Jaden Hill tertegun. Apakah dia pernah mengucapkan kata-kata ini? Dia segera mengulurkan tangan untuk menutup mulut Selir May dengan kuat. "Selir May, apakah kau sudah gila? Aku tidak pernah mengucapkan kata-kata ini!"Selir May sudah ketakutan, dia berani mengatakan apa pun saat itu. Dia hanya ingin Jaden Hill menyelamatkannya dan anak kembar di perutnya.Bagaimanapun, setelah Jaden Hill berkuasa, anak kembar dalam perutnya adalah putra mahkota tertua Jaden Hill. Apa yang perlu dia takuti? Dia tidak takut apa pun, hahaha!"Jaden Hill!" Teriakan kencang terdengar di telinganya.Ketika Jaden Hill mendongak, dia melihat Herman Hill berjalan ke arahnya dengan marah, lalu mengangkat tangannya dan menampar wajahnya dengan kencang.Jaden Hill langsung jatuh ke tanah dan memuntahkan seteguk darah.Tetapi itu belum berakhir, Herman Hill mengangkat kakinya dan menendangnya. "Jaden Hill, anak durhaka yang tidak berguna. Kau selalu bermain wanita dan membiarkan aku menyelesaikan masalah yang ka
Charlotte Shimon datang!Selir Wilma tiba-tiba teringat, sekarang Ryan Hill sudah menjadi Pangeran dan dengan pertunangan hari ini, Charlotte Shimon yang berdiri di samping Ryan Hill telah diangkat menjadi Permaisuri Pangeran.Selir Wilma mencibir. "Sungguh salut dengan Putri Lantana, benar-benar pintar menyusun strategi. Aku rasa bahkan tidak ada pria yang bisa menyaingi kehebatanmu!"Charlotte Shimon melepas kerudungnya. Dia menatap Selir Wilma. "Selir Wilma, apakah kau sudah merenungkan mengapa kau bisa kalah?"Selir Wilma memang sedang memikirkan pertanyaan ini dan dia sudah memiliki jawabannya."Semua ini adalah kesalahan Selir May, wanita jalang ini telah merusak rencanaku. Jika dia meminum obat aborsi itu, kau tidak dapat mengendalikannya dan serangkaian kejadian berikutnya juga tidak akan terjadi. Aku tidak tahu alasan wanita jalang itu punya keberanian untuk tidak mematuhi perintahku.""Selir May, aku bisa menjawab pertanyaan ini, kau lihat siapa yang ada di belakangku."Sel
Terakhir kali di Pantai Regatta, mereka berpisah dalam suasana yang tidak menyenangkan, setelah itu mereka belum saling berhubungan lagi. Charlotte Shimon benar-benar tidak menyangka dia akan datang.Wajah tampan Lucas Hank sedingin es. Dia menggenggam tangan kecil dengan kuat dan berusaha menariknya. "Diam!""..."Pada saat itu, tanah pijakan kaki Lucas Hank juga mulai runtuh. Jelas tempat itu tidak dapat menopang beban kedua orang tersebut. Jika terus berlanjut, Lucas Hank bukan hanya tidak dapat menyelamatkannya, tetapi dia juga akan jatuh bersamanya.Charlotte Shimon melihat ke jurang di bawah. "Lucas Hank, lepaskan tanganmu."Lucas Hank menggertaknya, "Charlotte Shimon, apakah kau tuli? Aku menyuruhmu diam!"Dia bukan pria yang lembut!Charlotte Shimon menatap wajah tampan Lucas Hank saat ini. Baik tiga tahun yang lalu maupun tiga tahun kemudian, setiap kali dia dalam bahaya, pria ini akan selalu menemani di sisinya.Meskipun dia pernah terlambat, tetapi tidak pernah absen.Mata
Saat terjun, Lucas Hank sudah berusaha untuk memperlambat dampak jatuhnya.Charlotte Shimon memikirkan tatapannya yang tenang dan kuat, dan senyumannya—ambil napas, buang napas, dan berenang sekuat tenaga.Dia mengayunkan tangan dan kakinya dengan kuat, berusaha untuk naik ke permukaan air.Saat menghirup udara segar, hanya ada satu hal dalam pikirannya—lolos dari maut.Dia tidak mati.Dia ternyata tidak mati.Tetapi...Charlotte Shimon melihat sekeliling, sangat gelap dan sangat dingin, tidak ada orang yang dia cari.Di mana Lucas Hank?Bagaimana dengan dia?Apakah dia sudah mati?Dia terluka parah pasti kesulitan untuk berenang di laut.Charlotte Shimon segera menyelam ke dasar laut, dia berenang dengan sekuat tenaga, mencari sosok yang tinggi dan tegak di laut.Dia mencari sangat lama, menyelam berkali-kali, tetapi tidak dapat menemukannya.Dia kehabisan tenaga. Tangan dan kakinya membeku dan mati rasa, dia sudah kuat mencarinya lagi.Tidak bisa menemukannya.Tidak bisa menemukannya
"Lucas Hank, lukamu meradang dan masih hujan. Jika begini terus, apakah kau cari mati?"Lucas Hank memegang pundaknya dan membalikkan tubuhnya. Dia memegang wajah kecil Charlotte dengan kedua telapak tangan, membisikkan kata-kata ini seperti iblis, "Charlotte, aku hanya tidak ingin kau pergi."Dia menundukkan kepalanya dan langsung mencium bibirnya.Charlotte Shimon membuka matanya lebar-lebar. Pada saat seperti ini, mengapa dia berpikir untuk menciumnya? "Lucas Hank, lepaskan!"Dia mendorongnya dengan kuat.Gerakannya telah merobek cedera punggungnya, tubuh tegak Lucas Hank gemetar, kemudian dia berlutut di bawah hujan.Sebuah telapak tangan besar bertumpu di tanah dan tetesan kecil air mengalir dari wajahnya yang tampan.Lucas Hank menyipitkan matanya dan jakunnya bergerak naik turun. Setelah beberapa detik, dia tersenyum dan matanya terlihat merah.Dia berkata dengan perlahan, "Charlotte, jika kau berani pergi, suatu hari, aku pasti akan membuat pertumpahan darah di Lantana, membua
Tubuh gadis itu menghantam dadanya, dia ingin membebaskan diri, tetapi terdengar suara menggeram.Gerakannya telah menarik luka di punggungnya.Charlotte Shimon langsung tidak bergerak. "Ini bukan salahku, jangan marah padaku!"Lucas Hank memeluknya, dia hanya mengenakan pakaian dalam dengan tali pundak yang tipis. Dia membenamkan kepala di rambutnya dan mengendus aromanya. Ketika rasa sakit di punggungnya mereda, dia tertawa. "Lalu kau melecehkan aku, bagaimana memperhitungkan ini?"Apa katanya?"Lucas Hank, aku tadi berusaha menyelamatkanmu. Jika kau masih kedinginan, kau pasti akan mati!"Lucas Hank menunduk, bibirnya yang kering mengusap wajahnya. "Untuk menghangatkanku, kau menggosok bagian mana tadi?""...""Mengapa masih ada ketidaksetaraan antara pria dan wanita? Apakah wanita tidak bersalah jika melecehkan pria?"Wajah Charlotte Shimon memerah, tetapi dia tidak mau menunjukkan kelemahannya dan melakukan serangan balik. "CEO Hank benar-benar seperti binatang. Menggunakan ca
Canggung sekali!“Bibi, sebaiknya jangan berbicara.”Charlotte Shimon menunduk, berpura-pura melewatinya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Namun, dia terkilir."Aah!"Charlotte Shimon menjerit pelan dan jatuh ke samping."Hati-hati!"Pada saat itu, sebuah lengan yang kuat merangkul pinggangnya, kemudian Lucas Hank menariknya ke dalam pelukan. Wajah kedua orang itu tiba-tiba berdekatan.Charlotte Shimon menatapnya dan berkedip dengan panik, tiba-tiba dia merasa bingung harus berkata apa."Hahaha!" Terdengar bibi di belakang tertawa keras. "Nona, kau tertangkap tangan, apakah masih tidak mengakui dia adalah suamimu?""..."Di tengah tawa sekelompok bibi itu, Charlotte Shimon sangat ingin menyembunyikan dirinya.Dia segera mundur, kemudian memberikan ember di tangannya. "Pakaiannya sudah aku cuci, kau bisa menjemurnya."Setelah berbicara, dia berjalan kembali ke gubuk dan mulai mencuci sayuran.Hujan deras semalam membuat mereka harus tinggal di sini selama satu atau dua hari, jadi mere
Charlotte Shimon tertegun. Bibi Sharpe ini benar-benar tidak sabar dan terus terang. Dia datang dan langsung bertanya pada Lucas Hank apakah dia sudah menikah.Wajah Lucas Hank tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia membalas tatapan Bibi Sharpe, lalu berkata, "Aku sudah menikah atau belum, apa hubungannya denganmu?""..." Charlotte Shimon memandang Lucas Hank dengan kaget. Yang satu berani bertanya, satunya lagi menjawab dengn berani.Bibi Sharpe tersenyum. "Adik Shimon, begini. Putriku Lily sangat tertarik denganmu dan sudah jatuh cinta padamu pada pandangan pertama. Jika kau belum menikah, maka putriku ..."Sebelum Bibi Sharpe selesai berbicara, Lucas Hank menatap Lily Sharpe yang malu-malu dan berkata dengan tegas, "Aku tidak tertarik padamu, aku sudah punya pacar."Lily Sharpe tertegun. Bagaimanapun, dia adalah seorang gadis muda. Lucas Hank menolaknya dengan tegas. Wajahnya langsung memucat, air mata mulai menetes karena penghinaan ini.“Charlotte Shimon, ayo kita kembali.” Luca
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan