Kemudian, aku mendengar bahwa kalung ini dimenangkan oleh seorang taipan misterius dalam pelelangan, para sosialita juga cukup lama membicarakan hal ini, bahkan mencemooh bahwa demi kalung ini mereka bersedia untuk tidur dengan taipan itu.Mengapa kalung ini berada di Charlotte Shimon?Seluruh hati Megan Shimon tenggelam dan rasa cemburu yang selama ini menumpuk di dalam hatinya seperti gunung berapi yang akan meletus. Demi apa, Charlotte Shimon? Mengapa dia memiliki kartu emas hitam yang diberikan Lucas Hank dan Kalung Tiff yang ingin diidam-idamkan semua wanita?"Charlotte, siapa yang memberikan kalung yang ada di lehermu?"Charlotte Shimon mengulurkan tangan dan meraba lehernya. Entah sejak kapan kalung itu ternyata menyelinap keluar, dia menatap Megan Shimon, “Jadi kau juga mengenal kalung ini, siapa yang memberikannya, apa kau tidak punya jawaban di hatimu?"Kemudian Charlotte Shimon merendahkan suaranya dan melengkungkan bibirnya, "Jangan menipu diri lagi, percayalah pada dirimu
Apa?Kalung itu ada di Charlotte Shimon?Para sosialita dari Barbara Bay melebarkan mata mereka dan semuanya menatap Charlotte Shimon.Charlotte Shimon dan Victoria Anne saling memandang dan mereka mulai menyadari bahwa kelompok sosialita ini dibawa oleh Megan Shimon malam ini untuk menargetkan dirinya."Charlotte, hari ini di lembaga penelitian, kau memamerkan kalung Tiff padaku, mengatakan bahwa kau memakainya dan malam ini mau memperlihatkannya kepada para sosialita di Barbara Bay agar membuka wawasan mereka. Sekarang semua orang sudah ada di sini, kau jangan jual mahal lagi, tunjukkan saja kepada semua orang.” Megan Shimon tersenyum.Charlotte Shimon melihat api cemburu Megan Shimon. Dia tidak mengucapkan kata-kata ini sama sekali. Megan Shimon yang mengarangnya sendiri dan menjadikan Charlotte Shimon kambing hitamnya. Megan Shimon dengan sengaja memancing para sosialita Barbara Bay, agar mereka semua menyerangnya.Charlotte Shimon menggerakkan bibir merahnya, lalu rendah hati memb
Semua sosialita Barbara Bay melihat ke gerbang Bar 1949, Lucas Hank benar-benar datang!Malam ini, Lucas Hank mengenakan kemeja hitam dan celana panjang hitam. Pakaian buatan tangan yang mahal itu disetrika dengan rapi. Dia berjalan di karpet merah, wajahnya anggun dan elegan, juga dingin.James Coleman dan Kevin Keith juga datang. Ketiga pria itu berdiri di sana dan tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Tiga taipan di Barbara Bay dari Keluarga Hank, Coleman dan Keith menarik perhatian seluruh aula bar.--- Wow, Tuan Hank sangat tampan.Para sosialita Barbara Bay memandang wajah tampan Lucas Hank dengan penuh semangat. Karena sedang berbicara dengan James Coleman dan Kevin Keith, mereka hanya bisa melihat setengah bagian wajah pria itu. Lampu neon yang menyilaukan memberikan tampilan tiga dimensi dari wajah tampan Lucas Hank. Para sosialita ini juga mengidolkan para aktor, para aktor drama idola yang berkaki panjang akan membuat mereka histeris.Tetapi sekarang melihat Lucas Hank, pen
Semua orang kaget. Mereka memandang Charlotte Shimon seperti melihat orang gila dan kemudian menatap Lucas Hank, pelengkap tempat tidur hebat yang bertanggung jawab untuk menghangatkan tempat tidur.Lucas Hank berdiri di luar pintu dengan satu tangan di saku celananya. Dia tidak senang melihat Charlotte Shimon yang mabuk. Sekarang alisnya mengerut, dan bibir tipisnya ditekan dengan ringan.Para sosialita Barbara Bay ini merasa sangat kesal hingga hampir pingsan, demi apa Charlotte Shimon, mengapa dia mempermalukan Tuan Hank seperti ini?Dasar iblis, lepaskan Tuan Hank!Para sosialita menahan keinginan untuk merobek Charlotte Shimon dengan tangan mereka. Bagus sekali, dia telah diekspos. Mereka hanya perlu mengikuti arus, "Charlotte Shimon, kami ingat bahwa kau sudah menikah. Kau dan Tuan Hank berselingkuh, bukan? Apakah kau berencana setelah bercerai akan bersama dengan Tuan Hank?"Kepala kecil Charlotte Shimon menjadi semakin pusing, dan dia hampir tidak bisa mendengar kata-kata orang
Victoria pergi ke kamar mandi, membasahi wajahnya dengan air dingin, kemudian berjalan keluar.Ketika berjalan di koridor, seorang pria flamboyan datang menghampirinya. Ketika pria itu melihat Victoria, matanya menatap lurus, "Victoria cantik, kau ternyata sudah pulang ke Barbara Bay?"Pria itu memandang Victoria dengan sembrono. Victoria baru berusia 18 tahun ketika dia pergi dan belum dewasa, tetapi dalam dua tahun terakhir dia telah mekar seperti bunga mawar, Wajahnya cerah dan berseri. Bagian bibir bawahnya merah lembut, yang memancarkan daya tarik bagi pria.Pria itu menatap Victoria, yang bahkan dikomentari oleh media asing sebagai seorang yang cantik secara alami. Gaun vintage berwarna merah anggur membalut kulit lembutnya, dan rambut ikal cokelatnya terurai di pundak, menambahkan sentuhan elegan.“Victoria cantik, kau telah menjadi bintang besar dalam dua tahun terakhir. Kami hanya bisa melihatmu di TV. Karena kita kebetulan bertemu hari ini, maka aku akan membelikanmu minuman.
James Coleman menatapnya tanpa berbicara.Victoria Anne mengulurkan dua tangan kecil ke dadanya yang lembut dan mendorongnya menjauh dengan paksa.Ketidakjelasan antara kedua orang itu dengan cepat menghilang.“Charlotte Shimon tadi meminum One, apakah kau juga meminumnya?” tanya James Coleman.One?Victoria Anne dengan cepat mengerutkan alisnya. Dia tidak menyangka koktailnya adalah One. Tadi Charlotte meminum segelas penuh."Aku tidak meminumnya."Ketika Victoria Anne selesai berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Charlotte Shimon.Tetapi telepon berdering beberapa kali dan tidak ada yang menjawab.Victoria Anne hendak menelepon lagi, tapi James Coleman mengambil ponselnya.Victoria Anne mengerutkan alisnya, "Apa yang kau lakukan, kembalikan ponselku, aku akan menelepon Charlotte.""Apakah kau ingin mengganggu mereka?""..." Victoria Anne dengan marah menyambar ponselnya.James Coleman mengangkat bibir tipisnya, "Kevin sudah menelepon Lucas. Kau tidak perlu mengkhawatirk
Victoria Anne mendapatkan kartu 2, dan semua orang sudah tidak sabar, menunggu pertunjukan yang bagus.Victoria Anne adalah wanita tercantik di Barbara Bay. Dia selalu menjadi sorotan sejak kecil. Sekarang dia sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan menjadi idaman para pria. Partisipasinya dalam Truth or Dare tentu sangat menarik.Pria ini selalu menyukai Victoria Anne. Kecepatan dia berganti pacar seperti berganti pakaian, tapi setiap pacarnya adalah berdasarkan gambaran Victoria Anne.Sekarang dia tidak sabar untuk bertanya pada Victoria Anne, apakah dia masih perawan?“Tuan Shawn, meski ini permainan Truth or Dare, tapi apakah pertanyaanmu terlalu beracun?” Seseorang tertawa dan membujuk.Shawn Steven dengan rakus memandangi wajah Victoria Anne yang cerah dan menawan, "Victoria cantik, kita harus mengikuti aturan main, jadi kau harus menjawab dengan jujur.""Tuan Steven, kau sangat jahat, hahaha."Orang-orang di meja poker mencemooh, menunggu jawaban Victoria Anne.Megan Shimon d
Kartu di tangan Victoria Anne adalah 9.3, 8, 9 adalah Lauren Keith, Megan Shimon, dan Victoria Anne.James Coleman harus memilih salah satu dari mereka.“Sial, terlalu bisa memilih orang ini, Tuan Coleman, siapa yang kau pilih?” Semua orang berteriak lagi.Lauren Keith tidak dapat menahan kegembiraan di hatinya, dia mendapatkan kartu 3!Victoria Anne adalah adik James Coleman jadi bisa disingkirkan. Megan Shimon sekarang menyukai Lucas Hank. James Coleman tidak akan merebut wanita kakaknya maka dia juga bisa disingkirkan. Maka dia yang memiliki peluang paling besar.James Coleman akan mencium dirinya... kan?Mata Lauren Keith bersinar, dan dia menatap James Coleman dengan malu.Pada saat ini, Victoria Anne melemparkan angka 9 di tangannya. Dia mengangkat bibir merahnya yang indah dan tersenyum, "Kak, abaikan aku. Aku adalah adikmu. Sekarang kau hanya perlu memilih salah satu di antara Megan Shimon atau Lauren Keith, yang mana yang mau kau cium."James Coleman melirik Victoria Anne, ya
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan