Brenda Wright melihat sosok ibu dan anak yang sombong itu dan tidak bisa berkata-kata....Ketika Joan kembali dari sekolah, dia melihat bonekanya sudah hilang dan langsung bertanya, "Mommy, kenapa bonekaku hilang?""Joan, Nina datang hari ini. Dia menyukai bonekamu, jadi telah mengambil bonekamu.""Apa?" Joan mengerutkan alis dengan sedih. "Jika Nina menyukai barang-barangku, apakah dia bisa mengambilnya tanpa persetujuanku? Kalau begitu, apa bedanya dengan pencuri?"Brenda Wright juga sangat muak dengan tingkah Nina dan Yanny. Dia memeluk Joan. "Joan, Mommy akan membelikan boneka baru untukmu. Ini adalah yang pertama dan terakhir kalinya. Jika Nina berani datang dan mengambil barangmu lagi, kita tidak akan membiarkannya."Joan mengangguk. "Oke, baiklah kalau begitu."Keesokan harinya, Nina datang lagi. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, kali ini dia langsung pergi ke kamar Joan dan membuka lemari pakaian Joan.Ada banyak gaun putri cantik dalam lemari pakaian Joan. Beberapa
“Oke, karena kau tidak mau melepaskannya, aku akan melepaskannya.” Joan melepaskan tangannya setelah berbicara.Nina menarik gaun dan jatuh ke tanah. "Aduh". Nina menggosok bokongnya dan berteriak kesakitan, "Joan, kau sengaja! Kau sengaja membuatku jatuh!"Joan menatap Nina dengan sombong. "Aku sudah menyuruhmu melepaskannya. Kau yang melukai dirimu sendiri."Amarah Nina langsung meledak. "Joan, kau bersikap seperti ini, memang tidak berpendidikan seperti Mommymu. Mommymu hamil sebelum menikah dan naik ke ranjang pamanku. Dia hanya rubah betina. Aku benci Mommymu, aku juga membencimu!"Joan sangat mencintai Mommy dan tidak bisa menerima Nina memfitnahnya. Dia langsung marah. "Nina, tidak boleh mengatai Mommyku seperti itu! Mommy dan ayahku menikah karena mereka saling mencintai. Mommy adalah Mommy terbaik di dunia!"Nina bangkit dan berkata sambil berkacak pinggang, "Mommymu adalah rubah betina. Kau adalah anak liar yang tidak punya ayah!"Joan sangat marah. Dia meraih pakaian Nin
Melihat penampilan Yanny yang serampangan, Brenda Wright mencibir lalu mengulurkan tangan untuk mendorong Nina.Brak!Nina jatuh ke lantai. Nina dan Yanny tercengang. "Kau ... beraninya mendorongku?"Siapa yang mengira Brenda Wright yang lemah lembut akan mendorongnya.Brenda Wright melindungi Joan dan menatap ibu anak yang duduk di lantai. "Ini adalah satu-satunya cara menghadapi anak berandalan. Aku hanya membalas bagaimana kau mendorong putriku tadi!"Yanny sangat marah. "Kau ... kau, kau, kau ..."“Kau apa, sudah gagap sekarang?” Brenda Wright melihat tas Yanny saat ini. “Tas ini sepertinya model terbaru, dan edisi terbatas. Kau pasti menghabiskan banyak uang untuk ini, kan?”Ini adalah tas kesayangan Yanny. Karena tas ini adalah edisi terbatas internasional. Dia bahkan meminta kenalannya untuk menghabiskan banyak uang baru bisa mendapatkan tas ini. Dia juga baru menggunakannya hari ini.Dia berencana akan berkumpul dengan para istri orang kaya sore nanti, jadi ingin memamerkan t
Cucu laki-laki dalam perut Yanny adalah andalannya.Pada saat ini, dokter bergegas datang dan berkata, "Pak Tua, Nyonya Kedua sedang hamil sekarang, jadi emosinya harus dijaga dan tidak boleh marah. Jika Nyonya Kedua menginginkan sesuatu, sebaiknya dipenuhi agar bayinya bisa lahir dengan sehat dan aman."Begitu mendengarnya, Pak Tua Randall perlahan menatap Brenda Wright dan Joan. "Semua ini adalah salah kalian. Aku akan menghukum kalian sekarang.""Kakek Buyut, kami tidak salah." Joan ingin membela diri.Namun, Brenda Wright menutupi mulut Joan. Dia sudah tahu Pak Tua Randall sangat menyayangi cucu laki-laki ini. Sekarang Hugh Randall tidak bisa melahirkan, jadi penerus Keluarga Randall hanya bisa mengandalkan perut Yanny. Tidak ada gunanya berbicara lebih banyak, Pak Tua Randall pasti akan membela Yanny.“Brenda, begini saja, kau dihukum tidak boleh makan malam ini dan bersihkan seluruh vila ini dari lantai bawah sampai atas!” kata Pak Tua Randall."Pak Tua!" Yanny berkata dengan ce
"Ayah," panggil Joan dengan suara kekanak-kanakkan.“Joan, kudengar kamu sudah masuk Taman Kanak-kanak. Apakah kamu senang di Taman Kanak-kanak?” Suara merdu Hugh Randall terdengar."Senang, anak-anak di Taman Kanak-kanak sangat ramah dan aku punya banyak teman baik.""Oke, setelah kembali, Ayah akan mengantar dan menjemput Joan ke Taman Kanak-kanak.""Benarkah? Aku senang sekali. Teman-teman memuji Mommy sangat cantik, jadi aku memberi tahu mereka ayahku juga sangat tampan. Mereka semua ingin melihatmu."Hugh Randall terdiam saat, lalu berkata, "Di mana Mommymu?""Mommy sedang mengepel lantai."“Mengepel lantai?” Hugh Randall terdengar kurang senang. “Apakah tidak ada pelayan di rumah, mengapa Mommymu mengepel lantai?”"Ayah, ini adalah hukuman Kakek Buyut untuk aku dan Mommy."Hugh Randall menutup telepon dan segera menyalakan video call. Mereka sudah saling menambahkan akun WhatsApp saat menikah.Joan sudah terhubung. Dia tersenyum senang saat melihat ayahnya, "Ayah!""Joan, Mommy d
Yanny datang lagi!Pada saat ini, pelayan mengetuk pintu dan berkata di luar pintu, "Nyonya Muda, Nyonya Kedua datang dan ingin bertemu denganmu."Pelayan itu ketakutan dengan ancaman Yanny jadi buru-buru datang memanggil Brenda Wright.Brenda Wright melihat waktu. Dia awalnya ingin menyelesaikan desain dengan tenang, tetapi tampaknya dia tidak bisa menyerahkan desain hari ini.“Oke, aku segera datang.” Brenda Wright meletakkan pena, lalu bangkit dan berjalan keluar.Di ruang tamu, Yanny sedang duduk di sofa dan menjinjing tas edisi terbatas yang baru dibelikan Pak Tua Randall untuknya. Melihat Brenda Wright sudah datang, dia sengaja menunjukkan tas itu. "Brenda Wright, lihat apa ini? Bukankah kau ingin merebut tas aku kemarin? Apakah kau berani merebutnya lagi sekarang?"Brenda Wright menatapnya sekilas. "Tidak berani.""Kurasa kau juga tidak akan berani. Jika berani menyentuhku lagi, aku akan memberi tahu Pak Tua agar dia menghukummu lagi."“Oke, aku sedikit haus sekarang. Cepat b
Sejak Yanny hamil, seluruh Keluarga Randall selalu memanjakanya dan tidak ada yang berani memperlakukannya dengan begitu dingin, kecuali Hugh Randall.Tatapan Hugh Randall tertuju pada perut Yanny. Dia mencibir. "Cucu kesayangan? Apakah kau percaya, aku akan menyuruh orang menggugurkan cucu kesayangan dalam perutmu sekarang juga!"Yanny terkesiap dan menatap Hugh Randall dengan ngeri, dia ... apa yang dia katakan? Dia ingin menggugurkan anak dalam perutnya?Kabarnya putra bungsu Keluarga Randall sangat kejam dan berani melakukan apa pun, ternyata benar.Yanny sangat ketakutan hingga matanya terbelalak dan bicaranya tergagap. "Hugh Randall, jangan bertindak sembarangan. Cepat panggil Pak Tua! Ada yang ingin menyakitiku!""Berisik!" Hugh Randall menyipitkan matanya, lalu mengulurkan tangan untuk mencengkeram kerah Yanny. "Ayo, aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang."Aaah!Yanny menutupi perut besarnya dengan kedua tangan dan berteriak ketakutan."Aku tidak mau ke rumah sakit. Cepa
Apakah pria itu keberatan dengan ucapannya ini?Apakah ucapannya salah?Sejak kehilangan ingatan, pria itu selalu menghina, mengejek, acuh tak acuh dan kejam terhadapnya. Yanny memang menindasnya, tetapi orang yang lebih menindasnya adalah Hugh Randall!Awalnya, Brenda Wright mengira dia akan memberinya pelajaran ketika kembali, tetapi dia malah membantunya mengusir Yanny. Ini membuat Brenda Wright sangat terkejut."Tuan Muda, apakah kau ingin mengurus urusanku?" Brenda Wright menatapnya dengan curiga, "Tuan Muda, sejak kapan kau berubah? Apakah … kau melindungiku tadi?"Wajah Hugh Randall menjadi suram. Dia segera mengerutkan bibirnya dan tertawa menghina. "Brenda Wright, aku tidak melindungimu. Kau adalah istriku di atas kertas sekarang. Kau ditindas seperti ini sama seperti mempermalukan aku. Aku tidak mengizinkan orang lain menginjak-injak aku!"Sambil berbicara, mulutnya mencibir. "Brenda Wright, kau berpikir terlalu banyak. Apakah kau pikir aku kembali karenamu dan aku sudah ja
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan