Share

Secret admirer

Penulis: Anne Wang
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-15 14:12:33

Jim dan Silvya makan pagi bersama di lounge hotel tempat mereka menginap. Silvya yang masih penasaran dengan pesan di ponsel Jim memilih untuk tidak bertanya. Ia tidak ingin memancing pertengkaran yang membuat suasana makan pagi jadi tidak enak. Apalagi semalam Jim sudah melakukan sesuatu padanya.

'Baiklah, aku akan memberinya sebuah kesempatan lagi. Toh kami sudah menikah, bukan?' Begitulah batin Silvya kira-kira.

Ia berusaha menekan rasa cemburunya, jejak masa lalu Jim yang seperti itu, bukankah ia sendiri sudah mengetahuinya? Dan sekarang? Jim keliatannya belum bisa berubah. Pertanyaan kecemburuan yang dilontarkan hanya akan membuat Jim meminta maaf dan membuat janji manis yang baru. Dan itu sangat melelahkan bagi Silvya.

"Kamu sedang memikirkan apa?" Jim tiba-tiba membuyarkan lamunan Silvya. 

Silvya tidak menyadari bahwa wajahnya terlihat cemberut dan sedikit frustrasi. Sehingga siapapun yang melihatnya akan dengan mudah menebak isi hatinya.

"Tidak, aku sedang tidak memikirkan apapun," jawab Silvya sambil berusaha untuk tersenyum.

"Benarkah? Tapi aku melihat wajahmu terlihat sedih. Katakan ada apa? Ini hari pertama kita menikah, aku tidak ingin membuatmu bersedih." Jim merangkum wajah Silvya dengan penuh perhatian.

"Apakah kamu bahagia menikah denganku, Jim?" tanya Silvya akhirnya. Ia menatap mata Jim yang berwarna kelabu itu dengan dalam. 

Mendengar pertanyaan Silvya, Jim melepaskan tangannya yang merangkum wajah Silvya.

"Pertanyaan macam apa itu, Sayang? Tentu saja aku berbahagia memiliki istri cantik sepertimu. Kamu tidak perlu meragukan hal itu." Jim memalingkan wajahnya dan kembali fokus dengan makanannya.

Mendengar jawaban Jim, hati Silvya sama sekali tidak merasa lega atau lebih baik. Ia bahkan merasa Jim sedang menyembunyikan sesuatu. Ingin rasanya ia bertanya, jika memang memilikinya sudah cukup, lalu kenapa ia masih juga menjalin cinta di belakangnya? Apa yang harus ia lakukan agar Jim berhenti bermain wanita?

"Syukurlah kalau begitu."

Silvya menunduk dan melanjutkan makanannya. Ia berusaha menekan perasaan kecewanya sekalipun ia tau bahwa perasaan ini semakin hari mungkin akan semakin bertambah ke depannya. Bukankah tidak ada yang sanggup merubah kepribadian seseorang kecuali orang itu sendiri? Dan sekarang? Silvya sudah menjadi istri sah seorang Jim Cartersville, apalagi yang bisa ia lakukan selain harus berkomitmen dengan janji sucinya di depan Altar?

"Oh ya, Sayang. Mungkin acara bulan madu kita harus dibatalkan. Karena aku memiliki beberapa urusan yang harus segera kuselesaikan. Apa itu tidak masalah?" Jim kembali mengharapkan wajahnya ke Silvya.

"Kamu mau kemana, Jim?" Silvya seperti tidak siap mendengar pembatalan acara bulan madu mereka. 

Jim berjanji untuk mengajaknya bulan madu di pulau Maldives dan sekarang ia tiba-tiba membatalkannya. Memang urusan apa yang tidak bisa ditunda demi acara bulan madu? Setelah semalam ia ditinggalkan sekarang acara bulan madunya dicancel.

"Tenang, Sayang. Aku akan menggantinya dua kali lipat nanti. Aku harus pergi ke San Fransisco dulu untuk mengurus bisnisku. Ini sangat mendesak, Sayang. Sepulangnya dari sana aku akan mengajakmu bulan madu ke Paris, Swiss dan kemanapun yang kamu mau! Bisa sebulan atau bahkan dua bulan penuh atau lebih!!" Janji indah Jim kembali terucap.

Silvya hanya tersenyum kecut mendengarnya. Ungkapan indah seperti itu bukan yang pertama kali dia dengar. Berkali-kali Jim selalu membatalkan janjinya sendiri ketika mendekati hari H-nya. Seperti acara bulan madu yang sekarang. Ia selalu saja mengemukakan seribu alasan untuk membatalkan dan kembali mengajukan sejuta proposal janji manis yang baru.

"Apakah aku boleh bertanya sesuatu padamu, Jim?" Silvya kembali menatap suaminya.

"Tentu saja, Sayang. Bertanya saja." Jim membalas tatapan istrinya dengan serius. Seolah ia siap menjawab apapun pertanyaan Silvya.

"Apakah hanya kepadaku kamu sering ingkar janji atau kamu juga ingkar janji kepada semua teman wanitamu?" Silvya merangkum rahang Jim dan mencegahnya untuk berpaling.

Ia ingin Jim berkata sambil menatapnya. Ia ingin, sekali saja bisa melihat kejujuran di mata suaminya. Apa yang sebenarnya Jim sembunyikan darinya? Mengejarnya seperti orang gila lalu setelah itu kembali mengecewakannya. Silvya merasa seperti di permainkan oleh Jim. Kenapa Jim harus memilihnya jika ia tidak sepenuh hati mencintainya?

"Sayang, kamu jangan berprasangka buruk padaku. Aku tidak bermaksud ingkar janji denganmu. Aku benar-benar berniat untuk mengajakmu pergi, tapi urusan ini benar-benar sangat mendesak, Sayang. Please, aku harap kamu mengerti." Jim mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum ia berkata dengan sungguh-sungguh.

"Pertanyaanku bukan itu, Jim. Apakah kamu hanya ingkar janji kepadaku atau itu juga kamu lakukan ke wanitamu yang lain?" Silvya kembali memperjelas pertanyaannya.

Jim membalasnya dengan merangkum wajah Silvya. Ia mencium puncak kepala Silvya berusaha membuat Silvya merasa nyaman dan percaya padanya.

"Aku tidak pernah menjanjikan apapun kepada wanita lain, Sayang. Karena hanya ada kamu yang sungguh-sungguh kucintai," gombal Jim untuk yang kesekian kali.

Tatapan Silvya mulai terlihat frustrasi. Bagaimana dia bisa membuat Jim mengatakan yang sesungguhnya? Pria ini benar-benar membingungkan baginya. Ia pikir ketika Jim melamarnya, Jim sudah serius untuk berubah dan membuktikan kesungguhannya. Tapi ternyata, Jim tetap seperti ini. Penuh kepalsuan dan susah ditebak.

Silvya perlahan melepaskan rangkumannya di rahang Jim yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Ia kembali fokus ke makanannya dan tidak bertanya apapun lagi.

Mereka berdua pun akhirnya makan dalam diam. Selesai dengan sarapannya, Jim mulai mengutak utik ponselnya lalu memasukkannya ke dalam saku. Ia menyulut rokok putihnya dan menghirup aroma nikotinnya dalam-dalam.

"Sayang, apa kamu suka kita menginap di sini? Atau kamu mau pindah ke tempat lain yang lebih bagus pemandangannya?" tanya Jim sambil tangannya melingkar di bahu Silvya.

Silvya kembali mendongakkan kepalanya dan menatap Jim. Jika Jim sudah mulai menawarkan hal-hal yang manis seperti ini, artinya ada dua. Dia pasti sedang menutupi sebuah dosa atau jangan-jangan dia sedang ingin membuat dosa baru.

Berkali-kali tawaran manisnya selalu mengandung racun di baliknya. Ia gunakan hal yang manis untuk menutupi hal-hal buruk yang sedang dikerjakannya.

"Aku bisa tidur di mana saja, Jim. Selama di sana ada kamu. Percuma kamu pindahkan aku ke istana jika malamnya kamu menghilang," sindir Silvya tanpa bisa ditahan lagi.

"Uhukkk! Uhukkk!!" Jim keselek asap rokoknya sendiri.

Jawaban sinis Silvya seperti pedang yang baru saja menggorok lehernya. Belum pernah Silvya berkata dengan nada seperti itu. Dan hari ini ucapan sinis istrinya itu seperti menempelak dirinya.

"Ya, baiklah, Sayang. Nanti malam aku tidak akan kemana-mana. Aku akan bersama denganmu. Oh iya, Sayang. Aku pergi sebentar ya? Hanya sebentar saja, setelah itu aku akan kembali. Em, kamu mau dibawain apa?" Nada Jim tetap berusaha lembut.

Selama ini Silvya sangat sabar menghadapinya, jadi jika ia sekarang sedikit jutek, Jim berusaha untuk memakluminya.

Silvya memutar bola matanya ke atas mendengar tawaran baru Jim. Seperti yang ia duga, Jim hendak pergi lagi. Jangan-jangan ia ingin menemui wanita yang tadi mengirim pesan. Siapa yang membutuhkan Jim sampe segitunya? Dari bahasanya, tidak terlihat bahwa mereka sedang terlibat hubungan pekerjaan. I need you so bad, katanya? Mana ada rekan bisnis yang menggunakan kata-kata itu dalam berkirim pesan? 

"Jika aku melarangmu, apakah kamu akan tetap pergi?" tanya Silvya sambil menutup sendok dan garpunya.

"Sayang, aku tidak akan lama. Aku hanya sebentar saja. Maaf, jika aku masih sangat sibuk di hari-hari pertama pernikahan kita. Sekalipun aku sudah mengajukan untuk cuti, tapi pekerjaanku tidak bisa kutinggal begitu saja. Aku harap kamu mengerti, Sayang." Jim berkata penuh permohonan.

"Pergilah." Silvya akhirnya berkata sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Wajahnya terlihat tanpa ekspresi dan ia pun sudah malas untuk membahas hal itu.

"Oh! Terimakasih, Sayang! Kamu memang istri yang pengertian. Aku tidak salah telah memilihmu." Jim kembali mengecup kening Silvya sebelum akhirnya dia beranjak pergi.

Silvya hanya menatap nanar kepergian Jim. Hatinya mulai merasa jenuh dan sesak melihat perilaku Jim yang tidak berubah. Ia tidak pernah menyangka bahwa pernikahan yang ia junjung tinggi malah seperti ini. Menikah dengan orang yang tidak tepat benar-benar menyesakkan hati!

Silvya kembali ke kamarnya sendirian. Langkahnya terasa lambat, pemandangan indah yang tersaji di sepanjang jalan setapak yang menuju kamarnya tidak bisa membuat perasaannya menjadi lebih baik.

Sepasang mata dari tadi mengamati langkah Silvya. Ia memperhatikan Silvya yang terus berjalan sambil menunduk menuju kamarnya sampai Silvya menghilang di balik pintu.

"Aku harus tau, siapa namamu," gumam seseorang itu. 

Bab terkait

  • Unhappy Marriage   Stalker

    Knock! Knock !!Sebuah ketukan di pintu mengagetkan Silvya. Ia segera bangun dari acara berbaringnya sambil mengerutkan kening. Siapa yang mengetuk pintu? Jelas itu bukan Jim! Jim bisa membuka pintu kamar ini sendiri. Tidak perlu mengetuk pintu seperti ini. Silvya berjalan ke arah pintu dengan penuh pertanyaan. Mungkinkah room boy? Tapi ia tidak merasa memesan apapun."Ya? Ada apa?" Ia melihat seorang pria yang usianya masih terlihat muda berdiri di depan pintunya.Wajah pria itu sangat tegas dan maskulin. Kulitnya berwarna sawo matang dengan garis rahang yang tegas. Alisnya tebal demikian juga bibirnya. Tubuhnya tinggi namun tidak setinggi Jim. Ia mengenakan kaos yang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang keras dan sedikit berotot. Dan ... dia cukup tampan ...!"Maaf, apakah benar ini adalah kamar dari ..." Pria itu mencoba memancing Silvya untuk menyebutkan namanya."Jim Cartersville ..." sahut Silv

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15
  • Unhappy Marriage   He just walk away

    Hari sudah sore, namun Jim belum juga kembali. Astaga! Hati Silvya seperti sesak rasanya. Memiliki suami tapi seperti wanita jomblo. Ia bahkan tidak tau Jim ada di mana sekarang. Namun untuk menelponnya, Silvya takut mengganggu privacy Jim. Apa kata teman Jim nanti? Dia memiliki seorang istri yang posesif? Ah! Tidak! Silvya tidak ingin membuat Jim merasa tidak nyaman memiliki istri yang posesif.Silvya keluar kamar untuk menenangkan hatinya, melihat tanaman hijau mungkin bisa sedikit membawa ketenangan bagi batinnya. Atau ... Berenang? Ah tidak! Kolam renang itu terlalu sepi, ia akan jadi pusat perhatian jika berenang sendirian di sana. Jadi yang Silvya lakukan akhirnya hanya menceburkan kedua kakinya ke dalam kolam berwarna biru itu.Silvya kembali meraba kalungnya. Mengingatkannya pada sosok Chris. Akankah nasib pernikahannya akan seperti ini jika ia menikah dengan Chris? Mungkin tidak. Chris adalah pria yang memegang komitmen. Chris tidak pernah

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15
  • Unhappy Marriage   Get drunk

    Silvya menatap punggung Jim dengan frustasi. Ia tidak percaya Jim malah menyerahkan dirinya kepada Bill. Orang yang membuatnya tidak nyaman beberapa menit terakhir."Hey, let's sit!" Bill menarik lengan Silvya dan mengajaknya untuk duduk di sofa yang tersedia di balkon itu.Anggur yang Silvya letakkan di dinding balkon juga diambil oleh Bill dan diletakkan di meja yang ada di depan sofa."Bill! I ...""Hey, don't worry. I'm a good person!" Bill seolah mengerti kekhawatiran Silvya.Wajah lugu dan ekspresinya yang mudah terbaca membuat Bill semakin tertarik dengannya. Dan Silvya yang manis ini menjadi istri Jim? Yang benar saja! Mimpi buruk apa yang membuat Silvya mau menjadi istri Jim? Bill tanpa sadar menggelengkan kepalanya memikirkan semua kemungkinan itu."What's wrong?" Silvya merasa aneh melihat Jim menggelengkan kepalanya."Oh, nothing! I'm j

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15
  • Unhappy Marriage   Hide the truth

    Mobil Bill berhenti di sebuah rumah yang elite. Rumah itu memiliki pagar besi otomatis yang bisa membuka pagar sendiri hanya dengan men-screening wajah Bill dari jendela mobil yang transparan. Bill memasukkan mobil Porsche-nya ke garasi lalu ia hendak menggendong Silvya ala bridal style ke dalam rumah. Namun baru saja Bill melingkarkan tangan Silvya di lehernya bibir tipis milik Silvya tanpa sengaja menyentuh miliknya. Dan Silvya memagutnya dengan lembut.Bill mematung sesaat lamanya merasakan pagutan lembut Silvya! Cara Silvya menciumnya seperti seorang anak sekolahan. Tidak liar dan penuh kelembutan. Otak Bill seketika berhenti beroperasi. Perasaan apa ini? Bill masih berusaha menikmati perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Wanita ini benar-benar membuatnya merasa seperti remaja yang baru mengenal cinta.Silvya terus menggerakkan bibirnya menikmati bibir Bill yang tebal seolah ia sedang menik

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Unhappy Marriage   The mysterius Jim

    Silvya memegang kepalanya yang terasa pening. Ia mengerjapkan matanya ketika sinar matahari menembus tirai jendela dan menerpa wajahnya."Ah! Dimana aku?" Silvya menatap ruangan tempat ia berbaring.Ini bukan kamarnya, ini juga bukan kamar hotel dan apakah ini kamar di rumah Jim? Silvya belum pernah tinggal di rumah Jim. Ia hanya mampir sekali saja dan itu pun hanya duduk di ruang tamu. Silvya duduk dan terkejut ketika mendapati tubuhnya tidak berbusana."Hah!!? Apa yang sudah terjadi semalam?" Silvya bergumam dengan bingung. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi. Ia memejamkan matanya membayangkan apa hal terakhir yang bisa ia ingat."Emm .... tidak, Jim meninggalkanku dan seingatku Jim tidak kembali untuk menjemputku. Jadi?" Silvya kembali membelalakkan matanya ketika mengingat wajah Bill.Bill lah yang terakhir kali bersamanya. Jadi? Oh tidak!!!! Apakah ini rumah Bill? Dan apakah Bill telah menye

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Unhappy Marriage   Depressed

    Bill berkali-kali menatap Silvya yang duduk di sampingnya. Silvya diam seribu bahasa dan pandangannya terlihat kosong dan tak terarah.Jim mengarahkan mobilnya menuju hotel tempat Silvya menginap. Silvya memutuskan untuk mengambil barangnya dan pergi dari sana. Setelah kemarin ia sendirian di hotel, sekarang Jim malah mempercayakan Bill untuk menjaganya. Silvya benar-benar merasa jadi orang yang tidak berguna! Pernikahan apa yang sebenarnya sedang ia jalani saat ini?Saat semua para pengantin baru menikmati hari-hari indahnya bersama pasangan, ia malah seperti orang jomblo yang mengenaskan. Dan tanpa bisa ditahan, airmata Silvya kembali menetes! Tapi Silvya dengan cepat menghapusnya.Mereka sudah sampai di depan lobby hotel. Silvya menyuruh Bill untuk pergi meninggalkannya namun Bill yang melihat Silvya seperti orang linglung, jelas tidak mungkin rela membiarkan Silvya sendirian. Tanpa bisa dicegah, Bill pun mengikuti langkah Silvya

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Unhappy Marriage   Hard conversation

    Silvya sedang mematut di depan cermin. Ia mengenakan atasan berbahan rajut warna cream dengan lengan 3/4 dipadu dengan celana panjang kulit berwarna hitam. Rambutnya diangkat keatas berbentuk cepolan kecil dengan anak-anak rambut yang menjuntai ke bawah mulai dari dahi sampai tengkuknya. Menimbulkan kesan seksi yang menggoda.Silvya melirik jam tangannya, ini sudah pukul 6 malam. Ia masih sabar menunggu Jim datang. Setau Silvya, Jim bilang bahwa ia sudah memberitahukan bahwa ia akan off dalam urusan pekerjaannya selama 3 hari karena menikah. Tapi, selama dua hari ini, ia bahkan hanya menemani Silvya hanya beberapa menit saja. Lalu kemana waktu sisanya ia gunakan?Silvya berjalan mondar mandir di kamarnya menunggu kabar dari Jim. Hatinya mulai resah ketika penunjuk menit sudah bergerak ke angka 9, ini artinya sudah 45 menit ia menunggu. Ah ya! Mungkin makan malam kan sebagian orang dimulai pada pukul tujuh. Silvya masih berusaha berpikir positi

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Unhappy Marriage   Dinner

    'Bill? Kok Bill bisa tau nomorku? Apakah Jim yang memberitahu? Ah! Tapi untuk apa?' Dalam kebingungannya, Silvya langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas dan menghapus pesan Bill. Ia tidak ingin mendapat masalah dengan Jim jika sampai Jim tau Bill mengatakan hal yang tidak-tidak padanya."Let's go, Sayang!" Jim berdiri begitu melihat Silvya sudah turun dengan membawa kopernya."Aku panggil mama dan papa dulu," ucap Silvya.Dan setelah berpamitan, Jim membawa Silvya menuju apartemen yang memang ia beli untuk mereka tinggal. Sebuah apartemen premium kelas atas yang banyak dihuni oleh para expatriat. Memiliki private lift dan kode rahasia ketika kita ingin memasuki ruangan.Tapi ... sesuatu yang layak dikagumi, tidak direspon demikian oleh Silvya. Wajah Silvya terlihat datar dan biasa saja ketika melihat perabotan bermerk yang mahal. Sofa empuk berwarna krem pucat yang terletak di tengah ruangan dengan Smart TV beruk

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-24

Bab terbaru

  • Unhappy Marriage   End story of Unhappy Marriage

    Ada sedikit adegan vulgar. Harap bijak memilih bacaan.Silvya menunduk dan menangis tersedu. Ia tidak percaya Jim melakukan ini padanya. Setelah kemarin seharian ia dibuat bahagia olehnya, kini ia harus menangis lagi."Kenapa kamu lakukan ini padaku, Jim? Kenapa? Kamu baru saja memberi kebahagiaan padaku ... dan kini, kamu kembali membuatku bersedih ..." Silvya berkata sambil menangis tersedu.Seorang pria di hadapannya menatap Silvya dengan tatapan sayang dan prihatin. Ia meraih tangan Silvya dan menggenggamnya erat."Aku harus melakukannya, Sayang. Aku tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah seperti ini." Jim berusaha menjelaskan.Wajahnya melihat Silvya dengan tatapan iba."Dan aku, kamu biarkan hidup sendiri? Betapa teganya kamu!" Silvya menatap Jim sambil berderai air mata."Berdoalah supaya hukumanku tidak berat, Sayang. Doa kita

  • Unhappy Marriage   The intimate relationship

    Bab ini mengandung adegan 21++Silahkan di skip bagi yang tidak tahan godaan.Namun, bagi yang suka digoda silahkan baca terus. Inget! Segala dosa dan racun yang timbul akibat membaca bab ini silahkan tanggung sendiri! Jangan nyalahin Silvya, apalagi Kaesang!Satu minggu berlalu ... Jim dan Silvya lebih banyak tinggal di rumah ..."Silvya, aku merasa sangat tidak tenang ... perasaan bersalah ini, bagaimana aku harus mengatasinya?" Wajah Jim terlihat depresi."Sebaiknya kamu berusaha melupakannya, Sayang ..." Silvya yang membawa kudapan duduk di samping Jim yang sedang menonton TV di ruang tengah.Jim sedang menonton berita TV tentang kisah pembunuhan di sebuah desa di jawa timur. Seorang suami yang cemburu dengan tega membakar istrinya sendiri."Aku tidak bisa hidup dengan perasaan seperti ini, Sayang ..." Suara Jim terdengar penuh penyesalan.Silvy

  • Unhappy Marriage   Stressfull morning

    Mulut Silvya seketika menganga dengan kedua tangan menutupi bibirnya. Apa yang barusan Jim katakan? Ia membunuhnya?? Tap-tapi kenapa?"Ya! Aku membunuhnya, Silvya!!" Jim menghentikan mobilnya di pinggir jalan lalu menelungkupkan wajahnya di atas kemudi dan menangis sesenggukan."Astaga, Jim. Kenapa bisa begitu? Apa yang terjadi sebenarnya?" Silvya berusaha menenangkan perasaannya sendiri lalu memeluk Jim yang menangis dengan frustrasi.Jujur saja, baru kali ini ia melihat suaminya sesenggukan seperti ini. Jim yang biasanya santai dan penuh senyuman bisa terlihat rapuh seperti ini."Ak-aku sangat marah padanya, kami bertengkar dengan hebat ... dan ... dan kami sama-sama emosi. Ak-aku tidak tau ... apa yang menguasai pikiranku. Ia berteriak marah lalu mengancamku, kami ... kami terlibat pertengkaran mulut yang hebat sampai ... ia mengambil pisau ... ia tidak mengijinkan aku pergi. Ia takut aku tidak kembali

  • Unhappy Marriage   The Tragedy

    "Ini bukan kisah khayalan, kalo kamu mau, aku bisa kenalin kamu. Sebut saja namanya Zizi, dia seorang wanita dengan pergaulan bebas, hidupnya penuh dengan dunia malam, diskotik, narkoba bahkan bergonta ganti pasangan. Suaminya pun juga orang diskotik sebut saja Adam, mereka berdua menjalani kehidupan kelam, bandar narkoba dan membuka usaha diskotek. Dan dalam menjalani pernikahan, baik Adam maupun Zizi tetap menjalani kehidupan seperti itu. Mereka dugem berdua dan sesekali berganti pasangan. Mereka sangat kaya dari penghasilan haramnya itu. Dan apakah mereka butuh Tuhan? Tentu saja tidak! Mereka tidak pernah beribadah tapi kekayaan berlimpah ... sampai suatu hari, diskotek mereka terbakar. Kehidupan mereka berubah, dari kaya menjadi miskin. Usaha mereka sebagai bandar narkoba terciduk dan Adam sang suami harus mendekam di penjara. Zizi sangat stress sampai ia berniat untuk bunuh diri. Hutangnya bernilai milyaran, tanpa pekerjaan dan tanpa sang suami membuat Zizi tidak bisa berpikir

  • Unhappy Marriage   So tired

    "Siapa, Sayang?" Jim yang melihat Silvya terdiam seketika menatapnya."Bukan siapa-siapa. Hanya orang salah sambung, Sayang!" Silvya lalu menutup panggilan Mark sepihak tanpa mengatakan apapun.Tangan Silvya menggenggam tangan Jim dan wajahnya menunjukkan sebuah senyuman yang cantik."Kamu yakin itu salah sambung?" tanya Jim dengan tatapan curiga."Iya, Sayang," bohong Silvya berusaha meyakinkan.Jim menatap jendela kaca, hatinya merasa tidak tenang. Entah kenapa ia sangat yakin bahwa itu adalah Mark. Silvya pasti sedang berusaha menghalanginya untuk berhubungan dengan mantannya itu.Jim kembali melirik Silvya. Tapi wajah Silvya sangat datar dan tanpa ekspresi.Ponsel Jim kembali berdering dan Silvya kembali mengangkat panggilan itu."Silvya! I need to talk with Jim. Don't hang up the phone!" Suara Mark kembali terdengar, kali ini lebih t

  • Unhappy Marriage   Realness

    Keesokannya, Silvya dan Jim pergi ke rumah teman Silvya yang bernama William.Hati Jim sudah cemas saja. Sekalipun Silvya sudah meyakinkan bahwa aibnya tidak terbongkar, tapi ia masih tidak yakin. Apa yang akan dibahas jika tidak membongkar aib?Jim dan Silvya tiba di sebuah rumah yang terlihat mungil dan serba minimalis dari segi bangunan. Halamannya juga terlihat rapi dan sangat terawat. Rumput pendek seperti sebuah karpet beludru berwarna hijau terhampar di sisi kanan dan kiri jalan setapak yang terbuat dari batu alam. Terlihat sangat asri dan menenangkan."Ini rumahnya temanku, William," ujar Silvya sambil menggandeng Jim untuk memasuki halaman.Silvya mengetuk pintu rumah dan sebentar kemudian, muncullah seorang pria bertubuh jangkung dengan kacamata berbingkai hitam menyambut mereka dengan ramah."Hai Silvya, kamu benar-benar tepat waktu ya?" William berkata sambil tersenyum.

  • Unhappy Marriage   New appointment

    Jim menangis sambil memeluk tubuh Silvya dengan erat! Rasa penyesalan begitu menguasai dirinya! Ia menyesal telah mempertaruhkan hidup Silvya dalam sebuah pernikahan semu dengannya."Maafkan aku, Silvya! Maafkan aku!" Jim terus menceracau tidak jelas.Jim menangis untuk pertama kalinya demi Silvya. Rasa penyesalan itu seperti tidak bisa ditebus lagi."Apakah kamu mau bertobat jika aku memaafkanmu?" Suara Silvya mengagetkan Jim yang masih menangis penuh penyesalan.Jim seketika membuka matanya. Dan dari arah sebelah sana, ia melihat beberapa orang datang ke arahnya sambil menodongkan senjata dengan sikap waspada.Jim menoleh ke sebelah kanannya, di sana ia melihat tubuh Mark rebah dengan kondisi sudah tertembak.Jim lalu menatap Silvya yang masih terbaring di dadanya sambil tersenyum. Silvya keliatannya baik-baik saja. Dan bunyi yang tadi ia dengar keliatannya adalah bunyi tembak

  • Unhappy Marriage   Bang!

    Mark tertawa mendengar kata-kata Silvya. Ketika Jim memohon kepadanya untuk mengampuni nyawa wanita ini, si wanita malah sok-sok an jadi pahlawan."Okay, so are you really not afraid to day? How about this?" Mark mengarahkan pistolnya ke arah Jim.Dan kali ini ekspresi Silvya yang terlihat tegang."Mark, if you want me you better kill me now! Jim has nothing to do with you! You hate me, don't you?" Silvya berusaha mempengaruhi Jim agar tidak menyakiti Jim.Dan Mark semakin tertawa keras. Keliatannya ia sangat menyukai situasi ini. Jim mengkhawatirkan Silvya dan demikian juga sebaliknya."Ohh, you're so sweet, Silvya!" Mark menyentuhkan ujung pistolnya ke dagu Silvya.Pelatuk pistol sudah ditarik dan itu bisa meledak kapan saja."Mark, please let her go! Listen, actually, I want to recover our relationship. I've been looking for you

  • Unhappy Marriage   In danger

    Jim seketika terkesiap mendengar suara orang yang sangat ia kenal! Suara itu, sedang ia cari saat ini!"Mark? Is that you?" tanya Jim memastikan."Yeah, honey! I'm with your wife now. Did you ever miss me?" Suara Mark terdengar serak."Mark, I'm looking for you all this time. Where have you been?" Jim tidak percaya bahwa Mark malah menghubunginya."Listen, Honey! I'll take your wife with me and please, don't call the police or I'll kill her!" Mark berkata dengan nada mengancam."No Mark! You don't have to! I won't call the police. Please! I promise!" Jim berusaha meyakinkan."I'll call you later, Jim!" Panggilan pun diputus sepihak.Jim langsung terkesiap. Silvya bersama dengan Mark!Jim tidak punya pilihan selain menelpon Tony! Niatnya untuk bertemu baik-baik dengan Mark kini malah hancur bera

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status