“Untunglah, gak sampe kejedot. Lebih baik buat duduk dulu. Muka kalian sangat pucat. Biar saya belikan obat,” ucap si pengemudi sambil membimbing Sandra ke arah kafe terdekat.Kini, mereka duduk di beranda kafe. Alice tersenyum geli sambil melihat Sandra yang kelimpungan. Sementara si pria pengemudi buru-buru berlari menuju minimarket di seberang jalan.“Aku jadi terasing di dunia manusia, Kak,” keluh Sandra yang langsung mematik tawa Alice.“Beradaptasi lagi, Sayang. Kak Alice saat pertama injakkan kaki di sini, juga begitu. Badan masih sering melayang. Kamu kan manusia, tinggal membiasakan diri dengan perubahan di tubuh kamu,” balas Alice disusul tawa terkekeh-kekeh.“Serius, nih, Kak. Emang tumbuh sayap di punggung aku?” tanya Sandra sambil meraba daerah belakang dengan kedua telapak tangan. Namun, tak ada wujud yang dimaksud.Alice yang melihat perilaku wanita di depannya, semakin dibuat terpingkal-pingkal. Hingga dirinya buru-buru menghentikan tawa, saat seorang pelayan menghampi
“Kebetulan layanan taksi online ini saya kelola sendiri. Sekali waktu saya ikut terjun mengantar penumpang untuk evaluasi lapangan guna perbaikan layanan selanjutnya. Oh, ya. Lupa belum memperkenalkan diri. Saya, Hendrawan.”“Nama saya Sandra. Senang bisa berkenalan dengan Bang Hendrawan.”Mereka berjabatan tangan sambil melempar senyum. Kemudian, keduanya berbincang semakin akrab. Sementara dari kejauhan, Derick si panglima perang bangsa serigala tersenyum bahagia.“Mangsa kita telah terperangkap, Tuan,” ucap Derick melalui telepati dengan Tuan Alfonso.“Kerja bagus. Kawal terus sampe mereka jadi pasangan di ranjang. Tinggal kita petik kemenangan abadi,” balas Tuan Alfonso dari dunia lain.Pimpinan tertinggi bangsa serigala tersebut melolong panjang dan hubungan telepati pun berakhir. Derick tampak menyeringai dengan dua mata merah menyala.“Kami tinggal selangkah lagi, Tuan. Itu akan saya pastikan dengan mudah terlewati,” ucap Derick sembari mengusap taring dengan ujung jari.Semen
“Gara-gara lu, Kak!” ucap Vino dengan nada tinggi ke arah Alice.“Gua udah minta maaf. Memang gua ceroboh,” balas Alice dengan hati hancur. Kedua matanya berkaca-kaca.“Nyawa lu jadi taruhan kalo sampe ganti hari Sandra belum ketemu.”Vino berucap sambil merangkul bahu Ny. Anggara lalu segera beranjak pergi menuju mobil.Sementara beberapa kilometer dari Vino yang sedang membukakan pintu mobil bagi Ny. Anggara ada sebuah rumah tua. Dalam salah satu kamarnya, Hendrawan sedang memandangi paras cantik Sandra dengan penuh nafsu.“Cantik, kau adalah jodohku. Benar kata Tuan Alfonso bahwa aku bangkit dari kematian hanya untuk mencarimu. Kita punya dendam dengan satu nama yang sama, Anggara. Pria pembunuh,” bisik Hendrawan sembari mendesah di telinga Sandra.Hendrawan yang mulai tak bisa menahan gairah merobek paksa pakaian Sandra. Kedua matanya membulat merah membara. Gigi-gigi gemeretak sesaat. Kemudian wajahnya yang macho berubah menyerupai serigala dengan moncong panjang.Pria yang telah
“Rasa ini semakin membuatku haus,” ucap Derick mirip berbisik. Kedua matanya terbenam demi menikmati rasa lain yang baru dirasakan seumur hidup.Panglima perang bangsa serigala tersebut terhanyut oleh sensasi yang dihasilkan oleh jilatannya. Rasa hangat melekat yang menekan organ reproduksi. Hal tersebut adalah pertama kali baginya. Ya, Derick adalah bangsa siluman serigala yang sulit untuk menjalani hubungan asmara. Dia adalah tipe pemilih.Hingga di usia 400 tahun sekarang, dirinya tak pernah merasakan cinta dengan lawan jenis. Panglima perang berwajah tampan ini memang bersikap dingin. Dia hanya percaya bahwa hanya ada satu cinta sejati yang ditakdirkan untuknya.Sementara itu di tempat berbeda. Bermil-mil jaraknya dengan Derick. Gairah yang semakin memanas sedang dirasakan juga oleh Sandra.“Aach ...!” desah Sandra sembari memejamkan mata sembari memeluk leher Vino.Pria ini merasa Sandra sedang merindukan keintiman mereka. Dia membawa tubuh Sandra melesat ke hutan dunia lain. Di
Sandra cekatan mengambil cardigan dari dalam lemari. Rasa nervous membuat dirinya panas dingin. Wanita berambut lebat ini tak tahu harus berbuat apa. Dia beranjak keluar kamar lalu buru-buru menuju ruang tamu.Hati Sandra menjadi tak tenang lalu beranjak menuju ruang samping dan segera membuka pintu balkon. Gerak-gerik Sandra yang gelisah rupanya diamati oleh Ny. Anggara.Wanita separo baya tersebut buru-buru meletakkan nampan berisi gelas-gelas minuman di ruang tengah. Langkah kakinya segera menyusul putri tercinta ke ruang samping.“Sayang, paling bentar lagi Vino pulang. Sampe gelisah gitu. Sabar! Ada Mama juga,” ucap Ny. Anggara yang segera mengagetkan Sandra.Kedatangan mamanya seketika membuat Sandra kelimpungan. Padahal, dia bermaksud untuk mencari keberadaan sosok misterius. Menurut perkiraan Sandra sosok tersebut berada di sekitar apartemen.Kini, kesempatan untuk melihat sosok tersebut hilang. Sikap kecewa yang dirasakan oleh Sandra tampak jelas dari raut wajahnya yang cembe
“Kamu pasti sudah diberitahu Vino soal namaku,” ucap Derick mengawali pembicaraan.“Pernah, tapi aku lupa,” balas Sandra yang telah terhipnotis oleh pesona pria tampan di sebelahnya.“Namaku Derick. Cukup panggil namaku saat kamu rindu. Aku akan segera menemuimu, Sayang.”Sandra yang menginginkan kehangatan segera melingkarkan lengan kanan ke bahu Derick. Wanita ini mendongak sambil menikmati wajah maskulin pria yang berhasil membuat badannya panas dingin. Derick tak menyia-nyiakan waktu. Dikecupnya bibir Sandra dengan gairah yang membara. Wanita ini pun mengimbanginya dengan sepenuh hati. Keduanya sama-sama menikmati rasa. Derick cukup mahir melakukan, meski baru pertama melakukan.“Kita di dalam,” bisik Derick lalu mengecup cuping telinga Sandra.“Yuk,” balas si wanita sembari mendesah.Derick gegas membopong tubuh Sandra lalu membawa masuk dan membiarkan pintu balkon terbuka. Bulan purnama bersinar penuh menerpa ke tubuh keduanya. Mereka telah melambung bersama dalam menggayuh seb
Sandra bangkit lalu duduk dengan kedua kaki selonjor. Derick mengguyur tubuh wanita ini dengan sebuah gayung terbuat dari daun nipah. Pria ini beranjak menuju pinggir telaga lalu melompat ke sebuah pohon lerak.Derick mengambil beberapa biji lerak. Kemudian dirinya kembali turun dengan sekali lompatan. Derick menggenggam erat biji-biji lerak tersebut sembari menghampiri Sandra.“Apa yang berasap itu?” tanya Sandra sambil menunjuk genggaman tangan Derick yang mengepul.Pria ini segera membuka genggaman. Tampak, di telapak tangannya biji-biji lerak tersebut berwarna kecokelatan seperti habis dipanggang.“Ini bisa dipake mandi,” jelas Derick sambil mengupas kulit biji-biji tersebut.Isi biji berwarna putih dikumpulkan lalu salah satu diulurkan ke tangan Sandra.“Apa namanya?” tanya Sandra sambil memutar-mutar benda putih sebesar biji rambutan tersebut di telapak tangan.“Namanya lerak. Cara pakainya gini,”ucap Derick sambil tersenyum.Pria ini meremas salah satu benda putih di genggaman
Derick segera masuk ruangannya. Kemudian, dia berubah wujud jadi manusia pada umumnya. Berpenampilan sebagai pria maskulin dengan sorot mata tajam tanpa seringai khas serigala. Kemudian, Derick keluar ruangan dan langsung menuju tempat Ny. Anggara.Satu tujuannya, mencari Sandra. Dia akan berpura-pura sebagai seorang eksekutif yang terhubung dengan Sandra lewat alamat email saat wanita tersebut masih aktif berorganisasi. Derick menekan bel wireles yang terpasang di samping pintu.Beberapa saat menunggu, akhirnya ada jawaban dari Ny. Anggara. “Selamat pagi.”Derick segera membalas, “Selamat pagi. Perkenalkan, saya Deri dari Antartika Company. Apakah saya bisa menemui Nona Sandra?”“Maaf, Anda tahu dari mana alamat sini?” tanya Ny. Anggara.“Saya dapat alamat dari tetangga di alamat lama. Boleh saya berdiskusi dengan Nona Sandra tentang donasi untuk kemanusiaan?”“Saya Ny. Anggara, mamanya. Maaf, anak saya sedang tak ada di sini.”Derick yang mendengar penjelasan dari Ny. Anggara sek