Taksi yang ditumpangi Riski dan Cinta berhenti di depan mall kota Bandung. Mereka turun dari taksi, kemudian masuk ke dalam mall sambil bergandengan tangan. Riski membawa kekasihnya ke toko perhiasan dan melihat-lihat cincin yang indah untuk dipasang'kan pada jari Cinta."Kak, ngapain kita ke sini?" tanya Cinta yang benar-benar sangat kebingungan."Ya beli perhiasan, Sayang." jawab Riski tersenyum manja ke arah Cinta."Untuk apa?" tanya Cinta lagi."Untukmu, ayo pilih cincin yang kamu suka..." sambung Riski menatap kekasihnya dengan penuh Cinta."Tap--," Ucapannya terpotong saat Riski menarik pelan tangan Cinta menuju ke arah karyawan yang berjalan menghampiri mereka."Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya karyawan itu dengan sopan."Saya mau membeli cincin untuk kekasihku," jawab Riski."Kebetulan, ada beberapa cincin yang baru datang. Tuan dan Nyonya bisa memilih cincin mana yang kalian suka," sambung karyawan toko perhiasan sambil berjalan ke arah lemari cincin.Riski dan Cinta
Malam hari pukul 22.00 WIB.Alex, Kenzo dan James tengah berkumpul di ruang tamu. Riski keluar dari kamar miliknya dan menghampiri sahabat yang sudah membantunya. "Wah, kakak sepertinya lagi bahagia..." sapa Alex yang tersenyum ke arah Riski."Iya nih, wajahnya bersinar seperti bulan purnama yang indah..." sambung Kenzo dan diberikan hadiah pukulan pada bahunya dari James."Sehari gak lebay bisa? Jijik tau liat lo bicara lebay banget..." ujar James menatap datar sahabatnya."Iri! Bilang bos!" teriak Kenzo ke arah telinga James. Tentunya satu pukulan lagi mendarat di bahu milik Kenzo."Males ah, main pukul." Ucap Kenzo yang langsung duduk di samping Riski."Aku tadi membelikan cincin untuk Cinta, hehe." jawab Riski yang begitu bahagia."Wih," ucap ketiga pria tersebut sambil bertepuk tangan.Wajah Riski tiba-tiba memerah, karena malu dan ia menutup wajahnya dengan kedua tangan miliknya. Alex tertawa kecil dan langsung terdiam."Riski, apa kamu dan Cinta tadi ke kantor Polisi?" tanya Al
Setelah tiba di tempat tujuan mereka, Saskia dan kedua teman laki-lakinya turun dari dalam mobil. Mereka bersembunyi di balik pohon besar yang berhadapan dengan rumah Yogi dan menunggu pria tampan itu keluar dari dalam rumah.Setelah satu jam mereka menunggu akhirnya, Yogi keluar dengan menggunakan masker dan baju serba hitam. Pria itu membuka gerbang dan saat melangkahkan kaki keluar, Vendra dan Bayu memukul kuat kepala pria itu hingga pingsan. Saskia membuka pintu mobil dan dua pria itu memasukkan Yogi ke dalam mobil tersebut.Setelah itu, mereka meninggalkan rumah pria tampan tersebut dan menuju sebuah gudang yang jauh dari perkotaan.***Di kediaman Kenzo.Mark sedang bersembunyi di dekat tumpukan sampah, dan saat mendengar ada yang membuka pagar rumah, pria itu langsung menatap ke arah orang tersebut. Terlihat Cinta sedang membawa plastik sampah menuju tempat persembunyiannya. Gadis itu membuang plastik sampah tersebut ke tempat sampah, dan terkejut saat melihat Mark tengah tersen
2 Maret 2021.Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB, Saskia masih tertidur pulas dipelukkan Yogi, karena kelelahan dengan permainan panas semalam. Yogi membuka matanya dan memegang kepalanya, karena ia merasakan pusing di bagian kepala belakangnya."Dimana aku?" tanya Yogi yang masih belum sadar saat Saskia memeluknya.Pria itu merasakan kejanggalan pada tangannya dan ia terkejut saat melihat Saskia tengah terlelap tanpa, menggunakan busana sedikit pun. Yogi menatap tubuhnya, kemudian mendorong tubuh Saskia agar menjauh darinya."Akh, sakit." rintih Saskia saat tubuhnya didorong oleh Yogi."Kau menjebakku?" tanya Yogi dengan intonasi suara sangat tinggi.Bayu dan Vendra yang tengah tertidur di luar gudang, langsung terbangun saat mendengar suara Yogi yang seperti sedang berteriak. Yogi memakai bajunya dan mencengkeram wajah Saskia dengan sangat keras. Gadis itu hanya tersenyum smirk ke arah Yogi dan mengedipkan mata pada pria tersebut."Nasi sudah menjadi bubur, jika aku hamil kamu har
Hari Sabtu, pukul 10.00 WIB.Riski tengah duduk di taman depan rumah Kenzo, sambil memejamkan kedua matanya. Ia menikmati segarnya angin, dan mendengarkan merdunya musik melalui haedset miliknya. Cinta berjalan perlahan ke arah Riski dan langsung memeluk kekasihnya dari belakang."Kok gak ngajakin aku," ucap Cinta menatap Riski dari samping."Tadi kamu lagi masak, ya kali Riski ajak duduk di sini..." jawab Riski yang menoleh 'kan wajahnya ke arah sang kekasih.Sekarang mereka saling menatap satu sama lain, tatapan Cinta begitu dalam dan bahkan gadis itu hampir mencium bibir Riski. Namun, ia mengurungkan niatnya saat melihat Adam dan Indah turun dari mobil, yang terparkir di halaman rumah Kenzo."Riski, apa kabar?" sapa Indah mengusap rambut Adik iparnya."Kabar baik, Kak. Ayo masuk, kita berbicara di dalam saja..." jawab Riski.Indah dan Adam menganggukkan kepalanya, mereka pun berjalan menuju pintu rumah Kenzo. Saat mereka sudah masuk ke dalam rumah, terlihat Kenzo sedang asik dengan
Indah selalu memperhatikan Kenzo dalam diam. Sedangkan pria itu hanya mengabaikan Indah, dan fokus berbicara dengan Cinta. Setelah 3 jam di kawah putih, akhirnya mereka memilih pulang ke rumah. Adam dan Indah, sudah tidak lagi bersama mereka.Ting!Suara notifikasi pesan ponsel milik Kenzo berbunyi. Pria itu langsung mengambil ponsel yang ada di saku celana yang ia pakai, dan terkejut saat melihat Indah tiba-tiba mengirim pesan padanya.- Bisakah kita bertemu malam ini? Aku tunggu di Cafe Merpati.. - pesan Indah.Kenzo mengepal tangannya dan memasukkan kembali ponsel-nya ke dalam saku celana. Tanpa ia sadari, Cinta sudah melihat pesan tersebut. Pria itu menatap Cinta, dan mengusap rambut gadis itu saat melihat sahabatnya tertidur.'Jangan bilang, Kenzo akan datang menemui Kak Indah.'' batin Cinta.Gadis itu pura-pura tidur, dan memeluk tangan Riski yang sedari tadi sudah tertidur pulas. James tengah menyetir mobil, sedangkan Alex tertidur.***Di dalam mobil.Indah terus saja menatap p
- Aku bisa hidup tanpa cinta seorang wanita, namun tidak bisa hidup tanpa cinta seorang sahabat dan keluarga.Karena sahabat dan keluarga adalah hal paling berharga untukku.- Kenzo.***Depan Ruang ICU.Keluarga Tuan Iqbal sedang berada di kantin, untuk mengisi perut mereka. Tersisalah Yogi dan Saskia di depan ruang ICU. Kakak laki-laki Wahyu masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu, sedangkan Saskia tertidur di kursi tunggu. "Hai adikku, kenapa kau masih bertahan, ha? Kenapa kau tidak mati saja..." ucap Yogi memegang selang oksigen Wahyu."Mati saja ya, biar kamu bisa bebas dariku..." sambung Yogi memutus selang oksigen adiknya.Tiba-tiba tubuh Wahyu kejang dan Yogi malah meletakkan bantal di wajah Adik laki-lakinya. Wahyu menggerakkan kakinya dan 5 menit kemudian, monitor yang menunjukkan detak jantungnya timbul garis lurus. Pertanda Wahyu tidak bernyawa lagi, Yogi tertawa puas dan meletakkan kembali bantal di kepala sang Adik.Saat ia akan keluar dari ruang ICU, Saskia tengah memat
- Rasa kecewa akan menghancurkan sebuah kepercayaan -***Bandung, pukul 19.00 WIB.Adam, James, Riski, Alex dan Indah sudah berada di ruang tamu. Suasana begitu hening, tak ada yang ingin memulai pembicaraan. Adam selalu mengalihkan pandangannya, karena sudah begitu sakit hati dengan sang Istri yang sudah membuat hatinya begitu kecewa. Kenzo dan Cinta berjalan ke arah ruang tamu, kemudian mereka duduk di samping Riski. Indah terus saja menatap Kenzo. Ia langsung menghampiri dan memegang tangan pria tersebut."Are you, okay?" tanya Indah.Kenzo hanya menatap datar Indah dan menatap Adam yang sadari tadi hanya diam. "Kak Adam." sapa Kenzo, yang merasa bersalah.Adam menatap sahabat adiknya, sambil tersenyum. Karena bukan Kenzo yang bersalah, melainkan istrinya sendiri yaitu Indah. "Kenapa?" tanya Adam yang berusaha terlihat tenang. Indah hanya menunduk sedih saat diabaikan oleh Kenzo."Jangan salahpaham denganku, demi Tuhan aku tidak pernah ingin merusak rumah tangga, Kak Adam. Aku suda
Dua tahun kemudian.Riski tengah berada di ruang kerjanya, sambil menanda tangani dokumen yang dibawa oleh sekretarisnya. Terpasang di jari manisnya, sebuah cincin pernikahan. "Siang, Tuan." sapa sekretaris cantik yang bekerja dengan Riski."Iya, ada apa?" tanya Riski dengan ramah."Ada beberapa dokumen lagi, yang harus Tuan tanda tangani..." sambungnya.Riski menganggukkan kepalanya dan sekretaris itu pun meletakkan dokumen yang ia bawa di meja kerja Riski. Ia dengan sengaja memegang tangan Riski dengan lembut."Apa maksudmu?" tanya Riski yang langsung menatap datar sekretarisnya.Sekretaris itu pun malah mengelus punggung tangan atasannya. Riski mulai kesal dan menepis tangan sekretarisnya dengan kasar."Jangan sentuh tanganku! Ingat aku sudah menikah! Kau pikir aku akan tertarik denganmu ha!" tegas Riski.Sekretarisnya pun langsung tertunduk saat mendengar bentakan dari atasannya. "Maaf, Tuan." ucapnya dengan gugup."Pergi dari ruanganku sekarang!" perintah Riski dengan nada yang c
Satu minggu kemudian.Semua persiapan sudah Hampir semua selesai. Kesempatan bagi Riski, Cinta dan kawan-kawan berlibur ke puncak, Bogor. Mereka tengah asik mempersiapkan keperluan untuk selama 3 hari disana."Celana dalam udah, hand body udah, parfum udah, skincare udah, ini udah, itu udah, oke udah semua." Gumam Alex."Eh buruan tai, lama banget jadi cowok. Ngapain lo di dalem kamar, cukur bulu!" teriak Kenzo yang sudah sedari tadi menunggu Alex.James dan Cinta hanya diam sambil menunggu sahabatnya. Entah kenapa perasaan Cinta tentang kepergiannya untuk berlibur tidak enak. Ingin menolak, tapi dia tidak ingin melihat sahabatnya kecewa. Apalagi ini kesempatan mereka untuk bersama, karena setelah menikah tentunya dia dan Riski fokus ke rumah tangga mereka yang telah mereka bangun."Sabar ngapa?" ketus Alex."Buju buset, setan salto sampe planet pluto. Lo mau liburan atau pindah rumah, banyak banget bawaan lo. Mabok alkohol lo?" tegas Kenzo yang bingung melihat barang bawaan Alex."Jel
Tuan Bima sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah, karena keadaannnya sudah membaik. Riski dan Adam membantu ayahnya untuk masuk ke dalam mobil. Nyonya Putri, Cinta dan Indah membawa beberapa barang, kemudian memasukkannya ke dalam bagasi mobil."Hati-hati, Ayah." ucap Riski.Tuan Bima mengangguk dan tersenyum ke arah Riski. Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju kediaman keluarga Tuan Bima.Tiga puluh menit di perjalanan, akhirnya mereka tiba di depan rumah megah milik keluarga Tuan Bima. Riski turun lebih dulu, kemudian membantu ayahnya untuk keluar dari mobil. Adam membawa barang-barang yang ada di bagasi, dibantu oleh Cinta. Mereka masuk ke dalam rumah, dan duduk di atas sofa ruang tamu."Akhirnya pulang juga," ujar Tuan Bima yang lega."Iya, sayang. Mau minum teh?" tanya Nyonya Putri. "Tidak perlu, sayang." balas Tuan Bima.Adam dan Cinta meletakkan barang-barang Tuan Bima di dalam kamar. Setelah itu, mereka berdua berjalan ke arah ruang tamu."Bagaimana, dua minggu lagi kalian
Agus dan anggota kepolisian datang ke alamat yang diberikan oleh Marcel. Mereka sudah berpencar ke sekeliling rumah, agar Yogi tidak melarikan diri. Agus mendekati rumah yang letaknya cukup jauh dari kota Bandung, kemudian mengetuk pintu rumah tersebut.TokTokSudah tiga kali ketukan, namun tidak ada respon dari siapapun. Agus berinisiatif untuk mendobrak rumah, namun tanpa sengaja ia memegang ganggang pintu hingga terbuka."Terbuka?" ucap Agus yang bingung.Tanpa pikir panjang, ia dan tim yang lain masuk ke dalam rumah. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Yogi di dalam rumah. Agus memerintahkan anggotanya, untuk segera mencari ke sekeliling rumah, bahkan keseluruh jalanan. Tetap saja nihil tidak ada jejak Yogi sama sekali, seakan pria itu bak ditelan bumi."Pasti dia sudah tau, kita akan menangkapnya..." ujar Agus."Tetap cari keberadaan buronan itu! Periksa CCTV, kita harus menemukan buronan itu secepat mungkin. Karena nyawa temanku dalam bahaya.." perintah Agus yang langsung masuk ke
Pagi Hari, pukul 07.00 WIB.Riski membuka matanya, dan membenarkan jaket yang menyelimuti tubuh kekasihnya. Ia berdiri di depan pintu ruang ICU, sambil menatap Tuan Bima dari kaca pintu ruangan. Saat ia asik melihat ayahnya, tiba-tiba jari telunjuk Tuan Bima bergerak. Riski terkejut dan langsung masuk ke dalam ruangan, kemudian menekan tombol yang ada di samping brankar sang Ayah.Dokter dan perawat langsung berlari masuk ke dalam ruang ICU. Cinta terbangun dari tidurnya, dan langsung berdiri saat melihat tim medis masuk ke dalam ruangan dengan tergesa. Riski keluar dari ruangan, terlihat Cinta sudah berdiri di depan ruangan. Riski memeluk kekasihnya dan air mata bahagia pun membasahi wajah tampannya. "Jari Ayah bergerak, aku bahagia sekali." ucap Riski yang begitu bahagia."Benarkah? Syukurlah, sebentar lagi Tuan Bima akan sadar dan bisa beraktivitas seperti biasanya, Kak." balas Cinta yang ikut bahagia.Adam, Indah dan Nyonya Putri langsung berlari ke arah ruang ICU, saat melihat Ri
Saskia merasakan ada sebuah mobil yang mengikutinya dari belakang, ia langsung membelokkan mobil-nya ke jalanan yang cukup banyak orang. Saskia menghentikan mobil miliknya dan ternyata mobil tersebut hanya berjalan melewati mobilnya."Aish, hanya perasaanku saja ternyata..." ucap Saskia yang tertawa kecil.Wanita itu langsung menghidupkan kembali mobil-nya dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Joshua hanya tersenyum kecil menatap kepergian wanita tersebut. Ia langsung menghidupkan kembali mobilnya dan berbalik arah menuju rumah sakit.'Belum waktunya,-' batin Joshua.***Cinta dan Riski meminjam mobil Alex untuk ke rumah sakit. Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju rumah sakit, untuk bergantian menjaga Tuan Bima yang masih dalam keadaan koma."Wah, ternyata sayangku sudah bisa menyetir mobil. Keren banget," ucap Cinta yang bertepuk tangan."Ehehe, makasih sayang." jawab Riski yang tersenyum bahagia."Yasudah, fokus melihat jalan..." sambung Cinta memegang tangan kekasihnya denga
Dokter Joshua menahan tangan Yogi yang memegang pisau, hingga pisau itu terjatuh ke lantai kamar. Yogi terkejut dengan reaksi sang Dokter yang berani melawannya."Aku bukan seperti Dokter yang lainnya, Tuan. Kau menantangku, aku akan menerima tantangan mu.." ucap Dokter Joshua mengikat tangan Yogi dengan tali yang ada di dalam tas kerjanya."Lepaskan aku!" teriak Yogi sambil memberontak."Mama, tolong aku." teriak Yogi."Tidak akan terdengar, karena kamar anda 'kan kedap suara, Tuan muda." sambung Joshua sambil tersenyum kecil ke arah Yogi."Maaf, ini jam kerjaku. Jadi kau harus menuruti perintah ku, atau kau akan ku hukum..." ucap Dokter Marcel kembali.Yogi memberontak dan berusaha menendang perut Joshua. Namun, Dokter itu malah menahan kaki Yogi dan mengikatnya dengan tali. Joshua mengeluarkan peralatan yang ia gunakan untuk melakukan terapi dan mulai menghipnotis Yogi.Pria itu akhirnya tertidur dan Joshua mulai untuk melakukan terapi pada Kakak kandung almarhum Dokter Wahyu. "Ter
Pagi Hari, Pukul 07.00 WIB.Riski dan yang lain tengah bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Sebelum pergi, mereka lebih dulu menonton berita yang disiarkan oleh salah satu channel televisi. "Korupsi mulu, kagak pernah selesai dah masalahnya," ucap James."Hooh, malah makin banyak yang korupsi. Bikin Negara miskin aja," sambung Riski yang duduk di samping James."Kamu benar-benar sudah baik 'kan?" tanya James."Sudah, nanti selepas pulang kerja, aku ingin terapi lagi dan menjenguk ayahku. Kasihan Kak Adam semalam seharian menjaga Ayah dan Ibu," jawab Riski.James menganggukkan kepalanya dan mereka langsung berdiri, saat melihat Cinta, Alex dan Kenzo sudah keluar dari dalam kamar. James mengambil remote televisi, berencana ingin mematikannya namun terhenti saat melihat kasus pembunuhan wanita paruh baya sudah terbongkar.- Selamat Pagi, hari ini anggota kepolisian berhasil mecahkan kasus tentang pembunuhan di sungai 3 hari yang lalu, Minah dinyatakan telah dibunuh di sebuah sungai yang
"Maaf," ucap Riski yang langsung melepas tangan gadis yang ternyata bukan kekasihnya."Mbak, ngapain di sini?" tanya James."Saya mau mengambil selendang milik saya," jawab gadis tersebut."Butuh bantuan?" tanya Alex."Tidak perlu, terima kasih." jawab gadis tersebut yang berhasil mengambil selendang miliknya.James, Riski, Kenzo dan Alex hanya mengangguk, kemudian melanjutkan untuk mencari Cinta yang belum juga mereka temui. Mereka kembali masuk ke dalam mobil, dan memilih mencari Cinta di tempat lain, berharap agar mereka bisa bertemu dengan gadis cantik itu."Semoga kita bisa bertemu dengannya," harapan Kenzo."Aamiin, aku khawatir dengan Cinta..." jawab Alex yang terus menatap ke luar jendela mobil."Kamu tau tidak dimana tempat paling disukai Cinta? Aish, dia tidak pernah memberitahu kami tentang tempat favoritnya. Jadi kami tidak tau, Riski." ucap James."Aku, tau." jawab Riski."Dimana?" tanya Kenzo."----,"James memutar arah dan menuju tempat yang disebutkan Riski.***Di Kawa