"Jari dong, memangnya kamu gak mau balas dendam gitu? Ya bukan balas dendam yang gimana tapi biar mantan suami kamu itu merasa menyesal sudah menyia-nyiakan kamu dan anak kamu seperti itu. Sebenarnya memang gak baik ya dendam begitu hanya saja ini bagian dari pemberian pelajaran untuk mantan suami kamu dan selingkuhannya. Agar mereka tidak meremehkan orang lain seenak jidatnya sendiri." "Bener apa kata Papa kamu tuh, Ka. Setidaknya Kita gak ekstrim misalnya menyakiti fisik atau apalah. Kita hanya memberikan pelajaran agar mereka semua melek kalau kamu itu gak sembarangan," timpal Bu Ranti. "Yaudah deh, Eka mah nurut apa kata kalian saja. Anggap saja sebagai penebus semua kesalahan Eka di masa lalu sama kalian." Kedua orang tua Eka pun tersenyum karena sang anak sudah kembali menjadi penurut seperti sebelum ia bertemu dan menjalin hubungan dengan Fatih. "Yasudah sebaiknya sekarang kita tidur. Karena setelah ini kita harus menyiapkan tenaga sebab akan selali berurusan dengan mantan s
Fatih tidak segera menjawab, terlihat masih berpikir tentang perkataan Selena. Jika dia setuju, maka itu artinya sama dengan menumpang hidup enak saja dan tidak bisa menguasai harta Selena nanti."Gimana, Mas? Kalau kamu gak mau tanda tangan dan kita gak jadi nikah, gak apa-apa, kok. Tapi, aku minta Maaf, Mas Fatih harus kembalikan semua uang yang sudah aku keluarkan untuk kamu, Mas. Semuanya tanpa terkecuali, termasuk uang untuk bayar hutang ke debt Kolektor dulu," pungkas Selana tersenyum dengan santai.Fatih yang mendengar ucapan Selena hanya bisa menelan ludah dengan kasar. Semua yang dikatakan Selena memang benarnya dan fakta itu justru membuatnya semakin marah."Kalau kamu setuju, kamu dan ibumu bisa tinggal sama aku. Kita jalani usaha yang sudah aku rintis bersama. Tapi, kalau tidak ...." Selena sengaja menjeda perkataannya untuk melihat reaksi Fatih. "Kamu tahu kan apa yang akan terjadi?"Fatih tahu apa yang akan terjadi, dan karena hal itu ia justru semakin takut. Fatih tid
Sementara itu, selama perjalanan Fatih terlihat begitu lesu. Tidak tahu harus mengatakan apa kepada ibunya saat tiba di rumah nanti.Fatih pulang dengan langkah gontai karena dugaannya tentang Selena yang bisa ia manfaatkan nyatanya salah besar. Kini ia harus memutar otak ekstra kuat untuk menciptakan celah. Agar bisa menguasai harta Selena."Gimana persiapan buat nikahan besok, Fatih?" tanya Bu Nuri saat melihat anaknya sudah di depan rumah.Fatih sendiri tersentak mendengar pertanyaan ibunya. Tanpa sadar ia sudah tiba saja di depan rumahnya. Terlalu banyak berpikir membuatnya tidak menyadari hal itu."Semuanya baik-baik aja kok, Bu. Oke, gak ada masalah," jawab Fatih dengan senyum terpaksa.Sebenarnya ia tidak ingin berbohong kepada wanita yang telah melahirkannya itu, tetapi Fatih tidak punya pilihan lain. Fatih tidak mau berterus-terang karena takut ibunya akan shock mendengar kabar tidak enak yang dibawanya."Kok kamu lesu gitu sih, Fatih? Harusnya kamu semangat karena bahagia do
Jika seperti ini terus, tidak akan butuh waktu lama untuk membuat Eka berubah menjadi cantik lagi."Aku lanjut sedikit lagi, ya, Ma. Habis itu kita pulang bareng."Bu Ranti mengangguk mengiyakan perkataan Eka. Ia memilih menunggu dan memantau latihan yang dijalani anaknya.Setelah dari gym Eka mendapat telepon dari Pak Hendri. Dengan sigap ia segera menjawab panggilan itu."Ada apa, Pa? Aku baru selesai gym, lagi sama Mama.""Papa punya kabar gembira buat kamu, Nak.""Biar aku tebak. Aapakah pembelian ruko di sebelah showroom nya Selena sudah selesai?" tanya Eka menebak tujuan Pak Hendri menghubunginya."Kamu benar. Semua sudah beres dan tinggal merenovasinya sedikit saja. Setelah itu kamu bisa menjalankan rencanamu," jawab Pak Hendri.Eka yang mendengarnya tersenyum senang karena sebentar lagi pembalasan akan segera dimulai. Ia tidak sabar untuk melihat bagaimana Reaksi Fatih dan juga Selena nanti. "Aku gak sabar lihat gimana wajah kalian nanti," gumam Eka. "Kamu sepertinya senang
Kinan mengangguk cepat sebagai jawaban. Tidak ingin menahan Andra lebih lama lagi. Baru saja Kinan merebahkan tubuh kembali ke sofa, terdengar suara ketukan dari luar."Siapa?!" tanya Kinan sedikit berteriak. Ia tidak memiliki petunjuk siapa yang datang bertamu ke rumahnya sepagi itu.Saat Andra pergi ke gerai, Akmal datang bersama Laras istrinya. Meski sedikit terkejut karena tiba-tiba, Kinan segera mempersilahkan mereka berdua untuk masuk ke rumah."Gimana perkembangan Andra, Kinan?" tanya Akmal to the point. Ia begitu mengkhawatirkan adiknya yang sedang mengandung dan tidak akan membiarkannya menderita seorang diri.Kinan tersenyum. "Andra sudah sangat baik sekarang.""Kamu yakin Andra udah berubah? Aku takut semua itu cuma tipu muslihat," ujar Akmal yang masih tidak percaya dengan perkataan adiknya.Jika menilik dari kejadian selama ini, tentu Akmal akan melakukan hal itu. Bukan satu atau dua kali Andra menyakiti Kinan dan hal itu yang disesalkan oleh Akmal, karena tidak bisa meli
Kinan segera menggeser layar ponselnya dan menekan tombol dial. Tidak lama kemudian telepon pun terhubung."Kenapa, Sayang? Apanya yang sakit? Kamu mau diantar ke dokter sekarang?" tanya Andra dengan suara yang jelas terdengar panik. Kinan sampai harus menjauhkan ponsel dari telinga karena suara Andra sangat kencang."Aku gak kenapa-napa, kok, Mas.""Benar? Kamu gak lagi bohongin aku kan? Kalau kamu sudah gak tahan, aku pulang sekarang.""Aku gak apa-apa. Sungguh. Aku cuma ....""Cuma apa?" Andra mengulangi perkataan Kinan karena wanita itu tiba-tiba diam dan tidak menyelesaikan perkataannya."Aku ... aku mau ngomong sesuatu yang penting kalau kamu pulang nanti, Mas.""Ah, aku kira kamu kenapa-napa. Aku takut banget tahu. Kalau mau bicara, ya bicara aja, Sayang. Gak usah pakai telepon segala." Andra menghembuskan napas lega begitu yakin jika istrinya benar baik-baik saja. Padahal ia sudah sangat takut tadi."Iya. Maaf ya Mas, sudah bikin kamu kaget tadi," sesal Kinan merasa bersalah.
"Lagipula, meski kamu masih tetap kaya dan gak bangkrut, aku Andra tetap mau bekerja membesarkan gerai ayam geprek yang sekarang untuk nafkahi kamu dan anak kita.""Bagaimana dengan restoran di pusat kota, Mas? Jadi Mas urus di sana aja. Kita balik ke rumah kita dulu."Andra segera menggelengkan kepala, menolak tawaran Kinan untuk mengelola restoran tersebut. Dia hanya akan puas dengan apa yang dimiliki sekarang."Aku gak mau, Sayang. Aku sudah nyaman dengan gerai ayam geprek yang sekarang. Meski sederhana, tapi hasil keringat sendiri. Bukan yang tiba-tiba langsung besar."Wajah Kinan berbinar, sangat bahagia karena nyatanya Andra benar-benar sudah berubah. Tidak seperti dulu lagi. Wanita itu memanjatkan syukur yang sangat kepada Sang Pencipta karena telah mengubah suaminya, yang mampu membolak-balikkan hati manusia dengan begitu mudahnya."Terima kasih, Mas."Kinan memeluk erat tubuh Andra dan suaminya pun membalas pelukan itu."Terima kasih juga karena kamu udah jujur sama aku."And
"Halah, kalian pasti cuma iri karena anakku anakku jodohnya lancar banget. Mulus macam jalan tol. Emang seperti anak-anak kalian yang jodohnya seret. Fatih udah nikah dua kali, anak kalian masih jadi bujang lapuk.""Bu Nuri udah sombong, belagu banget lagi. Paling juga dapat mantu macam yang kemarin dan gak lama cerai lagi.""Iya, gak usah bohong, Bu!"Wajah Bu Nuri memerah dengan rahang yang mengeras. Kedua tangannya pun terkepal kuat karena kesal."Eh, kalian dengar ya. Buka telinga kalian baik-baik. Calon mantuku itu udah cantik, orang kaya, punya usaha jual beli mobil dan motor sendiri. Pokoknya sempurna."Bu Nuri menyombongkan calon menantunya. Ya, bolehlah sekali-sekali ia membungkam mulut para tetangganya yang julid dan suka berprasangka buruk. Bu Nuri yakin jika mereka semua hanya itu kepadanya."Aku gak bohong. Setelah nikah nanti, mantuku ngajakin aku dan Fatih buat pindah ke rumahnya yang bagus, rumah gedongan. Aku akan jadi orang kaya dan gak susah lagi macam kalian ini,"
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y
"Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem
Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,
Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang