Charlotte Shimon membuka pintu kantor dan melirik ke dalam. Ada beberapa profesor dari luar negeri, semuanya adalah ahli terkemuka di bidang neurologi. Mereka memegang catatan medis Lucas Hank dan berdebat sengit, namun pada akhirnya semua menggelengkan kepala.Mata Charlotte Shimon tertuju pada jendela, ada sosok tinggi dan kokoh berdiri di sana, dan sedang merokok.Perdebatan orang-orang ini sama sekali tidak mempengaruhinya. Dia hanya berkonsentrasi pada rokok di ujung jarinya, dan ketika mendengar pintu terbuka, dia berbalik. Matanya menatap tajam ke arah Charlotte Shimon.Beberapa detik kemudian dia berjalan ke dekat meja. Dengan menyelipkan salah satu tangan ke saku celananya, dia membungkukkan badannya untuk mematikan rokok di asbak. Charlotte Shimon pernah melihat Henry Hank di sebuah majalah keuangan, tapi ketika melihatnya secara langsung, jantungnya tetap berdebar-debar. Pria legendaris yang telah mengarungi dunia bisnis selama beberapa dekade ini, jauh lebih elegan dari ya
Henry Hank tertegun dan menatap Charlotte Shimon yang masih menunggu jawabannya, apakah dia mencintai Lucas.Seisi kantor menjadi hening. Setelah cukup lama, Henry Hank mengangguk, "Ya, aku mencintainya."Charlotte Shimon berkata dengan lembut, "Jangan lupakan apa yang kau katakan padaku hari ini. Dia memiliki masa depan yang cerah. Dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan, dia pasti bisa menjadi pria yang lebih sukses dan berkuasa darimu. Dia tidak membutuhkan nyawaku untuk bisa menjadi seorang pria hebat. Paman Hank, aku hanya menyerahkan hidupku di tanganmu. Aku juga memiliki banyak tugas dan impian yang belum terpenuhi, tapi aku mencintainya. Aku menyerahkan padamu rasa cintaku yang sangat besar untuknya dan berharap kau akan menggantikan aku untuk lebih mencintainya di masa depan."Henry Hank terdiam, dia menatap Charlotte Shimon sangat lama.Charlotte Shimon mengumpulkan foto-foto itu satu per satu, dan memasukkannya kembali ke dalam amplop, lalu memasukkannya ke dalam saku dan p
Tubuh Lucas Hank menegang saat mendengar gadis itu berbicara dengan suaranya yang lembut—Tuan Hank, ayo kita pergi bulan madu selama lima hari.Setelah beberapa saat, dia bergumam, "Kau tahu sesuatu?"Charlotte Shimon mengangguk, "Aku tahu apa yang harus kuketahui."Mata sipit Lucas Hank membesar, dia mengertakkan giginya, "Siapa yang memberitahumu, aku akan mencari mereka!"Dia melepaskan pegangan Charlotte dan pergi.“Lucas Hank!” Charlotte Shimon memanggilnya dari belakang, “Pergilah, kau tidak akan pernah melihatku lagi jika pergi!”Lucas Hank berhenti, lalu berbalik lagi dan menatap mata gadis itu.Dia telihat ingin menangis.Lucas Hank mendekat, menariknya ke dalam pelukannya dan mencium rambutnya, "Charlotte, Aku harap kau tidak tahu apa-apa. Aku telah mengunakan seluruh kekuatanku untuk mengusirmu pergi. Kau harus berada di Kota Regalsen sekarang. Kau harus pergi untuk menghilangkan racun yang ada dalam dirimu."Charlotte Shimon membenamkan wajahnya yang berkaca-kaca d
Lucas Hank memikirkan Steve Turner. Dia tidak memiliki kesan mendalam tentang Steve Turner. Keluarga Turner adalah salah satu dari empat keluarga terpandang di Kota Barbara Bay, tetapi mereka hidup sangat sederhana.Lucas Hank merasa bahwa dia telah mengabaikan orang ini, tetapi sekarang dia tahu bahwa Steve Turner memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan Charlotte.Lucas Hank memberikan mangkuk safir di tangannya kepada Charlotte Shimon, "Aku dengar kamu dan Steve Turner tumbuh bersama, sahabat masa kecil?""Ya, ibuku sangat menyukai Steve Turner. Steve Turner adalah murid ibuku."“Ibumu?” Mata sipit Lucas Hank tiba-tiba menunjukkan sesuatu. Dia sepertinya tidak pernah bertanya tentang ibunya, dia juga tidak menyebutkannya.Charlotte Shimon ingin mengatakan sesuatu, tetapi kemudian Bibi Brown masuk dan tersenyum, "Nona Charlotte, aku dengar kau ingin makan mie hari ini. Aku akan membuatkan adonan mie untukmu.""Bibi Brown," Charlotte Shimon dengan cepat meraih lengan
Ini adalah kali kedua dia mencuci celana dalam Lucas.Setelah mengeringkan pakaian, Charlotte Shimon mendongak dan melihat bahwa celana dalam mereka saling menempel hingga kering. Dia tersenyum bodoh sambil merasa sangat bahagia saat ini.Ketika dia berbalik memegang baskom, Charlotte Shimon melihat Lucas Hank. Dia datang lebih awal, tubuh kakunya bersandar ke dinding dan matanya yang sipit tersenyum lembut menatapnya. Daun telinga Charlotte Shimon berubah merah, "Tuan Hank, mengapa kau tidak sopan, tidakkah kau tahu bagaimana cara mengetuk ketika mau masuk kamar seorang gadis?"Lucas Hank mengangkat alisnya, "Kau menyuruhku untuk bertindak sopan, sedangkan kau memegang celana dalamku tanpa seizinku?""..."Charlotte Shimon merasa bahwa dia tidak pernah kalah dalam pertarungan mulut, tetapi dia tidak bisa menang ketika beradu dengan pria ini.Charlotte Shimon meletakkan baskom dan berdiri di samping tempat tidur lalu menatapnya, dia melambaikan tangannya sambil mengatakan, "Kem
Charlotte Shimon berbalik. Sekarang lengan Lucas Hank berada di bawah kepalanya, dia berbaring telentang di pelukannya sambil menatap pria itu.Tuan Hank sekarang adalah Tuan Hank yang sama di masa lalu. Tubuhnya sangat baik dan tidak memiliki cacat. Nyonya Hank Tua pasti akan merasa tenang.Tuhan masih mengasihinya, pisau itu tidak melukainya.Lucas Hank memandang gadis yang terbaring di pelukannya saat ini. Dia berperilaku sangat baik dan lembut, dia dalam kesehatan yang baik. Bahkan lebih bahagia dari yang dia pikirkan.Jempol Lucas Hank perlahan menyentuh bibir merahnya.Charlotte Shimon menatap matanya lalu mencium pipinya yang tampan sebelah kiri, kemudian menciumnya lagi di sebelah kanan.“Kau dan… Larry Hank, kan?” Dia tiba-tiba bertanya dengan suara bodoh.Dia masih memikirkannya. Charlotte Shimon teringat peristiwa yang dilihatnya. Beberapa di antaranya adalah adegan dirinya berdiri di sudut gelap dan menyaksikan Larry Hank memasuki kamarnya.Saat itu dia mengepalkan
Charlotte Shimon berdiri di koridor sambil mendonggakkan kepala dan melihat sekeliling, tapi dia tidak melihat sosok apapun dikoridor itu.Tiba-tiba terdengar suara rintik air jatuh dari luar, ternyata hujan turun. Ke mana dia pergi?Charlotte Shimon sedikit marah sambal menghentakkan kakinya di lantai.Tak lama, sesosok bayangan tiba-tiba muncul di depannya. Charlotte Shimon mengangkat kepalanya, Lucas Hank berlari dari luar hujan ke depannya. Dia mengenakan kemeja hitam dan celana panjang hitam rajut buatan bibinya. Terlihat itu bukan terbuat dari bahan mahal, tapi sangat lembut. Tali yang terdapat di pinggang celana menggantung begitu saja tidak diikat, membuatnya terlihat santai, namun tetap tampan. Charlotte Shimon berdiri di tangga sambil menatapnya dengan lurus, melihatnya berlari dari arah hujan terdengar ke arahnya, "Nyonya Hank, apa kau mencari saya?"Charlotte Shimon masih marah dan tidak mau menjawabnya, poni rambut di dahinya telah basah oleh hujan ini. Walau terliha
Charlotte Shimon menggelitik tubuh Lucas Hank dengan dua tangannya.Lucas Hank meletakkan tanggannya di pinggang Charlotte Shimon, membuatnya duduk tegak dan membiarkan perempuan itu menatapnya. Matanya yang sipit dan kosong membuatnya sulit menebak yang sedang dia pikirkan. Setelah beberapa saat, "Charlotte, berhentilah bercanda, kondisiku tidak terlalu baik. Kau juga seharusnya tahu itu. Aku tidak berani membawamu bersamaku, jangan bersikap terlalu baik padaku, kau tidak akan mempunyai masa depan jika kau bersamaku."Mata Charlotte Shimon tertuju pada wajah Lucas Hank, "Baiklah, aku tahu, aku akan menyembuhkanmu.""Kau tidak bisa menyembuhkanku."Charlotte Shimon menggelengkan kepalanya dan tersenyum padanya, "Aku bisa menyembuhkanmu, tapi aku masih perlu menunggu beberapa hari. Bertahanlah untuk beberapa hari, aku masih ingin bersamamu."Ini adalah keegoisan terbesar dalam hidupnya. Dia tahu bahwa Lucas Hank tidak dalam keadaan yang baik sekarang, tetapi dia tidak segera meny