Wanita kaya itu berjanji. "Nyonya Laksamana, jangan khawatir, cara ini pasti bisa diandalkan."Wenda akhirnya memutuskan untuk mencobanya cara ini nanti malam....Hugh Randall meninggalkan pemandian air panas dan pergi ke kamar untuk berganti pakaian.Pada saat ini, pintu kamar tiba-tiba dibuka dan ada yang masuk."Siapa?" Hugh Randall menyipitkan matanya dan menoleh ke arah pintu.Wenda masuk.Wenda menatap Hugh Randall. "Suamiku, ini aku."Hugh Randall mengerutkan alis dan berkata dengan kesal, "Kenapa kau datang ke kamarku?""Semua orang tahu kita adalah suami dan istri. Aku adalah Nyonya Laksamana. Saat menemui manajer, dia memberikan kartu tambahan kamarmu, jadi aku menggeseknya tadi."Hugh Randall mengenakan pakaiannya dan berkata, "Wenda, kita sudah bercerai, jadi sebaiknya menjaga jarak. Jangan ulangi lagi."Setelah berbicara, Hugh Randall ingin pergi.Wenda menatap pria yang tidak berperasaan itu dan langsung memeluknya erat-erat dari belakang. "Kakak Hugh, jangan pergi. M
Hugh Randall langsung mengerutkan alis setelah mendengarnya. "Apa yang aneh?"Wenda menatap Hugh Randall yang masih terlihat tenang. Wenda tiba-tiba merasa bingung, kenapa begini?Wanita kaya itu memberinya sesuatu untuk disemprotkan di tubuhnya, tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi Hugh Randall pasti akan bereaksi setelah menciumnya.Wenda sengaja memeluknya tadi, jadi dia pasti sudah menciumnya.Namun, dia tidak ada respons sama sekali.Wenda merasa gelisah dan menatap Hugh Randall dari atas ke bawah.Hugh Randall menyipitkan matanya perlahan dan menatapnya. "Apakah kau telah melakukan sesuatu?""Aku ... tidak, kok!"“Bagus kalau begitu. Wenda, kau sebaiknya jangan menguji kesabaranku.” Setelah berbicara, Hugh Randall pergi.“Jangan pergi!” Wenda mengulurkan tangan untuk meraihnya dan masih ingin menahannya di sini sebentar.Hugh Randall menarik kembali lengan bajunya dengan kejam dan tidak meliriknya sama sekali, lalu buru-buru pergi dari sini.Wenda mematung sendirian, lalu me
Brenda Wright mengira Joan Kecil sedang mandi di dalam dan khawatir Joan akan tersandung atau semacamnya. Jadi, dia langsung mendorong pintu dan masuk.“Joan, kenapa kau tidak mandi bersama Mommy hari ini?” Brenda Wright melepas mantelnya lalu menggantungnya di dinding.Dia sudah mengganti pakaian renangnya bersama Chelsea tadi dan sekarang mengenakan rok suspender hitam.Joan Kecil tidak berbicara, tetapi suara percikan air terus terdengar.Kaca pembatas dalam kamar mandi pemandian air panas Tiara tidak transparan dan semuanya buram. Orang yang berdiri di luar tidak bisa melihat bagian dalam.Jadi Brenda Wright tidak tahu siapa yang ada di dalam. Dia berdiri di depan kaca lalu menjepit rambut panjangnya dengan jepit rambut. Setelah itu dia berjalan masuk dengan mengenakan rok suspender dengan bertelanjang kaki.“Joan, Mommy masuk, ya.” Brenda Wright mengulurkan tangan untuk menarik kaca pembatas buram.Detik berikutnya, dia mematung.Itu sama sekali bukan Joan Kecil, tetapi sebuah s
Brenda Wright mengerutkan alis. "Hugh Randall, apa maumu sebenarnya?""Apakah kau masih belum mengetahuinya? Aku sudah berpisah dengan Wenda dan sudah tidak ada hubungan dengannya lagi di masa depan. Aku menginginkan putriku, juga menginginkan kamu. Brenda Wright, menikahlah denganku."Sepertinya dia serius.Brenda Wright tidak menyangka dia akan berubah dengan begitu cepat. Dia tidak menyangka pria itu ingin membawa Joan, juga ingin menikahinya. Dia tidak pernah memikirkannya sama sekali."Hugh Randall, aku tidak akan menikah denganmu." Dia langsung menolak.Hugh Randall mengerutkan alis. "Mengapa, apakah kau benar-benar menyukai Josh?""Aku menyukai siapa bukan urusanmu. Pokoknya, aku tidak menyukaimu."Dia berkata tidak menyukainya.Wajah tampan Hugh Randall menjadi suram dan menatapnya dengan tajam.Kenapa pria itu melihatnya seperti itu?Apakah dia harus menyukainya?Suasana tiba-tiba menjadi tegang. Sekarang seluruh tubuh Brenda Wright basah kuyup, kurang pantas jika masih terp
Kalimat ini membuat Hugh Randall terdiam dan hanya menatapnya.Brenda Wright membalas tatapannya. "Apakah ucapanku salah? Bagaimana kau memperlakukan aku sebelumnya? Kau menghancurkan hidupku demi egomu, memaksa aku bekerja di bar, kemudian mematahkan kakiku. Apakah kau ingin melakukan semua ini padaku lagi?"Begitu kata-kata ini terucap, suasana di antara mereka menjadi sangat tegang.Brenda Wright mengepalkan tangannya dan membiarkan air dingin membasahi kepalanya. Mata indahnya sudah memerah. "Hugh Randall, kau ingin aku menikahimu dan bersamamu lagi, beraninya kau mengatakan ini! Apa yang telah kau lakukan padaku? Jika bukan karena beruntung, aku sudah mati ribuan kali karenamu. Aku tidak masokis dan tidak akan menikahi seorang preman yang telah menghancurkan hidupku!"Hugh Randall melihat penampilannya yang lemah tetapi keras kepala saat ini. Wanita ini memang selalu terlihat lembut di luar, tetapi wataknya sangat keras, terus terang, sabar, hangat dan cerdas. Dia memang mengang
Mengapa dia memegang tangannya?Brenda Wright segera meronta dan berusaha menarik tangannya kembali.Namun, Hugh Randall mencengkeram tangannya dengan kuat dan langsung menyeretnya keluar dari pintu kamar.Brenda Wright, “…"...Di sisi lain, Wenda mendatangi wanita kaya itu dengan marah. "Obat apa yang kau berikan padaku tadi?"“Nyonya Laksamana, ada apa denganmu? Bukankah kau seharusnya bersama Laksamana sekarang? Mengapa berlarian di luar sendiri?” Wanita kaya itu juga merasa aneh, mengapa Nyonya Laksamana begitu cepat sudah keluar?Wenda mendengus. "Ini yang ingin aku tanyakan padamu. Aku sudah memberi suamiku obat itu, tetapi dia tidak ada tanggapan sama sekali.""Apa?" Wanita kaya itu tercengang."Bukankah kau sudah menjamin bahwa obatnya tidak masalah? Mengapa tidak berkhasiat sama sekali? Aku bahkan sudah membuatnya sangat marah malam ini dan dia benar-benar ingin menceraikan aku!""Tidak mungkin, Nyonya Laksamana. Aku berani menjamin obat itu tidak ada masalah sama sekali.
Wenda menerjang ke depan mereka bertiga, "Hugh Randall, apakah ini putrimu? Apakah ini putri harammu dengan Brenda Wright?"Joan Kecil tidak menyangka Wenda tiba-tiba muncul. Dia terkejut ketika Wenda berteriak.Brenda Wright langsung menarik Joan Kecil ke belakangnya untuk melindunginya. Sebenarnya, dia tidak berencana menyembunyikan Joan dari Wenda. Lagi pula, dia sedang hamil ketika Wenda kembali tiga tahun lalu.Wenda sudah mengetahui semuanya.Hugh Randall buru-buru melangkah maju dan melindungi Brenda Wright dan Joan di belakangnya. Dia mengerutkan alis dan menatap Wenda. "Benar, Joan adalah putriku, tetapi dia bukan anak haram."“Kenapa dia bukan anak haram? Dia memang anak haram, kau adalah suamiku!” Wenda mengepalkan tangannya dan terlihat sangat marah.Hugh Randall berkata, "Tapi aku bukan suamimu lagi sekarang dan hubungan kita sudah berakhir.""Hugh Randall, kenapa kau memperlakukan aku seperti ini? Pantas, kau ingin menceraikan aku. Karena mereka sudah kembali, bukan? Ap
Brenda Wright tidak ingin putrinya terekspos ke publik, jadi dia menggendong Joan Kecil kembali ke kamarnya....Di dalam kamar.Brenda Wright menyentuh kepala Joan Kecil. "Joan, apakah kau ketakutan tadi?"Joan Kecil duduk di tempat tidur dan mengerutkan alis, "Mommy, bibi itu sangat menakutkan tadi. Dia menatapku seperti ini, sepertinya dia sangat membenciku."Joan Kecil menyipitkan matanya dan meniru ekspresi mengerikan Wenda tadi.Brenda Wright memeluk Joan Kecil. "Bibi itu tidak membenci Joan, tapi Mommy pernah berselisih dengan bibi itu sebelumnya."Joan Kecil memiringkan kepalanya. "Mommy, apakah Paman Hugh adalah ayahku?"Brenda Wright terkejut. Joan Kecil mendengarkan percakapan antar orang dewasa tadi dan secara alami mengetahui Hugh Randall adalah ayahnya.Tak disangka, Joan mengetahui hal ini melalui mulut Wenda.Brenda Wright mengangguk. "Ya, benar."Joan Kecil segera tersenyum manis dan berkata dengan suara kekanak-kanakkan, "Mommy, pantas aku langsung merasa sangat a
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan