Apa yang dia katakan?Ketika mengetahui telah mengandung anaknya, dia ingin menggugurkan bayinya?Ada berapa banyak wanita yang ingin melahirkan anak untuknya demi mendapatkan status, baru pertama kalinya dia melihat ada wanita yang begitu aneh.Hugh Randall tertawa dengan kesal. "Bagus, kalau begitu kita benar-benar kompak, kau tidak ingin melahirkan anakku, aku juga tidak ingin anak yang kau lahirkan. Aku sudah menyuruh orang memasakan obat aborsi, nanti kau minum saja dengan patuh."Dia menyuruh orang memasakan obat aborsi?Brenda Wright tahu dia pasti akan membunuh anak itu, tetapi tidak menyangka tindakannya begitu cepat.“Tidak, aku tidak mau minum.” Brenda Wright menolak.Hugh Randall tertawa. Bukankah dia mengatakan ingin menggugurkan anaknya tadi, tetapi ketika mendengar obat aborsi, langsung menolak, apakah dia baru mengatakan isi hatinya sekarang?Wanita itu sebenarnya tidak ingin menggugurkan anaknya, dia masih berharap bisa melahirkan anaknya.Suasana hati Hugh Randall me
Ada cerita apa di antara mereka?Wenda masih tidak bisa mengerti. Mereka adalah saudara sepupu, ini adalah saudara sedarah. Meskipun Hugh Randall menyukai adik sepupu ini, juga tidak mungkin melanggar batas ini, bukan?Sebaiknya dengarkan apa kata dokter dulu.Pada saat ini, dokter sudah selesai memeriksa, dia melapor pada Hugh Randall, "Raja Hugh, Nona Brenda karena ..."Wenda berdiri di dekat pintu dan ingin mendengarkan, berharap bisa mendapatkan informasi penting, tetapi seorang pelayan tiba-tiba berkata, "Nona Wenda, mengapa berdiri di dekat pintu dan tidak masuk?"Kalimat ini benar-benar mengejutkan Hugh Randall dan dokter di dalam. Dokter segera menelan kata-katanya. Hugh Randall menekan bibirnya dan menatap Wenda di dekat pintu, "Wenda, kau berdiri di sana. Apakah sedang menguping pembicaraan kami?"Wenda segera masuk dan buru-buru menjelaskan, "Kakak Hugh, bukan seperti itu. Aku hanya melihat kau sangat cemas dengan adik sepupumu, jadi tidak ingin mengganggu kalian."Sambil be
Brenda Wright mengusap perutnya. "Tentu saja penting, ini adalah anakku, kau tidak akan pernah mengerti."Selama ini, dia selalu hidup dengan keras dan merasa putus asa, selalu merasa dia akan menua sendirian. Dulu dia tidak merasakan apa-apa, malah merasa bebas. Sekarang dia sudah punya anak, dia merasa seperti memiliki harapan lagi. Ini adalah anaknya, dia tidak akan kesepian lagi, dia tidak akan sendirian lagi.Hugh Randall melihat pemandangan yang langka. Brenda Wright tiba-tiba terlihat lembut, dia tidak bisa menahan senyumnya. "Kalau begitu, kau harus makan dengan teratur. Kudengar dari pelayan kau tidak berselera makan akhir-akhir ini. Jika kau berani tidak makan dengan baik, maka aku akan langsung melenyapkan anak ini.”“Aku makan, aku pasti akan makan, jangan khawatir.” Brenda Wright berjanji.“Kalau begitu, aku percaya padamu kali ini.” Setelah berbicara, Hugh Randall berjalan keluar....Setelah keluar, Hugh Randall berpesan pada pelayan. "Cepat bawakan makanan untuk Nona
Sebelum tiba di kamar Brenda Wright, ada yang memanggilnya, "Kakak Hugh."Hugh Randall menghentikan langkahnya dan menoleh, melihat Wenda membuka pintu kamar dan menatapnya dengan mesra, "Kakak Hugh, kau akhirnya pulang. Aku baru bermimpi buruk, memimpikan kejadian yang mengerikan dulu lagi. Aku sangat takut, tidak bisa tidur."Karena sudah berkata begitu, Hugh Randall tidak bisa masuk ke kamar Brenda Wright. Dia berbalik dan berjalan ke depan Wenda, mengusap rambut panjangnya sambil berkata, "Wenda, kau bermimpi buruk lagi?"Wenda mengangguk, mengedipkan matanya dengan sedih, dan berkata dengan manja, "Kakak Hugh, kejadian dulu terlalu mengerikan. Aku tidak bisa melupakannya. Apakah kau bisa menemanimu tidur malam ini?"Hugh Randall memberikan kamarnya untuk Wenda, sedangkan dia tidur di ruang kerja. Mereka belum menikah. Dulu Wenda merasa Hugh Randall sangat mencintainya, jadi sangat menghormatinya dan tidak menyentuhnya sebelum menikah, tetapi sejak mengetahui Brenda Wright hamil, d
Ucapan Wenda langsung menyiratkan dia tidur dengan Hugh Randall semalam dan ucapannya sangat mesum, membuat orang berpikir agak jauh.Hugh Randall tertegun, lalu menatap Brenda Wright di seberang.Brenda Wright sedang minum susu dan melirik Hugh Randall ketika mendengarnya.Mata mereka saling bertatapan. Brenda Wright segera mengalihkan pandangannya.Wenda melanjutkan, "Kakak Hugh, kalau ada waktu luang, ayo kita pergi operasi. Kau sudah berjanji akan operasi waktu itu, aku ingin melahirkan bayi untukmu."Kapan dia pernah berjanji padanya?Dia tidak pernah ingin menjalani operasi ini, juga tidak ingin punya anak. Apalagi, Brenda Wright sudah mengandung bayinya, dia tidak ingin bayi dari orang lain lagi.Hugh Randall menatap Wenda dengan kesal, "Wenda, kau ..."Wenda segera berbisik di telinga Hugh Randall, "Kakak Hugh, aku sengaja mengatakan ini. Jangan memarahiku, ada begitu banyak pelayan di sini, aku akan merasa sangat malu."Hugh Randall mengerutkan bibirnya dan tidak berbicara lag
"Kenapa?" Hugh Randall bertanya.Brenda Wright menundukkan kepalanya dan berkata, "Bagaimana jika Wenda mengetahuinya?""Tidak akan ketahuan, aku akan mengaturnya dengan baik.""Kau selalu berkata tidak akan ketahuan, tetapi tidak pernah berkata apa yang akan kau lakukan jika ketahuan, apa yang akan kau lakukan terhadap Wenda dan aku."Hugh Randall segera menekan bibirnya, tidak tahu bagaimana memilih di antara dia dan Wenda.Dia berutang banyak pada Wenda. Jika meninggalkan Wenda, Wenda benar-benar akan mati.Jika terjadi sesuatu pada Wenda, dia akan merasa bersalah sepanjang hidupnya karena Wenda yang menyelamatkannya dulu.Brenda Wright menatapnya, "Aku tahu aku tidak bisa dibandingkan dengan Wenda dalam hatimu. Jika Wenda tahu, kau pasti akan melenyapkan aku dan anakku, aku masih belum ingin mati, jadi sebaiknya biarkan aku pergi saja.”Brenda Wright mengambil kesempatan ini untuk mendesaknya, lalu berjalan keluar."Wenda, aku ..." Hugh Randall memegang pundaknya dari belakang, ing
Brenda Wright membuka matanya dan menyadari dia sedang berbaring di tempat tidur besar yang asing sekarang, di mana ini?Dia langsung duduk karena terkejut, dia mulai mengingat kembali, sepertinya ada yang menyelinap ke kamarnya dan membuatnya pingsan.Apakah dia diculik?Brenda Wright melihat sekeliling. Sepertinya ini adalah presidential suite sebuah hotel. Pada saat ini, pintu tiba-tiba terbuka dan ada yang masuk.Hati Brenda Wright menegang dan langsung menatap orang itu, ternyata dia adalah ... Hugh Randall!Ternyata dia?Ketegangan Brenda Wright akhirnya mereda. "Hugh Randall, ternyata kau, mengapa membawaku ke sini?"Hugh Randall datang dan duduk di samping tempat tidur. Dia mengangkat alisnya dan menatapnya dengan sinis. "Jangan panik, kau akan tinggal di sini untuk menemaniku malam ini, aku akan menyuruh orang mengantarmu pulang besok pagi. Tidak akan ada yang tahu.""..."Dia menggunakan cara ini untuk membawanya keluar? Sungguh licik!Brenda Wright tidak bisa membuatnya ma
Raut wajah Wenda langsung berubah, ucapan Hugh Randall yang penuh perhatian apakah berarti dia sedang menunjukkan perasaannya pada Brenda Wright secara terang-terangan, lalu dia mau ditempatkan di mana?Para pelayan ini selalu bertindak sesuai dengan preferensi tuannya. Wanita mana yang dia sukai, maka mereka akan menghormatinya. Awalnya, para pelayan ini memperlakukannya dengan sangat baik, menganggapnya sebagai nyonya rumah. Tetapi akhir-akhir ini, dia merasa sikap para pelayan ini terhadap Brenda Wright menjadi makin baik.Wenda selalu merasa rendah diri. Dia tidak menyelesaikan studinya, bahkan dikurung oleh seorang pria desa untuk dijadikan istrinya. Dia sudah kotor, wanita seperti dia pasti dipandang rendah di mana-mana.Pada saat itu, dia kembali dengan tubuh terluka parah, semua pelayan di sini juga mengetahuinya. Jika Hugh Randall tidak menyukainya lagi, bagaimana dia menjalani kehidupannya nanti?Wenda menjadi makin marah jika memikirkannya, kelicikan muncul dalam hatinya."K
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan