Anak buah Mark Lewis sudah memblokir tempat ini, bahkan seekor nyamuk juga tidak bisa terbang keluar.Monica Morris kembali ke kamar, tetapi dia masih mengkhawatirkan Sophia Lowry, jadi dia mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan ke Lucas Hank. Pesan segera terkirim. Saat ini, terdengar suara seorang pria, "Hai, Cantik."Monica Morris menoleh ke belakang dan melihat pria itu memakai telinga kucing di kepalanya dan mulai menggoyangkan pantat di depannya."..."Monica Morris memandang wajah tampan pria itu yang mirip dengan Henry Hank. Dia seperti sedang melihat Henry Hank menggoyang-goyangkan pantatnya dengan memakai telinga kucing. Dia tidak sanggup melihat pemandangan ini. Henry Hank tidak akan melakukan hal semacam ini, dia adalah tokoh bisnis yang dihormati, hal semacam ini tidak sesuai dengannya.Monica Morris tiba-tiba teringat pemandangan saat dia melihat Henry Hank pertama kalinya beberapa tahun yang lalu.Dia masih pelajar saat itu, suatu hari semua teman sekelasnya berbondong
Monica Morris bersiap untuk pergi, tetapi tiba-tiba terdengar suara yang akrab, "Siapa di luar?"Monica Morris, "..."Kepala Pelayan Lynch segera keluar.Kepala Pelayan Lynch tidak mengetahui Monica Morris ada di luar. Dia terkejut ketika melihatnya dan segera berkata dengan kencang, "Nyonya Monica, ternyata Anda.”Monica Morris, yang ingin pergi dengan tenang, "..."Pada saat itu Henry Hank keluar.Monica Morris mengangkat kepala dan melihatnya Henry Hank yang sedang menatapnya.Tiba-tiba, kedua pasang mata bertemu. Suasananya menjadi canggung.Monica Morris memecah keheningan terlebih dahulu. Dia tersenyum dan menyapanya, "Hai, Tuan Hank, lama tidak bertemu."Henry Hank memandangnya, setelah lebih dari dua puluh tahun, wanita ini sekilas tampak tidak berubah sama sekali, tetapi sebenarnya banyak yang berubah.Saat itu, cinta dan benci mereka sangat mendalam, sebelum melompat dari menara, dia merobek perutnya sendiri dengan pisau untuk mengeluarkan bayi perempuannya. Pada tengah malam
Henry masih mengingat dengan jelas nama Brian Morgan, walaupun sudah lama tidak mendengarnya. Pada saat itu, banyak pria yang ingin menjadi pacar Monica Morris. Namun ada seorang pria yang sudah lama berada di sisinya, dia adalah Brian Morgan.Brian Morgan telah bersamanya sejak kecil. Dia pandai menggambar dan suka mendesain. Kondisi keluarga mereka sangat buruk, tetapi mereka saling bahu membahu dan hubungan mereka sangat erat.Jika bukan karena kejadian itu, Monica Morris sudah menikah dengan Brian Morgan. Keluarga Morris bangkrut dan semua pendanaan putus dalam semalam. Pada saat hujan salju turun dengan lebat di malam itu, Monica Morris berlutut di depan pintu rumah Keluarga Hank. Lucas Hank menghampirinya dengan memakai sepatu bot kulit hitam dan berkata—Aku dapat menyelamatkan Keluarga Morris, tetapi kau harus menikah denganku, menjadi Nyonya Hank.Kehidupan dan takdir ketiga orang itu berubah karena kejadian ini, Monica Morris menikah dengannya dan menjadi Nyonya Hank.Henry H
Monica Morris meninggalkan villa. Ketika berjalan di halaman, dia merasakan tetesan hujan membasahi badannya, tiba-tiba turun hujan.Tadi cuacanya cukup cerah dan ramalan cuaca tidak mengatakan akan hujan malam ini.Hujannya sangat deras, seperti hujan badai, Monica Morris tidak membawa payung, tubuhnya basah kuyup seketika."Nyonya Monica, sekarang hujan deras. Anda juga tidak bisa pergi, berteduhlah di villa sampai hujan reda" Kepala Pelayan Lynch berlari dengan membawa payung.Monica Morris tidak punya pilihan lain. Hujan ini begitu tiba-tiba dan sangat lebat. "Kepala Pelayan Lynch, terima kasih."Monica Morris terpaksa kembali ke villa....Di villa, Monica Morris mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Pada saat itu, suara Henry Hank terdengar dari atas. "Mandi air panas dan ganti pakaian basahmu."Monica Morris mengangkat kepalanya, Henry Hank sudah keluar dari ruang kerja, sekarang dia berdiri di tangga dan menatapnya..“Tidak perlu, aku akan pergi setelah hujan reda.” Monica Mor
Brian Morgan adalah anak yatim piatu. Dia sudah mandiri sejak kecil, dia bertemu dengan Monica kecil secara kebetulan di jalan, saat Monica baru berusia tiga tahun.Saat itu Monica masih kecil dan kurus, dia menghampirinya dan berkata, "Kakak, aku sudah lama tidak makan, bisakah kau memberiku roti?"Dia memegang dua roti kukus saat itu dan memberinya satu roti dengan murah hati.Monica kecil mengambil roti kukus dan membungkuk padanya, dia berkata dengan lembut dan sopan, "Terima kasih, Kakak."Dia mengira Monica kecil akan memakan roti kukus itu, tetapi Monica kecil lari ke ibunya dan memberikan roti kukus itu kepada ibunya.Ibunya menghabiskan roti kukus dalam sekejap, sama sekali tidak membaginya dengan Monica kecil.Saat itu, Monica kecil dan ibunya telah diblokir oleh Nyonya Morris, sudah tidak ada tempat bagi mereka di Kota Regalsen, jadi mereka hanya bisa tidur di jalan.Banyak preman di daerah itu. Meskipun Monica masih muda, wajah mungilnya sudah terlihat cantik. Beberapa pemu
Tapi jari-jarinya terulur, meringkuk lagi, dan terulur... Dia melakukan ini berkali-kali, dan pada akhirnya dia tidak jadi memegang tangan Monica Morris.Brian Morgan mengikuti mereka sepanjang jalan, akhirnya mereka berdua berhenti. Henry Hank mengeluarkan sebuah tas yang sangat bagus. Dalam tas itu ada sepasang penutup telinga berwarna putih. Henry Hank memasangkan penutup telinga di telinga Monica Morris.Monica Morris takut dingin, telinganya sudah kemerahan karena kedinginan saat berjalan.Saat itu, Brian Morgan tidak mengenal barang mewah, tapi dia pernah mendengar putri gurunya berkata dia menginginkan penutup telinga. Penutup telinga itu mirip dengan yang diberikan Henry Hank. Penutup telinga itu adalah barang konsumsi kelas atas. Satunya berharga puluhan ribu.Inilah perbedaan terbesar antara dia dan Henry Hank. Henry Hank dapat menghabiskan banyak uang untuknya. Dia adalah orang kelas atas dan memiliki selera tinggi.Monica Morris mengenakan mantel putih dan penutup telinga p
Brian Morgan tahu yang membuat Henry Hank sakit hati. Dia segera berkata, "Henry Hank, selama ini wanita seperti apa yang tidak bisa kau dapatkan? Mengapa selalu mengganggu Monica? Monica tidak pernah menyukaimu, kau hanya bertepuk sebelah tangan.” Kepala Pelayan Lynch yang berdiri di satu sisi memandang Brian Morgan dengan dingin, dia bahkan sudah merasa ketakutan. Selama bekerja di Keluarga Hank selama bertahun-tahun, dia tahu satu-satunya orang di dunia yang bisa membuat tuannya lepas kendali adalah Nyonya Monica. Yang paling membuat tuannya sakit hati juga Nyonya Monica, dia tidak pernah menyukainya sama sekali.Kepala Pelayan Lynch memperhatikan wajah Henry Hank dengan saksama. Tidak ada perubahan ekspresi di wajah Henry Hank. Dia duduk di sofa di ruang tamu, lalu mengeluarkan sebatang cerutu dan menyalakannya dengan pemantik api.Api menyala, Henry Hank mengisap cerutu dalam-dalam, lalu mengangkat kepalanya untuk mengeluarkan asap dari mulutnya. Dia menunjuk ke kaki kanan Brian
Serangan Henry Hank sangat kejam, dia langsung mematahkan salah satu kaki kanannya.Itu juga pertama kalinya dia mengenal Henry Hank, dia adalah iblis.Aah!Dia meringkuk di tanah dan melolong kesakitan.Henry Hank masih tidak ingin berhenti, dia tersenyum sinis, "Kau seharusnya juga tidak membutuhkan kaki kiri ini. Aku akan membantumu mematahkannya sekarang juga!”Henry Hank juga berencana untuk mematahkan kaki kirinya.“Henry Hank, jangan!” Monica Morris bergegas memeluk pinggangnya. Dia memeluknya erat-erat, “Jangan sakiti Kak Brian, aku mengaku salah, maafkan aku. Aku akan pulang denganmu sekarang. Kau sudah mematahkan kaki kanan Kak Brian. Jika kau mematahkan kaki kirinya juga, maka aku tidak akan memaafkanmu."Baru kemudian Henry Hank berhenti. Dia meraih pergelangan tangan Monica Morris dan langsung menyeretnya pergi, dia memerintahkan, "Bawa dia pulang!"Dia diseret oleh dua pengawal berbaju hitam dan dibawa ke kamar Monica Morris.Itu adalah pertama kalinya dia melihat kamar
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan