Caraline sontak mendongak untuk melihat siapa yang berbicara barusan. Wanita itu dengan cepat bangkit saat melihat Catherine dengan angkuhnya berada di dekatnya. Ketika menoleh ke arah pintu, ia bisa melihat Helen baru saja tiba di ruangan.
“Nona Caraline,” ucap Helen sembari mendekat dengan wajah tampak bersalah.
“Apa yang kau inginkan, Catherine?” tanya Caraline ketus, “jangan membuat pagiku menjadi hancur seperti hidupmu.”
Catherine mengembus napas panjang, menyelipkan anak rambut ke belakang telinga. Dibanding menjawab pertanyaan Caraline, ia justru lebih tertarik memandangi ruangan sepupunya. Sudah lama ia tidak berkunjung ke tempat ini. “Harus kuakui kau memiliki selera yang cukup bagus. Tapi sayangnya itu berbanding terbalik dengan hidupmu.”
“Aku tidak ingin mendengar ocehanmu. Sebaiknya kau cepat pergi dari ruang kerjaku,” tegas Caraline sembari menunjuk pintu keluar.
“Sepert
Catherine segera mengambil ponselnya. “Kau tidak berhak mengaturku lagi, Wilson!” “Apa yang sebenarnya kau pikirkan dengan menjadikan pria cacat itu sebagai layar ponselmu?” Wilson menggeleng penuh ketidakpercayaan. “Apa tidak ada laki-laki lain yang bisa kau pilih?”Beberapa pengawai kantor yang ada di sekitar lobi tiba-tiba menoleh. Untungnya, jendela mobil sudah ditutup. Catherine segera memberi kode pada sopir untuk segera meninggalkan gedung.“Itu bukan urusanmu, Wilson,” ketus Catherine.“Tentu saja itu urusanku, Catherine.” Wilson membalas sembari meraih bahu Catherine kuat-kuat. “Aku sudah memberikan peringatan keras padamu agar menjauh dari pria cacat itu, dan kau juga berkata padaku jika kau tidak memiliki rasa apa pun padanya. Tapi lihat sekarang, kau bahkan menjadikan foto pria cacat itu sebagai gambar ponselmu. Kau benar-benar sudah tidak waras! Apa kau ingin mati!
Stevan memanggil seorang pengawal ke dalam ruangan untuk membawakannya sebuah dokumen. Setelah map itu berada di tangannya, ia segera memberikan file itu pada Caraline.Caraline langsung membuka map tersebut dengan tergesa-gesa. Dokumen tersebut berisi lembaran foto dua bangunan kumuh, gambar mobil hitam yang diambil dari berbagai sudut, juga sketsa wajah seorang pria berjas hitam dan seorang pria yang berada di dalam sebuah mobil dengan kondisi wajahnya yang tertutup kain dan hanya memperlihatkan bola matanya saja.“Aku mengirim anak buahku ke lokasi markas para preman sesuai informasi dari para penjahat yang masih kita tahan. Aku juga mendapat sketsa dengan sketsa wajah pelaku perekrutan mereka berdasarkan keterangan,” jelas Stevan, “sayangnya, sampai saat ini kami belum menemukan orang-orang yang dimaksud.”Caraline segera memeriksa video yang dikirimkan Helen. “Mobil itu sama dengan mobil yang digunakan oleh pelaku penusukan itu
Thomas kembali diam untuk beberapa saat. Ia mengubah gaya duduk dengan maju beberapa senti dan menegakkan punggung agar lebih tegap. “Dari mana harus aku mulai?” tanyanya.Giliran Caraline yang mendadak diam. Wanita itu memang penasaran mengenai identitas orang tua Deric. Jadi ini kesempatan bagus untuk mengetahuinya. Ia hanya tahu bila keduanya sudah tiada. “Kau bebas mengatakannya dari mana pun.”“Baiklah.” Thomas menjeda beberapa saat. “Nama ayah Tuan Jacob adalah Joseph dan ibu Tuan Deric adalah Juliana. Mereka adalah orang tua yang amat penyayang dan pribadi yang luar biasa. Hanya saja, keduanya sudah tiada saat ini.”“Josep, Juliana, Jacob,” gumam Caraline dengan senyum tipis.“Keduanya dikebumikan di salah satu pemakaman di Kota Summertwon,” lanjut Thomas, “Tuan Jacob begitu sangat terluka saat kehilangan mereka. Namun, setelahnya Tuan Jacob berjanji pada keduanya untuk m
Waktu terasa begitu cepat berlalu. Malam ini adalah launching produk terbaru dari Mimiline Group dan Otopixel. Kabar mengenai acara tersebut berhasil menjadi buah bibir warganet di media sosial juga hampir semua masyarakat di negeri ini beberapa hari ini, terlebih ketika kabar burung mengenai kedatangan Henry Hulbert di acara tersebut tersebar.Beberapa pengamat serta selebriti diwawancarai terkait kabar tersebut. Hal itu kian menjadikan launching program baru tersebut menjadi topik panas yang dibahas setiap waktu. Saking ramainya program tersebut, beberapa pihak stasiun televisi bahkan berebut untuk memenangkan hak siar untuk menayangkan program tersebut.Para awak media juga tidak tinggal diam. Selain karena Henry Hulbert, hubungan Caraline dan Diego menjadi salah satu hal yang patut dikorek sedemikian rupa untuk mendatangkan pundi-pundi uang.Pelaksanaan lauching sendiri akan dilaksanakan di sebuah hotel mewah dengan dihadiri oleh b
“Apa aku terlambat?” tanya Deric yang datang bersama Thomas.Caraline segera berbalik, bersiap memasang wajah ketus. Akan tetapi, aksinya gagal saat melihat penampilan Deric.Deric memakai setelan jas biru tua yang senada dengan gaun yang dipakai Caraline. Rambutnya ditata dengan rapi sehingga tampak berkilau ketika tersiram cahaya. Jangan lupakan aroma parfumnya yang tercium. Penampilannya benar-benar menambah ketampannya berkali-kali lipat. Pria itu tampak sempurna malam ini.Caraline benar-benar dibuat takjub saat melihat Deric. Wanita itu bahkan tak berkedip selama beberapa waktu. Di saat yang sama, jantungnya berdegup sangat kencang. Dibanding membuat Deric terkejut dengan penampilannya, justru pria itulah yang membuatnya sangat syok. “Aku kau menyukai penampilanku?” tanya Deric sembari mengamati penampilannya. “Aku cukup kesulitan untuk menemukan pakaian yang cocok untuk dikenakan malam ini. Dan juga aku tidak te
Jalan raya Heaventown tampak lebih padat dibanding biasanya. Kemacetan terjadi di beberapa lajur jalan. Suara klakson dan umpatan terdengar saling bersahutan dari para pengendara. Salah satunya datang dari mobil yang dinaiki Jeremy, Jonathan dan James.“Ini semua gara-garamu, James!” bentak Jeremy sembari menoleh ke belakang dengan tatapan tajam. “Kau benar-benar sudah mencapai batasmu malam ini.”James hanya menunduk takut, tak berani mendongak.“Kau membuat kita hampir terlambat datang ke acara malam ini,” timpal Jonathan yang sudah mengepal kuat tangannya. “Kalau sampai kita tidak dizinkan masuk ke tempat acara, aku akan benar-benar menghajarmu.”James mengembus napas panjang, menyandarkan punggung ke sandaran kursi. Tatapannya menoleh ke kanan dan kiri. Tampak kendaraan lain ikut terjebak bersama mobil yang tengah ditumpanginya.“Sial!” Jeremy memukul kemudi hingga klakson mobil terden
“Pastikan ledakan terjadi setelah acara selesai,” kata seseorang yang pertama kali bicara.James langsung menegang di tempat. Wajahnya seketika pucat. Matanya membulat untuk beberapa saat. Dengan degup jantung yang mulai menggila, ia berusaha mengintip ke arah luar.“Kau yakin toilet ini aman?” tanya orang itu lagi.“Toilet ini berada jauh dari toilet utama,” jelas sosok yang lain, “jadi tidak mungkin ada salah satu dari tamu undangan yang masuk ke toilet ini. Aku bisa memastikan keamanannya.”James dengan cepat menariknya tubuhnya ke posisi semula. Dengan tangan gemetar, pria itu mengarahkan ponsel ke bawah bilik yang sedikit terbuka, lalu mulai merekam video. Ia tidak tahu mengapa harus melakukan ini, tetapi ia merasa jika kedua pria itu merencanakan sesuatu yang jahat. “Sebaiknya kita bersiap-siap di lokasi,” ujar sosok yang pertama kali bicara, “aku akan memastikan bom itu
Kedatangan Henry Hulbert dalam sekejap menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di dalam maupun luar ruangan. Cahaya percikan lampu kamera langsung menghujaninya tanpa henti. Wakil Presidin Universe Corporation itu maju menuju karpet merah bersama sepuluh pengawal pribadi.Di dalam ruangan, para tamu undangan benar-benar terkejut ketika melihat kedatangan Henry Hulbert. Mereka langsung saling berbincang satu sama lain. Euforia juga terjadi pada Caraline dan Diego. Meski keduanya sudah mengetahui jika pria itu akan hadir, tetapi melihat penampilannya secara langsung membuat kekaguman mereka akan sosok Henry Hulbert tak dapat terhalang.“Pria itu benar-benar luas biasa,” kata Diego sembari bertepuk tangan. Tatapannya tertuju pada layar televisi besar yang berada di depan. “Aku benar-benar beruntung saat dia mengatakan jika aku adalah temannya. Ucapannya tersebut akan langsung berimbas pada perusahaan kita.”Caraline sendiri mendadak gug
Jeremy, Jonathan dan James tampak tegang saat mengikuti seorang pengawal menuju pinggiran taman. Deburan ombak menjadi musik pengiring degup jantung mereka yang menggila. Ketiganya mendadak terdiam ketika melihat Deric tengah memunggungi mereka di dekat pagar. Tak lama setelahnya, pengawal tadi memilih pamit. Untuk beberapa detik lamanya hanya ada keheningan yang meruang di antara keempat pria itu. Jeremy, Jonathan dan James saling melempar tatapan satu sama lain, bingung dengan tindakan apa yang akan mereka ambil saat ini. Haruskah mereka pamit? Deric perlahan berbalik, tersenyum menyambut ketiga saudara tirinya. Ia berjalan mendekat, tetapi Jeremy, Jonathan dan James sama sekali tidak bergerak dari tempat mereka atau bahkan menoleh ke arahnya. “Aku sudah menunggu kedatangan kalian,” kata Deric. Jeremy, Jonathan dan James sama sekali belum menggubris pertanyaan Deric. Wajah mereka juga belum sepenuhnya terangkat. “Bukankah kau sangat merinduk
Enam bulan kemudian Kabar pernikahan Presiden Universe Corporation membuat satu negara menjadi heboh. Banyak para wanita yang memimpikannya menjadi pasangan tiba-tiba merasakan patah hati dan kesedihan mendalam. Tak sedikit yang menjadikan hari itu sebagai hari patah hati nasional.Desas-desus beredar bak jamur di musim hujan mengenai siapa wanita beruntung yang akan menjadi pasangan seorang Jacob Balderic. Setelah enam bulan lalu sosok Presiden Universe Corporation itu muncul di publik dan memperkenalkan dirinya, pria itu sama sekali tidak pernah muncul kembali di hadapan media. Namun, beritanya terus memenuhi lini berita dan tayangan televisi.Kemudian setelah seminggu kabar penikahan itu terdengar, media berhasil membongkar siapa wanita beruntung tersebut yang tak lain adalah Caraline. Banyak pihak yang setuju dengan hal itu, berpendapat jika kedua sangat cocok. Akan tetapi, tak sedikit yang justru mencibir dan merundung Caraline di
Hampir semua mata tertuju pada seorang pria tampan bermanik biru yang baru saja mengakui dirinya sebagai pemilik perusahaan nomor satu di negara ini. Suasana acara seketika sunyi senyap, begitupun dengan orang-orang yang melihat berita dari saluran televisi dan internet. Tak lama setelahnya, decak kagum penuh pujian bersahutan dengan tepuk tangan yang bergemuruh.“Astaga, Nona.” Helen yang terkejut tanpa sadar mengguncang tubuh Caraline. “Bukankah itu Tuan Deric? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Dia bisa berjalan dengan kedua kakinya dan saat ini dia berada di depan Nona.”Helen menoleh pada Caraline yang tengah menunduk dengan wajah diliputi senyuman. Saat menyadari sesuatu, Helen dengan cepat mengendalikan diri. Kini, ia tahu alasan di balik perubahan Caraline selama dua minggu ini.“Nona Caraline,” panggil Helen dengan senyum merekah. Meski ada retakan di hatinya, ia ikut berbahagia ketika melihat Caraline saat ini.
Seminggu berlalu setelah pertemuan Caraline dengan Deric di rooftop gedung. Namun, senyum bahagianya tak kunjung juga reda. Helen, Stevan serta seluruh maid dibuat tak mengerti akan sikap wanita itu. Jika beberapa bulan yang lalu Caraline dirundung kesedihan, maka selama seminggu terakhir, ia justru diliputi kebahagiaan.Caraline mengunjungi sebuah acara yang diselenggerakan oleh salah satu anak perusahaan Universe Coporation di sebuah taman luas. Banyak pejabat dan pengusaha terkenal ikut hadir dalam acara, termasuk Henry Hulbert.Caraline benar-benar tak bisa duduk dengan tenang ketika melihat Henry Hulbert tampil di atas panggung. Pandangannya seringkali tertuju ke sekeliling. Besar kemungkinan jika Deric juga berada di acara ini, pikirnya.Caraline sama sekali tidak menerima pesan apa pun dari Deric selama seminggu ini. Ia juga sengaja tidak menghubungi pria itu. Jika dahulu rindu sangat menyiksa, maka kerinduaan ini justru kian membesarkan rasa cin
Caraline dan Deric saling memandang satu sama lain selama beberapa waktu, ternggelam dalam perasaan masing-masing. Cahaya lampu di sekeliling rooftop tampak berganti warna seiring waktu berjalan.“Aku hanya takut jika kau tidak sadarkan diri lagi seperti waktu itu,” ujar Deric tiba-tiba.“Apa maksudmu?” tanya Caraline dengan pipi merona merah.“Kau tahu, kau tiba-tiba pingsan saat kita akan melakukan ... ‘itu’ di kamarmu.” Deric tertawa, mengelus lembut rambut Caraline.“Pingsan?” Caraline menaikkan satu alis. “Bukankah kita memang pernah melakukannya?”“Sama sekali tidak,” ungkap Deric, “kau sepertinya sangat gugup sampai kau tak sadarkan diri, terlebih selama tertidur kau tidak berhenti tersenyum.”Caraline tiba-tiba saja membelakangi Deric, menutup mata dengan wajah yang sudah sangat merah. Ia benar-benar malu ketika mendengarnya. Jadi
Sekujur tubuh Caraline kian bergetar ketika melihat sosok Deric tengah berdiri di depannya. Ponselnya sampai terjatuh saking tak bisa menahan keterkejutan. Untuk beberapa saat, ia hanya bisa menahan napas dengan tatapan tak berkedip.Caraline serasa ditimpa keterkejutan di atas keterkejutan. Ia memang sangat menginginkan Deric kembali berjalan, tetapi saat melihat hal itu secara langsung, Caraline justru hanya bisa tercenung tanpa bisa melakukan apa pun. Bibirnya setengah terbuka, tetapi dengan cepat kembali tertutup.Bukankah Deric tampak sempurna dengan penampilannya saat ini?Caraline mencubit lengan kirinya kuat-kuat. Ia merasakan sakit yang luar biasa di sana. Hal itu menandakan bahwa dirinya tengah berada di alam nyata. Meski demikian, Caraline masih merasa tersesat di alam mimpi. Deric yang selama ini ia anggap pria yang sudah kehilangan mimpi-mimpinya justru adalah sosok misterius yang selama ini orang-orang ingin ketahui. Deric tak lain adalah sosok pri
“Deric.”Untuk beberapa detik lamanya Caraline hanya bisa terdiam dengan mata membulat lebar. Mulutnya setengah terbuka dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Semua bayangan kebersamaannya dengan Deric seketika menyergap, membuat tubuhnya hampir saja ambruk di lantai. Tetesan air mata tanpa bisa dibendung kian membanjiri pipi.Caraline tahu bahwa dirinya sangat merindukan Deric lebih dari apa pun. Akan tetapi, ketika pria itu sudah berada di depannya saat ini, ia hanya bisa diam tanpa ada keinginan untuk mendekat atau bahkan memeluknya erat.Waktu terasa berhenti bagi Caraline. Semua pemandangan di sekelilingnya mendadak berubah menjadi hitam dan putih, kecuali Deric seorang. Di saat yang bersamaan, dunia menjadi menjadi sunyi senyap.Apa mungkin kerinduannya yang sangat besar pada Deric justru membawa pria itu kembali ke hadapannya?Apa mungkin ini semua khayalan?Apa mungkin saat ini ia berada di alam mimpi?Caraline mas
Dua bulan kemudian Acara pencarian bakat yang diselenggarakan salah satu anak perusahan Universe Corporation mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari masyarakat. Acara tersebut menduduki peringkat tertinggi selama beberapa minggu acara tersebut berlangsung. Puncaknya pada laga final yang ditayangkan kemarin malam. Para peserta menampilkan hiburan sekaligus penampilan yang sangat luar biasa. Acara tersebut bahkan sampai ditayangkan di beberapa negara tetangga. Antusiasme masyarakat dan warganet pada program tersebut sangat tinggi hingga pihak penyelenggaran berniat untuk kembali menyelenggarakan acara serupa dengan konsep segar dan baru. Sebagai bentuk apresiasi pencapaian dan keberhasilan, diadakan penjamuan makan mewah untuk seluruh mitra yang bergabung dalam program tersebut. Beberapa petinggi Universe Corporation ikut hadir di mana salah satunya adalah Henry Hulbert. Caraline nyatanya masih berada di dalam kama
Satu bulan berlalu dengan cepat. Caraline kembali menata hidupnya yang baru. Diego dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara untuk semua kejahatan yang sudah diperbuatnya. Meski tak sebanding, tetapi hal itu cukup membuat dirinya merasa lega. Di sisi lain, Wilson juga ikut terseret ke dalam jeruji besi. Meski keluarga Wattson berusaha untuk membebaskannya, tetapi pria itu tetap mendapat hukuman tiga tahun penjara.Kehidupan Caraline lmabat laun kembali ke sedia kala seperti sebelum mengenal Deric. Wanita itu disibukkan dengan pekerjaan kantor. Akan tetapi, kerinduan dan rasa cintanya pada pria itu justru kian tak dapat dibendung.Caraline memiliki kebiasan baru saat ini. Ketika dirinya sangat merindukan Deric, ia akan pergi ke bekas kediaman pria itu, lalu bermalam di sana. Caraline akan tersenyum saat melihat deretan foto yang terpampang di dinding dan tak lama setelahnya menangis.Pencarian Deric, Lucy dan Thomas masih terus berlangsung hingga saat ini. Namun, be