Paman Gates membeku, dia tidak menyangka Victoria Anne akan mengajukan pertanyaan ini.Victoria Anne tersenyum. "Paman Gates, kau sudah mengirim seseorang untuk menyelidiki hubunganku dengan James Coleman, bukan? Apakah kau ingin membantuku atau memanfaatkan aku?"Paman Gates memandang Victoria Anne. "Vic, kau benar-benar pantas menjadi putri Keluarga Grant, tapi alih-alih mengatakan aku memanfaatkanmu, lebih baik mengatakan kita saling membantu. Tujuan kita sama. Aku memang benci Keluarga Coleman, tetapi aku juga ingin membalaskan dendam Keluarga Grant. Satu-satunya orang yang bisa bekerja sama denganmu sekarang adalah aku."Victoria Anne terdiam beberapa saat, kemudian berkata, "Aku harus memikirkannya.""Baik, Vic, aku akan menunggu kabarmu."Pada saat itu, terdengar suara yang manis, "Ayah, aku sudah pulang."Victoria Anne mendongak, itu adalah putri Keluarga Gates, Adik Freddy Gates, Fiona Gates, sudah pulang.Fiona Gates baru menginjak usia 18 tahun dan baru masuk universitas.
“Oh, itu Kakak Vic yang bernama James Coleman,” jawab Freddy Gates.Fiona Gates meneriakkan nama ini dengan diam-diam di dalam hatinya dan pria yang baru saja keluar dari mobil mewah Maybach, terlihat dingin dan sangat tampan.Walaupun kecantikan Fiona Gates tidak sebanding dengan Victoria Anne, namun banyak pemuda yang ingin mengejarnya, tetapi James Coleman bahkan tidak melihatnya tadi.“Kak, kau menyukai Kak Victoria Anne, aku juga menyukai Kak Victoria Anne. Sekarang sudah zaman modern. Ayah tidak bisa mengatur hubungan kita. Kakak, cepat kejar Kak Victoria Anne agar dia bisa segera menjadi kakak iparku," Fiona Gates menyemangati kakaknya.Freddy Gates mengangguk penuh semangat. "Aku tidak akan menuruti Ayah. Gadis sebaik Vic, tidak boleh dilewatkan."...Dalam mobil Maybach.James Coleman meletakkan kedua tangannya di setir.“Apakah kau bersenang-senang di rumah Keluarga Gates hari ini?” tanya James Coleman.Victoria Anne mengangguk. "Lumayan.""Apa yang dikatakan Paman Gates pa
Dia merasa tidak nyaman.“CEO.” Sekretaris pribadi melangkah maju.James Coleman mengalihkan pandangannya dari punggung Freddy Gates. Dia berkata, "Pesan kamar di hotel bintang tujuh malam ini."Sekretaris pribadi itu terkejut, dia tidak menyangka CEOnya tiba-tiba memintanya untuk memesan kamar di hotel pada jam kantor."Baik, CEO."...Victoria Anne sedang syuting dan sekarang adalah adegan ciuman."Floating Life" adalah drama tentang seorang pahlawan wanita, hanya ada sedikit adegan romantis di dalamnya.Agatha Lingard adalah sosialita terpopuler saat itu. Dia bertemu dengan Alex Lawson, seorang panglima perang. Mereka akan ada adegan berciuman.Alex Lawson diperankan oleh Robin Norris, seorang aktor muda yang populer. Dia mendapatkan peran Alex Lawson karena kemampuan akting yang mumpuni.Sutradara Brooks sedang membahas adegan itu dengan Victoria Anne dan Robin Norris, "Robin Norris, kau akan duduk di kursi ini nanti, Victoria Anne, kau akan duduk mengangkang di pangkuan Robin Nor
Apa?Victoria Anne tertegun.James Coleman memandang wajah gadis yang menawan di pelukannya. Apa yang dia sukai tentu juga disukai pria lain, hari ini dia tidak perlu melakukan apa-apa, menghalangi pria-pria di sekitarnya sudah cukup membuatnya sibuk.Dia juga sudah tidak bisa menghitung berapa banyak pria yang terpikat olehnya. Tadi dia melihat dengan mata kepala sendiri reaksi fisik aktor muda itu.Namun, mereka tidak bisa disalahkan. Dia meliuk-liukkan pinggangnya dan duduk mengangkang di pangkuan pria itu dengan sepatu hak tingginya, pria mana yang bisa menahannya?"Kenapa? Jangan katakan kau tidak mengetahuinya." James Coleman tersenyum.Meskipun tersenyum, tatapannya tampak mengerikan.Victoria Anne tentu menyadarinya, dia melakukan kontak fisik dengan Robin Norris tadi dan bisa merasakannya.Sebenarnya, aktor juga manusia. Reaksi fisik dalam adegan intim adalah hal wajar. Dia tidak terlalu menanggapinya, tetapi setelah CEO Coleman mengingatkannya, dia harus lebih berhati-hati ke
Victoria Anne membelalakkan matanya dan menatapnya dengan tak percaya. Mengapa dia ... memiliki pikiran seperti itu, pikirannya begitu... mesum?"Lihat apa? Kau tidak hanya merasakannya bahkan menggeseknya bolak-balik, bukan?" James Coleman mengubah pernyataannya.Victoria Anne segera menutup mulut pria itu dengan tangannya, tidak membiarkan dia berbicara omong kosong.Dia adalah aktor profesional. Dia tidak melihat apa-apa ketika duduk di pangkuan Robin Norris tadi. Dia juga baru mengetahuinya setelah turun dari pangkuannya lalu mendengarnya dari produser. Ini adalah hal wajar, jadi dia tidak mengambil hati. Mengapa pria ini menggambarkannya dengan begitu kotor?James Coleman, pikiran pria ini benar-benar sangat kotor.James Coleman mencium tangannya dan melepaskannya. Lagi pula, dia juga tidak suka membahas pria lain dengannya. "Lanjutkan syutingnya dan jangan lupa temui aku di hotel nanti malam."“Iya.” Victoria Anne segera turun dan pergi dengan tergesa-gesa.James Coleman meliha
Resepsionis menggelengkan kepalanya dan meminta maaf. "Maaf, Tuan, ini adalah privasi tamu, kami tidak bisa memberitahu Anda."Mata Freddy Gates memerah, "Kalau begitu aku akan mencarinya sendiri!"Setelah berbicara, dia membalikkan badan dan memasuki lift.“Hei, Tuan!” Resepsionis berteriak tetapi Freddy Gates sudah pergi, dia langsung mengangkat telepon dan memutar nomor telepon.Telepon segera tersambung, "Halo."Suara James Coleman....Di presidential suite.James Coleman berdiri di depan jendela. Dia menyelipkan satu tangan ke dalam saku celananya dan memegang ponsel dengan tangan lainnya. Mendengar laporan dari resepsionis, dia berkata, "Baik."Dia menutup telepon.Victoria Anne muncul dari belakang dan menatapnya. "CEO Coleman, siapa yang menelepon?"James Coleman meliriknya. "Ada wanita pihak ketiga yang meneleponku, apakah kau mau memeriksa ponselku?"Dia memberikan ponselnya.Victoria Anne sebenarnya agak curiga dengannya. Sikap James Coleman agak aneh hari ini dan bahkan
Vic sedang mandi sekarang.Pernyataan James Coleman menyiratkan maksudnya dengan sangat jelas.Freddy Gates melihat ke pintu kamar yang tertutup di belakang James Coleman. "Aku ingin bertemu dengan Vic, aku ingin bertemu dengan Vic sekarang!"James Coleman dengan satu tangan dalam saku celananya, menghalangi pandangan Freddy Gates dengan pundaknya. "Tuan Muda Gates, Vic tidak ingin bertemu denganmu. Tolong jaga sikapmu."Mata Freddy Gates memerah. James Coleman adalah lawan yang menakutkan. Dia sangat pintar menyiksa dan mempermalukan seseorang."James Coleman, Vic adalah adikmu. Aku bahkan memanggilmu Paman Coleman. Hubunganmu dengan Vic berkembang sampai tahap ini, apakah kau tidak merasa sangat jijik?"James Coleman menatap Freddy Gates dan tersenyum sinis, “Tuan Muda Gates, kau akhirnya tahu bagaimana perasaanku ketika kau memanggilku Paman Coleman."James Coleman melangkah maju dan mendekati Freddy Gates. Dia mencondongkan tubuhnya sedikit dan berkata, “Dibandingkan dengan sikap
Melihat tatapan Victoria Anne yang cerah, Freddy Gates merasa sakit hati. Dia merasa dia datang terlambat.Keterlambatan ini menjadi penyesalan seumur hidup.Selama ini, dia tumbuh di sisi James Coleman. Saat dia kesepian dan tidak berdaya, James Coleman adalah satu-satunya tempat dia bergantung. James Coleman memberinya kehangatan dan persahabatan yang tidak bisa didapatkan orang lain. Dia juga memberinya cinta dan rasa sakit yang tak terlupakan, James Coleman sudah tak tergantikan dalam hidupnya.Freddy Gates menyerah dan mengangguk. "Baik, Vic, aku akan menuruti keinginanmu."Victoria Anne tersenyum dan menjabat tangannya. "Freddy Gates, aku pergi dulu, dadah."Victoria Anne membalikkan badan dan pergi.Begitu dia membalikkan badan, dia melihat James Coleman mengejarnya. James Coleman sedang menatapnya.Victoria Anne berjalan mendekat dan meletakkan tangannya yang dingin dalam telapak tangan pria itu. "Ayo, kita kembali."James Coleman meletakkan mantel di tangannya ke pundaknya,
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan