Usai Bangun dari Koma
Ayunda mengalami nasib tragis. Baru saja menikah, ia justru harus menerima kenyataan pahit bahwa suaminya membawa wanita lain ke rumah di malam pertama. Hatinya hancur, dan pertengkaran hebat pun tak terhindarkan. Dalam emosi yang meluap, Ayunda terjatuh dari tangga dan mengalami koma selama lima tahun.
Di tengah ketidakadilan yang menimpanya, hanya satu orang yang setia berada di sisinya—Ardan, kakak iparnya. Selama lima tahun itu, Ardan menjadi satu-satunya orang yang merawat dan menjaganya tanpa lelah. Ia memastikan Ayunda mendapatkan perawatan terbaik, bahkan rela mengorbankan banyak hal demi wanita yang tidak pernah benar-benar menjadi miliknya.
Namun, saat Ayunda akhirnya terbangun, dunia sudah banyak berubah. Rahasia yang selama ini disimpan rapat oleh Ardan perlahan terungkap, mengguncang perasaan Ayunda. Kini, ia harus menghadapi kenyataan baru—tentang pengkhianatan, kesetiaan, dan perasaan yang selama ini tersembunyi di hati Ardan.
Baca
Chapter: Satu Keluarga Ayunda benar-benar kembali menata hidupnya. Perlahan namun pasti, ia mulai membenahi perusahaan Ardan yang sempat terabaikan saat hidupnya berada di titik terendah. Kini, dengan semangat dan keyakinan baru, ia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu berdiri kembali, bahkan lebih kuat dari sebelumnya.Malam itu, rumah sudah sunyi. Jam dinding menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Ardan yang baru terbangun karena tidak mendapati istrinya di tempat tidur, mendorong kursi rodanya menuju ruang kerja."Ayunda, ini sudah malam. Kamu sedang apa?" tanyanya lembut, heran melihat sang istri masih duduk di depan laptop, dikelilingi kertas dan catatan.Ayunda menoleh dan tersenyum kecil. Wajahnya lelah tapi matanya berbinar penuh semangat. “Aku sedang menyusun strategi bisnis. Aku nggak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Dan aku juga nggak mau kalau sampai Danu mengambil alih peluang ini.”Ardan menatapnya dalam diam. Di satu sisi, ia bangga melihat Ayunda yan
Terakhir Diperbarui: 2025-04-12
Chapter: Sidang Pertama Seminggu setelah surat pengadilan itu datang, akhirnya mereka semua hadir dalam sidang pertama di pengadilan.Ayunda mendorong kursi roda sang suami dengan langkah mantap. Wajahnya terlihat jauh lebih segar dari sebelumnya, dan perutnya yang mulai membuncit menjadi pertanda kehidupan baru yang tengah mereka nantikan. Ardan, yang duduk di kursi roda, tak bisa menyembunyikan senyumnya. Ia bahagia melihat istrinya kembali cerah dan penuh semangat.“Kita hadapi semuanya sama-sama,” ujar Ayunda lembut, menggenggam tangan Ardan sejenak.Di belakang mereka, Oma Ola mendorong stroller bayi Keyla yang tampak tertidur pulas. Di sisi lain, William berjalan berdampingan dengan dua pengacara ternama, yang biasanya menangani kasus-kasus besar di dunia hiburan. Wajahnya tampak tenang, namun sorot matanya menunjukkan kesungguhan.Saat mereka memasuki ruang sidang, suasana menjadi sedikit tegang. Ayunda duduk di kursi saksi, sementara di seberangnya, Danu duduk bersama pengacaranya dan beberapa orang
Terakhir Diperbarui: 2025-04-11
Chapter: Ayunda Kembali Ardan mencoba untuk mengalihkan rasa takut Ayunda ke hal-hal yang positif. Ia selalu memberikan dukungan dan meyakinkan Ayunda."Bimo sudah mati Ayunda. Kamu jangan takut, aku ingin Ayunda yang dulu Ayunda yang seperti dulu pemberani dan cerdas bukan Ayunda yang seperti ini bagaimana dengan anak kita nanti?" Ardan mengelus perut Ayunda yang memang sudah memasuki bulan ketujuh ini.Ayunda terdiam merasapi setiap perkataan yang dikatakan oleh suaminya itu. Begitu juga dengan Oma Ola yang memberikan semangat agar Ayunda berani melawan semuanya jika Ayunda takut seperti ini maka para penjahat itu akan semakin senang.Ayunda merasa jika dirinya harus bangkit dan ia tidak bisa terus-terusan seperti ini."Benar, aku harus bangkit. Aku tidak boleh seperti ini aku tidak boleh lemah!"Ardan tersenyum melihat tekad yang mulai tumbuh di mata istrinya. Ia menggenggam tangan Ayunda erat, seolah ingin mentransfer seluruh kekuatan dan keberaniannya.
Terakhir Diperbarui: 2025-04-11
Chapter: Danu Kembali Ardan bercerita bahwa lelaki tua bengkak itu sudah tewas, mencoba menenangkan hati Ayunda yang masih trauma. Ayunda mengangguk pelan, meski matanya masih menyimpan ketakutan. Sejak kejadian itu, ia menjalani terapi rutin dan bergantung pada obat penenang untuk menjaga kestabilan pikirannya.Pintu mendadak terbuka. William masuk dengan napas memburu, wajahnya tegang.“Aku tidak percaya,” katanya sambil membanting map ke meja. “Danu—dia yang melaporkan kematian Bimo ke polisi. Dan sekarang Keyla dijadikan tersangka!”“Sialan, si Danu itu,” ulang William, menatap Ardan dengan sorot kecewa. “Justru dia yang memutarbalikkan semuanya.”Keyla yang sedang menyuapi anaknya sontak menghentikan gerakannya. Ia terdiam sejenak, lalu memaksakan senyum ke arah Ayunda.“Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja,” ujarnya lembut.Ayunda bangkit, melangkah pelan lalu memeluk Keyla erat-erat. Suaranya parau menahan tangis.“Maaf … kalau saja ak
Terakhir Diperbarui: 2025-04-10
Chapter: Sesi Terapi Keesokan paginya, Ayunda diantar oleh Oma Ola, Ardan, dan William—yang duduk di balik kemudi. Beberapa anak buah mereka mengiringi dari depan dan belakang, memastikan keamanan selama perjalanan menuju tempat terapi. Tujuan mereka satu: membantu Ayunda pulih dari trauma mendalam dan rasa takut yang masih menghantui.Sesampainya di sana, Ardan memilih untuk menemani Ayunda masuk ke dalam ruangan terapi. Ia duduk tak jauh dari wanita itu, menyaksikan bagaimana Ayunda berjuang melawan bayang-bayang mengerikan yang terus membayangi pikirannya. Melihat wanita yang ia sayangi menggigil dan sesekali menahan air mata membuat hatinya mencelos. Ia ingin menarik Ayunda ke dalam pelukannya, mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja—tapi ia tahu, proses ini harus dijalani dengan pelan-pelan.Sementara itu, William berjaga di luar. Pandangannya waspada, tapi pikirannya berkecamuk. Ia masih teringat wajah lelaki tua paruh baya yang malam itu mencoba menyeret Ayunda—lelaki yang
Terakhir Diperbarui: 2025-04-10
Chapter: Pulang Ke Rumah Ayunda langsung memeluk suaminya begitu melihat wajahnya yang lebam-lebam dan kepala yang diperban. Hatinya remuk melihat kondisi Ardan seperti itu. Ia memeluknya erat, seolah tak ingin melepasnya lagi."Ar," bisiknya lirih, nyaris tak terdengar, hanya getaran emosi yang bisa dirasakan dari suara itu.Ardan menghela napas panjang, lalu membalas pelukan Ayunda dengan lemah. Ia merasa hancur, bukan karena luka di tubuhnya, tapi karena perasaan bersalah yang terus menggerogoti."Aku ... aku minta maaf, Ayunda. Aku gagal melindungimu. Aku nggak pantas jadi suami kamu," gumamnya pelan.Ayunda menggeleng cepat, air mata mengalir di pipinya. "Jangan bilang begitu. Kamu sudah berjuang. Kamu pulang dengan selamat, itu yang paling penting."Ardan menatap wajah istrinya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Kamu nggak apa-apa, kan?" tanyanya, suaranya parau.Ayunda mengangguk sambil terus menggenggam tangannya. "Aku baik-baik saja sekarang,
Terakhir Diperbarui: 2025-04-10
Chapter: Penuh Bahagia "Selamat, ya," ujar Arini. Wanita itu merentangkan tangan kepada sang kakak dan juga Santira.Abraham benar-benar merasa heran dengan reaksi yang diberikan oleh adiknya itu. Walaupun demikian, dirinya tetap saja membalas ucapan selamat dari adiknya tersebut.Arini juga langsung saja memberikan pelukan kepada Santira.Bu Widuri yang sejak tadi terheran-heran dengan kehadiran wanita yang dahulu hampir saja bertunangan dengan anaknya itupun, tidak tahan lagi dan akhirnya bertanya sebenarnya ada apa semua ini.Abraham langsung saja menjelaskan semuanya, perihal peristiwa dahulu tentang penculikan Elsyam dan tentang penangkapan Yordan yang semua itu dibantu oleh Santira. Dirinya memang ingin membersihkan cap buruk tentang calon istrinya itu di mata orang-orang. Mereka hanya mampu melihat Santira yang dulu saja, padahal Santira yang sekarang sudah sangat jauh berbeda."Mungkin semua orang memiliki masa lalu buruk, tetapi semua orang juga bisa berubah. Kita hanya manusia biasa, bukan Tuhan y
Terakhir Diperbarui: 2024-03-24
Chapter: Menikah Arini yang baru saja meninggalkan kursi, ia langsung berpapasan dengan kakaknya Abraham yang tengah menggendong sang putri."Kenapa maksain harus menggendong, sedangkan tangan Kakak saja masih sakit seperti ini." Arini langsung saja merebut Elea dari gendongan kakaknya, ia takut jika sakit di tangan kakaknya semakin parah dan juga dirinya takut juga sang anak terjatuh.Abraham, hanya menyengir saja walaupun tangannya memang masih sakit. Namun, dirinya sudah sangat merindukan sang keponakan. Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan rasa rindunya maka dirinya tadi langsung saja menggendong Elea walaupun tangannya memang masih sangat sakit. "Aku hanya merindukannya, aku ya jamin dia tidak akan jatuh kok Arini."Elsyam dan juga Ridho, tiba-tiba muncul dari belakang. Mereka berdua tengah asyik mengobrol satu sama lain. Keduanya juga langsung berhenti tepat di sisi Arini dan juga Abraham."Ada apa Sayang, kenapa marah-marah seperti itu?" tanya Elsyam.Arini langsung saja menatap ke ara
Terakhir Diperbarui: 2024-03-23
Chapter: Arini MelunakElea, gadis berpipi gembil itu tampil dengan cukup menawan. Balutan gaun putih, lalu rambut yang diikat dua benar-benar membuatnya nampak begitu seperti boneka hidup. Orang-orang yang melihat putri dari Arini itu pun mereka terlihat sangat gemas. Apalagi Elea anak itu selalu tersenyum ramah kepada siapapun orang yang menyapanya."Anaknya Pak Elsyam benar-benar sangat cantik."Arini dan juga suaminya memang tengah menghadiri sebuah acara besar tahunan. Di mana, di sana banyak sekali rekan-rekan bisnis dari Elsyam. "Sini biar aku yang gendong." Elsyam merentangkan tangannya, ia langsung saja mengambil putrinya ke dalam gendongan. Tak mungkin dirinya melepaskan Elea, di tengah-tengah keramaian seperti ini.Elea memang sering diajak untuk menghadiri acara-acara penting perusahaan dari ayahnya. Karena si kembar sudah sering menolak, mereka memiliki kegiatan lain dan lebih senang bersama dengan kakek neneknya karena selalu mau menuruti keinginan mereka berdua. Sedangkan, Elea lebih memilih
Terakhir Diperbarui: 2024-03-23
Chapter: Kecelakaan "Bagaimana keadaannya?"Arini bertanya kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan kakaknya itu. Tadi memang suaminya ditelepon oleh pihak rumah sakit jika Abraham mengalami sebuah insiden kecelakaan. Mereka berdua langsung saja menuju ke rumah sakit, karena memang hanya mereka berdualah pihak keluarga dari Abraham.Dokter mencoba menenangkan Arini yang terlihat begitu panik, memang saat suaminya menjelaskan jika pihak rumah sakit menelpon dirinya karena Abraham kecelakaan. Wanita itu langsung saja menjadi begitu sangat khawatir kepada kakaknya tersebut."Pasien sudah boleh dijenguk, mungkin untuk beberapa hari ini dia hanya perlu waktu untuk istirahat saja."Arini menggangguk begitu juga dengan Elsyam mereka langsung saja memilih untuk masuk ke ruangan di mana Abraham dirawat.Wajah panik dari Arini berubah seketika menjadi masam lagi, saat melihat seorang wanita yang tengah berdiri di samping kakaknya itu.Abraham pun langsung saja menoleh ia melihat Arini dan juga suam
Terakhir Diperbarui: 2024-03-22
Chapter: Arini MerajukSetelah Arini berhasil menidurkan sang putri, yang memilih untuk bermain dengan ponselnya. Di seberang dirinya ada Elsyam yang tengah berkutat dengan laptopnya.Lelaki itu memang sudah paham bagaimana cara menangani amarah sang istri, ia memilih untuk diam karena jika dirinya terus berkata pasti hari ini akan semakin marah dan kesal saja. Dirinya yakin jika esok pagi pasti amarah dari istrinya sudah reda maka dari itu ia memilih untuk diam.Arini pun memilih untuk melihat-lihat aplikasi orange tempat di mana dirinya berbelanja bahkan 1 bulan ia bisa menghabiskan puluhan juta karena menurutnya. Lebih baik berbelanja online karena ia tidak perlu harus repot-repot datang ke toko dan memilih, mungkin bedanya jika berbelanja online kita harus sabar menunggu.Ia tidak mempedulikan tentang pesan-pesan yang dikirimkan oleh kakaknya itu. Dirinya masih sangat marah dan ia juga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini. Maka dari itu hal ini memilih untuk diam daripada ia berkata dan just
Terakhir Diperbarui: 2024-03-20
Chapter: Terbongkar Elsyam memegangi Arini, ia takut jika sampai istrinya itu justru berbuat yang tidak-tidak kepada kakaknya. Tatapan dari Arini benar-benar terlihat begitu murka kepada kakaknya itu, sejak tadi Ia terus saja menuntut sang kakak untuk menceritakan semuanya."Aku tidak menyangka jika selama ini Kakak bisa membohongi adiknya sendiri sampai sebegitu lamanya," ungkap Arini.Abraham yang sejak tadi terus saja diberondong pertanyaan oleh Arini pun, ia benar-benar perangainya sebagai orang yang tegas langsung sirna seketika di hadapan Arini. Memang sejak dirinya mengetahui jika Arini adalah adiknya, ia benar-benar menganggap Arini seperti ibunya sendiri, apalagi saat adiknya marah wanita itu pasti akan sangat sulit untuk dibujuk.Lelaki itu sejak tadi berusaha memberikan isyarat kepada Elsyam, ia berharap jika adik iparnya itu dapat membantu.Arini masih menatap tajam ke arah mereka berdua. Ia tidak menyangka jika ternyata mereka bisa menyimpan rahasia yang begitu besar, pantas saja selama ini
Terakhir Diperbarui: 2024-03-19