Hahahaha Bu Nuri dan Fatih kena zonk rupanya. Tubuh Bu Nuri mendoyong ke kanan dan ke kiri. Farih yang melihat itu sigap memegangi tubuh sang Ibu. "Lho, Bu, Ibu kenapa?" Bu Nuri kembali pingsan. Fatih kembali panik sementara itu Selena hanya menatapnya saja tanpa ingin membantunya lagi. Entahlah, wanita itu mulai jengah setelah Bu Nuri memintanya uang seperti tadi. "Sayang, bantuin dong. Kok kamu diam aja sih?!" "Males ah, Mas. Biarin aja lah nanti juga bangun sendiri. Toh tadi juga begitu kan? Masa baru beberapa jam udah pingsan lagi sih? Lebay banget deh." Selena mencebik saat melihat ada gurat kemarahan di wajah sang suami. Namun, ia tidak peduli. Selena justru kembali duduk dan hanya melihat saja saat Fatih kesusahan menggotong sang Ibu ke atas kursi. "Sudah, Mas? Ayo ah kita harus segera ke showroom. Di sana sudah menunggu pembeli mobil mana duitnya lumayan lagi."Fatih menoleh ke arah Selena. Tatapannya sangat tajam. Ingin sekali rasanya menampar wajah wanita yang tidak pun
"Cantik apanya, Bu.""Lha itu rambutnya sudah direbonding. Mukanya di full make up. Terus giginya di pagar. Ibu liat dia perawatan juga kan di salon.""Iya tapi percuna kalau siang malam.""Maksud kamu?""Kulit luar siang kulit dalam malam. Alias hitam udah kayak kopi susu tau gak. Mending kopi susu yang asli sudah manis juga nikmat. Lha ini kopi susu yang basi aku rasa. Mana anu nya bau banget lagu, Bu. Kayak gak pernah cebok satu tahun.""Astaga, Fatih, kamu serius? Seburuk itu? Ibu kira luarnya berubah dalam nya pasti ngikut. Nyatanya? Astaga, dia manusia apa bukan sih?""Entahlah, Bu, Eka biarpun gendut tapi dia bersih, putih badannya juga wangi. Mukanya juga aslinya cantik tapi ya … karena jarang perawatan aja makanya agak kusam.""Fatih, kamu kan belum cerai secara resmi dengan Eka. Kenapa gak kamu jemput dia aja sih. Ibu kangen sama anak kamu si Nayra.""Mau jemput di mana, Bu, aku aja gak tau sekarang dia tinggal di mana.""Halah gampang itu. Dia pasti tinggal sama orang tuany
"Lho, itu bukan kendaraan punya kamu?""Bukanlah, Mas. Aku mah kalau mau naro kan ya satu-satu enggak langsung banyak begitu. Kecuali pas waktu pertama mau buka showroom dulu baru deh bawanya barengan begitu ya sewa truk besar juga.""Lah berarti mau ada yang buka showroom juga dong di sekitar komplek ruko sini?""Ya mungkin saja, Mas.""Kamu punya saingan ding, Sel?""Ya memangnya kenapa? Punya saingan juga gak masalah toh aku yakin harga jual dia gak lebih murah dari harga barang yang aku jual. Soalnya showroomku terkenal paling murah di kota ini sih untuk sekelas jual beli kendaraan bekas." Fatih terdiam karena sejatinya ia juga mengakui kalau showroom milik Selena satu-satunya yang termurah dan terlengkap di kota mereka dengan harga miring tapi kondisi barang masih sangat oke. "Kita lihat yuk, Mas.""Lihat ke mana? Di sini kan juga kelihatan. Kamu ih kepo banget sama urusan orang.""Yeee biarin aja napa. Namanya aja orang penasaran."Selena tidak menghiraukan ucapan Fatih. Ia pun
Saat Selena akan beranjak, Eka kembali memanggilnya."Oh ya, Sel, salam untuk suami kamu ya. Harap dijaga dengan baik karena gak menutup kemungkinan dia akan kembali bertekuk lutut padaku. Soalnya kamu lihat sendiri kan? Aku jauh lebih cantik dan perfect dari pada kamu." Selena kembali memalingkan wajah dan tubuhnya. Ia merasa sangat geram dengan apa yang diucapkan Eka barusan. Sedangkan Eka yang melihat wajah Selena sudah memerah bak kepiting rebus hanya bisa terkikik."Lihatlah, Sel, bahkan saat kamu sudah berhasil merebut suamiku tapi tetap saja hidupmu masih berada di bawah bayang-bayangku. Dan aku akan pastikan kamu benar-benar menyesal telah berurusan denganku." Eka pun kembali fokus memerintah para pekerja untuk menurunkan dan menata kendaraan-kendaraan ke dalam ruko setelah mereka membuka lebar-lebar pintu rolling door nya.Selena berjalan sembari menghentak-hentakkan kakinya. Dadanya naik turun. Sungguh, ia merasa sangat panas melihat penampilan terbaru dari Eka. Bagaimana b
"Lho, kamu mau kemana, Mas?" tanya Selena yang melihat Fatih berjalan keluar showroom. "Mau lihat apa yang kamu katakan itu benar apa enggak.""Halah, Mas, gak perlulah sampai begitu. Berubah sih tapi masih tetap cantikan aku." Fatih tidak mendengarkan ucapan Selena. Baginya itu hanya alasan yang ia kemukakan di depan Selena. Padahal aslinya tidak seperti itu. Ada rasa rindu yang membuncah dalam dirinya terhadap mantan istri yang belum resmi bercerai di mata hukum itu. Namun, untuk mengakui ada perasaan khawatir akan hutangnya pada Selena. Fatih terus saja berjalan mendekati di mana showroom itu berada. Hingga kakinya kini berpijak di atas lantai depan ruko itu tenggorokan Fatih seperti tercekat. Napasnya tidak beraturan. Bahkan, Fatih membelalak karena pada faktanya apa yang diucapkan Selena itu kebenaran. Ia memindai tubuh Eka dari atas hingga bawah dan kembali lagi bawah hingga ke atas. Yah, tubuh Eka sudah semakin langsing meski masih belum ideal untuk tinggi badan Eka tapi mas
"Itu aku … emm anu … sebenarnya aku ….""Mas Fatih! Ngapain kamu di sana! Dan kamu jalang! Jangan kamu ganggu suamiku!" "Jalang teriak jalang, gak malu?" "Dan kamu, Mas! Ngapain sih Mas kamu ke sini segala? Pake acara ngobrol lagi," sungut Selena dengan geram saat melihat Fatih berbicara kepada Eka. "Ya memangnya kenapa? Kan aku ada anak sama Eka. Jadi wajar dong kalau aku menanyakan kabar Nayra pada Eka?" Fatih berusaha membela dirinya. "Halah Mas, itu mah cuma alasan kamu saja kan? Sebenarnya kamu juga pengen ketemu kan sama Eka? Mau lihat perubahan Eka yang aku ceritakan tadi kan? Ngaku aja deh Mas nggak usah pura-pura gitu.""Kamu tuh kenapa sih? Aku ke sini tuh ya cuma nanyain kabarnya Nayra saja. Kan aku juga Bapaknya." Fatih sudah mulai tersulut emosi dengan tingkah Selena. "Tapi kamu tuh sudah cerai sama Eka Mas!""Ya memang kenapa kalau aku sudah cerai sama Eka? Toh cerai agama kan? Masih bisa rujuk ini. Lagian tanggung jawab Nayra kan wajib sama aku."Selena terkejut me
"Ya memang apa salahnya kalau aku mau rujuk sama Eka? Kita ada anak kok. Aku cuma nggak mau Nayra kekurangan kasih sayang dari ayah dan Ibunya.""Kenapa nggak dari dulu saja Mas kamu setia sama Eka? Kalau kamu mau rujuk sama Eka, kamu harus kembaliin semua yang pernah aku kasih ke kamu Mas. Termasuk buat makanmu selama denganku itu juga harus kamu kembalikan.""Lha mana bisa begitu. Kan dulu kamu sendiri yang ngasih. Aku mana pernah minta sama kamu.""Heh, Mas! Kamu apa gak ingat? Tidak ada yang gratis di dunia ini tau gak!"Fatih terdiam mendengar penuturan dari Selena. Bagaimana mungkin ia bisa mengembalikan semua yang pernah Selena kasih?. "Sial!" umpat Fatih. ****Bu Nuri bingung harus mengaturnya bagaimana. Uang yang dikasih Selena hanya delapan ratus ribu. Tiga ratus untuk makan selama seminggu dan lima ratus uang jatahnya dia sendiri. Sedangkan Bu Nuri harus membayar arisan sebesar tiga ratus ribu. Hanya sisa dua ratus mana cukup untuk dia sekedar membeli pakaian? "Duh, gima
Ikan asin dan tumis kangkung. Ya, Selena memiliki alergi terhadap ikan asin. Bagaimana bisa ia memakan itu?"Apa yang Ibu masak ini! Makanan sampah!" pekik Selena. Bu Nuri dan Fatih tergopoh-gopoh menghampiri Selena setelah mendengar suara pekikannya. Selena hendak membuang makanan yang telah Bu Nuri masak. Selena membawa makanan itu ke dapur. Telat satu detik saja, makanan itu sudah berpindah ke tempat sampah. Beruntung Bu Nuri dengan cepat mencegah Selena membuang makannya. "Eh eh, mau kamu apain itu masakan Ibu?""Ya mau aku buang lah, makanan sampah kayak gini kok disuguhkan ke aku.""Sini, Ibu sudah capek-capek masak seenaknya saja mau kamu buang." Bu Nuri merebut piring yang dipegang oleh Selena lalu meletakkannya di atas meja. "Kenapa Ibu cuma masak kangkung sama ikan asin? Ibu tau, aku tuh alergi sama ikan asin!" Selena membentak Bu Nuri membuat Bu Nuri sedikit terkejut. "Ya mana Ibu tau, kamu saja nggak bilang. Lagian makanan tuh disyukuri aja apa yang ada."Bu Nuri beru