atas semua sandiwara dan kebohongan yang sudah kakak lakukan sejauh ini padamu, juga pada Mars. Tapi, kami melakukan itu bukan tanpa alasan," Dandi melanjutkan kalimatnya begitu dirinya kini sudah berdiri berhadapan dengan Suci dan Mars.Tatapan Dandi kini tertuju lurus ke arah Suci, sebelum akhirnya, dia kembali berkata, "Kakak sudah pernah bilangkan,
"Ada apa?" tanya Mars saat dirinya kembali ke ruang tamu dengan secangkir teh manis hangat di tangan.Melihat raut cemas di wajah Suci, Mars pun jadi ikutan cemas."Mars, Hanni, Hanni datang ke rumah dan mencoba menculik anak kita, untungnya ada Bi Lia yang menyelamatkan si kembar, tapi Kak Dandi bilang, Hanni berhasil melukai Bi Lia sampai Bi Lia harus masuk rumah sakit," cerita Suci dengan segala kekhawatiran dalam benaknya.Seolah lupa dengan rasa gengsi, wajah dingin dan sikap angkuhnya hilang dalam sekejap, Suci kembali pada sosok Suci yang Mars kenal dulu.Manja dan penakut.Bahkan tangan Suci kini menyentuh pergelangan tangan Mars tanpa dia sadari. Membuat Mars jadi menahan senyum, meski dalam hati, dia terkejut dengan berita buruk yang baru saja Suci sampaikan tentang Hanni."Bagaimana ceritanya, Hanni bisa masuk? Rumahmu kan di jaga satpam?" tanya Mars saat itu, balas menggenggam jemari Suci yang begitu dingin. Posisi duduk mereka saat itu sangatlah dekat karena Suci yang mer
Seorang wanita dengan pakaian lusuhnya tampak memasuki sebuah mobil mewah yang dia parkirkan di lahan parkir sepi.Mengganti pakaian lusuhnya dengan pakaian yang lebih bagus dan seksi, wanita itu membersihkan noda di wajahnya dan bermake up layaknya wanita kelas atas.Dengan pulasan make up tebal dan lipstik merah menyalanya, wanita itu tersenyum tipis saat ingatannya kembali teringat pada aksi sandiwaranya saat dia berusaha menarik simpatik lelaki bernama Dandi di kantor polisi tadi.Berkat air mata palsu dan ketidak berdayaannya, Hanni berhasil membuat Dandi percaya dengan apa yang dia katakan, lalu membebaskannya dari tahanan dan tak sampai di situ, bahkan Dandi berjanji, akan segera menghubungi Hanni jika dirinya mendapat kabar mengenai keberadaan Venus saat ini.Malam itu, Hanni melajukan kendaraan mewah milik seorang lelaki paruh baya yang sudah berhasil dia tipu setelah dia memasang badan di hadapan lelaki bodoh haus belaian itu.Seperti halnya yang sudah dia lakukan di Swiss d
BEBERAPA BULAN KEMUDIAN...Waktu berlalu begitu cepat.Musim berganti, meninggalkan banyak cerita, manis dan pahit.Cerita tentang kehilangan, kesedihan dan penyesalan. Juga, cerita tentang kebahagiaan atas berkumpulnya kembali keluarga yang telah lama terpisahkan.Suci dengan Dandi, kakak kandungnya, serta Venus dengan Raditya yang merupakan Ayah kandungnya, meski, Raditya akhirnya berpulang tak lama setelah pertemuannya dengan sang anak.Raditya wafat dalam tenang setelah dirinya menceritakan semua kisah masa lalu rumit yang dia alami dahulu, yakni mengenai alasan mengapa dia bisa dengan tega memberikan Venus pada keluarga Diningrat.Pada akhirnya, semua rahasia terungkap, termasuk siapa sebenarnya orang tua kandung Hanni yang juga tak luput dari cerita Raditya pada Venus.Kini, hidup Venus tenang di desa.Meski, dirinya masih saja terngiang-ngiang akan amanat yang diberikan Raditya sebelum sang Ayah berpulang, agar Venus lekas menyelesaikan masalah masa lalunya dengan wanita bernam