Kinan mengangguk cepat sebagai jawaban. Tidak ingin menahan Andra lebih lama lagi. Baru saja Kinan merebahkan tubuh kembali ke sofa, terdengar suara ketukan dari luar."Siapa?!" tanya Kinan sedikit berteriak. Ia tidak memiliki petunjuk siapa yang datang bertamu ke rumahnya sepagi itu.Saat Andra pergi ke gerai, Akmal datang bersama Laras istrinya. Meski sedikit terkejut karena tiba-tiba, Kinan segera mempersilahkan mereka berdua untuk masuk ke rumah."Gimana perkembangan Andra, Kinan?" tanya Akmal to the point. Ia begitu mengkhawatirkan adiknya yang sedang mengandung dan tidak akan membiarkannya menderita seorang diri.Kinan tersenyum. "Andra sudah sangat baik sekarang.""Kamu yakin Andra udah berubah? Aku takut semua itu cuma tipu muslihat," ujar Akmal yang masih tidak percaya dengan perkataan adiknya.Jika menilik dari kejadian selama ini, tentu Akmal akan melakukan hal itu. Bukan satu atau dua kali Andra menyakiti Kinan dan hal itu yang disesalkan oleh Akmal, karena tidak bisa meli
Kinan segera menggeser layar ponselnya dan menekan tombol dial. Tidak lama kemudian telepon pun terhubung."Kenapa, Sayang? Apanya yang sakit? Kamu mau diantar ke dokter sekarang?" tanya Andra dengan suara yang jelas terdengar panik. Kinan sampai harus menjauhkan ponsel dari telinga karena suara Andra sangat kencang."Aku gak kenapa-napa, kok, Mas.""Benar? Kamu gak lagi bohongin aku kan? Kalau kamu sudah gak tahan, aku pulang sekarang.""Aku gak apa-apa. Sungguh. Aku cuma ....""Cuma apa?" Andra mengulangi perkataan Kinan karena wanita itu tiba-tiba diam dan tidak menyelesaikan perkataannya."Aku ... aku mau ngomong sesuatu yang penting kalau kamu pulang nanti, Mas.""Ah, aku kira kamu kenapa-napa. Aku takut banget tahu. Kalau mau bicara, ya bicara aja, Sayang. Gak usah pakai telepon segala." Andra menghembuskan napas lega begitu yakin jika istrinya benar baik-baik saja. Padahal ia sudah sangat takut tadi."Iya. Maaf ya Mas, sudah bikin kamu kaget tadi," sesal Kinan merasa bersalah.
"Lagipula, meski kamu masih tetap kaya dan gak bangkrut, aku Andra tetap mau bekerja membesarkan gerai ayam geprek yang sekarang untuk nafkahi kamu dan anak kita.""Bagaimana dengan restoran di pusat kota, Mas? Jadi Mas urus di sana aja. Kita balik ke rumah kita dulu."Andra segera menggelengkan kepala, menolak tawaran Kinan untuk mengelola restoran tersebut. Dia hanya akan puas dengan apa yang dimiliki sekarang."Aku gak mau, Sayang. Aku sudah nyaman dengan gerai ayam geprek yang sekarang. Meski sederhana, tapi hasil keringat sendiri. Bukan yang tiba-tiba langsung besar."Wajah Kinan berbinar, sangat bahagia karena nyatanya Andra benar-benar sudah berubah. Tidak seperti dulu lagi. Wanita itu memanjatkan syukur yang sangat kepada Sang Pencipta karena telah mengubah suaminya, yang mampu membolak-balikkan hati manusia dengan begitu mudahnya."Terima kasih, Mas."Kinan memeluk erat tubuh Andra dan suaminya pun membalas pelukan itu."Terima kasih juga karena kamu udah jujur sama aku."And
"Halah, kalian pasti cuma iri karena anakku anakku jodohnya lancar banget. Mulus macam jalan tol. Emang seperti anak-anak kalian yang jodohnya seret. Fatih udah nikah dua kali, anak kalian masih jadi bujang lapuk.""Bu Nuri udah sombong, belagu banget lagi. Paling juga dapat mantu macam yang kemarin dan gak lama cerai lagi.""Iya, gak usah bohong, Bu!"Wajah Bu Nuri memerah dengan rahang yang mengeras. Kedua tangannya pun terkepal kuat karena kesal."Eh, kalian dengar ya. Buka telinga kalian baik-baik. Calon mantuku itu udah cantik, orang kaya, punya usaha jual beli mobil dan motor sendiri. Pokoknya sempurna."Bu Nuri menyombongkan calon menantunya. Ya, bolehlah sekali-sekali ia membungkam mulut para tetangganya yang julid dan suka berprasangka buruk. Bu Nuri yakin jika mereka semua hanya itu kepadanya."Aku gak bohong. Setelah nikah nanti, mantuku ngajakin aku dan Fatih buat pindah ke rumahnya yang bagus, rumah gedongan. Aku akan jadi orang kaya dan gak susah lagi macam kalian ini,"
Saat Bu Nuri akan naik di mobil yang akan membawa Selena dan Fatih ke hotel, menantunya itu segera menghalanginya."Ibu mau ke mana?" tanya Selena mencegat Bu Nuri."Mau naik. Kita kan mau ke hotel. Iya kan?"Bu Nuri tampak kebingungan karena menantunya itu melarangnya naik mobil."Bukan kita, Bu. Tapi, cuma aku dan Mas Fatih.""Loh, terus ibu gimana?""Ibu pulang dulu ke kontrakan. Soalnya aku cuma sewa satu kamar, Bu. Nanti kita nginap bareng di hotel kalau ada kesempatan.""Ck, kan bisa booking satu kamar lagi. Gitu aja kok repot," sewot Bu Nuri tidak terima jika harus pulang ke kontrakan seorang diri."Kamarnya sudah full, Bu. Aku juga maunya gitu, tapi gak ada kamar kosong lagi.""Sudahlah, Bu. Ibu pulang saja dulu. Lagian aku dan Selena gak lama kok. Nanti kalau pulang dari hotel, kami akan jemput ibu untuk pindah ke rumah Selena. Iya kan, Sayang?"Fatih berusaha menengahi karena Bu Nuri kelihatan tidak rela untuk pulang sendiri. Sedangkan Selena pun ngotot hanya ingin berdua de
Bu Nuri pulang dengan perasaan dongkol. Bagaimana tidak, ia sudah koar-koar akan punya menantu kaya. Bu Nuri bakalan jadi bulan-bulanan tetangga julid kalau tau anak dan menantunya menginap di hotel sedangkan ia disuruh pulang."Sial banget aku. Ngapain sih hotelnya pakai penuh segala? Atau si Selena booking kamar di hotel lain kan bisa. Masa iya aku balik ke kontrakan sendiri begini," sungut Bu Nuri sepanjang jalan menuju pulang.Untuk mengurangi rasa kesal di hati, Bu Nuri membuka ponsel pintarnya. Namun, ia justru semakin dongkol karena melihat foto unggahan Selena di media sosial tentang kamar hotelnya."Cih, ngapain pakai pamer segala, sih?"Hampir saja Bu Nuri melempar ponselnya. Untung ia ingat kalau ponsel itu belum lunas cicilannya."Gara-gara Selena, nih. Hampir aja ponselku jadi korban."Taksi online yang dinaiki Bu Nuri berhenti tepat di depan gang, untuk sampai di kontrakan ia harus berjalan kaki. Sebelum turun Bu Nuri menengok ke kiri dan kanan, memastikan jika sore itu
"Eh, Bu Nuri udah pulang?" tanya Bu Sita, salah seorang tetangga Bu Nuri saat ia baru saja akan membuka pintu rumah.Padahal Bu Nuri ingin langsung masuk ke rumah karena masih merasa sangat kesal karena tidak diajak oleh Fatih dan Selena menginap di hotel."Bu Nuri kenapa masih pulang ke kontrakan kecil ini? Katanya punya menantu kaya yang rumahnya gedongan. Katanya habis nikah, Fatih sama istrinya langsung ngajakin pindah rumah?" timpal Bu Bunga yang berdiri tepat di samping Bu Sita.Bu Sita dan Bu Bunga saling pandang dan cekikikan melihat Bu Nuri. Membuat Bu Nuri makin panas saja.Bu Nuri pun menjawab, "Ya nanti. Tunggu menantuku sama Fatih datang. Kan mereka lagi bulan madu."Lagi dan lagi Bu Sita dan Bu Bunga saling pandang. Tidak percaya dengan perkataan Bu Nuri."Halah, paling Bu Nuri cuma omong kosong. Bilang aja kalau gak dianggap sama menantunya. Lagian, kalau mau cari jodoh itu ya yang sepadan. Jangan berharap sama yang tinggi kalau untuk menggapainya saja ibarat mustahil."
"Alhamdulillah, ya Allah," gumam Andra menatap takjub ke arah monitor yang tergantung di dinding. Serupa dengan sang Suami, Kinan pun tampak takjub melihat anak yang berada di dalam kandungannya. Masih belum percaya jika ada kehidupan lain di dalam dirinya kini."Bu Kinan ada keluhan lain?" "Morning sickness saya sudah mendingan, Dok. Gak separah bulan kemarin. Cuma saya sering lemas dan gampang capek aja.""Istri saya juga belakangan ini makannya sedikit, Dok. Saya takut dia dan anak saya kenapa-napa.""Baik, Pak Andra. Nanti saya akan mereskan vitamin dan suplemen untuk Bu Kinan. Bapak bisa menebusnya di apotik nanti.""Oh, dan satu lagi. Untuk aktifitas suami istri, tolong untuk sementara waktu dihindari, ya. Soalnya kandungan Bu Kinan sedikit lemah."Andra tampak syok mendengarnya. "Gak boleh sama sekali, Dok?""Untuk sementara saja, kok, Pak Andra. Nanti juga bisa lagi. Pak Andra bisa puasa dulu, kan? Bisa, dong, ya.""Bisa, Dok," jawab Andra dengan lesu. Ah, bagaimana bisa ia
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y
"Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem
Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,
Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang