Victoria Anne biasanya sangat sibuk bekerja dan tidak sempat bermain game, namun dia bahkan memainkan game ini, menunjukkan betapa populernya game ini.“Vic, tunjukkan game itu,” desak Charlotte Shimon.Victoria Anne segera mengeluarkan ponselnya. "Charlotte, ini yang dibuat oleh Pangeran Kecil Keluarga Hank."Tatapan Charlotte Shimon tertuju pada game ini dan matanya menjadi merah."Charlotte, kita yang sudah berusia puluhan tahun memainkan game buatan anak tiga tahun. Pangeran Keluarga Hank ini benar-benar luar biasa. Aku tidak menyangka anak dari gen Lucas Hank akan sehebat itu. Banyak yang berspekulasi tentang ibu kandung Pangeran kecil... Hei Charlotte, mengapa kau menangis?” Victoria Anne segera mengeluarkan tisu dan menyeka air mata Charlotte Shimon dengan panik.Charlotte Shimon menggelengkan kepalanya. "Vic, aku baik-baik saja, aku sangat bahagia, aku menangis bahagia."“Charlotte, ini putra Lucas Hank dengan wanita lain. Apa yang membuatmu bahagia, hanya saja… jika anakmu d
Klub Emperor.Ini adalah klub kelas atas terbesar dan termewah di Kota Regalsen, tempat orang-orang kelas atas dan sukses melakukan berbagai kegiatan dan mencari hiburan, termasuk golf, bowling, anggar, dan sebagainya.Victoria Anne akan merias wajah. "Charlotte, kau bisa menungguku di ruang tunggu, atau kau bisa berjalan-jalan sendiri, tapi jangan pergi terlalu jauh."“Baik.” Charlotte Shimon mengangguk.Victoria Anne masuk ke ruang rias, sedangkan Charlotte Shimon keluar, dia melihat ke langit di Kota Regalsen, yang biru seperti pada hari dia pergi.Pada saat itu, manajer Klub Emperor berlari dan melihat ke arah Charlotte Shimon dan berkata, "Kau, siapa yang membiarkan kau berkeliaran di sini, klub kami sedang kekurangan tenaga, cepat ganti pakaianmu dan keluar untuk menyambut tamu."Manajer itu melempar pakaian pelayan padanya.Charlotte Shimon tercengang.“Mengapa kau bengong saja? Cepat!” Manajer mendorong Charlotte Shimon ke ruang ganti tanpa basa-basi.Charlotte Shimon, "..."B
Susan mengerutkan bibirnya dan memandang Lucas Hank dengan kesal, "CEO Hank, kau sangat nakal."Susan mengangkat kakinya dan dengan arogan meminta Charlotte Shimon mengganti sepatunya.Tidak ada ekspresi di wajah Charlotte Shimon, dia dengan patuh mengganti sepatu Susan, lalu berdiri, dia memandang Lucas Hank, dan berkata, "CEO Hank, sepatu Nona Susan sudah diganti, apakah aku bisa undur diri sekarang?"Melihat Charlotte Shimon tidak menunjukkan ekspresi, Lucas Hank menatapnya dengan dingin dan berkata dengan tenang, "Bagus sekali, kalau begitu kau lanjutkan melayani Susan."Lucas Hank membawa Susan masuk ke Klub Emperor.Manajer segera berkata di sebelah Charlotte Shimon, "Mengapa kau bengong lagi? Cepat sedikit, Nona Susan sekarang adalah pacar baru CEO Hank, kau harus melayaninya dengan baik, mengerti?""..." Charlotte Shimon tidak ingin berbicara. Lucas Hank memerintahkannya untuk mengganti sepatu Susan dan itu masih tidak cukup. Sekarang dia memerintahkannya untuk menjadi pelayan
Sekarang Charlotte Shimon mengenakan seragam pelayan dari Klub Emperor. Atasannya adalah kaos putih dengan kerah biru tua dan rok lipit biru tua di bawahnya. Dia memakai sepasang sepatu putih dan memperlihatkan kaus kaki putih di pergelangan kakinya. Pakaian yang sederhana, tetapi bernuansa muda dan feminin.Ini mungkin pesona dari seragam pelayan Klub Emperor yang menarik perhatian pria seperti Lucas Hank.Rambut panjang Charlotte Shimon dikuncir ekor kuda. Tadi Susan menyiram air ke wajahnya, rambutnya menjadi basah dan ada beberapa helai rambut melilit di pipinya. Hari ini matahari sangat terik, menyinari kulitnya yang seputih susu menjadi merah muda dan bibir merahnya sangat menggoda.Lucas Hank terus menatapnya. Dia menyadari bahwa setelah tiga tahun tidak melihatnya, dia terlihat lebih...menggoda!Dasar gadis iblis, paling suka menggoda pria!Orang lain akan merasa malu jika mereka disiram air. Tetapi dia terlihat lebih menggoda. Para eksekutif di sekitarnya masih menatap Charlot
Ucapan Charlotte Shimon berhasil membangkitkan minat para bos. "Gadis cantik, menarik sekali, aku sangat menyukainya. Baik, kami terima tantanganmu!""Baik, siapa yang akan memulai dulu?""AKU!"Charlotte Shimon bermain biliar dengan salah satu bos.Lucas Hank tidak bergerak, tetapi pandangannya terus tertuju pada tubuh Charlotte Shimon.Pada saat itu, dua bos datang ke sisi Lucas Hank. "CEO Hank, Anda tidak ikut bermain?"Bos lain segera menegur. "Apa yang kau bicarakan, CEO Hank datang bersama pacar barunya, Nona Susan. Jika beliau bermain biliar dengan gadis cantik ini, Nona Susan pasti cemburu.""Meskipun Nona Susan juga cantik, dia masih kalah jauh dengan gadis di sana."Para pria selalu suka dengan lelucon jorok dalam acara hiburan seperti ini. Tatapan mereka selalu tertuju pada Charlotte Shimon dan sekarang mereka mulai membuat lelucon jorok.Lucas Hank memandang Charlotte Shimon. Sekarang giliran Charlotte Shimon bermain biliar. Dia membungkuk dan tongkat biliar di tangannya
Saat itu para bos di sekitarnya tersenyum.--- CEO Hank, Anda sangat menakjubkan, Anda sudah menakuti gadis cantik.--- Gadis cantik, jika kau tidak mau kalah mengenaskan, kau bisa menyerah pada CEO Hank dan bilang aku kalah. Gadis cantik ini mempunyai suara yang bagus, akan terdengar lebih bagus kalau mengatakan “aku kalah”.--- Ada pacar baru CEO Hank di sini, Nona Susan baru saja merilis album terbarunya, kau akan membuat Nona Susan cemburu.--- Mungkin kita bisa membandingkan suara gadis cantik dengan Nona Susan, lihat siapa yang lebih baik.Para bos ini semakin sembrono dan mereka mulai mencemooh di sana.Charlotte Shimon mengambil tongkat biliar. "Terima kasih atas kebaikan Anda, aku tidak akan mengaku kalah sampai menit terakhir, tidak ada yang tahu siapa pemenangnya!"Charlotte Shimon mengarahkan tongkat biliar ke bola yang sangat penting. Jika dia bisa memasukkan bola ini, maka dia bisa mengalahkan Lucas Hank.Lucas Hank memandangnya dirinya yang dia tidak mengaku kalah. Seka
Charlotte Shimon pasti menolaknya.Charlotte Shimon menatapnya dengan tenang. "CEO Hank, meskipun Anda lebih unggul, aku masih memiliki kesempatan untuk mengubah kekalahan menjadi kemenangan, bukankah begitu?"Charlotte Shimon mengarahkan pandangannya pada permainan di depannya, dia membulatkan tekadnya. "Aku pasti akan menang."Lucas Hank memandang Charlotte Shimon. Tiga tahun kemudian, dia mengenakan gaun hitam tanpa lengan dan berdiri dengan tenang di depannya untuk bermain melawannya. Auranya bahkan lebih kuat daripada tiga tahun lalu. “Baik, aku akan menunggumu untuk menang.” Lucas Hank berbisik.Charlotte Shimon membungkuk dan mengarahkan tongkat biliar ke bola hitam di depannya, lalu melakukan serangan yang jitu.Bola hitam tersebut menghantam semua bola di sekitarnya, kemudian masuk ke dalam lubang, bola lainnya menyebar dan bergerak menuju semua lubang.Semua orang tercengang, bahkan Manajer Klub Emperor tidak bisa menahan diri untuk berseru, "Tembakan yang bagus, sangat ba
Tujuan orang ini hanyalah tidak membiarkan dia pergi dari sini.Scarlet Cooper segera melangkah maju dan berkata, "Klub Emperor kehilangan barang berharga. Kami tentu saja akan bekerja sama dengan senang hati, tetapi Klub Emperor, sebagai klub nomor satu di Kota Regalsen, seharusnya telah memasang kamera pengawas di berbagai sudut. Apakah kalian sudah memeriksa kamera pengawas? Kami dapat bekerja sama dengan kalian, tetapi kalian tidak dapat menahan kami di sini. Jika kalian tidak dapat menemukannya selama sehari, dua hari, atau sebulan, apakah kami juga harus tinggal di sini?"Petugas keamanan itu berkata, "Maaf, Klub kami sudah mengeluarkan perintah, jangankan sebulan, jika kami tidak dapat menemukannya dalam setahun, kalian juga harus tinggal di sini, tidak boleh pergi ke mana-mana!"Apa?Victoria Anne melepas kacamata hitam dari wajahnya. "Di mana bos kalian, aku curiga kalian hanya mengada-ada dan dengan sengaja menahan kami.“"Maaf, bos kami tidak dapat bertemu dengan sembarang
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan