“Siapa yang lakuin ini, Vin?”“Enggak tau, Pi. Begitu Vino kemari, udah dalam keadaan begitu.”“Aneh! Gak mungkin bangsa serigala. Jangankan mereka, sesama bangsa vampir pun gak bisa kemari. Area ini adalah wilayah privasi keluarga Gustav,” jelas Tuan Gustav.“Berarti ada yang paham pintu rahasia kita, Pi,” sahut Alice seraya menatap Bik Sumi yang telah siuman.Wanita yang telah jadi bagian bangsa vampir sejak mengandung Alexander tersebut mengedarkan pandangan ke sekeliling perangkap. Dia tak bisa melihat kehadiran Tuan Gustav bersama kedua anaknya.Mereka membahas tentang pelaku penyekap Bik Sumi secara serius karena tak mau area privasi keluarga Gustav terkontaminasi. Tiba-tiba secara mengejutkan Vino mendapat panggilan dari Sandra lewat telepati. Pria beriris mata abu-abu tersebut memberi kode kepada yang lain. Tuan Gustav dan Alice segera menganggukkan kepala.“Kamu ada di mana, Sayang?” tanya Vino dengan perasaan khawatir.“Abang, sabar, ya. Bentar lagi aku ke sana bareng Mami,”
“Kak, mau tiduran di sebelah Mami?” tanya Sandra lembut.“Kamu benar Sandra, kan?” Alice balik bertanya dengan kalimat terbata-bata.“Kak Alice kenapa meragukan aku?”“Bukan. Kamu bisa punya kekuatan super. Itu bukan kekuatan dari bangsa kami, kan?” tanya Alice dengan kalimat lebih lancar.Sandra tak segera menjawab pertanyaan dari Alice. Wanita berambut lebat tersebut tersenyum sambil mengulurkan botol berisi cairan bening.“Kak Alice minum ini dulu agar bisa segera fresh,” ujar Sandra kemudian.“Ini cairan apa?” tanya Alice dengan sikap ragu-ragu untuk menerima pemberian dari Sandra.“Air suci dari danau. Tempat yang dulu dipake untuk menyembuhkan aku oleh Bang Vino. Kak Alice tahu itu juga,” jawab Sandra masih dengan memegang botol.Namun, Alice masih belum mau menerima permintaan Sandra. Wanita berambut lebat ini akhirnya menceritakan semua yang terjadi pada dirinya, setelah memakai kalung bermata biru magenta.“Awalnya, aku kaget. Gak percaya dengan kekuatan yang tiba-tiba kumili
“Untunglah, gak sampe kejedot. Lebih baik buat duduk dulu. Muka kalian sangat pucat. Biar saya belikan obat,” ucap si pengemudi sambil membimbing Sandra ke arah kafe terdekat.Kini, mereka duduk di beranda kafe. Alice tersenyum geli sambil melihat Sandra yang kelimpungan. Sementara si pria pengemudi buru-buru berlari menuju minimarket di seberang jalan.“Aku jadi terasing di dunia manusia, Kak,” keluh Sandra yang langsung mematik tawa Alice.“Beradaptasi lagi, Sayang. Kak Alice saat pertama injakkan kaki di sini, juga begitu. Badan masih sering melayang. Kamu kan manusia, tinggal membiasakan diri dengan perubahan di tubuh kamu,” balas Alice disusul tawa terkekeh-kekeh.“Serius, nih, Kak. Emang tumbuh sayap di punggung aku?” tanya Sandra sambil meraba daerah belakang dengan kedua telapak tangan. Namun, tak ada wujud yang dimaksud.Alice yang melihat perilaku wanita di depannya, semakin dibuat terpingkal-pingkal. Hingga dirinya buru-buru menghentikan tawa, saat seorang pelayan menghampi
“Kebetulan layanan taksi online ini saya kelola sendiri. Sekali waktu saya ikut terjun mengantar penumpang untuk evaluasi lapangan guna perbaikan layanan selanjutnya. Oh, ya. Lupa belum memperkenalkan diri. Saya, Hendrawan.”“Nama saya Sandra. Senang bisa berkenalan dengan Bang Hendrawan.”Mereka berjabatan tangan sambil melempar senyum. Kemudian, keduanya berbincang semakin akrab. Sementara dari kejauhan, Derick si panglima perang bangsa serigala tersenyum bahagia.“Mangsa kita telah terperangkap, Tuan,” ucap Derick melalui telepati dengan Tuan Alfonso.“Kerja bagus. Kawal terus sampe mereka jadi pasangan di ranjang. Tinggal kita petik kemenangan abadi,” balas Tuan Alfonso dari dunia lain.Pimpinan tertinggi bangsa serigala tersebut melolong panjang dan hubungan telepati pun berakhir. Derick tampak menyeringai dengan dua mata merah menyala.“Kami tinggal selangkah lagi, Tuan. Itu akan saya pastikan dengan mudah terlewati,” ucap Derick sembari mengusap taring dengan ujung jari.Semen
“Gara-gara lu, Kak!” ucap Vino dengan nada tinggi ke arah Alice.“Gua udah minta maaf. Memang gua ceroboh,” balas Alice dengan hati hancur. Kedua matanya berkaca-kaca.“Nyawa lu jadi taruhan kalo sampe ganti hari Sandra belum ketemu.”Vino berucap sambil merangkul bahu Ny. Anggara lalu segera beranjak pergi menuju mobil.Sementara beberapa kilometer dari Vino yang sedang membukakan pintu mobil bagi Ny. Anggara ada sebuah rumah tua. Dalam salah satu kamarnya, Hendrawan sedang memandangi paras cantik Sandra dengan penuh nafsu.“Cantik, kau adalah jodohku. Benar kata Tuan Alfonso bahwa aku bangkit dari kematian hanya untuk mencarimu. Kita punya dendam dengan satu nama yang sama, Anggara. Pria pembunuh,” bisik Hendrawan sembari mendesah di telinga Sandra.Hendrawan yang mulai tak bisa menahan gairah merobek paksa pakaian Sandra. Kedua matanya membulat merah membara. Gigi-gigi gemeretak sesaat. Kemudian wajahnya yang macho berubah menyerupai serigala dengan moncong panjang.Pria yang telah
“Rasa ini semakin membuatku haus,” ucap Derick mirip berbisik. Kedua matanya terbenam demi menikmati rasa lain yang baru dirasakan seumur hidup.Panglima perang bangsa serigala tersebut terhanyut oleh sensasi yang dihasilkan oleh jilatannya. Rasa hangat melekat yang menekan organ reproduksi. Hal tersebut adalah pertama kali baginya. Ya, Derick adalah bangsa siluman serigala yang sulit untuk menjalani hubungan asmara. Dia adalah tipe pemilih.Hingga di usia 400 tahun sekarang, dirinya tak pernah merasakan cinta dengan lawan jenis. Panglima perang berwajah tampan ini memang bersikap dingin. Dia hanya percaya bahwa hanya ada satu cinta sejati yang ditakdirkan untuknya.Sementara itu di tempat berbeda. Bermil-mil jaraknya dengan Derick. Gairah yang semakin memanas sedang dirasakan juga oleh Sandra.“Aach ...!” desah Sandra sembari memejamkan mata sembari memeluk leher Vino.Pria ini merasa Sandra sedang merindukan keintiman mereka. Dia membawa tubuh Sandra melesat ke hutan dunia lain. Di
Sandra cekatan mengambil cardigan dari dalam lemari. Rasa nervous membuat dirinya panas dingin. Wanita berambut lebat ini tak tahu harus berbuat apa. Dia beranjak keluar kamar lalu buru-buru menuju ruang tamu.Hati Sandra menjadi tak tenang lalu beranjak menuju ruang samping dan segera membuka pintu balkon. Gerak-gerik Sandra yang gelisah rupanya diamati oleh Ny. Anggara.Wanita separo baya tersebut buru-buru meletakkan nampan berisi gelas-gelas minuman di ruang tengah. Langkah kakinya segera menyusul putri tercinta ke ruang samping.“Sayang, paling bentar lagi Vino pulang. Sampe gelisah gitu. Sabar! Ada Mama juga,” ucap Ny. Anggara yang segera mengagetkan Sandra.Kedatangan mamanya seketika membuat Sandra kelimpungan. Padahal, dia bermaksud untuk mencari keberadaan sosok misterius. Menurut perkiraan Sandra sosok tersebut berada di sekitar apartemen.Kini, kesempatan untuk melihat sosok tersebut hilang. Sikap kecewa yang dirasakan oleh Sandra tampak jelas dari raut wajahnya yang cembe
“Kamu pasti sudah diberitahu Vino soal namaku,” ucap Derick mengawali pembicaraan.“Pernah, tapi aku lupa,” balas Sandra yang telah terhipnotis oleh pesona pria tampan di sebelahnya.“Namaku Derick. Cukup panggil namaku saat kamu rindu. Aku akan segera menemuimu, Sayang.”Sandra yang menginginkan kehangatan segera melingkarkan lengan kanan ke bahu Derick. Wanita ini mendongak sambil menikmati wajah maskulin pria yang berhasil membuat badannya panas dingin. Derick tak menyia-nyiakan waktu. Dikecupnya bibir Sandra dengan gairah yang membara. Wanita ini pun mengimbanginya dengan sepenuh hati. Keduanya sama-sama menikmati rasa. Derick cukup mahir melakukan, meski baru pertama melakukan.“Kita di dalam,” bisik Derick lalu mengecup cuping telinga Sandra.“Yuk,” balas si wanita sembari mendesah.Derick gegas membopong tubuh Sandra lalu membawa masuk dan membiarkan pintu balkon terbuka. Bulan purnama bersinar penuh menerpa ke tubuh keduanya. Mereka telah melambung bersama dalam menggayuh seb