"Berhenti di sini!"Taksi berhenti tepat di depan rumah atlet yang terkenal itu, dia melihat jika Jose baru masuk ke dalam rumah dengan wajah yang sangat bahagia."Kurang ajar! Kenapa dia terus tertawa di saat aku seperti ini, apa dia merasa menang mendapatkan Victoria? Tidak bisa dibiarkan!"Gana berjalan dengan langkah yang cepat ke dalam halaman rumah Jose yang penjagaannya cukup ketat, namun tenaganya mampu mengalahkan mereka, giliran Jose untuk menerima apa yang sudah menjadikan Victoria marah pada dirinya."Kamu tidak merasa salah? Apa tawamu justru sedang menertawakan seseorang Jose?" tanya Gana tepat berada di belakang pria itu.Jose tersenyum membalikkan tubuhnya, berapa dirinya sedang kedatangan tamu tidak diundang."Astaga, kamu datang ke rumah dengan mudah, bagaimana penjagaan aku masih kurang? Huft padahal itu sudah yang paling hebat, tapi ternyata kamu lebih hebat, terus terang saja mau kamu apa?"Jose tidak takut dengan kehadiran Gana yang berwajah marah ini, dia justru
Jose: "Kamu di sana saja, aku akan datang."Victoria: "Jangan Jose, aku mau sendiri dulu, kamu di rumah saja istirahat, besok pagi aku akan ceritakan di kampus."Jose: "Baiklah."Victoria menutup ponselnya dan meletakkan di tempat tersembunyi. Dia masih ingin sendiri dulu saat ini, mungkin lebih baik jika dirinya memang beristirahat dan merenungkan semua pernikahannya.Tertidur dalam posisi duduk di depan pintu kamar, wanita itu berjalan ke arah pintu yang mulai terbuka, pada saat itu masih memakai pakaian seragam sekolah dengan rambut pendeknya, dia membawa bola basket dengan tas ransel masuk ke dalam rumah."Kak Marcella? Ternyata ini rumahnya? Besar sekali? Apa betul ini rumah kakak?"Victoria kagum dengan rumah kediaman kakaknya ini, dia memutarkan tubuh untuk melihat apa yang bisa dilihatnya dari rumah itu, banyak sekali benda-benda besar dan tangga yang cukup tinggi untuk ke bagian atas, dengan foto-foto di bawah tangga tembok terlihat sangat banyak tentang mereka berdua, Marcel
Saat suara basket sedang terdengar keras di bagian luar rumah, ada langkah kaki pergi menelusuri jalan menuju tempat yang dijadikan basket, terlihat jika matanya terus menonton anak remaja yang masih dengan begitu bersemangat untuk memasukkan bola ke dalam ring.Dug ... Dug ... Dug.Bola itu sudah lepas dari tangannya ketika seseorang itu masuk ke sana untuk membuat Victoria akhirnya terheran sejenak."Kakak-Ipar? Kenapa ada di sini?""Tentu untuk bermain dengan kamu, katanya kamu suka main basket, berani bertanding melawan aku?" tanya Gana sudah melepaskan dirinya menjadi orang yang lebih santai."Yah, tunggu aku."Victoria datang untuk merebut bola kembali, tidak peduli jika permainan itu adalah ujian dari Gana, apakah adik Marcella ini layak atau tidak untuk di biayai kuliah nanti ketika besar.Pria ini sangat bersemangat bermain dengan Victoria, dia tidak menyangka kalau adik-iparnya mampu untuk bisa bermain sebagus ini, bahkan bisa mengambil bolanya dari tangan Gana."Ternyata be
"Hey, Nona kecil, apakah kamu terlalu lapar hingga tidak bisa bersikap sopan di meja makan?" tanya Gana baru datang.Victoria tidak memperdulikan itu, karena makanan yang di masak Marcella sangat banyak, dia tidak akan membuang waktu untuk hal-hal yang dikatakan kakak-iparnya."Kamu jangan keras sama Victoria, biarkan dia makan dengan gayanya, tentu tidak baik harus bersikap sopan setiap waktu, menjadi diri sendiri jauh lebih menyenangkan hati," bisik Marcella membela adiknya.Gana terdiam dengan bisikan tersebut, bagaimana bisa dirinya harus berhenti untuk membiarkan Victoria makan dengan jorok seperti itu, tidak menggunakan pisau dan garpu, padahal Gana termasuk orang yang sangat bersih dan tidak mau melihat hal-hal seperti ini. namun lagi-lagi karena Marcella."Baiklah, terserah kamu dan dia saja," bisik Gana balik.Marcella lebih tenang sekarang, dia tidak mau sikap Gana membuat adiknya tidak nyaman berada di rumah ini, dengan membiarkan Victoria menjadi dirinya sendiri, itu sudah
Esok hari telah tiba, dua orang yang memasuki stadiun olah raga begitu sangat bersemangat, ada Victoria yang memakai seragam basket dengan nomor punggung dan nama Jose Piter, sudah jelas untuk mendukung idolanya itu."Kak Gana, apa kita akan duduk di kursi paling depan? karena pasti tidak akan terlihat kalau ada di atas, tapi kenapa Kak Marcella tidak ikutan sama kita? Apa kakak sakit?" tanya Victoria di dalam mobil sangat berisik untuk seorang Gana."Tidak tau, kamu diem di sini, nanti kamu akan lihat kita duduk di kursi mana saat sampai di tempat, tidak baik banyak bicara dalam perjalanan, lebih baik kamu pikirkan mau apa saat bertemu idola kamu itu," balas Gana duduk dengan tegap.Victoria mendengarkan Gana, namun dia sendiri tidak mungkin tidak memikirkan Marcella, padahal ini kesempatannya bisa foto dengan Marcella dan Jose, namun harapannya pupus.Gana sudah melihat adik-iparnya diam untuk lebih tenang di dalam mobil, mereka saling bertatapan saat keheningan terjadi, Victoria me
"Apa masih sakit?" tanya Gana sudah memeriksa kaki Victoria di dalam mobil.Wanita itu masih meringis kesakitan, dia tidak mungkin bilang terus terang kalau kakinya sakit sekali, namun tangan Gana terus menekannya dengan keras."Sakitttttt!" Gana menghentikannya, sekarang dia mengetahui di mana letak rasa sakit Victoria, dia mengoleskan salep di bagian tersebut."Tahan sedikit, aku oleskan kamu salep, nanti kita pergi ke dokter untuk periksa ini, jangan banyak bergerak," kata Gana tidak mau dibantah."Iya, kak."Victoria masih kesakitan, namun yang ada dalam pikirannya memang ke rumah sakit bersama Gana, kakinya sangat penting untuk latihan, kalau dia seperti ini, besar kemungkinan akan libur beberapa hari, kecemasan itu terlihat pada Gana."Tidak akan ada apa-apa, hanya beberapa hari, kamu jangan cemas seperti itu," katanya menenangkan."Iya, kak. Semoga tidak akan membuat aku patah semangat."Gana memberikan tangannya di bahu untuk adik-iparnya bisa tenang, hal sekecil ini juga tid
Gana berdiri di depan pintu sendirian, dia melihat Marcella yang datang menghampirinya, tentu tidak akan membiarkan lolos lagi."Kamu dari mana?""Aku dari kuburan, kenapa?""Kamu pergi di saat adikku sakit, apa yang terjadi? Apa kamu takut dengan aku? Tadinya aku hanya ingin bertanya kenapa dia jadi seperti ini, tapi kamu kabur, apa ini bukan perbuatan kamu?""Bukan, tapi aku mau memberitahukan satu hal sama kamu," balas Gana menarik Marcella.Dia memberikan ponsel kecil milik Victoria yang masih ada gantungan nama Jose."Coba kamu baca itu, ternyata adik kamu menginginkan aku," kata Gana membocorkan ini.Marcella membaca lebih detail yang ada di ponsel itu, hatinya sakit, namun dia tersenyum di depan Gana."Hal normal saat bertemu dengan pria seperti kamu," kata Marcella menanggapinya santai.Gana terheran, dia tidak menyangka ada wanita yang begitu santai dengan semua ini, padahal ada wanita lain yang menyukai dirinya."Kamu tidak marah?" tanya Gana ingin mengetahuinya, namun Marce
"Di mana ini?"Victoria bangun dari sana, matanya masih sembab dan bengkak karena terlalu lama menangis, apalagi kalau dia ingin memegang kantung matanya jadi sakit."Aw, apa aku terlalu banyak menangis? Tapi, kenapa aku tadi bermimpi sangat panjang? Apa tadi itu masa lalu yang aku lupakan sebelumnya?"Dia tidak mengingat betul ingatan masa remajanya itu, yang dia ingat hanya pernah pergi bertemu dengan Gana dan Marcella di rumah ini.Tok ... tok ...tok."Nyonya, ada tamu untuk Nyonya di luar," kata pelayan.Dia membuka pintu kamar, Victoria berpikir jika Gana sudah pulang."Siapa? Apa bos kamu yang pulan?" tanya Victoria tidak mau bertemu dengan Gana.Pelayan itu hanya menggelengkan kepala, dan ingatannya tentang atlet terkenal yang ada di hadapannya."Itu, Nyonya, ada atlet terkenal masuk ke dalam rumah nyari Nyonya, apa Nyonya kenal sama dia?""Iya, aku kenal sama dia, di mana Jose sekarang?""Ada di ruang depan Nyonya."Victoria bergegas pergi dari sana untuk bertemu dengan Jose d
"Ok! Aku akan pergi karena Victoria tidak boleh menganggap aku arogan atas pancingan suaminya sendiri!"Jose dengan terpaksa pergi, dia tidak mungkin meneruskan apa yang diinginkan Gana untuk bisa berkelahi dengannya. Gana masih ada di parkiran, sekilas sudah melihat mobil Jose berlalu cukup jauh, dan dia mulai melihat ke atas gedung lantai dua yang dia rasa itu adalah tempat kamar hotel Victoria. "Aku harus kembali, Victoria tidak boleh mengetahui ini, justru aku tidak akan bisa membiarkan Victoria melihat Jose lebih dari aku, dia adalah istriku satu-satunya."Gana masuk ke dalam hotel kembali, hari ini sudah berlalu begitu cepat, hingga pada hari berikutnya telah tiba, Victoria ada pertandingan yang menentukan masa depan yang selalu dia impikan selama ini. Marcho dan Gana ada di kursi penonton, bahkan Jose yang tidak kalah melihat Victoria di kursi VIP, apalagi Jose termasuk orang penting juga di dalam kampus. "Saatnya kamu bisa membuktikan semua impian kamu, Victoria. Hanya dir
Victoria mencari di mana dirinya bisa mendapatkan taksi, dan terlihat jika ada mobil yang sudah berhenti di sampingnya. "Masuklah, Baby. Kamu tidak akan bisa mengejar Gana selama menolak tawaran aku," ucap Jose yang sudah ada di dalam mobilnya itu. "Jose, Aku masuk! Tolong agar aku bisa mengejarnya.""Baiklah Baby, kamu tidak akan kehilangan dia selama yang mengendarai mobil itu aku," jawab Jose. Wajah Jose tersembunyi, menunduk sedih ketika Victoria sudah berada di dalam mobilnya, wanita yang ada di sampingnya itu bukan untuk dirinya, melainkan sedang meminta bantuannya agar bisa mengejar pria yang menjadi saingannya sendiri. "Demi cinta yang aku miliki, sungguh aku rela wanita idamanku bersama pria yang sangat dia cintai, padahal aku sendiri merasakan sakit yang luar biasa, dan aku sulit melepaskan bayang Victoria dalam pikiran ini, tapi yang aku lihat, dia sama sekali tidak mau menganggap aku lebih dari seorang idola, aku akan berusaha mengembalikan senyumnya, senyum yang terpa
Selama pelarian Victoria, dia tidak menemukan tempat yang nyaman untuknya merasakan tenang. "Astaga, harus pergi ke mana aku ini? Di sini sudah tempat yang paling mahal, yang dari Gana cukup untuk membayar hotel berbintang lima."Victoria berdiri di depan jendela yang tembus dengan pemandangan pantai. Dua hari Victoria tidak ada kabar berita, sampai pada sore hari ketika Victoria mencoba untuk keluar dari kamar. "Selamat sore, Victoria?"Dua orang berbadan besar membawa wanita itu pergi, dengan berontak Victoria mencoba untuk melepaskan apa yang mencengkram dirinya, tetapi tidak bisa. Di depan pria yang keluar dari mobil, ternyata itu adalah. "Jose, kamu bisa tau aku di sini?"Pria itu menghampiri Victoria dengan senyuman dan memeluk erat tanpa jarak. "Baby, kamu jangan pergi lagi, sungguh aku tidak bisa jauh dari kamu, dua hari ini membuat aku mempercepat penyembuhan diriku sendiri, dan sekarang kamu bisa lihat, aku sudah bisa berdiri dan berjalan."Victoria sudah melihat dengan
Victoria tidak bisa menolaknya, dia memegang ujung kursi roda bagian atas dengan kedua tangannya, tentu untuk membantu Jose masuk. "Kita masuk, aku ada kelas.""Baby, kamu terlihat tidak senang, apa aku mengganggu waktu kamu?" Tanya Jose mencoba mencari tahu apa yang dirasakan wanita idamannya itu. "Tidak, aku hanya lelah menghadapi Gana, itu saja," balas Victoria. "Memang suami kamu itu berbuat apa sama kamu?"Jose memegang tangan Victoria, dia menariknya sampai Victoria berpindah ada di depannya. "Katakan sama aku, Baby.""Kamu tau sifat dan sikap Gana kan, jadi aku hanya lelah, jadi kita langsung masuk saja, tidak perlu membahas ini lagi," jawab Victoria sedikit menghindari pertanyaan tadi. Jose tidak yakin kalau itu jawabannya, dia masih ingin mengetahuinya tanpa mendapatkan jawaban ulang dari Victoria. "Apa aku harus bertanya sama Gana saja? Pastinya dia sudah membuat wanitaku kesal, aku harus membuat perhitungan," katanya dalam hati. Jose mengetik sesuatu di ponselnya, di
"Aku memiliki istri, kenapa tidak kamu yang menyiapkan makanan untuk aku?""Apa? Jadi kamu mau aku siapkan makanan?"Victoria kembali bertanya, hal ini membuat dirinya heran dengan sikap suaminya. "Apa aku kurang jelas bicara sama kamu?Gana hanya ingin memperlihatkan dirinya yang tidak mau terbagi, mungkin dengan cara demikian bisa menjauhkan Victoria dengan Jose. "Jelas, tapi tidak salah? Padahal kamu bilang aku ini bukan pelayan dan mereka akan menjadi orang pertama yang kamu panggil, bukan aku."Gana menarik tangan Victoria ke arah dapur, dia tidak mau berbicara panjang lebar di saat perutnya lapar. "Siapkan sekarang! Aku tunggu kamu di sini," kata Gana memerintah istrinya. Victoria bingung, dia harus masak apa untuk suaminya ini. "Ada apa?" Tanyanya lagi. "Mau makan apa?""Apa saja, yang paling penting, kamu jangan masak masakan gosong," jawab Gana. "Eh, aku serius tanya sama kamu."Gana tidak berbicara lagi, dia melihat Victoria dengan tatapan sinis, itu artinya Victoria h
"Aku minta maaf karena Gana sudah membuat kamu hampir menelan obat tidur, semoga kamu tidak membenci dia, aku akan keluar kamar, bila kamu membutuhkan aku, panggil saja."Victoria tidak nyaman berada di dalam kamar berdua dengan Jose, dengan rasa bersalah atas perbuatan Gana, dia sekarang ingin menebusnya. "Lebih baik aku buatkan Jose susu hangat agar dia bisa tertidur dengan cepat."Langkahnya menuju dapur, Gana masuk ke dalam kamar Jose. "Jadi ini yang kamu mau?" Tanya Gana pada Jose yang sudah ada di atas tempat tidur. "Apa? Kedatangan kamu terlalu mendadak untuk aku, kita bisa bicara dulu sampai Baby Victor datang."Jose tidak takut sama sekali pada Gana, dia mau Victoria melihat apa yang dilakukan Gana padanya. "Tidak perlu membawa Victoria dalam masalah kita, aku mau kamu pergi dari rumah ini, kamu tau, atlet terkenal itu sudah harus dalam pengawasan negara, dan sudah di sediakan semua fasilitasnya, apa kamu tidak mau pergi dan tidur di rumahmu itu?"Jose tersenyum sinis pad
"Jose! Menjauh dari aku sekarang," kata Victoria. Jose tidak mau, pria itu masih menikmati wajah cantik Victoria yang sangat dekat, hatinya tenang begitu membelai rambut orang yang dia cintai. "Baby, kamu tau kan aku sakit, kenapa tidak kamu yang menjauh? Apa kamu sebenarnya mau dekat-dekat dengan aku. Iya, kan?"Jose sedikit menggoda wanita yang ada di depannya, ternyata Victoria sampai salah tingkah, ada nada marah yang keluar dari mulut Victoria, cukup pedas untuk di dengarkan. "Sembarangan. Jangan merasa diri kamu berhak atas aku seutuhnya ya, Jose! Kamu harus ingat, aku istri orang, tentu aku akan menjauh."Victoria turun dari sana, dia pergi dengan wajahnya yang merah, senyum Jose terlihat di sana, dia menyukai Victoria yang bersikap demikian. "Manis sekali, aku suka Baby. Beruntungnya aku hari ini."Jose ingin memejamkan mata, pria itu memang harus istirahat. Namun, tenggorokannya sangat kering, tangannya meraba ke atas meja di samping tempat tidur, ada satu gelas yang suda
Ketika masuk ke dalam kamar, mereka melihat anaknya yang sedang tertidur lelap, nampak sekali wajah Marcho tersenyum, entah dari mana asal senyuman anak kecil yang bisa merasakan kedua orang tuanya tengah berdamai saat ini. Mungkin malam ini menjadi momen Victoria bisa merasakan kebahagiaan bersama dengan keluarga kecilnya, tetapi tidak setelah ada seseorang yang mengetuk pintu. "Eh, siapa yang datang malam-malam seperti ini?" Mata Gana langsung melirik gorden jendela, sepertinya dia tahu siapa orangnya. "Aku juga tidak tau, kita perlu keluar untuk mengecek sendiri," balas Victoria memundurkan langkahnya dari kamar Marcho. Gana mengikuti Victoria, lelaki itu hanya perlu berjalan di samping istrinya yang sedang mencemaskan keberadaannya di sini. Ketika itu, pintu dibuka lebar, ada seseorang yang duduk di kursi roda dengan balutan perban. "Baby, kamu harus pergi dari sini, bukankah kamu memiliki hutang untuk merawat aku?" Jose yang datang dengan penuh harapan membawa wanitanya per
"Selamat pagi, Baby?"Jose menyapa Victoria yang baru terbangun perlahan, wanita itu tidak bisa bergerak karena ada dalam dekapan Jose. Matanya melebar dan ingin bergerak, "Jose, apa yang kamu lakukan?"Victoria ingin melepaskan diri, tetapi pria itu tidak mau. "Jangan bergerak, nanti kamu melukai luka aku, apa kamu mau aku kesakitan?""Astaga, tapi ini modus Jose.""Sedikit, penyembuhan yang paling ampuh, kamu jangan menolak dong, kita kan hanya pelukan saja, apa kamu tidak mau?"Victoria merasa dirinya tidak nyaman, tetapi Jose sudah diluar batas. "Jose, lepaskan aku."Victoria ingin tetap dilepaskan walaupun Jose merajuk atas lukanya. "Apa kamu tidak mau? Serius Baby? Tidak bisakah kamu membuat diri ini bahagia?""Jose, nanti ada suster atau dokter yang masuk, kamu jangan seperti ini.""Tidak apa, aku perlu seperti ini karena ingin terbiasa dengan kamu, apa kamu mau sarapan?""Bagaimana bisa? Kamu selalu memeluk aku, susah juga aku untuk bangun."Victoria terperangkap di sana,