Share

Calon mantu?

Author: Rhienz
last update Last Updated: 2022-01-20 21:56:39

Adel beranjak dari kasur, dengan badan yang masih lemas ia berlari sempoyongan mengejar Mamanya.

"Mah tunggu dong! Jangan pergi dulu! Kasih tau Adel, memangnya Papa punya rencana apa?" ucap Adel menarik lengan Mamanya.

"Kalau sudah waktunya nanti juga kamu tau sendiri, Del!" 

"Ih, Mama! Jangan bikin Adel penasaran dong! Cepet kasih tau aku, rencana apa sebenarnya? Jangan bilang jika Papa mau masukin Adel ke asrama?" Tebak Adel. "Kalau beneran itu rencananya, Adel nggak mau! Sampai kapanpun Adel nggak mau tinggal di asrama!" Mendengar celotehan anak semata wayangnya itu Nyonya Wina hanya mengangkat bahunya tak acuh. Ia pun kembali melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga membuat Adel semakin kesal.

"Iiih, Mama! Nyebelin banget' sih! Diajak ngomong malah pergi gitu aja? Argh, nyebelin!" Beo Adel. Ia pun kembali ke kamarnya dan membanting pintu kamar dengan kencang.

■■

Siang berganti malam, Anton masih berkutat dengan pekerjaannya yang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Dasar anak nggak bisa di atur!

    Malam berganti pagi, kondisi Adel sudah stabil. Ia nampak cantik dengan balutan dress berwarna navy. Wajahnya pun terlihat cerah dengan sentuhan make up flawles.Hari ini adalah jadwal kepulangan Papanya dari Jogja. Adel tidak sabar untuk meminta oleh-oleh yang sudah dipesannya jauh-jauh hari.Deru mesin mobil terdengar masuk ke pekarangan rumah, tak lama kemudian suara bel pun berbunyi. 'Sepertinya itu Papa,' gumam Adel.Sebelum turun ke bawah untuk menemui Papa nya, Ia pun kembali berdiri di depan cermin, memastikan jika penampilannya sudah sempurna.Adel memang wanita perfeksionis, ia selalu ingin tampil maximal walaupun hanya dirumah."Papa!

    Last Updated : 2022-01-21
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Nyonya Wina terbelalak melihatnya!

    Sudah hampir sepuluh menit, tapi Adel tak kunjung kembali ke meja makan. Bahkan sampai kedua orang tuanya selesai makan pun gadis itu tak juga turun."Adel teleponan sama siapa' sih, Ma? Ko lama banget?""Mama juga nggak tau, Pah! Tuh anak memang nggak bisa dibilangin, bebel! Liat nih' nasinya aja belum dihabisin!" sahut Nyonya Wina."Mama susul gih! Siapa tau tuh anak ketiduran di kamarnya," seru Pak Tio pada istrinya. Dengan cepat istrinya pun mengangguk mengiyakan lalu beranjak dari meja makan dan berjalan menuju anak tangga.••Sedangkan di dalam kamar, Adel tengah emosi mendengar ocehan Gerald yang dinilai merendahkannya. Pria blasteran itu terus saja menguji kesabaran Adel."Mau lo itu apa' sih, Ger? Bisa nggak sih Lo nggak usah hubungi gue lagi?""Ckckck, santai dong cantik! Ngomongnya biasa aja! Nggak usah nge gas kayak gitu! Bukannya lo juga menikmati?" sahut Gerald dengan nada mengejek."Apa lo bil

    Last Updated : 2022-01-22
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Mengacak rambut frustasi!

    "Adel!!! Kamu itu apa-apaan' sih, Del? Untuk apa kamu masih berhubungan dengan cowok brengsek itu? Kamu itu bener-bener keterlaluan Adel! Dimana harga diri dan logika kamu? Kamu tau' kan Gerald itu cowok yang hampir saja menghancurkan masa depanmu? Ngapain kamu masih komunikasi dengannya?" teriak Nyonya Wina geram. Ia sangat kecewa dengan apa yang dilakukan anak gadisnya itu."Mama jangan salah paham dulu! Adel bisa jelasin semuanya, Mah!""Jelasin apa lagi, Del? Riwayat panggilan ini sudah sangat jelas! Barusan kamu telponan sama Gerald' kan?" Adel terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Ibunya."I-iya, Adel memang telponan sama Gerald! Tapi Mama santai dulu, jangan keburu emosi. Gerald yang nelpon Adel duluan, dan tidak mungkin Adel membiarkan ponsel Adel terus berdering. Adel juga harus minta penjelasan dari Gerald! Aku harus tau apa maksud perbuatannya malam itu!"Nyonya Wina menatap lekat wajah Adel, dadanya bergemuruh tak men

    Last Updated : 2022-01-24
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Wanita itu akan terus mengganggu Anton!

    Pak Tio dan istrinya sudah siap untuk pergi. Mereka berdua tidak ingin telat untuk menemui bos nya itu. Ini adalah kesempatan yang bagus, sepasang suami istri itu menyimpan harapan yang sangat besar."Mbok, tolong jaga rumah! Saya dan Tuan mau pergi sebentar, saya titip Adel. Jangan sampai dia pergi, jika ada apa-apa segera hubungi saya!" ucap Nyonya Wina pada wanita paruh baya dihadapannya."Iya, Nya! Si Mbok akan menjaga Non Adel dengan baik!" jawabnya meyakinkan sang majikan.Mereka berdua pun segera pergi meninggalkan rumah mewahnya. Sepanjang perjalanan mereka terus berdoa dan berharap jika usulannya kali ini akan diterima oleh Pak Romy.Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di cafe. Mereka berdua segera be

    Last Updated : 2022-01-24
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Nisa marah dan kesal pada Anton

    Pertemuan selesai, Nyonya Wina dan suaminya segera pulang ke rumah. Mereka khawatir jika meninggalkan Adel terlalu lama. Adel adalah anak yang selalu membangkang, ia takut jika putrinya itu akan berbuat nekat. Bisa saja ia kabur lewat jendela atau mungkin melakukan hal yang lebih buruk lagi."Mbok, dimana Adel?" tanya Nyonya Wina saat tiba di rumahnya."Non Adel dari tadi di dalam kamar, Nyah! Sejak Tuan dan Nyonya pergi' Non Adel tidak keluar kamar sama sekali," jawab si Mbok."Baguslah! Berarti anak itu sudah menyadari kesalahannya," ucap Nyonya Wina, ia pun segera menyusul suaminya ke kamar.**Sedangkan jauh diluar sana, Anton tengah kebingungan karena tidak bisa men

    Last Updated : 2022-01-26
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Ini bukan jaman Siti Nurbaya!

    Anton menarik nafas panjang, ia bingung harus bagaimana. Anton hafal betul karakter mantan istrinya itu seperti apa. Nisa adalah wanita yang selalu ingin diprioritaskan, dia selalu ingin jadi nomor satu dalam hidup Anton, tidak peduli dengan statusnya yang sudah bukan lagi istrinya."Biar sajalah, paling Nisa hanya kesal sesaat, ntar juga dia stabil lagi! Lagi pula, tidak mungkin aku mengecewakan Ayah. Dia sudah wanti-wanti agar aku hadir dalam jamuan itu," gumam Anton dalam hati.*Jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, sudah waktunya Anton untuk pulang. Semua pekerjaannya sudah selesai. Tumpukan kertas yang tadi berserakan kini sudah tertata rapi di map nya masing-masing.Sepanjang perjalanan pulang Anton masih

    Last Updated : 2022-01-27
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Kenapa gue jadi deg-degan gini?

    Usai pertemuan itu Adel dan keluarganya pun kembali ke rumah mereka, sepanjang jalan gadis itu terus saja protes dengan keputusan orang tuanya yang dinilai tidak adil."Sudahlah, Del. Kamu itu tidak akan rugi menikah dengan Anton! Selain baik, dia itu tampan dan juga mapan! Memangnya kamu mau cari calon suami yang seperti apa' sih? Udah dipilihkan yang sempurna' masih saja protes!" ucap Nyonya Wina."Tapi Mah, Adel belum siap nikah! Adel masih pengen ngejar cita-cita Adel dulu. Masa depanku masih panjang, Mah! Masa iya mama dan papa tega ngerampas impian anaknya,""Bukan ngerampas Adel, tapi menjamin masa depan yang terbaik untuk kamu! Walaupun kamu tidak menikah dengan Anton, mama dan papa tidak akan mengizinkan kamu mengejar cita-citamu menjadi seorang model!"

    Last Updated : 2022-01-28
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Wajah cemong seperti mata panda

    Adel pun bergegas ke kamar mandi, meninggalkan ibunya yang dilanda kesal atas ulahnya. Nyonya Wina keluar dari kamar Adel. Ia memanggil si Mbok untuk membereskan baju yang berserakan di lantai. Wanita paruh baya itu pun mengangguk mengiyakan dan segera menaiki anak tangga menuju kamar anak majikannya itu.Nyonya Wina berjalan menuju ruang keluarga. Belum sempat ia mendaratkan bokongnya di atas sofa, bell pun berbunyi. Wanita yang selalu berpenampilan elegan itu pun kembali bangkit dan bergegas membuka pintu. Dan benar saja dugaannya. Anton sudah berdiri di depan pintu untuk menjemput Adel."Eh, Nak Anton, ayo masuk!" Ajaknya."Iya, Tante, terima kasih!" Sahut Anton. Mereka pun duduk diruang tamu."Nak Anton tu

    Last Updated : 2022-01-29

Latest chapter

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Terimakasih Para Reader

    Hallo semuanya 🥰🥰 Akhirnya setelah penantian dan proses yang cukup lama. Novel Vonis mandul ditengah kehamilan istriku atau disingkat menjadi (VMDKI) Ending juga 🥳🥳🥳Pertama-tama Saya mengucapkan terimakasih pada Tuhan Yang Maha Esa dan juga kepada Keluarga besar saya yang telah mendukung saya menjadi seorang Penulis. Dan yang paling spesial adalah terimakasih saya kepada seluruh pembaca setia novel VMDKI yang mengikuti novel ini dari awal terbit sampai tamat. 200 bab bukanlah jumlah yang sedikit, dan tentunya banyak diantara kalian semua yang sudah menghabiskan dana untuk membaca novel ini. Saya mohon maaf telah membuat kalian menghabiskan uang jajan atau bahkan uang dapur kalian untuk cerita ini. Semoga kalian bisa mendapat ganti yang berlipat ganda, semoga selalu di beri kesehatan, dan di lancarkan rezekinya. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dan Typo di dalam Novel ini. Jika berkenan yuk, baca juga novel ottor yang lainnya. *Yang suka dr

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   TAMAT

    ***Setelah pertemuan itu mereka tidak lagi bertemu sampai acara pernikahan tiba. Anton dan Adelia hanya berkomunikasi lewat telepon dan watsap. Hari terus berganti, kedua keluarga semakin sibuk mempersiapkan acara sakral itu. Mereka ingin acara itu menjadi pernikahan termewah di Jakarta. Malam ini kedua keluarga mengadakan pertemuan tertutup. Dua pasangan paruh baya itu mengadakan jamuan di sebuah restoran VVIP untuk membahas persiapan pesta yang akan digelar besok. Mereka ingin memastikan jika semua persiapan sudah seratus persen. "Syukurlah jika semuanya sudah siap, saya sangat lega mendengarnya! Ini adalah momen spesial untuk kami," ucap Tuan Romy lega. "Iya, Pak. Kami pun begitu, rasanya tidak sabar untuk menunggu hari esok," jawab Pak Tio. "Kalau begitu, kita akhiri saja pertemuan ini, sepertinya sudah malam juga, sudah waktunya kita istirahat agar besok pagi tidak terlambat," ucapnya. Mereka p

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Di tahan dulu kangennya!

    ***Dengan wajah memerah, Anton keluar dari minimarket membawa bungkusan berwarna merah muda itu. "Sial! Gara-gara Adel, aku jadi di ketawain anak-anak ABG tadi, mana jadi bahan olok-olokkan mereka lagi," cetus Anton menutup pintu mobilnya dengan kesal."Lagian, ngapain juga tuh kasir banyak tanya, pake acara nawarin merek lain segala lagi, memang dia pikir' saya ngerti apa dengan merek-merek pembalut? Aneh-aneh aja tuh orang," Anton menyalakan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan minimarket berlogo merah kuning itu.Sesampainya di rumah Adel, Anton pun langsung masuk ke dalam rumah yang tidak di kunci itu sesuai perintah Adel saat ia menelpon."Adel! Kamu dimana?""Gue di kamar! Lo sini aja! Gue nggak bisa turun nih," teriak Adel menyahut dari kejauhan."Jangan bercanda dong, Del! Di rumah kamu nggak ada siapa-siapa, ntar kalau tiba-tiba Papa dan Mama kamu datang dan melihat saya ada di k

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Apa? beliin pembalut?

    🍀🍀🍀"Ibu langsung istirahat saja! Ibu pasti capek, kan? Barang-barangnya biar si Mbok dan Sulis yang urus!" ucap Anton saat mereka tiba di rumah sang Ayah. Wanita paruh baya itu pun mengangguk dan menuruti seruan anaknya. Sedangkan Anton segera masuk ke dalam kamarnya, ia pun merasa lelah setelah membantu memindahkan barang-barang ibunya.Kring! Kring! Ponsel Anton berdering, dengan cepat ia mengangkat panggilan masuk dari Lilis. "Halo, assalamualaikum' Mbak,""Waalaikumsalam, Mas. Maaf mengganggu, saya hanya ingin mengucapkan terimakasih atas paket yang dikirim mas Anton. Anak-anak senang sekali, Mas,""Syukurlah kalau paketnya sudah sampai, Mbak. Semoga Fadlan dan Aqila menyukainya," ucap Anton lega. Tiga hari lalu Anton mengirim perlengkapan sekolah untuk kedua adik iparnya itu. Mulai dari baju seragam, sepatu, tas dan perlengkapan lainnya. "Suka banget, Mas. Dari tadi mereka nggak sabar ingin bilang terima

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Mengubur semua kenangan buruk kita

    🍀🍀🍀Satu minggu sebelum pernikahan Anton di gelar, Tuan Romy dan Bu Minah pun melangsungkan acara pernikahan mereka di kediaman Tuan Romy, acaranya berlangsung khidmat dan sederhana sesuai permintaan Bu Aminah. Hanya kerabat dan orang-orang terdekat mereka yang menghadiri acara tersebut. Bu Aminah tampak begitu cantik dengan balutan kebaya Jawa, begitupun dengan Tuan Romy, pria lima puluh dua tahun itu tampak gagah dengan busana adat dan juga blangkon khas Jawa yang ia kenakanan. Pasangan paruh baya itu pun duduk di depan penghulu. "Bagaimana Pak Romy, sudah siap?" tanya penghulu itu memastikan. Tuan Romy pun langsung mengangguk yakin. Anton dan kekasihnya duduk di sebelah mereka, menyaksikan betapa sakralnya ijab kabul yang diucapkan sang Ayah. Suasana hening sejenak saat Tuan Romy dengan lugas dan lancar mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas."Bagaimana saksi? Sah?" tanya penghulu memastikan."Sah!"

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Bu Minah dan Tuan Romy puber kedua

    ***Satu minggu setelah perdebatan itu, suasana kembali mencair. Bu Minah berusaha untuk menghilangkan kebenciannya kepada Jannah. Bagaimanapun anak itu memang tidak berdosa. Tidak mungkin ia harus menanggung beban atas perbuatan keji yang dilakukan kedua orang tuanya. Bu Minah berusaha meyakinkan dirinya, meski itu tidak semudah yang dipikirkan. Tapi ia yakin, lambat laun rasa sayang itu akan tumbuh dengan sendirinya. Kring! Kring! Dering ponselnya berbunyi. Nama Tuan Romy terpampang di layar. Dengan antusias Bu Minah segera menggeser tombol hijau dan berbicara dengan pria yang kini kembali mengisi kekosongan hatinya. "Halo, Mas. Sudah berangkat?" tanya Bu Minah saat seseorang memanggil namanya. "Sudah, Minah. Ini Mas sudah di jalan, sebentar lagi sampai. Kamu sudah siap' kan?" "Sudah, Mas. Saya tunggu di luar ya, biar kita langsung berangkat," Sahutnya sebelum memutus panggilan. Hari

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Jannah tidak berdosa!

    Sore menjelang malam, mereka pun tiba di Jakarta. Setelah mengantar Adel sampai ke rumahnya, Anton pun bergegas pulang. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat Bu Minah ada di rumah sang Ayah dan menyambut dirinya dengan wajah tak bersahabat."Ibu? Sejak kapan ibu disini?" tanya Anton meraih tangan ibunya dan menciumnya takzim."Kamu dari mana saja Anton? Kenapa nomormu tidak bisa dihubungi?" tanya Bu Minah menatap tajam Anak sulungnya itu. Melihat raut wajah ibunya yang kesal, Anton pun bingung harus menjawab apa. "Kenapa diam saja Anton? Kamu tidak dengar apa yang ibu tanyakan?! Kamu dari mana saja? Kenapa pergi tidak pamit sama ibu?""Maaf kan Anton, Bu. Anton … Anton ada urusan,""Urusan? Urusan apa? Mengurus wanita jalang itu maksudmu?! Jawab Anton! Benarkan apa yang ibu katakan?" Mendengar cercaran pertanyaan dari ibunya, Anton pun hanya bisa mengangguk mengiyakan. Ia tidak mungkin berdebat dengan sang ibu d

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Korban seorang residivis

    Mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk pulang, Anton dan Adel mengantar Lilis terlebih dahulu sebelum mereka berdua kembali ke Jakarta. "Terimakasih, ya' Mas Anton, maaf sudah terlalu banyak merepotkan," ucap Lilis saat mereka tiba di rumahnya. "Tidak apa, Mbak. Itu sudah menjadi tanggung jawab saya. Kalau begitu saya pamit dulu' ya, Mbak. Salam pada anak-anak," "Baik, Mas. Nanti saya sampaikan salam dari Mas Anton pada Qila dan Fadlan jika mereka sudah pulang dari sekolah. Mas Anton dan Mbak Adel hati-hati di jalan," sahut Lilis dan segera di anggukan oleh Anton maupun Adel. Dua sejoli itu pun akhirnya pergi meninggalkan kampung halaman Nisa.Tidak bisa dipungkiri, di kampung ini Anton sempat menjadi bagian dari keluarga besar Abah dan Emak. Kenangan masa lalu yang indah sempat terukir, walau hanya sesaat."Anton? Lo kenapa' sih? Ko malah ngelamun? Ayo jalan!" ucap Adel menegur kekasihnya yang masih dudu

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   "Maafkan aku, Nis!"

    "E-elo … nggak sedang bohongin gue kan?" tanya Adel terbata. Seketika ada perasaan bersalah karena telah menuduhnya yang tidak-tidak. "Untuk apa saya bohongin kamu, Del? Apa untungnya buat saya?" sahut Anton membuang nafas kasar. Ia tidak menyangka jika gadisnya itu bisa berpikiran buruk terhadapnya. "Lebih baik' sekarang kamu balik ke Jakarta! Kamu kesini diantar Pak Amin' kan? Biar saya bilang sama Pak Amin untuk bawa kamu pulang ke Jakarta," ucap Anton. Ia pun berjalan menuju mobil hendak menghampiri sang supir. Namun, seketika tangan Adel menghadangnya. "Gue nggak mau balik! Gue mau disini nemenin lo!" ujar Adel yakin."Tapi, Del! Disini saya repot dengan urusan Nisa. Saya tidak mungkin bisa jagain kamu! Dari pada nantinya kamu kesal, lebih baik kamu pulang. Jika urusan disini selesai, saya akan segera menyusul kamu ke Jakarta!" "Pokoknya gue nggak mau balik! Gue tidak akan kembali ke Jakarta tanpa lo! Gue mau nemenin lo sampai semua urusan

DMCA.com Protection Status