Julius Hill menatapnya dan mencibir, "Chelsea, apa kau sudah tidak sabar ingin menyingkirkan aku?""Bukan aku yang tidak sabar ingin untuk menyingkirkanmu. Kau yang tidak sabar ingin segera menikah. Lagi pula kau sendiri yang bilang kita tidak mungkin rujuk kembali, kau sudah tidak menyukaiku lagi. Kalau begitu, kita tidak perlu berlarut-larut. Ini lebih baik bagi kita semua.”Julius Hill mengisap rokok dan menunjuk ke kursi samping dengan matanya, "Masuk,"Chelsea menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan naik ke mobilmu. Aku sudah mengatakan apa yang ingin aku katakan.""Sepertinya kau sudah tidak menginginkan putramu lagi, ya? Chelsea, mengapa kau selalu ingin membuat aku marah?""..."Dia memang selalu salah di depan pria itu. Pria itu berulang kali mengancamnya dengan menggunakan putranya. Chelsea juga tidak tahu apa hubungan mereka sekarang.Namun dia masih menahan putranya, Chelsea hanya bisa naik ke mobil. Hanya ada mereka berdua dalam mobil yang sunyi."Katakan saja. Ada apa P
Julius Hill menatapnya, "Tentu saja."Apakah dia benar-benar akan membatalkan pernikahannya?Chelsea ingin bertanya lagi, tetapi Julius Hill sudah memegang bagian belakang kepalanya dan mencium bibir merahnya.Seluruh tubuh Chelsea melunak. Dia tidak bisa berdaya dan merasa tidak bisa menolaknya sama sekali.Namun, dia masih bisa berpikir dengan logis. Mereka berada dalam mobil sekarang. Meskipun tidak ada orang saat malam-malam begini, tetap saja tidak aman. Dia tidak pernah seperti ini.Chelsea meronta karena merasa tidak nyaman. "Julius Hill, jangan di sini, di sini ..."Julius Hill mencium daun telinganya dan tersenyum tipis seperti sedang mencibir. "Kenapa, kau belum pernah mencobanya dengan pria lain di sini?"Apa yang dia katakan?Chelsea membeku. Entah mengapa dia selalu merasa pria ini agak aneh malam ini. Dia tidak pernah punya pria lain.Julius Hill jelas tidak ingin mendengarkannya, jadi dia menutup bibir merahnya dengan antusias lagi....Chelsea lumpuh dalam pelukan Jul
Mata Julius Hill memerah. "Benar, Chelsea, aku membencimu!"Mendengar jawabannya, Chelsea merasa sangat sakit hati. Dia membuka pintu mobil dan langsung berlari keluar.Julius Hill tersenyum menghina saat melihatnya hilang dari pandangannya. Dia pikir akan merasa senang setelah membalas dendam padanya, tetapi sekarang dia sepertinya tidak merasa senang sama sekali.Pada saat ini, ponselnya berdering. Matilda Lambert meneleponnya.Besok adalah hari pernikahan mereka, calon pengantin Matilda Lambert seharusnya tidak bisa tidur karena terlalu antusias.Julius Hill tidak menjawab teleponnya dan langsung mematikan panggilan....Chelsea kembali ke rumahnya dan berdiri di bawah pancuran. Dia membasuh dirinya dengan air panas, berusaha menghilangkan bekas luka yang ditinggalkan oleh Julius Hill di tubuhnya.Namun adegan tadi masih terus-menerus terlintas dalam pikirannya. Pria itu awalnya sangat hangat, kemudian wajahnya tiba-tiba berubah menjadi kejam.Matanya berkaca-kaca, tak lama kemudia
Chelsea mengurung diri dalam kamar. Dia tidak ingin makan atau minum, juga tidak mau keluar. Dia menatap langit-langit dan merasa sudah sekarat.Dia pasti sudah menikah sekarang, kan?Apa Matilda Lambert berdiri di sampingnya dan menerima ucapan selamat semua orang?Apa dia menciumnya?Chelsea menggelengkan kepalanya dan memaksa dirinya untuk tidak memikirkan semua ini. Dia tidak ingin membuat dirinya gila.Pada saat ini, ponselnya berbunyi. Ada yang meneleponnya.Itu dari Julius Hill.Chelsea melihat tulisan "Julius Hill" di layar ponsel dan menyipitkan matanya. Dia tidak mengerti mengapa dia masih sempat meneleponnya saat ini. Bukankah dia akan menikah hari ini?Chelsea meletakkan ponsel dan tidak ingin menjawabnya.Namun, ponselnya terus berdering, seolah-olah akan terus berdering jika tidak dijawab.Chelsea menekan tombol untuk menjawab panggilan, "Halo, Presiden Hill."Suara serak Julius Hill terdengar dari ujung sana, "Huh Chelsea, kupikir kau tidak ingin menjawab panggilanku lag
Julius Hill berkata, “Hari ini adalah pernikahan kita!”Chelsea terperanjat. Telinganya berdengung, dia tidak mengerti yang pria ini katakan.Apakah dia sudah gila?Apa dia mulai omong kosong lagi?Pada saat ini, Julius Hill datang dan mengulurkan tangan untuk memegang pundaknya, "Kenapa Chelsea, kau tidak ingin menikah denganku?""Julius, bukankah kau membenciku? Mengapa kau ingin menikah denganku sekarang? Aku mengira ini adalah pernikahanmu dengan Matilda Lambert."Julius Hill mendengus, "Chelsea, kau jangan berpikir terlalu banyak. Aku menikahimu agar bisa membalas dendam. Aku sudah memikirkannya, setelah menikahimu, aku bisa mengurungmu di rumah. Dengan begitu, aku menyiksamu setiap jam, setiap menit dan setiap detik setiap hari. Chelsea, aku tidak akan pernah melepaskanmu dalam hidup ini. Tidak perlu menyeret orang lain yang tidak bersalah. Mari kita masuk ke neraka bersama-sama!"Mata Chelsea memerah. Ternyata dia menikahinya demi membalas dendam. Chelsea mengangguk. "Baik, Jul
Pada saat ini, lagu pernikahan mengalun. Julius Hill berdiri di ujung depan karpet merah. Dia terlihat sangat tampan dalam setelan hitam. Dia adalah pengantin pria paling tampan yang pernah Chelsea lihat.Mata Chelsea memerah. Dia berjalan mendekati Lucas Hank dan meraih lengan ayahnya itu. Kemudian, dia berjalan menuju sisi Julius Hill selangkah demi selangkah di mata di bawah tatapan semua orang yang merestui mereka.Lucas Hank menyerahkan tangan putrinya, Chelsea, kepada Julius Hill. "Presiden Hill, Chelsea akan menjadi istrimu mulai sekarang juga ibu dari anakmu. Aku harap kau bisa mencintainya dan menjaganya dengan baik."Julius Hill mengangguk dan berkata, "Baik."Kemudian, Julius Hill meraih tangan Chelsea.Mereka berdua berjalan ke depan pendeta. Pendeta bertanya, "Tuan Julius, apakah Anda bersedia menikahi Nona Chelsea dan berjanji tidak peduli dalam keadaan kaya atau miskin, sehat atau sakit, Anda tidak akan pernah meninggalkannya?"Julius Hill mengangguk. "Aku bersedia.""
Melihat Julius Hill melindungi Chelsea seperti ini, mata Matilda Lambert berkaca-kaca. "Kak Julius, wanita ini pernah menyakitimu sebelumnya, mengapa kau masih begitu baik dengannya? Aku adalah orang yang paling mencintaimu. Mengapa kau tidak pernah menyukai aku?"Julius Hill mengerutkan alis. "Matilda Lambert, aku sudah menjelaskannya kepadamu sebelumnya. Selain itu, aku sendiri yang ingin menikahi Chelsea. Ini tidak ada hubungannya dengan dia, jangan datang lagi kelak. Ada banyak orang yang menyukaimu. Mengapa kau harus selalu mencariku? Ini hanya membuatmu terlihat sangat murahan."Wajah Matilda Lambert memucat, ternyata dia menganggapnya murahan selama ini.“Oke, aku sudah mengerti. Kak Julius, aku benci kamu!” Matilda Lambert menangis dan berlari pergi.Chelsea merasa Matilda Lambert sebenarnya bukan orang jahat, dia hanya seorang gadis kecil. Hatinya terasa hangat saat melihat sosok kekar Julius Hill di depannya. Apakah pria ini sedang berusaha melindunginya?“Apa kau perlu me
Julius Hill berkata, "Kalau begitu kau tidak perlu bermimpi. Kau tidak akan pernah menemukan pengantin yang lebih cantik dari ibumu."Ray Kecil, "Oh."Hati Chelsea terasa hangat saat mendengarkan percakapan ayah dan anak itu. Dia berjalan keluar dari kamar dan memberikan ruang pada ayah dan anak itu.Namun, dia baru menyadarinya. Dia seharusnya tinggal di kamar mana?Dia sudah menikah dengan Julius Hill sekarang, apakah dia perlu tinggal di kamar yang sama denganya? Namun, Julius Hill berkata dia menikahinya untuk membalas dendam, apakah pria itu masih tinggal sekamar dengannya?Chelsea ragu-ragu sejenak dan memasuki kamar tamu lalu masuk ke kamar mandi untuk mandi.Setelah ayah dan anak itu selesai mandi, Julius Hill berpakaian terlebih dahulu lalu membawa Ray Kecil keluar. Ray Kecil menatapnya dan bertanya, "Ayah, bolehkah aku tidur bersama Ibu dan Ayah malam ini?"“Tidak boleh.” Julius Hill langsung menolak.“Kenapa? Aku akan jadi anak baik dan tidur sendiri di dalam.” Ray Kecil be
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan