"Hugh Randall, kau tidak perlu mengatakan hal-hal buruk untuk mempermalukan aku. Jika kau begitu membenciku, biarkan aku pergi jauh dan menghilang dari pandanganmu. Aku tidak mengerti mengapa kau tidak berbuat begitu?" Brenda Wright berkata sambil mengepalkan tangannya.Melihat dia terus ingin pergi, wajah tampan Hugh Randall menjadi sangat suram. Dia tidak akan membiarkannya pergi.Jika dia pergi, pasti akan mencari kekasih lamanya, Richie Alderson. Apakah dia terlihat seperti orang yang baik hati?Meskipun dia sudah bosan, juga tidak akan memberikan wanita ini pada orang lain."Kemari, makan dulu," perintahnya.Brenda Wright menolak. "Aku tidak nafsu makan, tidak mau makan."Hugh Randall mengerutkan bibirnya. "Aku tidak suka mengulangi kata-kataku untuk kedua kalinya, atau kau ingin disuapi.""..." Bagus sekali, Brenda Wright tunduk dengan ancamannya. Dia tidak ingin disuapi pria itu, jadi dia duduk dengan patuh dan mulai makan.Semangkuk kecil nasi segera dihabiskan, "Aku sudah s
Semua orang sangat sibuk karena Wenda kembali.Brenda Wright juga menyadari tidak ada orang yang berjaga di luar pintunya. Tidak ada yang mengawasinya lagi. Mungkin Hugh Randall sudah memerintahkan mereka untuk melindungi Wenda.Di depan Wenda, dia tiba-tiba menjadi tidak berarti.Brenda Wright merasa sangat senang. Dia merasa semuanya menjadi lebih baik. Pada saat yang sama, dia sangat penasaran dengan Wenda.Orang seperti apa yang bisa membuat Hugh Randall yang berdarah dingin, jatuh cinta selama bertahun-tahun?Brenda Wright berjalan keluar dan datang ke pintu kamar tidur utama Hugh Randall.Hugh Randall membawa Wenda kembali dan langsung memasukkannya ke kamar tidur utama. Sekarang pintu kamar tidur utama terbuka, pelayan hilir mudik, juga ada staf medis seperti dokter dan perawat.Wenda berbaring di tempat tidur dengan gaun putih. Banyak luka di tubuhnya. Dia sedang demam tinggi. Mata Hugh Randall merah dan menarik kerah baju dokter, "Bagaimana kondisi Wenda, bagaimana kondisinya?
Brenda Wright tidak bersuara. Dia tidak akan mengganggu mereka pada saat begini, jadi dia kembali ke kamarnya.Melihat Wenda hari ini, Brenda Wright merasa peluangnya untuk pergi dari sini makin besar, Wenda pasti tidak ingin melihatnya, jadi Hugh Randall pasti akan membiarkannya pergi.Pasti.Dalam sekejap setengah bulan sudah berlalu. Ini adalah hari-hari paling damai dan tenang dalam hidup Brenda Wright. Hugh Randall sibuk merawat Wenda dan tidak pernah menginjakkan kaki di kamarnya lagi. Dia seperti sudah melupakannya.Hari ini Brenda Wright berjalan-jalan di taman belakang.Pada saat ini, Hugh Randall juga membawa Wenda ke taman belakang, dia mengenakan mantel Hugh Randall, tubuhnya sangat kurus, seolah-olah akan jatuh jika tertiup angin.“Kakak Hugh, cuaca hari ini bagus sekali.” Suara Wenda sangat lembut.Hugh Randall menggenggam tangan kecilnya dan berkata dengan lembut, "Iya, demammu baru reda beberapa hari ini, tubuhmu masih lemah, kau harus sering keluar menghirup udara sega
Hugh Randall merapatkan bibirnya.“Jadi Wenda adalah kelemahanmu, bukan? Sekarang kelemahanmu ada di tanganku, kau harus mendengarkan aku.” Brenda Wright berkata dengan tegas.Hugh Randall merasa sangat konyol. Ini adalah pertama kalinya dia diancam oleh orang lain dalam hidupnya.Brenda Wright adalah orang pertama yang berani mengancamnya."Brenda Wright, apakah kau tidak tahu betapa berbahayanya tindakanmu sekarang? Apakah kau tidak tahu bahwa mulut orang mati adalah yang paling rapat?"Brenda Wright terkejut. Dia sudah lupa selain melepaskannya, Hugh Randall juga bisa membunuhnya. Memang benar, mulut orang mati adalah yang paling rapat, jadi Wenda tidak akan pernah mengetahui kisah dia dengan Hugh Randall.Brenda Wright bertemu dengan tatapan Hugh Randall. "Apakah kau akan membunuhku kalau begitu?"Hugh Randall tidak mengatakan apa-apa.“Jika tidak ingin membunuhku, maka biarkan aku pergi, aku harap kau bisa memikirkannya.” Brenda Wright berbalik dan kembali ke kamarnya....Dia bu
Hugh Randall menatap Brenda Wright. "Kau selalu mengungkit Wenda, Brenda Wright. Apakah kau benar-benar ingin aku menemani Wenda atau kau cemburu?"Cemburu?Jangan harap.Brenda Wright sangat berharap Hugh Randall bisa menganggapnya sudah mati."Kau sebaiknya temani Wenda saja. Tadi aku telah mengganggu kalian, kalian masih bisa melanjutkan." Brenda Wright melangkah mundur dengan waspada.Hugh Randall mendekat selangkah demi selangkah, sambil membuka kancing kemejanya."Kondisi Wenda belum pulih, masih perlu beristirahat beberapa waktu. Jadi aku hanya bisa mencarimu."Brenda Wright mengedipkan matanya. Maksudnya dia belum berhubungan badan dengan Wenda karena mengkhawatirkan kondisi Wenda. Jadi selama Wenda memulihkan kesehatannya, dia mencarinya untuk memuaskan kebutuhan fisiknya?Brenda Wright membelalakkan matanya karena terkejut, tidak mengira pria ini begitu berengsek."Hugh Randall, berhenti. Jangan mendekat lagi atau aku akan berteriak, apakah kau tidak takut Wenda akan menden
Dia benar-benar muntah.Brenda Wright benar-benar muntah setelah dia menciumnya.Wajah tampan Hugh Randall menjadi sangat suram. Dia menatap Brenda Wright dengan sinis. "Brenda Wright, apakah kau sudah bosan hidup?"Brenda Wright merasa seluruh tubuhnya sangat tidak nyaman. Dia mendorongnya dengan kencang, lalu berlari ke kamar mandi dan muntah di toilet.Dia muntah berkali-kali, hingga hampir memuntahkan empedunya.Hugh Randall memperhatikannya dari luar pintu. Wajahnya sangat pucat, sepertinya bukan berpura-pura.Dia melangkah maju dan mengulurkan tangan untuk menepuk punggungnya.Namun, Brenda Wright menghindar secara spontan, mengangkat kepala dan menatapnya."Hugh Randall, aku sudah seperti ini, apakah kau masih ingin menyentuhku?""..." Tangan Hugh Randall membeku di udara, merasa sangat canggung. Dia akhirnya mengerti apa artinya air susu dibalas air tuba."Brenda Wright, kau selalu melawanku dan membuatku marah. Dalam hal ini Wenda jauh lebih baik darimu."“Kalau Wenda begit
Brenda Wright jatuh terduduk di tempat tidur, merasa sangat bingung. Tak disangka dia masih bisa hamil meskipun Hugh Randall sudah vasektomi.Hugh Randall tidak suka anak-anak, apalagi anak yang darinya. Jika tidak, dia tidak akan vasektomi, dia mungkin hanya bisa menerima anak dari Wenda.Jika memberitahu Hugh Randall tentang kehamilannya, dia pasti akan menyuruhnya menggugurkan bayinya.Ini adalah anak Hugh Randall, Brenda Wright juga tidak menginginkannya. Dia tidak ingin punya hubungan apa pun dengan iblis ini.Jika melahirkannya, dia harus bertanggung jawab pada anak ini. Anak ini akan hidup tanpa ayah. Dia tidak ingin hanya memikirkan dirinya sendiri.Dia memutuskan tidak menginginkan anak ini.Brenda Wright keluar dari kamar untuk mencari Hugh Randall.Dia tidak menemukannya karena Hugh Randall sedang pergi. Selama ini, dia selalu menemani Wenda. Sekarang Wenda sudah sehat, dia tentu harus membereskan pekerjaannya.Brenda Wright berencana untuk memberitahunya ketika dia kembali.
Wenda mengangguk. "Adik Sepupu, jangan khawatir, aku akan membantumu berbicara dengan Kakak Hugh nanti.""Wenda, terima kasih," Brenda Wright berkata dengan tulus....Dalam ruang kerja.Hugh Randall sedang duduk di kursi kerja, seorang pria berdiri di depannya. Dia adalah dokter.Dokter meletakkan gelang yang diberikan oleh Brenda Wright di atas meja dan melapor dengan hormat, "Raja Hugh, Nona Brenda memberikan ini padaku."Hugh Randall melihat gelang itu. Semua orang di sini, termasuk dokter, adalah orang-orangnya. Setiap gerak-gerik mereka tidak terlepas dari pengawasannya, tidak ada yang bisa dirahasiakan.Brenda Wright berani menyuap dokter di bawah pengawasannya. Dia sudah mengetahuinya sejak awal. Alasan tidak segera membongkarnya adalah karena dia ingin melihat yang ingin Brenda Wright lakukan."Apa yang dia inginkan darimu?""Nona Brenda ingin alat uji kehamilan."Alat uji kehamilan?Ketiga kata ini membuat Hugh Randall mengerutkan alis. "Dia hamil?""Aku kurang yakin. Seper