Aku pun segera menjauh darinya, berjalan keluar mencari taxi lewat. Namun, langkahku terhenti saat kulihat si nenek lampir itu dijemput oleh seorang pria dengan tato di lengan kanan dan kirinya.
Pria itu menjemput dengan mobil sport mewah keluaran terbaru. Mereka berdua tampak begitu dekat. Tanpa basa basi si pria bertato itu langsung mendaratkan ciuman di pipi kanan dan kiri si nenek lampir. Tangannya melingkar sempurna di pinggang Adel yang ramping.
Sorot mata si pria agresif itu terlihat penuh nafsu memandang Adel dari atas sampai bawah.
Mereka tertawa bahagia setelah bercengkrama begitu intimnya. Layaknya seorang pasangan kekasih yang sedang melepas rindu. 'Cih! Dasar nggak tau etika! Bermesraan di depan umum, kayak nggak ada tempat lain aja!' Gumamku d
Pov Adel🍭🍭🍭"Aw! Ah … aduh, Del' pelan-pelan dong! Sakit banget kaki gue!" ucap Nicolas meringis kesakitan."Udah deh jangan mendesah mulu! Nggak enak diliat orang! Ntar dikira gue ngapa-ngapain lo' lagi!""Tapi ini sakit benget, Del! Kayaknya kaki gue bengkak' deh!""Salah lo sendiri jalan nggak liat-liat! Jatoh, kan jadinya! Lagian lo, sih keganjenan. Liat cewek bohai dikit tuh mata langsung juling nggak liat kanan kiri," sungut gue kesal.'Emang dasar nih cowok mata keranjang, lagi jalan sama gue, masih aja jelalatan liat cewek lain! Rasain tuh kena getah
Pov Anton🍎🍎"Halo! Adel, kamu masih denger saya nggak, sih?" ucapku saat si nenek lampir itu tak lagi menjawab.Sepertinya ia tengah asik dengan seseorang disampingnya. Terdengar dari percakapan mereka yang sangat menjijikkan."Hey nenek lampir, kamu masih disana, kan?" ucapku sebelum akhirnya panggilan terputus.'Argh! Keterlaluan tuh nenek lampir. Dia sengaja mematikan telpon setelah aku mendengar semuanya! Apa coba maksudnya? Apa dia sengaja ingin pamer padaku? Dasar cewek nggak punya harga diri! Mau aja diajak mesum sama preman pasar!' gerutuku kesal.Aku segera memas
'Keterlaluan tuh nenek lampir. Lagi-lagi dia menyebutku cowok cupu. Masa iya laki-laki keren seperti ku masih terlihat cupu di matanya? Yang benar saja?" gumamku sambil melihat diri ini di depan cermin besar yang berada tepat di hadapanku."Maaf, Pak! Kalau yang ini bagaimana? Sepertinya ini cocok untuk Ibu anda!" ucap pegawai itu menunjukkan sebuah gamis warna maroon lengkap dengan kerudungnya."Em … sepertinya bagus! Oke, saya ambil yang itu saja!" jawabku yakin.Aku pun segera mengambil baju yang sudah dipilihkan oleh pegawai butik ini. Gegasku menuju kasir dan membayarnya. Setelah urusan pembayaran selesai, aku pun segera meninggalkan tempat favorit kaum hawa ini. Ini adalah butik yang sangat terkenal di Singapore. Salah satu butik terlengkap di
Adel menatapku penuh kebencian, matanya nyalang seakan benar-benar marah dengan perkataanku."Jangan pernah lo sebut gue cewek murahan! Lo nggak tau siapa gue! Bagaimana kehidupan gue, lo juga nggak tau! Jadi, jangan seenaknya lo ngomong sembarangan tentang gue! Pake ngatain gue cewek murahan! Ngaca dong lo, lo itu siapa?" ucap Adel dengan nada tinggi. Tangannya menunjuk wajahku dengan emosi."Asal lo tau Anton, gue sudah lama tau tentang lo! Masa lalu lo yang suram pun, gue udah tau semuanya. Tapi gue nggak pernah ungkit-ungkit itu semua di depan lo! Gue nggak pernah menghina dan menjelekkan lo dengan kata-kata kasar seperti lo ngatain gue. Karena apa? Karena gue tau, gue harus ngejaga perasaan lo agar lo nggak minder, agar lo nggak sakit hati! Tapi--malam ini, justru lo yang bikin hati gue sakit! Perkataan lo itu bikin
Malam semakin larut, mata juga sudah lelah. Gue harus segera tidur agar besok bisa bangun lebih pagi untuk pergi ke studio foto. Kali ini gue nggak boleh mengecewakan Nicolas. Dia pasti sangat berharap sama gue.Setelah mematikan ponsel gue pun segera memejamkan mata, tidur bersama selimut tebal yang hangat ini.**Jam lima pagi gue bangun dan bergegas untuk mandi dan siap-siap. Gue lihat si Anton masih tidur dengan nyenyak diatas sofa. Sepertinya tuh cowok benar-benar ngantuk. Ia sama sekali tidak terjaga saat gue beberapa kali menjatuhkan barang-barang yang akan gue masukan ke dalam koper.Sebelum berangkat gue harus pastikan semua barang-barang gue sudah dikemas rapi ke dalam koper. Jangan sampai ada sa
Kami berdua bergegas turun ke lobby, ditemani oleh dua orang pegawai hotel yang membantu membawakan koper-koper milik si nenek lampir.Di luar, seorang sopir sudah menunggu kami dengan mobil fortuner warna hitam. Sepertinya si nenek lampir sudah menyiapkan semuanya."Mari saya bantu, Bu!" ucap sopir paru baya itu menawarkan bantuan pada Adel."Terimakasih, Pak!" ucap Adel, tangannya menyodorkan gagang koper pada sang sopir. Dengan cepat sopir itu pun bergegas memasukan satu persatu koper milik si nenek lampir ini ke dalam bagasi mobil.Setelah semuanya beres, mobil pun mulai melaju meninggalkan hotel. Sepanjang perjalanan Adel hanya diam. Ia bahkan tidak menoleh ke arahku sedikitpun. Matanya
Aku mengambil lingerie yang telah dilempar oleh Ibu, memperhatikan benda ini dengan penuh kebingungan.Aku ingat betul apa yang aku pilih. Jelas, ini bukan baju yang aku beli. Aku bahkan melihat saat kasir butik itu memasukan gamis yang kubeli ke dalam paper bag ini. Tapi kenapa gamis itu bisa berubah menjadi lingerie seperti ini?"Jadi, baju seperti itu yang kamu bilang hadiah spesial untuk ibu? Ibu benar-benar kecewa sama kamu! Bisa-bisanya kamu membawakan oleh-oleh ngelantur seperti itu! Bawa pergi baju itu dari sini! Ibu tidak ingin melihatnya lagi," cetus Ibu kesal. Ia pun beranjak dari sofa dan masuk kedalam kamar."Bu! Maafin Anton. Anton juga bingung kenapa bisa ada lingerie dalam paper bag itu! Itu bukan punya Anton, Bu. Yang Anton beli itu baju ga
"Eh!! Mau ngapain lo? Jangan macem-macem' lo, ya! Lo tau, kan' itu koper mahal? Gue nggak Terima jika sampai lo sentuh koper gue! Cepet taro pisau katernya!" teriak si Adel ketakutan."Tidak! Saya nggak akan taruh kater ini sebelum kamu kasih tau kode pinnya!" sahutku terus mengancam si nenek lampir."Lo itu benar-benar nyebelin ya jadi orang! Udah nyelonong masuk kamar gue sembarangan, sekarang pake ngancem gue segala' lagi! Mau lo itu apa, sih?" tanya Adel dengan polosnya.'Keterlaluan nih cewek, pake belaga bodoh lagi! Udah tau aku minta pin kopernya, pake nanya mauku apa? Pengen ta hih aja, nih cewek bar-bar!'"Cepet sebutkan pin kopernya! Saya tidak punya banyak waktu! Saya hitung sampai