Charlotte Shimon sudah pergi!Mark Lewis, Henry Hank dan Herman Hill melangkah ke depan dengan sigap, tetapi ketika cahaya bulan purnama meredup, sungai yang berkilauan juga menghilang. Hanya ada kegelapan yang tak berujung di hadapan semua orang.Serigala melolong ke langit, lalu berbalik dan segera menghilang ke dalam tempat terlarang.Suasana tempat itu menjadi sunyi senyap, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Charlotte Shimon dan Steve Turner telah menghilang di ujung dunia, mereka sudah pulang.Herman Hill yang menyaksikan Charlotte Shimon menghilang dengan matanya sendiri, terpikirkan sesuatu. Sophia Lowry dan Charlotte Shimon pasti akan kembali suatu hari nanti!Herman Hill berbalik dan pergi, membawa pasukannya kembali ke Hollinswood.Henry Hank berdiri di sana dan melihat ke arah menghilangnya Charlotte Shimon. Mark Lewis menunduk. Pada saat itu, dia melihat sebuah surat di tanah. Itu adalah surat yang ditinggalkan Sophia Lowry untuk Charlotte Shimon. Charlotte Shimon melipat
Michele Hill dibesarkan di istana, jadi dia jelas bukan gadis biasa. Dia memiliki selera yang sangat tinggi. Sejujurnya, dia tidak pernah memandang para wanita di sekeliling Lucas Hank. Hari ini Lucas Hank tidak menghadiri pesta ulang tahunnya, tetapi dia mengirim sekretaris pribadinya Andrew Frank ke sana. Michele Hill sudah merasa sangat senang. Pria tidak suka wanita yang rakus, jadi akan menjadi gadis kecil mudah merasa puas.Andrew Frank bilang Lucas Hank telah menyiapkan hadiah untuknya. Hati Michele Hill tergerak, matanya berbinar. "Benarkah? Hadiah apa yang dia disiapkan untukku?"Andrew Frank memandang Michele Hill, sama-sama berusia 20 tahun, Andrew Frank melihat bayangan orang itu di Michele Hill.Dalam tiga tahun terakhir, Michele Hill menjadi semakin mirip orang itu. Gaya berbicara dan bertingkah laku, juga senyumannya, sangat mirip dengan orang itu. Bahkan Andrew Frank juga agak tertegun melihatnya.Tiga tahun berlalu dengan cepat, orang itu sepertinya telah dilupakan.
Pangeran Kecil Hank adalah anak kandung Lucas Hank.Tiga tahun lalu Lucas Hank tiba-tiba menambahkan seorang putra. Berita itu muncul begitu saja. Ada banyak spekulasi yang beredar terutama mengenai siapa ibu kandung anak itu.Tentu saja mereka belum mendapat jawabannya karena Lucas Hank belum menikah. Meski sudah ada banyak wanita di sekitarnya dalam tiga tahun terakhir, dia berganti wanita sesering berganti pakaian. Pangeran kecil ini adalah putra tertua dari Keluarga Hank. Dan semua orang tahu bahwa Pangeran kecil yang baru berusia tiga tahun itu adalah seorang jenius dengan IQ tinggi.Mendengar putranya disebut, Lucas Hank tersenyum. "Kau tidak perlu memberinya apa-apa, dia tidak akan menyukai hadiah yang kau berikan."Michele Hill merasa kecewa, tetapi tetap berbicara dengan manis dan penuh semangat. "Aku tahu dia tidak suka dengan hadiah yang aku berikan, tapi aku tidak menyerah. Aku tidak peduli, aku telah menyiapkan hadiahnya, aku akan meminta Sekretaris Frank membawanya.
Asbak itu menghantam jendela dengan kencang, kacanya pecah seketika.Nyonya Hank Tua memucat ketakutan, dia menatap Lucas Hank dengan bingung. "Lucas..."“Nyonya Tua, apa yang terjadi?” Eric dan Nyonya Wendy bergegas datang dan bertanya.Raut wajah Lucas Hank sangat buruk, terutama matanya memerah ketika mendengar nama Charlotte.Eric dan Nyonya Wendy telah memperhatikan Tuan Mudanya tidak normal, mereka berdiri di dekat pintu dengan waspada.Nyonya Hank Tua memandang Lucas Hank, merasa sangat sedih Tiga tahun telah berlalu, tetapi nama Charlotte Shimon telah menjadi tabu dalam hidup Lucas Hank. Setiap kali menyebut nama Charlotte Shimon, dia akan kehilangan kendali. Lucas Hank menyangga kedua tangannya di atas meja, dadanya bergerak naik turun, lalu dia memaksa dirinya untuk menutup mata dan mengatur napasnya.Beberapa detik kemudian, dia membuka matanya lagi. Warna merah di matanya telah memudar. "Nenek, biarkan pelayan membersihkan tempat ini. Aku akan membawa Walter pulang dulu
Lucas Hank memeluk Walter Hank dan masuk ke dalam Rolls-Royce Phantom. Lucas Hank berkata dengan pelan, "Aku yang akan menikah. Sejak kapan aku menanyakan pendapatmu?"Walter Hank menundukkan kepalanya dan menulis di atas kertas --- Kalau begitu, aku juga akan mencari seorang istri dan kita tidak akan saling mengganggu.Eric yang sedang mengemudi di depannya, sudah terbiasa, begitulah cara ayah dan anak itu saling berkomunikasi.Lucas Hank mengangkat alisnya dan melirik Walter Hank. Itu berarti --- kau sudah bisa membangkang sekarang!Walter Hank menulis --- Jika aku punya istri sendiri, aku tidak membutuhkanmu untuk membeli rumah atau mobil. Singkatnya, aku akan membawa pulang seorang menantu. Kita akan memiliki hidup kita sendiri.Lucas Hank terhibur oleh Walter Hank. Walter Hank tidak menyukai wanita-wanita yang bersama dengan Lucas Hank. Dia tidak ingin mereka menjadi ibunya. Meskipun sikap Walter Hank terlalu dewasa untuk anak seusianya, perasaannya sangat sensitif. Dia sangat keb
Lucas Hank melirik Benjamin di sebelahnya. "Apa maksudmu?"Benjamin berkata sambil tersenyum. "Selama ini, Walter dibesarkan oleh Tuan Muda. Ayah dan anak biasanya terhubung. Selama ini, Tuan Muda hidup sendiri dan kehidupanmu agak berantakan. Walter tumbuh dewasa dalam lingkungan yang represif. Tidak mendapatkan cinta Ibu menyebabkan dia menjadi pendiam dan penyendiri."Lucas Hank menatap Benjamin dengan dingin.Benjamin telah lama bersama Henry Hank yang cerdik seperti rubah. Dia merasakan ada yang tidak beres, dia segera berkata, "Tuan Muda, ada yang harus aku lakukan. Aku pamit dulu."Benjamin segera pergi.Lucas Hank mendengus, dia meletakkan gelas di tangannya di atas meja dengan kencang dan langsung menuju ke lantai atas....Lucas Hank kembali ke kamar tidurnya dan mandi air dingin. Beberapa menit kemudian, dia mengenakan piyama sutra hitam dan keluar.Rambut pendeknya masih basah. Lucas Hank terlihat lebih muda dan tampan dari biasanya.Lucas Hank membuka pintu kamar tidur d
Victoria Anne yang sekarang identik dengan dunia akting, popularitas, taraf internasional dan kecantikan, dia sudah berbeda dari tiga tahun lalu.Jika bukan karena Charlotte Shimon, dia tidak akan muncul di sini.Tiba-tiba sosok langsing dan cantik muncul di hadapannya, Charlotte Shimon sudah kembali.Mata Victoria Anne berbinar dan dia segera berlari ke depan. Dia melambaikan tangannya dengan semangat, sama sekali lupa bahwa dia mungkin dikenali, "Charlotte! Charlotte, ini aku!"Charlotte Shimon sudah kembali dan dalam sekejap mata, tiga tahun telah berlalu. Tiga tahun yang lalu, Charlotte Shimon baru berusia 20 tahun, sekarang dia sudah berusia 23 tahun. Selain cantik, sosoknya langsing dan menawan, dengan temperamen yang polos. Begitu dia muncul, semua mata tertuju padanya.--- Wow, peri dari mana, cantik sekali!“Vic!” Charlotte Shimon berseru dengan gembira saat melihat Victoria Anne, dia berlari dan memeluk Victoria Anne.Scarlet Cooper mengambil alih kopernya, Victoria Anne mem
Victoria Anne biasanya sangat sibuk bekerja dan tidak sempat bermain game, namun dia bahkan memainkan game ini, menunjukkan betapa populernya game ini.“Vic, tunjukkan game itu,” desak Charlotte Shimon.Victoria Anne segera mengeluarkan ponselnya. "Charlotte, ini yang dibuat oleh Pangeran Kecil Keluarga Hank."Tatapan Charlotte Shimon tertuju pada game ini dan matanya menjadi merah."Charlotte, kita yang sudah berusia puluhan tahun memainkan game buatan anak tiga tahun. Pangeran Keluarga Hank ini benar-benar luar biasa. Aku tidak menyangka anak dari gen Lucas Hank akan sehebat itu. Banyak yang berspekulasi tentang ibu kandung Pangeran kecil... Hei Charlotte, mengapa kau menangis?” Victoria Anne segera mengeluarkan tisu dan menyeka air mata Charlotte Shimon dengan panik.Charlotte Shimon menggelengkan kepalanya. "Vic, aku baik-baik saja, aku sangat bahagia, aku menangis bahagia."“Charlotte, ini putra Lucas Hank dengan wanita lain. Apa yang membuatmu bahagia, hanya saja… jika anakmu d
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan