Lucas Hank melangkah maju dan kenangan pada saat itu terlintas dalam pikirannya.Di sini dia bertemu dengan gadis yang hangat dan tangguh itu.Dia mencarinya selama bertahun-tahun, tetapi dia sepertinya tenggelam dalam lautan luas manusia dan sudah lama pergi.Saat itu, terdengar suara yang lembut memanggilnya, "Tuan Hank"Lucas Hank segera menoleh dan melihat Charlotte Shimon berdiri di belakangnya, gadis itu tersenyum hangat padanya.Lucas Hank tertegun, dia tidak tahu itu ilusi atau bukan. Ketika menoleh, dia tiba-tiba merasa tatapan Charlotte Shimon sama persis dengan gadis itu pada saat itu, penuh dengan kekuatan.Mungkin itu hanya ilusinya.Bagaimana mungkin dia adalah gadis saat itu?Lucas Hank menggelengkan kepalanya di dalam hatinya, dia merasa sangat tidak masuk akal."Charlotte, kau memanggilku?"“Ya, Tuan Hank, apa yang sedang kau pikirkan?” Charlotte Shimon mengedipkan matanya.Lucas Hank tidak akan memberitahu Charlotte Shimon bahwa dia sedang memikirkan gadis saat itu. A
Helen baru menyadari tujuan perjalanan Charlotte Shimon tidak hanya untuk mengungkap kejadian masa lalu, tetapi juga untuk mengungkap orang yang ingin membunuh Lucas Hank!Helen Hayes teringat dengan ramalan nenek moyang Lantana saat terluka seabad yang lalu. Seorang wanita dari Lantana, akan menguasai dunia.Lucas Hank tiba-tiba menyipitkan matanya dan menatap Charlotte Shimon dengan kaget. Bagaimana dia tahu, bagaimana dia tahu semua ini?Dia tidak memberitahu siapa pun tentang luka yang dideritanya pada saat itu. Dia sendiri bahkan tidak tahu seberapa dalam lukanya dan apakah lukanya cukup parah. Helen Hayes yang terus mengawasi mereka juga tidak bisa menyebutkannya dengan jelas, kecuali ... dia adalah gadis yang merawatnya saat itu.Sedangkan sekarang Charlotte Shimon mendeskripsikan lukanya dengan detail, hati Lucas Hank langsung bergolak.Dia...Charlotte Shimon tidak melihat ke arah Lucas Hank, tatapannya masih tertuju pada Helen Hayes. "Adik Helen, mengapa kau tidak berbicara
Gadis itu ternyata Charlotte Shimon!Dia telah mencari gadis itu selama bertahun-tahun, dia tidak menyangka gadis itu datang ke sisinya."Jadi, Charlotte Shimon, apakah kau tahu mengapa aku sangat membencimu, karena kau selalu merusak rencanaku. Tanpamu, Lucas Hank seharusnya sudah mati dan Keluarga Hank seharusnya sudah hancur. Kebangkitan suku Putri Duyung sudah di depan mata, tetapi kau selalu muncul.”"Sebenarnya, aku juga berencana untuk melenyapkanmu sejak lama. Tetapi Ibumu, Sophia Lowry selalu menjagamu dengan sangat ketat sejak kau kembali ke Lantana. Setiap orang yang melayanimu adalah pakar terkemuka dan Steve Turner selalu mengawasimu selama kau tumbuh dewasa, mengarahkan kau ke Kota Regalsen, sehingga kami bahkan tidak memiliki kesempatan untuk bertindak.""Charlotte Shimon, jangan berpikir kau sudah menang. Pertempuran antara suku Putri Duyung dan Lantana baru saja dimulai, aku pasti akan mengalahkanmu!"Charlotte Shimon tahu Sang Putri sangat membencinya, dia berjalan ma
Lucas Hank sudah memastikan bahwa dia adalah gadis yang selama ini dia cari. Dialah orangnya.Dia selalu berada di dekatnya.Dua puluh tahun lalu, ketika dia masih bayi, dia memegang jari telunjuknya dan tersenyum manis padanya.Ibunya berkata --- Lucas, dia akan menjadi pengantin kecilmu di masa depan, ya?Bertahun-tahun kemudian, muncul kekacauan dalam Keluarga Hank. Dia diburu dalam perjalanannya dan terdampar di Barbara Bay. Di hamparan salju, tangannya yang lembut menyentuh wajahnya. Saat salju turun dengan lebat malam itu, dia memberinya perhatian dan kekuatan yang tidak pernah dia lupakan dalam hidup ini.Kemudian mereka bertemu dalam kereta, dia dalam perjalanannya menuju Orlane Estate, untuk menjadi pengantin pengganti dan menikah dengannya.Akhirnya sosok yang dia cari dalam benaknya tiba-tiba tumpang tindih dengan wajah mungil di depannya. Gadis itu adalah miliknya.Tidak ada yang bisa mengambilnya.Tetapi walaupun gadis itu berada di depannya, dia ternyata tidak menyadari
Charlotte Shimon tidak membuka pintu semalam. Para bibi secara alami mengetahui Lucas Hank telah menyelinap dari jendela, jadi tidak mengganggu mereka.Pagi-pagi sekali, para bibi bergegas datang untuk memberitahu kabar yang penting. Charlotte Shimon merasa tegang, dia segera bangun dan duduk di tempat tidur.Firasatnya hari itu sepertinya terbukti.Lucas Hank juga duduk, rasa kantuknya segera hilang. Dia mengambil mantel dan memakainya, kemudian membuka pintu kamar.Charlotte Shimon juga bangkit. Ketika pintu kamar dibuka, angin dingin dari luar tiba-tiba berembus masuk, membuat tangan dan kakinya terasa dingin.Lucas Hank berdiri di dekat pintu. Dia memandang Bibi Bloom di luar pintu dan bertanya dengan suara pelan, "Ada apa?"Charlotte Shimon juga datang ke dekat pintu.Bibi Bloom memandang Charlotte Shimon, kemudian pada Lucas Hank. "Tuan, terjadi sesuatu pada Keluarga Hank, Anda dan Nona harus kuat, Ayah Tuan Hank... meninggal dunia!"Apa?Lucas Hank membelalakkan matanya, ekspre
Larry Hank akhirnya kembali.Larry Hank berjalan perlahan dengan membawa payung hitam dan sampai di depan batu nisan, dia membungkuk dan meletakkan buket bunga putih di tangannya.Larry Hank tidak berbicara, hanya berdiri dengan tenang di depan batu nisan.Sebenarnya, dia tidak tahu harus berkata apa.Dia menatap foto Henry Hank. Ayah ini terlalu asing baginya dan dia baru mengetahui hari ini bahwa Tina Morris bukan ibu kandungnya. Monica Morris yang dicintai Ayah adalah ibu kandungnya.Dia sepertinya pernah menyelinap ke ruang kerja ketika masih sangat muda dan melihat sekilas Monica Morris dalam lukisan koleksi Ayahnya.Setelah itu, dia tidak pernah melihat Monica Morris lagi.Sampai sekarang, dia belum pernah melihat Monica Morris secara langsung. Jadi, apa yang harus dia katakan?Dia merasa sangat asing dengan Ayah dan Ibunya, apa yang harus dia katakan?“Larry, kau sudah kembali.” Pada saat ini, sebuah tangan menyentuh pundaknya dan menepuknya.Larry Hank menoleh ke samping dan m
Selain Bibi Jeanny, gadis ini adalah orang kedua yang bisa menghangatkannya.Pertemuan mereka di jalan Kota Regalsen membuatnya tak terlupakan, dia telah menjadi orang yang tak tergantikan dalam hidupnya sejak saat itu.Larry Hank memandang Charlotte Shimon, "Char..."Sebelum dia dapat memanggil "Charlotte", seseorang datang, "Larry, Charlotte, apa yang kalian bicarakan?"Lucas Hank datang.Percakapan ini langsung berakhir.Charlotte Shimon menoleh ke belakang, dia memiringkan kepalanya, "Aku hanya berbincang sebentar dengan Larry, tidak ada yang penting.""Ya," Lucas Hank mengangguk, dia berjalan dan meraih tangan Charlotte Shimon dengan telapak tangannya, kemudian melihat ke arah Larry Hank, "Larry, mari kita makan malam bersama."Ketika Lucas Hank muncul, Larry Hank kembali ke wajah yang dingin seperti biasa, "Baik, Kak, kalian turun dulu, aku menyusul."Lucas Hank membawa Charlotte Shimon pergi.Larry Hank berdiri di sana melihat punggung mereka yang menghilang dan tangan Charlott
Di dalam kamar, Mark Lewis yang baru selesai mandi mengenakan piyama sutra hitam.Dia menyeka rambut pendeknya dengan handuk, kemudian pergi tidur. Namun dia segera menemukan keanehan karena ketika mengulurkan tangan ke dalam selimut, dia menyentuh seseorang.Siapa?Mark Lewis segera bangkit dan turun dari tempat tidur, lalu membuka selimutnya.Ada seorang gadis yang sangat muda dalam selimut.Mark Lewis menatapnya dengan hina. "Siapa kau, siapa yang membiarkanmu masuk?""CEO Lewis, jangan marah, Nyonya Tua yang menyuruhku masuk ke sini."Nyonya Tua?Mark Lewis sama sekali tidak terkejut. Selain Ibunya, siapa yang berani diam-diam memasukkan seorang gadis ke dalam selimutnya?Gadis itu memandang Mark Lewis dengan wajahnya yang memerah dan berkata dengan lembut, "CEO Lewis, Nyonya Tua membiarkan aku masuk ..."Gadis itu menggigit bibirnya dan berkata dengan malu-malu, "Nyonya Tua membiarkan aku masuk ... untuk melayanimu... tidak ada yang memaksaku..."Gadis ini masih sangat muda. Dia
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan