Charlotte Shimon tersenyum dengan misterius. "Aku punya ide, tapi aku membutuhkan bantuan Nenek."“Charlotte, cepat katakan.” Nyonya Hank Tua sudah tidak sabar.Charlotte Shimon meraih lengan Nyonya Hank Tua. "Nenek, tidak perlu terburu-buru. Tadi aku dengar Kepala Pelayan Lynch mengatakan bahwa kau tidak makan malam. Aku tahu kau mengkhawatirkan Paman Hank dan Bibi Jeanny, tetapi kau adalah pilar Keluarga Hank, kau tidak boleh jatuh. Aku masih membutuhkan bantuanmu, jadi Nenek makan malam dulu sekarang. Aku akan memberitahumu ide bagus ini setelah kau kenyang."Nyonya Hank Tua tertawa, dia mengusap rambut panjang Charlotte Shimon dengan hangat. "Charlotte, kau bahkan ingin menjebak Nenek sekarang.""Kalau begitu, apakah Nenek mau makan malam?""Tentu saja, aku akan makan!"Charlotte Shimon tersenyum, dia menyandarkan kepalanya di pundak Nyonya Hank Tua. Malam ini, Charlotte Shimon mengenakan gaun panjang, dia berdiri di samping Nyonya Hank Tua dengan tenang, menemani Nyonya Hank Tu
“Nyonya Muda, apakah kita pulang begitu saja?” Kepala Pelayan Lynch semakin tidak dapat memahami yang dipikirkan Nyonya Muda. Nyonya begitu mesra dengan pria lain di luar, tetapi Nyonya Muda terlihat begitu tenang dan santai.Charlotte Shimon mengangguk. "Ya, kita pulang saja.""Tapi, Nyonya ..." Kepala Pelayan Lynch memandang Monica Morris dan Brian Morgan di luar.“Oh,” Charlotte Shimon seperti baru memperhatikan kejadian ini, “Apakah Kepala Pelayan Lynch merasa sangat kesal? Sederhana saja, mari kita bantu Paman Hank memberi pelajaran pada Paman Morgan, nanti cari beberapa orang untuk mengikat dan menghajar Paman Morgan.""..." Kepala Pelayan Lynch memandang Charlotte Shimon, artinya --- Nyonya Muda, apakah Anda serius?Charlotte Shimon mengerutkan bibirnya. "Aku serius."Kepala Pelayan Lynch menatap mata Nyonya Muda, sepertinya ada kekuatan yang dapat menenangkan dan menyakinkan orang. Kepala Pelayan Lynch mengeraskan hatinya, tidak peduli apa konsekuensinya setelah memukul Brian
Sekarang mata mereka saling bertatapan. Monica Morris tampak pucat, sedangkan Henry Hank bersikap dingin dan acuh tak acuh.“Tuan, Nyonya dan Nyonya Muda di sana.” Kepala Pelayan Lynch memperhatikan suasananya agak canggung, jadi dia membuka suara.Baru kemudian Henry Hank melangkah ke depan Charlotte Shimon dan Monica Morris.“Paman Hank, apakah kau akan kembali ke Hollinswood? Kami juga ingin kembali ke Hollinswood. Bisakah kami menumpang pesawatmu?” Charlotte Shimon bertanya sambil mengaitkan tangannya pada lengan Monica Morris.Henry Hank mengerutkan bibirnya dan berkata, "Boleh."Setelah berbicara, dia membalikkan badan dan melangkah masuk.Monica Morris berdiri di tempatnya dan memperhatikan punggung Henry Hank. Dia menatapnya dengan dingin sekarang, seolah-olah melihat orang asing.Selama bertahun-tahun, tidak peduli apa yang terjadi, dia selalu memegang erat tangannya dan tidak pernah melepaskannya.Tetapi pada saat ini, Monica Morris merasa dia telah melepaskannya.Monica Morr
Pada saat itu ponsel Monica Morris berbunyi."Charlotte, tunggu sebentar, aku akan menjawab telepon dulu.""Baik."Monica Morris berjalan ke samping dan menjawab panggilan itu.Telepon dari rumah sakit, "Halo, apakah Anda kerabat Brian Morgan?"Brian Morgan juga seorang yatim piatu sejak kecil. Dia belum menikah sampai sekarang, jadi kerabatnya mungkin hanya Monica Morris.Monica Morris mengangguk, "Ya, ada apa?"Brian Morgan pergi dengan putus asa hari itu dan mereka tidak berhubungan lagi setelahnya. Sekarang rumah sakit tiba-tiba menelepon, jantung Monica Morris berdetak kencang."Tuan Brian Morgan kemarin dipukuli, sekarang dirawat di rumah sakit kami."Apa?Brian Morgan dipukuli?"Siapa yang melakukannya? Apakah dia terluka parah?"“Aku dengar ketika Tuan Brian Morgan sedang mengemudi, sebuah van tanpa plat nomor tiba-tiba muncul dari belakang. Beberapa orang turun dari mobil. Mereka langsung menarik Tuan Brian Morgan tanpa berkata apa pun. Mereka menutup kepalanya lalu meninju da
##Pada saat Charlotte Shimon muncul, Henry Hank sudah mengetahui yang terjadi. Dia mendengus, "Jadi kau yang memerintahkan orang untuk memukul Brian Morgan?"Charlotte Shimon mengangguk dengan tenang. "Ya, aku."“Setelah memukul orang, kau sengaja menyalahkan aku?” Henry Hank bertanya.Charlotte Shimon masih mengangguk. "Ya."Henry Hank melirik ke arah yang baru ditinggalkan Cindy Watson. "Ibuku entah kenapa menyodorkan orang ini di sisiku. Apakah itu juga idemu?"Charlotte Shimon. "Ya."Kepala Pelayan Lynch di satu sisi memeras keringat dingin untuk Nyonya Mudanya --- kenapa kau begitu jujur?Henry Hank menatap Charlotte Shimon dengan dingin dan tajam. "Katakan saja, apa yang ingin kau lakukan sebenarnya?"Charlotte Shimon mendekat ke sisi Henry Hank, dengan kedua tangan di punggungnya, "Paman Hank, apakah kau pernah mendengar cerita Seorang Tuan Putri dan Ksatria?"“Apakah kau yakin ingin berbicara tentang dongeng denganku?” Henry Hank mengerutkan alisnya dan melangkah pergi. Di
Lisa segera datang dan melihat kata "Hayes".Charlotte Shimon memandang kata “Hayes” yang tersembunyi sangat dalam dan ditulis dengan darah, tulisannya terlihat seperti ditulis terburu-buru.Selir Wilma menyamar sebagai Nyonya Wendy dan bersembunyi di sisi Bibi Jeanny. Sepertinya Bibi Jeanny mengetahui sesuatu sebelum kejadian itu. Ketika Bibi Jeanny dan Nyonya Wendy berseteru, Bibi Jeanny meninggalkan tulisan ini dengan tergesa-gesa. Itu adalah petunjuk yang sangat kritis, tertulis dalam darah --- Hayes.Charlotte Shimon meraba tulisan itu dengan ujung jarinya, dia berbisik, kata ini mengingatkanku pada seseorang.""Siapa?"Charlotte Shimon mendongak dan menyebut nama seseorang. "Helen Hayes."Lisa menarik napas dalam-dalam.Charlotte Shimon telah terpikirkan sesuatu, tetapi dia harus memastikannya!Pada saat itu, ponselnya berbunyi."Tuan Putri, telepon dari CEO Hank."Charlotte Shimon mengambil ponsel dan menekan tombol untuk menyambungkan panggilan."Charlotte, di mana kau sekaran
Manajer Harbour City segera mengangguk. "Baik, Nona besar.” Manajer itu mengalihkan pandangannya pada Ayah Hayes dan Ibu Hayes.”Jaga sikap kalian! Jika kalian berani berbicara kasar pada Nona Besar kami, aku akan memerintahkan orang untuk mengusir kalian. Jika bukan karena Lucas Hank, kami tidak akan membiarkan kalian mengadakan pesta ulang tahun di sini. Bahkan di hadapan Bos kami, CEO Hank hanyalah seorang junior."Ayah Hayes, Ibu Hayes dan kerabat mereka langsung terdiam. Ayah Charlotte Shimon, Mark Lewis, adalah orang terkaya di dunia. Di hadapan Mark Lewis, Lucas Hank adalah seorang bintang yang sedang naik daun. Hanya dalam beberapa tahun terakhir, dia dipromosikan menjadi chaebol nomor satu, dia memang junior.Charlotte Shimon memiliki ayah yang sangat hebat, mereka langsung tertampar.Ayah Hayes dan Ibu Hayes merasa sangat malu, mereka benar-benar tidak berani menyinggung Charlotte Shimon sekarang, Tetapi mereka tidak percaya Charlotte Shimon begitu baik, akan membiarkan mer
Helen Hayes, Ayah Hayes dan Ibu Hayes tercengang. Mereka tidak mengerti yang dikatakan Lucas Hank.Lucas Hank melirik anggur merah yang sudah dibuka. “Sebotol anggur merah yang sudah berusia 52 tahun, harganya pasti tidak murah, ya?"Manajer Harbour City segera mengangguk dan berkata, "Benar, CEO Hank, sebotol anggur merah harganya jutaan. Tadi pasangan ini memesan sekotak anggur merah dan meminumnya seperti air putih."Helen Hayes segera memelototi ayah Hayes dan ibunya.Ayah Hayes langsung bersendawa. Anggur merah itu memang sangat enak. Dia tidak sengaja meminumnya sampai kenyang. Dia memandang Lucas Hank dengan canggung. "CEO... CEO Hank, aku ... "Lucas Hank mengerutkan bibirnya. "Tidak perlu menjelaskan, asal kau senang. Aku hanya membantu kalian menggelar pesta ini.""Ini..." Ayah Hayes dan Ibu Hayes ingin berbicara.Lucas Hank langsung menyela mereka, "Apakah kalian tidak puas dengan pesta yang aku gelar di Harbour City ini?"Ayah Hayes dan Ibu Hayes, "Ini ...""Apakah angg