Share

Teror

Aвтор: AgilRizkiani
last update Последнее обновление: 2025-04-08 07:00:02

Di sebuah café dengan interior modern minimalis tak jauh dari apartemen barunya, Mahesa duduk berhadapan dengan Danu. Aroma kopi dan suara dentingan gelas terdengar samar, namun tidak mampu meredam panasnya pembicaraan mereka.

Danu menyesap espresso-nya pelan, raut wajahnya tampak kesal dan frustrasi.

“Aku kira semuanya akan mudah, Mahesa. Aku pikir saat Ardan lumpuh, perusahaan itu akan runtuh. Tapi nyatanya? Justru Ayunda yang muncul dan mengubah semuanya.”

Mahesa mengangguk pelan, matanya menerawang kosong ke arah jalanan di luar kaca café.

“Dulu dia hanya gadis polos yang tak tahu apa-apa selain berjalan di atas runway. Tapi sekarang dia berubah jadi singa betina. Menyeramkan.”

Danu menggebrak meja pelan. “Bahkan investor yang sebelumnya sudah mau bergabung denganku, sekarang justru kembali ke Blue Corp karena mereka percaya sama Ayunda! Dia terlalu pintar memainkan kekuatan nama dan pengaruhnya.”

Mahesa menyeringai kecil, na
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава

Related chapter

  • Usai Bangun dari Koma   Aksi William

    Di ruang keluarga, suasana sedikit lengang. Ayunda duduk di sofa dengan selimut menutupi kakinya, sementara William berdiri di hadapannya, ekspresinya serius tapi penuh hormat.“Aku tahu ini bukan tugas biasa, tapi aku mempercayakan semuanya padamu, William. Aku sudah terlalu sering diserang secara langsung, tapi sekarang serangannya mental. Dan aku tidak bisa membiarkan itu terus terjadi.”William mengangguk tegas. “Saya akan cari tahu siapa pengirim pesan-pesan ini, Bu. Nomor tidak terdaftar, tapi saya punya koneksi yang bisa bantu lacak. Tolong jaga Ibu dan calon bayi, serahkan sisanya pada saya.”Ayunda tersenyum kecil. “Terima kasih, William. Jaga ini sebagai rahasia, bahkan dari Ardan. Aku tidak mau dia makin terbebani.”William mengangguk sekali lagi, lalu meninggalkan ruangan.***Sore harinya, Ayunda yang sedang rebahan di kamar tiba-tiba merasa sangat ingin makan bakso. Ia tahu ada banyak bakso enak di luar sana, tapi y

    Последнее обновление : 2025-04-08
  • Usai Bangun dari Koma   Ayunda Hancur?

    Ayunda mematung, tangannya gemetar hebat saat menatap layar ponsel. Video itu—yang kini tersebar luas di media sosial—menampilkan dirinya saat remaja, ketika mimpi buruk di panti asuhan menjadi kenyataan. Kenangan kelam itu, yang selama ini ia coba kubur dalam-dalam, kembali menyeruak begitu nyata. Tubuhnya berkeringat dingin, jantungnya berdebar kacau.Rasa takut dan trauma yang telah ia redam selama empat tahun terakhir kembali mencuat. Selama itu pula ia bergulat dengan psikiater, mencoba menyembuhkan luka yang membusuk di batin. Ia hampir kehilangan akal sehatnya—dan kini, luka itu kembali menganga, ditelanjangi di depan dunia.Ayunda terdiam, tak mengeluarkan satu kata pun. Hanya air mata yang tak terbendung, mengalir deras membasahi pipinya. Tubuhnya ambruk di lantai ruang tamu. Ia menutup wajah dengan kedua tangan, seolah ingin menghilang dari kenyataan.Ardan, yang kebetulan melintas di ruang tamu, terpaku melihat sang istri dalam kondisi demikian.

    Последнее обновление : 2025-04-08
  • Usai Bangun dari Koma   Siapa Mereka?

    Ayunda merasakan kehadiran seseorang di sebelahnya. Ia terbangun dengan jantung berdebar dan langsung terduduk, matanya membelalak melihat Ardan berada tepat di sampingnya. Seketika pikirannya melayang kembali ke masa lalu—kenangan pahit yang terus menghantuinya, membuat tubuhnya gemetar ketakutan.Ardan menatap istrinya dengan lembut, mencoba menjangkau tangannya yang bergetar."Kamu jangan takut, Ayunda. Ada aku di sini," ujarnya dengan suara yang menenangkan.Namun Ayunda menarik tubuhnya menjauh, memeluk diri sendiri sambil menunduk dalam, seolah ingin menghilang dari dunia."Aku jijik sama diri aku sendiri, Ardan Jangan sentuh aku. Kamu pasti juga jijik, kan?" Suaranya parau, tertahan oleh isak yang makin lama makin deras.Ardan menggeleng cepat. “Tidak. Aku nggak pernah, sedikit pun, merasa jijik sama kamu.”Matanya menatap Ayunda dalam-dalam. Ia tahu, luka di hati istrinya lebih dalam dari apa yang terlihat. Ia tahu soal v

    Последнее обновление : 2025-04-09
  • Usai Bangun dari Koma   Ujian Kembali

    Ayunda berlari dengan napas tersengal, air mata membasahi pipinya. Meski hatinya hancur meninggalkan Ardan, ia tahu suaminya ingin ia selamat. Permintaan Ardan untuk berlari terus terngiang di kepalanya, seperti gema yang tak henti memukul batinnya.Rasa khawatir terhadap Ardan bercampur dengan ketakutan dan trauma yang mencengkeram, namun langkah kakinya tak mau berhenti. Ia berlari menembus kerumunan, tak mempedulikan teriakan orang-orang atau tatapan panik di sekitarnya. Dunia seakan buram—yang ada hanya desakan untuk menjauh, untuk bertahan hidup.Para penjahat mulai kehilangan jejaknya, terkecoh oleh keramaian. Tapi Ayunda tak menyadari itu. Ia terus berlari, tak tahu ke mana, tak tahu untuk apa—selain menjauh dari bahaya dan berharap keajaiban datang untuk Ardan."Ardan, maafkan aku," bisiknya lirih, nyaris tercekat di tenggorokan. Langkah Ayunda mulai goyah, tubuhnya terasa ringan seperti hendak tumbang, tapi ia terus berlari. Hatinya digerus rasa b

    Последнее обновление : 2025-04-09
  • Usai Bangun dari Koma   Pertumpahan Darah

    Keyla tak bisa menahan air matanya. Mendengar Ayunda berkata seperti itu—dengan suara yang nyaris tak terdengar, seperti pecahan kaca yang menyayat hati—membuat dadanya terasa sesak.“Ayunda, kamu ikut aku, ya. Nggak usah mikirin apa-apa dulu. Istirahat dulu, pulihkan dirimu,” ucap Keyla tegas namun lembut. Tanpa menunggu jawaban, ia memapah Ayunda pelan, membagi tangan antara menggendong bayinya dan menggandeng perempuan yang dulu selalu kuat itu yang kini terlihat rapuh seperti dedaunan kering di ujung musim.Perjalanan ke kontrakan Keyla hanya butuh sepuluh menit, tapi terasa panjang karena langkah Ayunda yang lemah dan lambat. Sesampainya di sana, Keyla langsung menyuruh Ayunda duduk di kasur tipis yang terhampar di sudut ruangan kecil itu. Tempatnya sederhana, tapi bersih dan hangat.Keyla mengambil kain basah, lalu membersihkan luka di tangan dan lutut Ayunda dengan hati-hati.“Aku tahu kamu mungkin nggak mau cerita sekarang, tapi aku di sin

    Последнее обновление : 2025-04-09
  • Usai Bangun dari Koma   Pulang Ke Rumah

    Ayunda langsung memeluk suaminya begitu melihat wajahnya yang lebam-lebam dan kepala yang diperban. Hatinya remuk melihat kondisi Ardan seperti itu. Ia memeluknya erat, seolah tak ingin melepasnya lagi."Ar," bisiknya lirih, nyaris tak terdengar, hanya getaran emosi yang bisa dirasakan dari suara itu.Ardan menghela napas panjang, lalu membalas pelukan Ayunda dengan lemah. Ia merasa hancur, bukan karena luka di tubuhnya, tapi karena perasaan bersalah yang terus menggerogoti."Aku ... aku minta maaf, Ayunda. Aku gagal melindungimu. Aku nggak pantas jadi suami kamu," gumamnya pelan.Ayunda menggeleng cepat, air mata mengalir di pipinya. "Jangan bilang begitu. Kamu sudah berjuang. Kamu pulang dengan selamat, itu yang paling penting."Ardan menatap wajah istrinya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Kamu nggak apa-apa, kan?" tanyanya, suaranya parau.Ayunda mengangguk sambil terus menggenggam tangannya. "Aku baik-baik saja sekarang,

    Последнее обновление : 2025-04-10
  • Usai Bangun dari Koma   Sesi Terapi

    Keesokan paginya, Ayunda diantar oleh Oma Ola, Ardan, dan William—yang duduk di balik kemudi. Beberapa anak buah mereka mengiringi dari depan dan belakang, memastikan keamanan selama perjalanan menuju tempat terapi. Tujuan mereka satu: membantu Ayunda pulih dari trauma mendalam dan rasa takut yang masih menghantui.Sesampainya di sana, Ardan memilih untuk menemani Ayunda masuk ke dalam ruangan terapi. Ia duduk tak jauh dari wanita itu, menyaksikan bagaimana Ayunda berjuang melawan bayang-bayang mengerikan yang terus membayangi pikirannya. Melihat wanita yang ia sayangi menggigil dan sesekali menahan air mata membuat hatinya mencelos. Ia ingin menarik Ayunda ke dalam pelukannya, mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja—tapi ia tahu, proses ini harus dijalani dengan pelan-pelan.Sementara itu, William berjaga di luar. Pandangannya waspada, tapi pikirannya berkecamuk. Ia masih teringat wajah lelaki tua paruh baya yang malam itu mencoba menyeret Ayunda—lelaki yang

    Последнее обновление : 2025-04-10
  • Usai Bangun dari Koma   Danu Kembali

    Ardan bercerita bahwa lelaki tua bengkak itu sudah tewas, mencoba menenangkan hati Ayunda yang masih trauma. Ayunda mengangguk pelan, meski matanya masih menyimpan ketakutan. Sejak kejadian itu, ia menjalani terapi rutin dan bergantung pada obat penenang untuk menjaga kestabilan pikirannya.Pintu mendadak terbuka. William masuk dengan napas memburu, wajahnya tegang.“Aku tidak percaya,” katanya sambil membanting map ke meja. “Danu—dia yang melaporkan kematian Bimo ke polisi. Dan sekarang Keyla dijadikan tersangka!”“Sialan, si Danu itu,” ulang William, menatap Ardan dengan sorot kecewa. “Justru dia yang memutarbalikkan semuanya.”Keyla yang sedang menyuapi anaknya sontak menghentikan gerakannya. Ia terdiam sejenak, lalu memaksakan senyum ke arah Ayunda.“Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja,” ujarnya lembut.Ayunda bangkit, melangkah pelan lalu memeluk Keyla erat-erat. Suaranya parau menahan tangis.“Maaf … kalau saja ak

    Последнее обновление : 2025-04-10

Latest chapter

  • Usai Bangun dari Koma   Si Kembar

    Ayunda mengikuti langkah Dipta menuju ruang kecil di sisi kanan lantai itu—ruang privat yang biasanya digunakan untuk percakapan internal atau diskusi mendadak. Begitu pintu tertutup, suasana hening sejenak.Dipta berdiri di hadapan Ayunda, posturnya tegap namun ekspresinya tenang.“Sebelumnya, saya minta maaf kalau pesan saya semalam membuat Ibu Ayunda merasa tak nyaman,” ucap Dipta membuka percakapan dengan nada serius. “Saya tidak bermaksud melewati batas.”Ayunda sedikit terkejut dengan sikap langsung itu. Ia menatap Dipta tanpa menyela.“Saya tahu, sejak meninggalnya Pak Ardan, Ibu jadi pribadi yang lebih tertutup dan fokus pada anak-anak serta pekerjaan. Bahkan saya dengar Ibu sendiri sempat bilang, tidak berniat menikah lagi.”Ayunda sedikit menunduk. Ia tak menyangka Dipta sampai sejauh itu mengetahui tentang dirinya.Dipta melanjutkan, “Tapi pesan kemarin, sungguh bukan karena saya berniat mendekati Ibu secara personal.

  • Usai Bangun dari Koma   Empat Mata

    Malam itu, setelah melewati rutinitas menyenangkan bersama anak-anak, Ayunda akhirnya berhasil menidurkan Aluna dan Elvano. Elvira sudah lebih dulu tertidur di pelukan Oma Ola, sementara Ayunda membaringkan dua anak lainnya di kamar. Ia menatap wajah polos mereka yang terlelap dengan penuh cinta, lalu perlahan keluar kamar, menutup pintu dengan hati-hati.Ia berjalan menuju ruang tengah, mengambil segelas air putih, lalu duduk di sofa sambil membuka ponsel. Belum sempat membuka aplikasi yang dituju, matanya langsung menangkap satu notifikasi yang membuat jantungnya berdetak sedikit lebih cepat.Dipta Satriaputra — nama itu muncul di layar, lengkap dengan ikon pesan pribadi.Alis Ayunda langsung bertaut. Ia tertegun beberapa detik. Kenapa Dipta mengirim pesan? Bukannya biasanya dia selalu menyampaikan sesuatu lewat sekretarisnya… William?Rasanya tak biasa—bahkan aneh. Terlebih lagi, ini tengah malam.Dengan sedikit ragu, Ayunda membuka pe

  • Usai Bangun dari Koma   Peran Ganda

    Setelah satu minggu absen dari perusahaan untuk lebih fokus merawat si kembar dan mendampingi Aluna yang masih dalam masa pemulihan, hari ini Ayunda akhirnya kembali masuk kerja. Ia tak bisa menolak, karena ada pertemuan penting yang tidak bisa diwakilkan-rapat kerja sama dengan Skylar Grup, perusahaan besar yang tengah menjalin proyek bersama perusahaannya.Ruang rapat terasa lebih formal dari biasanya, terlebih karena pertemuan itu dipimpin langsung oleh Dipta-ya, lelaki yang seminggu lalu secara tidak sengaja ia tabrak di lorong rumah sakit.Ayunda duduk dengan raut tenang, meski dalam hati agak canggung. Sesekali ia melirik Dipta, yang hari itu tampil rapi dengan jas abu-abu dan gaya maskulin khas CEO sukses. Tapi Ayunda tahu-di balik tatapan tajam dan pembawaan profesional itu, tersimpan satu rahasia memalukan yang ia tahan mati-matian untuk tidak tertawa saat mengingatnya.Saat sesi presentasi selesai dan rapat memasuki jeda ringan, Ayunda memberanik

  • Usai Bangun dari Koma   Bisul?

    Enam bulan telah berlalu sejak kepergian Ardan. Sejak saat itu, Ayunda berubah menjadi wanita yang gila kerja. Ia menenggelamkan dirinya dalam rutinitas kantor, seolah ingin melupakan rasa kehilangan yang terus membayangi. Kini, si kembar bahkan sudah pandai berlari, namun Ayunda hanya bisa benar-benar meluangkan waktu untuk mereka di hari Sabtu dan Minggu. Di hari-hari lain, ia sering memilih lembur hingga larut malam.Sementara itu, Keyla dan William telah menempati rumah baru mereka. Meski begitu, William masih kerap membantu Ayunda, terutama karena mereka bekerja di kantor yang sama. Ia paham betul bagaimana sahabatnya itu mencoba berdiri sendiri setelah kehilangan besar yang dialaminya.Suatu sore, saat mereka berkumpul di rumah Keyla, perempuan itu menatap Ayunda dengan cemas."Ayunda, kamu sekarang makin kurus aja," tegur Keyla sambil menyerahkan secangkir teh hangat. Ia baru saja mendengar dari William tentang kebiasaan kerja Ayunda yang makin meng

  • Usai Bangun dari Koma   Blue Cooperation

    Dipta menatap Ayunda lekat-lekat. Ia memang sudah lama mendengar reputasi wanita itu—mantan model papan atas yang memilih meninggalkan dunia gemerlap demi mendampingi suaminya, Ardan, yang lumpuh akibat kecelakaan. Dan kini, Ayunda duduk di hadapannya sebagai CEO Blue Cooperation—posisi yang tidak mudah, apalagi dalam kondisi berduka.Ayunda duduk tenang, anggun dan berwibawa. Tatapannya lurus, penuh kendali, meski sorot kesedihan masih sesekali muncul di balik matanya. Dipta, dengan jas gelap dan sikap dinginnya yang khas, akhirnya membuka percakapan.“Saya sebenarnya benar-benar merasa terhina, ketika Anda mengembalikan karangan bunga itu,” ucap Dipta tanpa basa-basi.Ayunda tak bereaksi seketika. Ia hanya menatap pria itu dengan profesionalisme yang luar biasa. Kemudian, dengan nada datar namun sopan, ia menjawab, “Saya minta maaf, Pak Dipta. Tapi menurut saya, karangan bunga itu tidak lagi relevan. Suami saya meninggal dua minggu lalu. Tidak perlu lagi

  • Usai Bangun dari Koma   Skylar Group

    Kabar meninggalnya Ardan menjadi pemberitaan yang mengguncang publik. Begitu pula dengan keterpurukan Ayunda, yang membuat kekuasaan di perusahaan Blue Cooperation seolah kosong. Para pesaing pun bersemangat mencari celah untuk menjatuhkannya.Kabar itu pun sampai ke telinga Dipta. Namun berbeda dengan perusahaan lain yang berlomba-lomba merebut pangsa pasar atau menarik investor Blue Cooperation, Dipta justru merasa iba. Padahal, selama ini perusahaannya adalah rival terberat Blue Cooperation—selalu bersaing ketat di berbagai ajang bisnis.“Pak Dipta, bukankah ini kesempatan kita?” tanya seorang staf muda dengan nada antusias, matanya berbinar penuh ambisi.Dipta menoleh perlahan. Tatapannya tajam, namun tenang. “Kesempatan?” gumamnya. “Kita bukan predator. Kita pebisnis. Jika hanya bisa menang saat lawan sedang jatuh, maka kita bukan pesaing yang layak.”Staf itu terdiam, sedikit bingung dengan sikap pemimpinnya yang tak biasa.Dipta me

  • Usai Bangun dari Koma   Pulang Ke Rumah

    Setibanya di rumah sakit, langkah Ayunda terasa begitu berat. Sepanjang lorong rumah sakit yang dingin dan sunyi itu, ia berjalan perlahan, seolah setiap langkah mengoyak luka di hatinya. Pandangannya tertuju pada papan nama yang menunjukkan ruang rawat anak-anak. Ruangan di mana buah hatinya kini dirawat.Beberapa hari terakhir, Ayunda begitu larut dalam kesedihan karena kehilangan Ardan, sampai-sampai ia melupakan hal terpenting yang masih ia miliki—anak-anaknya.Ketika sampai di depan pintu, ia melihat dua perawat yang menjaga si kembar tengah menatapnya dengan pandangan pilu. Wajah mereka menyiratkan kelegaan sekaligus kekhawatiran. Seolah kedatangan Ayunda adalah harapan terakhir untuk menenangkan dua bocah kecil yang terus menangis memanggil ibunya.Ayunda menarik napas dalam-dalam dan mendorong pintu perlahan.Langkahnya makin lambat saat matanya menangkap sosok mungil Elvano yang duduk bersandar di ranjang dengan mata kanan yang tampak leb

  • Usai Bangun dari Koma   Terpuruk

    Sesampainya di rumah, Ayunda tak berkata sepatah kata pun. Ia langsung berjalan pelan menuju kamar, tempat yang dulu menjadi saksi kebersamaannya dengan Ardan. Setiap sudut ruangan masih terasa begitu hidup, seolah Ardan baru saja pergi sebentar dan akan kembali kapan saja. Bahkan wangi khas tubuh lelaki itu masih samar-samar menggantung di udara.Dengan langkah lemah, Ayunda mendekati lemari pakaian yang penuh dengan kemeja dan jas Ardan. Tangannya bergetar saat membuka pintu lemari, dan begitu melihat deretan pakaian itu masih rapi tergantung, dadanya seketika sesak."Ar, kenapa sih secepat ini kamu pergi?" lirihnya.Tangisnya kembali pecah. Histeris. Ia benar-benar belum siap kehilangan Ardan. Kepergian itu terlalu mendadak, terlalu menusuk hati.Dirinya tanpa Ardan, bisa apa?Selama ini, Ardan adalah segalanya. Lelaki itu yang selalu membuatnya bangkit dari keterpurukan. Yang menggenggam tangannya ketika semua orang menjauh. Yang meng

  • Usai Bangun dari Koma   Pemakaman

    Ardan dan keluarganya segera dilarikan ke rumah sakit. Di masjid, tempat pernikahan Kayla tengah berlangsung, suasana berubah mencekam saat kabar itu sampai. Kayla merasa sangat risau, pikirannya kacau, dan air matanya tak terbendung. Sementara itu, Ardan yang kehilangan banyak darah langsung dilarikan ke ruang ICU. Tim medis bergerak cepat, namun kepanikan jelas terlihat. Kondisinya terus memburuk, membuat para dokter kebingungan dalam mengambil keputusan. Detak jantungnya tak stabil, tekanan darahnya terus menurun, dan tubuhnya semakin pucat. Di ruang lain, Ayunda masih belum sadarkan diri. Dua anaknya, Aluna dan Elvano, juga dalam kondisi kritis. Luka-luka di tubuh mereka cukup parah dan membutuhkan penanganan segera. Tangisan perawat dan suara alat medis yang terus berbunyi menciptakan suasana yang penuh ketegangan. Waktu terasa berjalan lambat. Kayla yang akhirnya tiba di rumah sakit, langsung berlari ke ruang tunggu ICU. Ia menggeng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status