Share

KERINDUAN

“Kesalahanku memang tak termaafkan, tapi aku tetap akan minta maaf. Aku ke sini hanya ingin bertemu Azka dan Azkia dan menjalankan tanggung jawab sebagai ayah mereka,” tutur mas Adnan saat aku, bang Ragil dan dia telah duduk berhadapan di sofa ruang dan depan.

Anak-anak dibawa dulu oleh mas Afgan keluar sebentar. Barulah setelah kami selesai bicara akan diajak menemui papanya, yaitu mas Adnan.

“Kesalahanmu memang besar, Adnan. Andai boleh, aku ingin sekali membunuhmu. Tapi, kita ini sesama muslim yang dituntun untuk maaf memaafkan. Meski belum bisa sempurna, kami akan berusaha memaafkanmu. Tentang anak-anak kami tak bisa merampas hakmu sebagai ayah. Silakan kamu dan Rida membuat kesepakatan soal Azka dan Azkia,” balas bang Ragil dengan bijaksana. Kakak keduaku ini lebih tenang dari bang Rano. Ia yang berprofesi sebagai dosen Ekonomi ini juga lebih dewasa dalam menyikapi masalah.

“Terima kasih atas kebaikan kalian. Aku, aku ...!”

Mas Adnan tak bisa melanjutkan ucapannya sebab kalah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status