Tangan lembut Brenda Wright menahan lengan kuat si lelaki, lalu meninggalkan beberapa bekas merah di tubuhnya.Setelah Brenda Wright membuka matanya, hari pun sudah pagi. Dia melihat pakaian yang dikenakannya masih utuh. Apa Brenda Wright bermimpi lagi?Kenapa malah mimpi hal memalukan seperti itu?Aneh sekali?!Brenda Wright tidak sanggup memercayainya.Hugh Randall dan Joan juga sudah bangun dan meninggalkan kamar. Brenda Wright lekas membasuh tubuhnya, dan pergi mencari ayah dan anak itu.Tapi setelah mencari ke mana-mana, Brenda Wright tetap tidak bisa menemukan mereka.Ke mana perginya mereka berdua?Brenda Wright bertanya pada pelayan, “Di mana Hugh dan Joan? Apa mereka sudah keluar?”“Nyonya, Tuan sudah pergi bersama Nona Joan.”“Pergi?” Brenda Wright terkejut. Kenapa Hugh Randall tidak beri tahu dirinya?“Nyonya, Tuan membawa Nona Kecil kembali ke tim. Sebelum Tuan pergi, dia mengatakan sekarang Nyonya hanya punya dua pilihan. Pergi mencari mereka atau tinggal sendiri di rumah
Brenda Wright menarik koper keluar rumah. Sang sopir yang sudah menunggu di depan segera mengangkat koper dan mempersilakan Brenda Wright untuk memasuki mobil.Perjalanan ini memakan waktu yang panjang. Setelah matahari terbenam, mobil baru berhenti, dan akhirnya Brenda Wright pun tiba.“Kak, akhirnya Kakak datang juga. Kami sudah menunggu dari tadi.”“Kak, kata Bos kamu akan sampai sebentar lagi. Awalnya kami masih tidak begitu percaya, tapi kami percaya sekarang.”“Kak, kenapa baru datang sekarang. Bos memang tidak pernah mengatakannya, tapi kami semua tahu dia sangat merindukanmu.”Semua orang mengerumuni Brenda Wright untuk menyapanya. Brenda Wright hanya bisa tersenyum sambil menatap lelaki-lelaki yang ramah itu.“Mami!” Tiba-tiba terdengar suara imut Joan.Seketika Brenda Wright menengadah kepalanya, dan terlihat Joan sedang berlari ke arahnya.Brenda Wright langsung memeluk sang putri sambil mencubit pelan hidung kecilnya. “Joan, mentang-mentang sudah punya Papi, Joan tidak meng
Brenda Wright sengaja bersikap manja untuk diperlihatkan kepada Bella Jaspal. Dari ekspresi Bella Jaspal, dia yakin Bella Jaspal memendam perasaan terhadap Hugh Randall. Berhubung istri sah berada di sini, Brenda Wright tentu akan memberi sedikit ancaman kepada Bella Jaspal.Begitu melihatnya, Bella Jaspal langsung merasa syok. Dia tidak menyangka wanita itu bahkan berani menjewer telinga Hugh Randall. Bagaimanapun Hugh Randall adalah bos mereka, orang yang paling dikagumi anggotanya. Tapi … malah dijewer?Awalnya Bella Jaspal ingin berbicara, tapi setelah melihat Hugh Randall memeluk istrinya, raut wajahnya pun semakin muram lagi.Hugh Randall sungguh memanjakan Brenda Wright!Brenda Wright yang dipeluk Hugh Randall itu pun berlagak menikmati dan berbicara dengan nada manja, “Apa yang kamu lakukan? Ada orang lain di sini.”Bella Jaspal membatin, ‘Anggap saja aku tidak berada di sini.’Hugh Randall sungguh menyukai Brenda Wright yang sekarang. Dia mendekati telinga Brenda Wright, lalu
Apa?Menyuruh Hugh Randall untuk tidur di luar?Padahal Hugh Randall sudah menggunakan seribu satu cara untuk membohongi Brenda Wright datang ke sini. Hugh Randall mengira malam ini dia bisa tidur dengan memeluk Brenda Wright. Tapi … dia malah diusir! Hugh Randall langsung menahan pintu kamar. “Kenapa kamu mengusirku? Aku tidak mau! Aku mau tidur sama kamu!”“Oke. Kalau begitu, kamu tidur di dalam, dan aku akan tidur di luar.”“Jangan, di luar dingin sekali. Bagaimana kalau kamu masuk angin?”“Kalau begitu, kamu tidur di luar.”Tanpa berbasa-basi, pintu kamar langsung ditutup Brenda Wright dengan kuat.Alhasil, Hugh Randall hanya bisa terdiam membisu sambil memandang pintu kamar.Awas kamu, Brenda! Kemudian, Hugh Randall berbalik untuk tidur di atas sofa ruang tamu.…Di dalam kamar.Brenda Wright mengamati ruang kamar yang ditempati Hugh Randall. Setelah mengecek dari lemari pakaian hingga ke kamar mandi, dia tidak menemukan satu pun barang wanita di dalamnya. Sepertinya Hugh Randa
Hugh Randall langsung menepis tangan Bella Jaspal, lalu melangkahkan kaki panjangnya ke hadapan Brenda Wright. Dia memeluk pinggang langsing Brenda Wright, lalu berbisik, “Ada apa? Kenapa ekspresi wajahmu sejelek itu?”“Kenapa kamu tidak cuci pakaianmu sendiri?” tanya Brenda Wright dengan kesal.Hugh Randall tertegun. Ternyata Brenda Wright kesal karena masalah pakaian?Siapa juga yang tidak tahu bahwa Hugh Randall tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah? Dia sudah terbiasa hidup dengan dilayani, jadi mana mungkin dia akan mencuci pakaiannya sendiri.Saat ini Brenda Wright menyerahkan pakaian di tangannya kepada Hugh Randall, dan berkata dengan ketus, “Jangan merepotkan orang lain! Cuci pakaianmu sendiri!”Hanya karena masalah ini?Hugh Randall mengambil pakaiannya. “Cuman cuci pakaian saja? Oke, aku akan cuci sekarang.”Bella Jaspal yang berada di samping langsung merasa syok. Kenapa dia malah menyuruh Bos untuk mencuci pakaiannya sendiri? Alhasil dia pun berkata, “Bos, bukannya kamu
Brenda Wright sungguh tidak ingin mencuci celana dalam Hugh Randall, tapi kalau dia tidak mencucinya, Bella Jaspal pun akan mencucinya. Ketika teringat hal ini, dia pun terpaksa mencuci celana dalam itu.Hugh Randall berdiri di samping menatap dengan senyum gembira.…Setelah selesai mencuci pakaian, Brenda Wright menyerahkan masalah menjemur pakaian kepada Hugh Randall. Sementara itu, dia pergi ke dapur untuk mempersiapkan sarapan.Setelah Hugh Randall kembali, bubur daging beraroma wangi sudah selesai dimasak. Selain itu, Brenda Wright juga menumis sedikit sayuran.Hugh Randall mencicipinya lalu mengangguk. Dia sudah lama merindukan masakan Brenda Wright.“Enak?” tanya Brenda Wright.“Enak.”“Enakan masakan siapa? Masakanku atau masakan Bella?Hugh Randall menjawab dengan jujur. “Tentu saja masakanmu.”Brenda Wright mendengus tanda dirinya merasa puas.Saat ini beberapa bawahan berjalan masuk. “Bos, Kak, kalian sedang sarapan, ya? Makan apa? Wangi sekali.”“Apa kalian sudah makan? Ay
Di dalam foto itu terlihat Bella Jaspal mengenakan terusan bertali satu, sedang bersandar di dalam pelukan Hugh Randall. Kedua tangan kurus Bella Jaspal terlihat sedang memeluk erat pinggang Hugh Randall. Kedua orang terlihat sangat mesra. Brenda Wright pun tertegun ketika melihatnya.Saat ini, ada orang berbicara dengan suara kecil, “Eh, apa kalian sudah melihat foto itu? Entah siapa yang menempel foto itu?”“Menurutmu, apa hubungan Bos dengan Bella? Sepertinya hubungan mereka tidak sederhana?”“Aku percaya dengan Bos. Semua orang juga tahu betapa sayangnya Bos terhadap Kak Brenda. Hanya saja, nama baik Bella pun akan hancur kali ini.”“Entah apa reaksi Kak Brenda setelah dia melihat foto ini. Aku sungguh mengkhawatirkannya.”Pantas saja semua orang terasa aneh hari ini. Mereka bahkan tidak mengizinkan Brenda Wright untuk keluar. Ternyata ada foto mesra Hugh Randall dan Bella Jaspal.Semua orang biasanya sangat mengagumi Bella Jaspal, tapi saat ini semua orang sungguh mengasihaninya.
Ketika orang tua Bella Jaspal mendengar terjadi sesuatu terhadap putri kesayangan mereka, mereka pun langsung bergegas kemari. Ibu dari Bella Jaspal, Aileen Kirby, menatap Brenda Wright dengan emosi tinggi. “Apa kamu yang namanya Brenda Wright? Apa yang kamu lakukan terhadap putriku? Mentang-mentang suamimu adalah atasan, jadi kamu boleh menindas putriku?”Brenda Wright yang disalahkan itu pun tersenyum sinis. “Bu Aileen, coba kamu bilang, bagaimana aku menindas putrimu?”“Kamu menyiksa Bella hingga dia hampir bunuh diri. Apa kamu berani bilang kalau masalah ini tidak ada hubungannya denganmu?”“Apa maksudmu?” “Sebelum putriku melompat, dia datang ke sini dan berbicara denganmu. Aku dengar putriku bahkan sudah berlutut padamu. Kamu jangan mengeyel lagi. Semua orang sudah melihatnya! Brenda, kamu memang adalah wanita berhati racun. Kenapa kamu menyiksa putriku hingga dia ingin bunuh diri? Padahal Bella kami sangat baik hati dan polos, tapi kamu malah mencelakainya!”Akhirnya Brenda Wr
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan