Apa?Chelsea menatap Ray Kecil itu dengan heran, tidak tahu apa yang dia bicarakan.Ray Kecil berkata dengan sungguh-sungguh, "Ibu, mungkin kau akan melihat beberapa berita buruk tentang Ayah, semua itu palsu. Percayalah pada Ayah, Ayah tidak ada hubungannya dengan bibi-bibi itu. Ayah hanya mencintaimu seorang, lho." Chelsea terdiam.Jika Chelsea bukan Adreen White, dia hampir percaya dengan sandiwara Ray Kecil.Namun dia adalah Adreen White dulu dan dia masih belum lupa bagaimana Ray Kecil mengadu ayahnya sibuk berpacaran hingga tidak punya waktu untuk menemaninya.Apa yang bisa Chelsea katakan sekarang? Dia tidak bisa mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum. Dia mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Ray Kecil. "Baik, Ibu mengerti."Ray Kecil bergegas memeluknya. "Hebat, aku akhirnya punya Ayah dan Ibu sekarang. Aku merasa adalah orang yang paling bahagia di dunia ini."Chelsea menghela napas dalam hatinya. Urusan orang dewasa bagaimana mungkin sesederhana itu, tetapi dia tidak t
Julius Hill tidak menyangka dia akan dihalangi di luar pintu setelah bergegas datang ke sini. Dia bahkan tidak bisa dibiarkan masuk gerbang.Julius Hill mengerutkan bibirnya dengan sinis. "Chelsea! Cepat panggilkan Chelsea keluar! Dia sudah membawa putraku hari ini dan aku ingin mengambil kembali putraku sekarang."“Apakah yang kau maksud adalah Tuan Muda Kecil? Apakah kau adalah Ayah dari Tuan Muda Kecil kita?” Pelayan itu memandang Julius Hill dari atas ke bawah.Julius Hill, " Kenapa, apakah aku tidak layak?"Pelayan berkata dia tidak bermaksud seperti itu. Setelah melihat lebih dekat, bentuk wajah Tuan Muda Kecilnya memang sangat mirip dengan pria di depannya, tetapi, "Presiden Hill, maaf. Putriku dan Tuan Muda Kecil sudah tidur. Begini saja, kembalilah besok pagi. Aku akan melaporkan situasinya kepada putriku."Apa?Pelayan ini ingin mengusirnya dan menyuruhnya kembali besok pagi?“Minggir, aku mau masuk sekarang untuk menjemput putraku!” Julius Hill menepis tangan pelayan yang
Julius Hill mencibir dan berkata dengan sinis, "Kau masih tahu Ray adalah putramu? Kupikir kau sudah melupakannya."Chelsea mengerutkan alis, "Apa maksudmu?""Chelsea, apakah aku harus mengatakannya dengan jelas? Ke mana saja kau selama tiga tahun ini? Mengapa kau tidak pernah datang melihat putramu?"Ini ...Chelsea mengobati penyakitnya selama tiga tahun ini dan telah kehilangan ingatannya. Jika tidak, dia pasti akan menemui Ray."Kau tidak pernah memenuhi tanggung jawabmu sebagai seorang ibu selama tiga tahun terakhir. Sekarang mengapa kau tiba-tiba muncul bahkan mengambil putraku? Chelsea, kau tidak pantas!" kata Julius Hill dengan acuh tak acuh.Chelsea terdiam beberapa saat. Bagaimanapun, ini memang salahnya. Ray sangat merindukan ibunya selama tiga tahun ini."Chelsea, kau masih ingin duduk di atasku berapa lama? Cepat turun!"Setelah dibentak olehnya, Chelsea baru sadar betapa mesum postur mereka. Sekarang dia sedang menunggangi tubuh pria itu, dia mengenakan piyama bertali, se
Julius Hill bisa merasakan penolakannya, jadi dia melepaskannya dan mengerutkan alis, "Kenapa, tidak suka berciuman denganku?"Tentu saja tidak.Entah berapa banyak wanita yang sudah dia cium. Chelsea merasa dia kotor.“Presiden Hill, cepat lepaskan aku! Jika kau masih seperti ini, aku akan kasar padamu!” Chelsea berkata dengan ketus.Julius Hill benar-benar ingin melihat bagaimana dia bersikap kasar padanya.Namun sudah tidak ada kesempatan. Pintu kamar didorong dan banyak pengawal berbaju hitam dan pelayan bergegas masuk. Pelayan itu bertanya dengan cemas, "Putri, kau baik-baik saja?"Suara pelayan tiba-tiba berhenti, kemudian matanya membelalak dengan ngeri. Dia berteriak, "Lancang, beraninya naik ke tempat tidur putriku, cepat turun!"Pelayan itu ingin segera menyeret Julius Hill dari tempat tidur putrinya.Wajah Julius Hill agak suram. Dia sudah dipermalukan berkali-kali malam ini di tempat Chelsea. Dia melepaskan Chelsea dan turun dari tempat tidur."Putri, apakah kau baik-baik s
Julius Hill tidak terlihat segar saat bangun. Itu adalah malam yang mengerikan untuknya. Dia akan menemui Chelsea lebih awal untuk menjemput putranya.Pada saat ini, Sven masuk. "Presiden, Putri Chelsea baru saja mengirim dokumen."Dia mengirimkan dokumen?"Dokumen apa?"“Putri Chelsea mengirimkan … surat pengacara.” Sven menyerahkan surat pengacara itu.Julius Hill mengambil surat pengacara itu. Chelsea sudah mencari pengacara dan mengajukan gugatan secara resmi untuk merebut putranya.Wajah tampannya menjadi suram. Dia hampir gila karena marah, berani sekali wanita itu, kenapa dia berbuat seperti itu?"Apakah wanita itu pikir dia bisa memenangkan gugatan itu? Aku membesarkan Ray selama tiga tahun. Apa yang dia lakukan? Pengadilan tidak akan memberikan Ray padanya.""Presiden, Putri Chelsea ... menyerahkan informasi yang tidak menguntungkanmu.""Informasi apa?"Sven menyeka keringat dingin di keningnya dan memberanikan diri untuk menyerahkan dokumen, "Presiden, berita tentang kehidup
Julius Hill sudah datang?Dia pasti sudah menerima surat pengacaranya jadi buru-buru datang untuk merebut putranya.“Wow, Ibu, apakah Ayah sudah datang?” Mata Ray Kecil berbinar.Chelsea tidak ingin putranya tahu bahwa ayah dan ibunya sedang bertarung untuknya, jadi dia membujuk dengan lembut, "Ya, Ray, ayahmu sudah datang. Kau main di sini dulu sebentar. Ibu akan keluar menemui ayahmu.""Oke." Ray Kecil mengangguk setuju.Chelsea menatap Pangeran Carolus, "Pangeran Carolus, aku sedang ada tamu. Silakan duduk sebentar, aku akan segera kembali."...Julius Hill berdiri di luar pintu. Saat dia datang, sudah melihat sebuah mobil kerajaan diparkir di halaman, mobil seperti ini biasanya hanya digunakan oleh pangeran.Dia mengerutkan bibirnya, apakah Chelsea kedatangan tamu hari ini?Entah pangeran negara mana yang mengunjunginya.Pada saat ini, Chelsea keluar dan berkata, "Halo, Presiden Hill."Julius Hill menatap Chelsea dan mengerutkan alisnya."Di mana putraku?""Ray ada di dalam. Kau
Apa?Julius Hill tertawa dengan kesal. Chelsea bilang dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi gigolo?“Chelsea, katakan padaku, mengapa aku tidak memenuhi syarat?” Julius Hill bertanya dengan kesal, “Apakah wajahku kurang tampan, atau tubuhku kurang bagus, atau keterampilanku masih kurang? Kau boleh memfitnah orang, tetapi kau harus memberitahuku alasannya!"Chelsea hanya asal bicara dan tidak benar-benar menganggapnya sebagai gigolo.Lagi pula, Chelsea tidak pernah mencari gigolo, jadi tidak bisa membandingkannya.Selain itu, Julius Hill sepertinya adalah pria dia satu-satunya. Chelsea tidak mengerti pasaran dan keterampilan di luar sana.Wajahnya memang tampan. Dia adalah pria paling tampan yang pernah Chelsea temui. Tubuhnya sangat bagus, badannya tegak dan pundaknya lebar. Tubuhnya tinggi dan kakinya panjang, terlihat sangat modis.Meskipun Chelsea tidak pernah melihat gigolo, dia yakin pria ini memenuhi kedua syarat pertama.Kedua poin pertama tidak valid, lalu ... kalau begitu, C
Pangeran Carolus ini bahkan meraih pergelangan tangan Chelsea. Apakah hubungan mereka sudah sedekat itu?Julius Hill menatap Pangeran Carolus dengan sengit. "Kurasa kau yang harus melepaskannya!"Julius Hill menggenggam Chelsea dengan lebih erat. Chelsea mengerutkan alis dan berteriak kesakitan, "Presiden Hill, cepat lepaskan, kau menyakitiku!"Pangeran Carolus merasa sangat sakit hati ketika melihat Chelsea berteriak kesakitan. "Tuan, apakah kau mendengarnya? Kau telah menyakiti Chelsea. Mengapa kau begitu kasar? Beraninya kau begitu kasar pada Putri Chelsea!"Julius Hill awalnya ingin melonggarkan pegangannya saat mendengar Chelsea berteriak kesakitan. Saat Pangeran Carolus ingin melindungi Chelsea dan menegurnya, Julius Hill justru mengeraskan hatinya. "Kau juga mendengarnya berteriak kesakitan, mengapa kau tidak melepaskannya? Jika kau melepaskannya, dia tidak akan kesakitan."“Kau!” Pangeran Carolus tidak ingin berdebat dengan orang yang tidak sopan ini. Dia ingin merebut Chel
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan