Ryan Hill mengangguk. "Aku juga merasa begitu. Bagaimanapun, Putri Lantana berasal dari Lantana. Jika suatu hari Hollinswood dan Lantana berperang..."Thomas Walker bertanya, "Raja Nedderton, kali ini kau bekerja sama dengan Putri Lantana. Apakah kau tahu apa yang diinginkan Putri Lantana?"Ryan Hill menggelengkan kepala. "Putri Lantana tidak pernah memberitahuku, dia hanya ingin menikah denganku dulu. Aku merasa yang dia inginkan seharusnya berada di Keluarga Kerajaan dan itu terkait dengan rahasia menghilangnya Negara Lantana. Oh, ya, Ketua Wang sudah memimpin Pengawal Istana selama lebih dari 40 tahun, apakah kau mengetahui sesuatu mengenai Negara Lantana?”"Negara Lantana telah lenyap ratusan tahun, aku tidak mengetahui banyak, tapi ..." Thomas Walker ragu-ragu."Tapi apa?"Thomas Walker merendahkan suaranya dan berkata, "Aku pernah secara tidak sengaja melihat dokumen rahasia di istana, yang mencatat asal mula Hollinswood dan Negara Lantana.""Hollinswood dan Lantana memiliki hu
Bibi Monica akan menemui Ibu kandungnya untuk terakhir kali.Namun, Sophia Lowry berkata bahwa Ibu yang selalu memeras putrinya seperti mesin ATM lebih baik ditinggalkan, Jadi dia langsung mengajak Bibi Monica untuk minum teh dan berbelanja.Charlotte Shimon akan mencari mereka sekarang. Lisa membuka pintu mobil Alphard dan berkata dengan hormat, "Tuan Putri, silakan masuk."Tetapi Charlotte Shimon menghentikan langkahnya karena dia melihat sosok tampan di depannya, dia adalah ... Henry Hank.Charlotte Shimon tahu Henry Hank telah mencari Bibi Monica selama bertahun-tahun dan sekarang Bibi Monica segera muncul, Henry Hank muncul lebih awal dari yang dia kira.Charlotte Shimon mendatangi Henry Hank. "Paman Hank, lama tidak bertemu."Henry Hank berdiri di samping mobil mewahnya. Dia mengenakan jas tunik hitam. Henry Hank terlihat semakin mempesona di masa tuanya. Dia sekarang berusia lebih dari 50 tahun dan wajahnya yang tampan sudah ada kerutan. Tetapi kerutan ini menunjukkan pengalama
Para pramuniaga itu merasa jengkel mendengar perkataan Wallace.--- Adik Kecil, makan permen ini.--- Adik, Kakak mentraktirmu minum milktea.Beberapa pramuniaga menjejali Wallace dengan makanan lezat.Wallace mendesah dalam hatinya. Wanita-wanita ini begitu mudah dibujuk. Konon dikatakan, wanita adalah makhluk yang paling sulit dihadapi di dunia. Mereka mudah berubah, tetapi Wallace sangat pintar menghadapi wanita.Ponsel Wallace berbunyi.Wallace segera mengeluarkan ponselnya. Setelah berhadapan dengan Walter Hank hari itu, dia telah melacak ID Walter Hank. Sekarang ponselnya menunjukkan bahwa Walter Hank berada di dekatnya.Oh, Kakak ada di sini!Kakak pasti datang untuk menemui Nenek!Wallace segera melompat dari sofa, dia ingin memberitahu Monica Morris di ruang ganti, tetapi dia segera berubah pikiran.Wallace berbalik dan berjalan keluar, menekan nomor telepon sambil berjalan.Suara Steve Turner yang lembut terdengar. "Wallace, ada apa?""Paman Steve, apakah aku tidak bisa mene
Mereka terpisahkan oleh jendela. Henry Hank berdiri dan menatap Monica Morris di seberang jalan dengan bingung.Steve Turner dan Monica Morris segera menghilang dari pandangannya.Dia sudah pergi.Dia mencarinya selama lebih dari 20 tahun dan setelah melihatnya sekilas, dia menghilang di depan matanya lagi.Terdengar yang lembut, "Kakek, apakah kau sudah menemukan Nenek?"Henry Hank kembali sadar. Dia menatap Walter Hank di dekat kakinya. Dia mengangguk dengan lembut. "Ya, aku menemukannya. Bagaimana denganmu, bukankah kau juga pergi menemui seseorang?"Walter Hank mengerutkan alisnya, "Orang itu melarikan diri."Walter Hank mengangkat ponsel. "Nenek Sophia juga ada di gedung ini. Untuk mengantisipasi, aku sudah memberitahu Kakek Mark. Nenek Monica tidak akan bisa lolos karena anak Nenek ada di tangan kita. Sekarang Nenek Sophia sendirian, kita bisa menangkap Nenek Sophia dulu!"...Sebuah mobil mewah berhenti di luar gedung, sekretaris pribadi membuka pintu belakang dengan hormat, M
Setelah mengatakan "lanjutkan", orang di luar pintu segera mundur dan menutup pintu.Mark Lewis, "..."Meskipun dia tidak pernah mengetahui seperti apa wajah Sophia Lowry, dia selalu mengingat mata indah Sophia Lowry malam itu. Orang di depan pintu tadi adalah ... Sophia Lowry!Dia melirik ke dalam dengan matanya yang indah. Dia melihatnya, tetapi dia bahkan tidak mengenalinya.Wanita berengsek ini!Untuk pertama kalinya, Mark Lewis begitu emosi, dia ingin mencekiknya sampai mati!Setelah tidur dengannya, dia menendangnya, kabur dengan benihnya dan akhirnya melupakan dia sama sekali. Wanita itu menganggapnya apa?Dia yang datang ke tempat ini untuk dipijat oleh pria. Sekarang wanita ini berpikir dia yang datang ke sini untuk bersenang-senang, wanita berengsek ini!Mark Lewis langsung menepis wanita yang menjeratnya, dan berkata, "Pergi!"Pemijat wanita itu tidak ingin melepaskan Mark Lewis, dia ingin tetap menempel padanya. Tetapi melihat mata dingin Mark Lewis, dia bergidik, dan seger
Ketika tangan besar pria itu memijat pundak Sophia Lowry, Sophia Lowry mengerutkan alisnya dan berteriak, "Sakit ... sakit! Adik, lembut sedikit..."Mark Lewis tidak pernah memijat seorang wanita. Tidak! Dia tidak pernah memijat siapa pun. Mendengar dia berteriak kesakitan, Mark Lewis mengurangi tenaganya.Sophia Lowry merasa sangat nyaman sekarang. "Ya, benar, begini pas, sangat bagus. Sekarang, Adikku, ini tip untukmu, kau senang, aku juga senang, semua orang sama-sama senang."Sophia Lowry menggapai belakang dan memberikan setumpuk uang ke Mark Lewis.Mark Lewis melihat ke bawah, Sophia Lowry cukup murah hati.Kulit telapak tangannya sehalus sutra. Mark Lewis berusaha sekuat tenaga untuk mengalihkan perhatiannya, tetapi jakun pria itu bergerak naik turun.“Apakah kau hanya memberiku tip sekecil ini?” Mark Lewis menjilat bibirnya.“Ya?”Sophia Lowry mendengus di dalam hatinya. Taman Bougenville ini memang tempat yang bagus. Suara pria ini sangat merdu. Sophia Lowry memejamkan mata
Mata Mark Lewis menjadi merah, dia meraih pergelangan kakinya.Sophia Lowry menatapnya. "Ayah Charlotte, tubuhmu jauh lebih jujur daripada mulutmu."Mark Lewis menatap penampilannya yang begitu menggoda dan membelai kulit putihnya menuju ke atas ...Tetapi Sophia Lowry segera menghindar. Dia bangkit dan bangun dari tempat tidur. "Ayah Charlotte, jika kau ingin menghidupkan kembali mimpi lama bersamaku, maka maaf sekali, aku tidak berminat denganmu sekarang."Sophia Lowry segera mengambil pakaiannya dan bersiap untuk mengenakannya.Mark Lewis membeku. Dia baru menyadari Sophia Lowry sedang mempermainkannya, wanita itu sengaja menggodanya, tetapi dia tidak bertanggung jawab.Bagus sekali, setelah lebih dari 20 tahun, dia masih belum berubah sama sekali.Mark Lewis keluar dengan wajah tenang.Di luar, sekretaris pribadi bertanya dengan hormat. "Tuan, apa yang kita lakukan sekarang?"Mark Lewis mencibir, "Sekarang laporkan ada transaksi asusila di Taman Bougenville."Mark Lewis melihat
Apa?Charlotte Shimon mengangkat alisnya dan memandang pengacara papan atas itu. "Apa yang kau katakan tadi, apakah kau bisa mengulanginya?"“Charlotte, jangan panik!” Sophia Lowry segera maju dan menghalangi Charlotte Shimon di belakangnya. Dia menatap pengacara papan atas itu. “Mark Lewis ingin menuntutku melakukan pemerkosaan?”Sebenarnya Sophia Lowry sudah ingin melangkah maju ketika dia mendengar kata ini. Tetapi Charlotte Shimon selangkah lebih cepat darinya. Sekarang Sophia Lowry berkacak pinggang dengan ekspresi yang sangat serius."Nona Lowry, Anda tidak salah dengar. Tuan Lewis akan menuntut Anda atas pemerkosaan yang terjadi pada dua puluh tiga tahun yang lalu. Anda pasti tidak dapat menyangkal kasus ini karena Nona Shimon adalah buktinya. Anda telah melarikan diri selama bertahun-tahun," kata Pengacara.Charlotte Shimon benar-benar bingung. Siapa dia, di mana dia, dan apa yang dia lakukan?Dia baru saja menebus Ibunya karena melakukan transaksi prostitusi, sekarang merek
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan